Sudah beberapa hari sejak kepulangan mereka dari Rusia. Gabriel Nostra tidak banyak berbicara lagi. Akhir pekan tidak menyenangkan bagi semua orang di Puri Milano.
Tak terkecuali Angela Camorra sedikit merajuk merengek pada Gabriel karena kesibukan bekerja bersama kakaknya, jarang bermain atau menyiapkan makan pagi untuknya.
Pengasuh Elisa mengingatkan Angela dengan lembut. Gabriel sedang sibuk menangani banyak masalah di kantor, dan tidak boleh mengganggu dirinya. Putri kecil itu terus merajuk cemberut, hingga sang mafia harus turun tangan sendiri menenangkan dirinya.
"Ada apa Angela, sayang? Kau bangun pagi, dan langsung merengut begitu padaku?"
"Zio Gabriel, mengapa kau jarang di puri ini, selalu membawa kakakku terus pergi? Apa kalian tidak sayang padaku lagi?"
"Oh no, Angela! Kau kesayangan kami semua di sini. Kakakmu sedang bekerja di kantor, kami harus pergi ke tempat lain menemui teman kerjaku juga."
"Mengapa Zio Anthony
Anthony menunjukkan kamar baru bagi Angela Camorra, desain interior yang sangat cantik dan banyak mainan mahal di dalamnya. Ia telah menyiapkan segalanya demi menyambut kedatangan keponakannya. Melepas Angela dari pelukannya, membiarkan putri kecil itu melompat di ranjang mewahnya. Angela pantas mendapatkan semua yang dimilikinya, begitu pun Alexandra. Tapi Anthony belum menceritakan yang seutuhnya, tentang hubungan dirinya dengan Rosaelia. Identitas kedua keponakannya masih menjadi rahasia, sampai musuh orang tuanya dilenyapkan lebih dulu. Pengasuh Elisa tidak begitu jauh dari usia Rosaelia. Begitu terkejut saat bertemu Tuan Anthony untuk pertama kalinya. Ia menyembunyikan sesuatu di dalam hati dan pikirannya. Tapi ketika ia hanya berdua Angela di kamar menemaninya tidur siang. Tuan Anthony mengajaknya berbicara. "Maafkan pertanyaanku, Elisa. Apa kau sebelumnya bekerja di kediaman Antonio dan Rosaelia?" "Ya, Tuan Anthony. Aku bekerja di sana se
Siang ini Alano menepati janji, tiba di kediaman Anthony Marriott. Gabriel dan Alexandra ingin mendengar penjelasannya sekali lagi. Kali ini Anthony mengajak mereka berbicara khusus di ruang kerjanya. Tuan rumah sangat tahu dengan siapa ia berhadapan kali ini. Pengawal Alano bukan orang asing baginya. "Aku tahu siapa kau sebenarnya, Alano!" "Anthony, kau jelas sangat mengenal aku. Setelah sekian lama mengawal Frank Nostra. Kau selalu ada di dekatnya, sebagai sahabatnya. Apa kau tidak mau memberiku kesempatan agar memperbaiki semua ini?" "Kesempatanmu sudah hilang, sejak kau dinyatakan menghilang atau mati! Mengapa kau berani datang menampilkan wajah busukmu lagi. Aku tidak akan percaya dengan kata-katamu lagi, kau pembohong yang sempurna!" "Maafkan aku, Anthony! Saat itu telah aku putuskan pergi dari Milan menghindari ancaman dari keparat Antonio dan rekannya. Gabriel masih dalam keadaan bahaya jika langsung menemuinya. Luigi DiMaggio mengambi
Perjalanan ke Milan berjalan lancar, pengawal lainnya menjemput mereka di bandara Malpensa menuju Puri Milano. Suasana terasa sepi, tak ada suara teriakan, tangisan maupun tawa lugu gadis kecil Angela Camorra saat mereka tiba di sana. Sebelum Alexandra naik menuju kamarnya, Gabriel menanyakan untuk makan malam bersama. Namun gadis itu menggeleng, ia hanya ingin pergi tidur lebih cepat. Secara refleks Gabriel menahan lengan Alexandra, dan tangan kanannya menyentuh keningnya. "Grrr --- Gabriel, aku tidak sakit atau demam, hanya sedikit lelah saja!" Alexandra berkelit dari tatapan tajamnya. Sang mafia menyilakan dirinya ke kamarnya di atas. Gadis itu tak terlihat sehat sejak mereka pulang dari kediaman Anthony Marriott di Napoli. "Okay beristirahatlah, besok kau kembali bekerja bersamaku di kantor!" Gadis itu mengangguk, membalikkan badannya kemudian menghilang ke kamarnya. Gabriel memperhatikan dengan seksama. Ia tidak ingin memisahkan seorang kakak den
Makan pagi begitu hening, Gabriel menikmati sarapannya dengan santai. Sementara gadis itu sedikit gelisah, ia memainkan garpu di atas makanannya. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya dari semalam. "Ada apa Camorra, makanannya tidak enak? Pelayan Albert bisa memasakkan sesuatu yang kau sukai." "No thanks, Gabriel. Hanya semalam aku seperti bermimpi, kau sedang tidur di sampingku." "Hmm itu yang membuatmu gelisah pagi ini, apa mimpinya tidak menyenangkan dirimu?" "Tidak juga. Entahlah seperti nyata, tapi waktu aku bangun tadi pagi kau tidak berada di samping diriku, aneh!" Gabriel meliriknya sambil tersenyum kecil. Ia sebenarnya lebih terkejut dari gadis itu, Gabriel terbiasa tertidur dan terbangun sendiri setiap pagi dalam hidupnya. Tapi pagi ini Alexandra dipelukannya, dan ia langsung bergegas kembali ke kamarnya sendiri untuk bersiap ke kantor hari ini. "Habiskan sarapanmu, kita akan segera berangkat. Romano
Gabriel membiarkan gadis itu bekerja di ruangannya, walau sudah memiliki meja kerja sendiri. Ia senang memandang dari jauh dan mengawasi yang merupakan keasyikan tersendiri baginya. Jari pria itu masih mengetik membalas email kolega, tapi mata tajamnya ke Alexandra Camorra. Tak lama asisten Lanzo datang memberikan arsip yang dibutuhkan pimpinannya. Tugas Lanzo semakin baik menggantikan keparat jalang Natasha. Tidak lagi ada keluhan atau laporan dari kolega atas kinerjanya. Dan tak perlu lagi mendengar cerita sekretarisnya tidur dengan mereka lagi, demi keuntungan dan kenikmatan sesaat. Ia telah menghancurkan semua dari dalam. Parasit yang hidup atas nama besar dirinya juga perusahaannya. Para pengkhianat, perusak dimusnahkan oleh pengawal setia dan asisten pribadi yang cantik dan handal. Tak perlu disangsikan lagi kemampuan mereka semua. "Morning Tuan Gabriel, Nona Camorra! Ini dokumen yang kalian minta. Cukup sulit melacak info lebih dari 10 tahun la
Malam tenang bagi Alexandra Camorra, tapi tidak setenang bagi seorang Gabriel Nostra. Tidak ada pengalihan yang lebih baik bagi sang mafia, kecuali minuman dan wanita. Sejak kehadiran gadis itu di puri Milano, tak ada kesempatan baginya menikmati masa lajang. Gabriel sangat merindukan itu. Ia tak melihat Alexandra sehabis makan malam, menganggap gadis itu sudah tidur di kamar. Pintunya pun tertutup rapat. Bergegas mengambil kunci mobil di atas cabinet, melangkah keluar tanpa ditemani oleh pengawal Romano. Porsche merah menyala melaju kencang meninggalkan puri Milano di belakang. Gabriel menghubungi sahabatnya, ia berharap dapat menemani dirinya minum di nightclub favorit mereka. "Julian, kau bebas tugas malam ini?" "Whats up, Gabriel? Apa kau tidak lelah setelah seharian bekerja huh!" "Temui aku di nightclub sekarang, pesankan minuman untukku!" "Grrr---- keparat kau, Gabriel!" Handphone dimatikan, ci
Julian melirik ke sahabatnya, Gabriel. Satu wanita jalang telah dicampakkan sahabatnya. Pasti banyak wanita lain menginginkan dirinya lagi. Itulah seorang Gabriel yang ia kenal selama ini. Tidak cukup hanya dengan satu wanita. Mati satu, tumbuh seribu! Benar saja dugaan Julian. Tak lama kemudian wanita seksi lain datang menghampiri. Memeluk, mencium manja pipi sang mafia, Gabriel Nostra. Tubuhnya sensual menggoda, tapi sayang milik orang lain. "Honey, kau telah melupakan aku." "Hai, Beatrice." "Bisakah kita keluar malam ini, sayang? Sudah lama, kau tidak menghangatkan diriku lagi." "Kau buta, Beatrice! Suami bodohmu ada di sudut sana, sedang bercumbu dengan sahabatmu sendiri!" "Oh shit!" Gabriel dan Julian kontan tertawa bersama ketika wanita itu langsung ke arah yang ditunjukkan sang mafia. Dan keributan tak terelakkan lagi. Drama di nightclub begitu banyak sampai mereka tak bisa menging
Alexandra sendirian menikmati makan pagi. Ia kesepian sejak Angela Camorra dan pengasuhnya tinggal di kediaman Zio Anthony Marriott di Napoli. Tak juga kelihatan batang hidung sang mafia pemilik puri Milano untuk ikut sarapan dengannya. Pelayan Albert menawarkan aneka desserts, tapi gadis itu menolaknya dengan halus. Tiba-tiba datang seorang wanita muda, masih berbalut jubah mandi mendekati meja makan. Menyuruh pelayan Albert menyiapkan sarapan untuknya. Bagaikan seorang nyonya rumah, wanita itu terus bertingkah dengan seenaknya. Kemudian mengambil tempat duduk di seberang Alexandra dan menegurnya begitu keras hingga suaranya menggema di ruang makan. "HEI KAU SIAPA? Aku tak pernah melihat dirimu selama ini!" "Aku asisten pribadi Gabriel Nostra." "Whatt-ttt ___ tidak mungkin, kau terlalu muda untuk bekerja seperti itu! Apa kau sengaja tinggal di sini agar bisa mendekati tunanganku, huh!" Alexandra hampir tersedak mendengar penjelasanny
Dokter Julian dan pasangannya, Carina datang memberi ucapan salam atas keberhasilan Gabriel mengalahkan egonya, menikahi gadis cantik bernama Alexandra Camorra."Tak aku sangka ternyata gadis itu luruh dalam rayuan mautmu!" canda Julian ke sahabatnya.Gabriel tersipu. Sahabat karibnya sejak dulu bagai saudaranya sampai saat ini. Keluarga Julian datang juga ke pernikahannya saat ini. "Sialan kau, sudah ku bilang Alexandra akan menjadi milikku selamanya. Dan kalian berdua pun harus mengikuti jejak kami selanjutnya!"Carina pun langsung menunjukkan cincin pertunangan mereka ke wajah Gabriel. Gelak tawa pun terdengar meriah di antara mereka bertiga. Julian lebih dulu meminta kekasihnya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.Gadis itu memang mencintainya, tak menolak yang menjadi harapannya sejak dulu, menikahi dokter tampan dan menjauhkan dari wanita jalang penggoda calon suaminya.Seketika suasana berubah hening, alunan lagu berganti.Gabriel tersentak menoleh ke atas tangga, ca
Jet pribadi milik Gabriel Nostra lepas landas meninggalkan bandara Malpensa menuju kota Venesia. Kedua pasangan berbahagia duduk bersama, terus sibuk merencanakan pernikahan mewah dan megah.Di belakang mereka, dua pengawal terus mengamati dan mengawasi. Tiba-tiba saja Romano menyikut rekan kerjanya. "Kau kenapa, Alano? Wajahmu aneh begitu!""Grr___ beristirahatlah, perjalanan masih panjang!" tukas rekannya kesal karena mengganggu lamunan.Romano menoleh tajam."Ayolah, kau berbohong. Wajahmu itu tidak seperti biasanya, Alano-!""Aku ingat orang tua Gabriel saat ini. Pasti Frank dan Sara Nostra bahagia, jika putranya ingin menikahi putri Daniel dan Rosaelia Camorra."Suara pengawal Alano terdengar jelas oleh Gabriel dan Alexandra. Keduanya beringsut duduk satu meja di belakang, bertanya lebih lanjut mengenai ceritanya yang belum lengkap.Tak ada yang mengenal baik kedua orang tua mereka, kecuali pengawal setia Alano sendiri."Beraninya kau menyembunyikan sesuatu padaku?!" seru Gabriel
"Kita mau kemana, Romano-?" tanya Alano kebingungan.Romano mengangkat bahu, yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. "Kita ikuti saja kemana mereka ingin pergi, sebentar lagi Gabriel juga memberi perintah."Kedua pengawal pribadi Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra akhirnya menunggu sabar di ruang tengah. Puri Milano kembali tenang dan sunyi sejak Anthony kembali ke Napoli. Tak ada tawa ceria putri kecil Angela Camorra lagi.Romano-!Alano-!Seru Gabriel saat menuruni tangga.Senyum mengembang terlukis di wajah sang mafia muda, menggenggam erat tangan mungil kekasihnya. "Kami ingin liburan ke Venesia, kalian berdua tinggal saja di Milan-!"Romano berdiri tegak, memprotes keras, "Kami harus ikut kalian, tidak bisa seenaknya pergi begitu saja, lihat akibat sebelumnya kau ke Venesia malah membuat banyak masalah-!"Grrr-!Gabriel teringat bagaimana akhirnya tuduhan kejam perselingkuhan jalang Maria Novella merusak hubungannya dengan Alexandra, hingga tertembak mengakibatkan dir
Angela Camorra, putri kecil yang paling berbahagia di Puri Milano. Kakaknya, Alexandra telah kembali ke Milan bersama sang mafia Gabriel Nostra dan Zio Anthony Marriot.Alano dan Romano ikut merasakan kegembiraan. Semua sudah kembali seperti semula!Tapi kedua anak muda itu belum terlihat sejak makan pagi tadi. Anthony hanya menggeleng kepala saja. Keponakannya Alexandra tidak berada di dalam kamarnya.Pasti semalam Gabriel telah menyeret agar tidur menemani dirinya. Kini waktunya makan siang tiba, seluruh penghuni Puri Milano diajak untuk duduk bersama termasuk Alano dan Romano.Baru saja Anthony ingin meminta pelayan Albert memanggil mereka, tiba-tiba saja Gabriel dan Alexandra sudah datang dan berpakaian rapih."Maafkan kami, Zio-! Semalam kelelahan, hingga tak sempat sarapan bersama kalian tadi.""Hmm-- jika itu hanya sebuah alasan yang kau buat, mungkin aku tak senang mendengarnya. Tapi kukira memang butuh pemulihan, setelah beberapa hari melewati proses yang panjang kesembuhan
Gabriel Nostra dipertemukan oleh ketiga penembak jitu milik Anthony Marriot. Tiga orang Rusia berwajah keras dan kaku. Lev, Viktor, dan Misha berpapasan saat keluar dari kediaman Nikolaj. "Terima kasih atas bantuan kalian menyelamatkan Alexandra Camorra. Datanglah ke Milan, aku undang dalam acara besar kami nanti," ucap Gabriel sungguh-sungguh.Ketiganya tersenyum, Lev mewakili mereka untuk berbicara."Anthony Marriot mengirim kami bertiga ke sini. Suatu kehormatan melindungi keluargamu, ketika mendengar keponakan disandera oleh Nikolaj."Anthony Marriot menepuk bahu Lev, "Kerja bagus! Kembali ke tempat kalian, urus asetku atau ku pecat kau bertiga!"Derai tawa terdengar. Gurauan pemimpin mereka sedikit menakutkan.Lev, Viktor, dan Misha menjabat tangan Anthony. Perpisahan begitu cepat terjadi, dan Gabriel Nostra memutuskan kembali ke Milan malam ini."Kami akan ke Italia mengunjungi kalian, rindu bertarung dengan mafiosi Sisilia di tempat asal mereka!" Sesaat Lev membalas gurauan An
Romano mengangguk tak setuju ke arah Alano, tak mungkin mereka melepaskan tembakan balik ke dalam ruangan Nikolaj. Bedebah Christoff sedang mencengkram kuat Alexandra Camorra sebagai tameng agar mereka bisa lolos dari neraka di sana."Di mana Gabriel Nostra? Apa dia tak ingin kekasihnya selamat malam ini hah-!" umpat Romano kesal.Prank-k!Kaca jendela di ruang kerja Nikolaj pecah berhamburan, seseorang melompat dari sisi balkon langsung masuk menghancurkan semuanya.Depp! Timah panas menembus tepat di kening Chistoff, dan cengkramannya ke Alexandra Camora terlepas sudah. Tubuhnya ambruk menghantam lantai.Oh, Gabriel-!Gadis itu berteriak kencang, terkejut atas kehadirannya, tidak menyangka sang mafia muda Gabriel Nostra datang sendiri menyelamatkannya.Begitupun Nikolaj yang terkesima, ketika tahu lawan masih hidup dan kini memburu dirinya sampai ke Moscow."Bagaimana bisa kau berjalan lagi, Gabriel? Suruhanku sudah menyebabkan kau lumpuh dan tak berguna lagi!""Bedebah kau, Nikola
Romano dan Alano tetap memaksa ikut dalam misi penyelamatan Alexandra Camorra. Walau sempat terluka saat dikepung pasukan team pemburu liar Nikolaj, namun bisa lepas karena gadis itu sengaja membiarkan dirinya ditawan musuh. "Kalian berdua yakin bisa ikut dalam misi ini, aku tak mau jika terjadi sesuatu membahayakan lagi!" ucap Gabriel tegas. Tapi keduanya sudah mengangguk. Niat mereka tak bisa dikalahkan satu luka saja. "Kami ikut denganmu Gabriel, jangan pedulikan kami berdua jika terluka lagi, keselamatan Camorra di atas segalanya!" Sang pewaris pun akhirnya menyetujui keputusan mereka. Saat ini lima mobil terus meluncur ke kediaman Nikolaj, waktunya telah tiba menjemput kekasih untuk pulang bersamanya. Zio Anthony juga bersemangat menyelamatkan keponakan, dan dua senjata telah disiapkan. Dia tak akan pulang ke Italia tanpa Alexandra Camorra. Hanya pengawal Ivan yang tidak bersama mereka kali ini, bahu yang terluka menyebabkan dia harus beristirahat. Team Gabriel Nostra ditamba
Tuan Gregory, Bratva Rusia tua mengetahui kejadian anak buah Gabriel Nostra yang tertembak penjaga Nikolaj. "Kau harus lebih berhati-hati, Gabriel-! Jangan kirim lagi pengawalmu terluka ke sana, aku akan mengirim tim khusus untuk membantumu!"Gabriel mengangguk setuju. Anthony Marriot sedang menyalakan cerutu sambil berpikir keras. Gregory menuding langsung ke arahnya. "Apa yang akan kau lakukan menyelamatkan keponakanmu sendiri?"Belum terdengar jawaban darinya, tapi Yuri sudah datang memberi tahu sesuatu. "Tuan Anthony, pengawal setiamu sudah menunggu!" lapornya di depan pertemuan mereka.Senyum Anthony mengembang. "Kirim mereka, dan habisi sniper itu sebelum kita masuk ke istana Nikolaj!"Pukul 8 malam semua bersiap menyerang. Sudah terlalu lama mereka menunggu berhari-hari sampai keponakannya dibebaskan disandera oleh cecunguk itu.Gabriel berada di belakang Zio Anthony Mariott sebagai pendukung utama. Identitasnya belum diketahui sama sekali oleh Nikolaj.Keparat itu pasti mengir
Bandar Udara Internasional Sheremetyevo Alexander S. PushkinDua mobil pengawal menjemput kedatangan mafia Sisilia Anthony Marriot di bandara. Enam pengawal yang menyambutnya begitu terkejut, tak percaya menyaksikan suatu keajaiban.Mata mereka melebar, terbelalak kaget melihat sang mafia muda Gabriel Nostra berdiri tegak sebelum keluar dari jet pribadinya. Teriakan keras pun menggema."Oh Tuhan! Gabriel, kau ____ aku tak percaya ini!""Grrr ___ Romano, berhentilah berteriak seperti orang gila!""C'mon Gabriel, bagaimana kau bisa secepat ini sampai ke sini? Apa yang kau lakukan pada dirimu huh!""Kemarin terjadi begitu saja, saat Angela hampir tenggelam dan menyelamatkan gadis kecil itu tanpa mengindahkan apa yang terjadi dengan tubuhku sendiri. Begitu cepat aku juga tak sadar melakukan itu!""Good-! Kini saatnya kau menyelamatkan kakaknya, Gabriel. Aku tak menyangka kau datang sendiri, bukan mengutus pengawal lainnya!""Alexandra Camorra calon istriku, Romano!"Pengawal dan tangan ka