Share

Worst Date Ever!

NARASI IRIS

Kamis, 18 Desember 1986/11:17 Malam

Aku mendengar suara hujan. Suaranya terdengar cukup jauh dan tinggi. Sesuatu mengahalangi hujan turun ke bawah. Aku merasakan embusan angin yang membawa bau amis ke sekitarku. Aku tidak tahu sedang berada di mana. Semuanya gelap. Aku masih belum berani membuka mata. Tanganku terasa seperti sedang diikat. Kedua kakiku juga sepertinya terikat oleh sesuatu yang cukup kuat.

“Hei.” Suara seseorang, suara ditengah berisiknya suara hujan. “Hei. Apa kau sudah sadar?”

Suara itu sangat menenangkan. Aku tahu jika itu bukan suara yang harus kuwaspadai. Aku membuka mata dengan perlahan. Tidak banyak yang bisa kulihat. Pandanganku sepertinya miring. Aku sedang berbaring. Aku berbaring pada sesuatu.

“Oh, syukurlah kau masih hidup,” kata si pemuda yang menolongku tadi.

Aku terkejut dan buru-buru bangkit. Kepalaku menyundul kepalanya yang berada di atas kepalaku.

“Agh!”

“Oh, maaf. Aku tidak sengaja,” kataku cepat-cepat.

“Astaga, itu tadi kuat sek
eyes0cream

[1] Pisau berpunggung lurus namun memiliki mata tambahan di ujung depan seperti pahat yang miring

| Нравится
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status