NARASI VISCARIA 19 Desember 2003 “Tujuh tahun yang lalu kau mempelajari sebuah fakta gelap tentang kebenaran dari orang tuamu,” kata Iris membuka obrolan. “Ibu dan Paman sudah setuju dengan hal ini. Azalea juga merasa senang saat mendengarnya. Bahkan, Coriander juga merasa senang dengan keputusan kami.” Vis masih menunggu apa yang sebenarnya ingin dibicarakan oleh kak Iris. Semuanya begitu tenang dan mendengarkan perkatakaan wanita yang ternyata adalah kakak kandung Vis. Seperti apa yang dikatakan kak Iris, tujuh tahun yang lalu Vis dipanggil ke ruang baca paman Elmer. Di sana, sudah ada kak Iris dan paman yang menunggu kedatangan Vis. Dengan sangat hati-hati, mereka berdua menceritakan kebenaran tentang kedua orang tua Vis yang ternyata adalah Ayah kandung kak Iris dan seorang pelayan bernama Gardenia. Benih dari cinta terlarang itu adalah Vis. Ayah yang seorang pemimpin Keluarga Wisteria kemudian diasingkan ke dalam penjara keluarga di bawah pengawasan paman Elmer. Namun, tidak
“Bagaimana keadaannya?” tanya Azalea saat menjumpai Rita di ruang baca Lady Viscaria. Wanita yang sedang bersih-bersih itu menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah pintu masuk, di mana dilihatnya Azalea yang terlihat pucat dan berantakan. “Sepertinya mengenang kembali masa lalu membuat Nyonya merasa lebih tenang,” jawab Rita sambil tersenyum. “Oh, masa lalu yang mana yang dibicarakannya?” Rita sedikit kebingungan saat pertanyaan itu terlontar dari mulut Azalea. “Nyonya membicarakan tentang kakak laki-lakinya.” “Zaylie!” ujar Azalea. “Tentu saja, bagaimana aku bisa melupakan kisah kepahlawanannya.” Azalea menjatuhkan dirinya ke kursi malas di samping perapian. Dia memejamkan matanya untuk beberapa saat sebelum akhinya membukanya secara perlahan. “Bukan kisah yang menyenangkan,” kata Azalea. “Mama terlibat di dalamnya dan itu merupakan sesuatu yang buruk—tapi cukup menegangkan.” Rita merasakan sesuatu dari cara bicara Azalea. “Adakah yang tidak Nona kehendaki?” “Hm? Tidak, b
I Hawthorn Lodge, Starfell Valley 27 November Lady Viscaria yang terhormat, Begitu mengejutkan ketika saya membaca berita tentang apa yang telah menimpa Anda minggu lalu. Wisteria Manor merupakan bangunan yang luar biasa indah—nilai seni yang cukup tinggi terpancar dari kediaman Anda itu. Sayangnya, ada orang-orang rendahan yang kurang diperhatikan masyarakat akhir-akhir ini yang kemudian melakukan tindakan-tindakan yang begitu menghina keindahan dari sebuah seni. Sungguh, jika itu adalah apa yang menimpa Hawthorn Lodge, saya tidak akan tinggal diam! Hormat saya, Jean-Pierre Braque II Hawthorn Lodge, Starfell Valley 4 Desember Lady Viscaria yang terhormat, Saya yakin benar jika Anda sedang disibukkan dengan permasalahan yang, menurut saya, cukup menguras tenaga ini. Namun demikian, saya akan sangat berterima kasih kepada Anda jika Lady Viscaria yang terkenal bijaksana ini berkenan memberikan nasihat atau saran, atau apapun itu, sehubungan dengan apa yang sedang terjadi di
“Menarik,” gumam Azalea. Dia kemudian membolak-balikkan lembaran surat-surat Monsieur Braque dengan bingung. “Di mana kelanjutannya?” Rita menengadah ke arah Lady Viscaria yang masih dengan tenang duduk di kursi rodanya, berharap mendapat jawaban yang memuaskan karena dirinya pun begitu tertarik dengan apa yang baru saja dibacanya. “Meski kalian melihat-Nya seperti itu, lembaran surat lanjutannya tidak akan tiba-tiba muncul secara ajaib,” keluh Lady Viscaria. “Mungkinkah sesuatu terjadi padanya?” tanya Azalea. Lady Viscaria mengangguk. “Itu merupakan sesuatu yang jelas terjadi. Jika kau berpikir dia tidak dapat menyelesaikan surat itu karena penyakitnya, maka kau keliru. Jean-Pierre Braque adalah seseorang yang akan menyelesaikan sesuatu yang telah dimulainya—” “Tapi jika itu merupakan penyakit keras yang benar-benar mengharuskannya untuk berhenti menulis, maka..” potong Azalea. Lady Viscaria menggelengkan kepalanya. “Sayangku, coba pikirkanlah. Untuk apa dia repot-repot mengir
Terdengar ketukan dari luar pintu ruang baca yang diikuti oleh suara gugup Vivian. Lady Viscaria meminta Rita untuk membukakan pintu dan membantu Vivian menyajikan teh yang tadi dimintanya. “Kenapa lama sekali Vivian?” tanya Lady Viscaria penuh selidik setelah Vivian masuk ke dalam ruangan. Vivian berdiri dengan tangan gemetar. Diambilnya nampan beserta peralatan teh yang dibawa gadis penggugup itu oleh Rita, yang kemudian dengan segera menyajikan teh ke cangkir-cangkir yang sudah disiapkan. “Ma-maaf Nyonya,” jawab Vivian sambil melirik Azalea yang masih terpaku pada surat Monsieur Braque. “Tadi Nona Azalea—” Mendengar namanya disebut dalam pembicaraan itu, pikiran Azalea dengan sekejap kembali ke ruang baca. Dia menatap Vivian dengan pandangan maksudmu-itu-salahku? Vivian yang dipandang dengan tatapan seperti itu sedikit tersentak dan semakin gugup. Melihat reaksi keduanya, Lady Viscaria segera mengerti apa yang telah terjadi dan tertawa geli. “Dia pikir kalian berdua sangat coco
Sinar matahari mulai meninggalkan ruang baca, menjadikan ruangan itu sedikit gelap di sisi jauh jendela yang sedang ditempati oleh ketiga wanita yang sedang sibuk dengan urusan mereka. Azalea mengeluarkan ponselnya dan segera membuat catatan sederhana tentang siapa saja yang disebutkan dalam surat Monsieur Braque; Aardvark Echidna Angelfish Porcupine Scorpion Oyster Swordfish “Kita mulai dari Aardvark,” kata Azalea. “Apa saja yang kita ketahui tentangnya?” “Seseorang yang pernah menjalin hubungan asmara dengan Echidna dan pernah menikah dengan Scorpion,” jawab Rita dengan serius. “Ah, kalau kau mengatakannya seperti itu, rasanya dia adalah musuh setiap wanita—” “Tapi bukankah memang seperti itu?” Azalea hanya diam menatap Rita dengan canggung. Dia kemudian berdeham dan berkata, “Kita
Rita mengisi kembali cangkir-cangkir teh yang sudah kosong untuk terakhir kalinya. Selagi melakukan pekerjaannya, dia berpikir tentang kebiasaan aneh yang dimiliki Lady Viscaria. “Bagaimana bisa Nyonya meminum teh sebanyak ini,” pikir Rita. Sepertinya, apa yang sedang dipikirkan Rita dapat terbaca sepenuhnya oleh sang Nyonya rumah itu. “Rita, sayang, setiap orang pasti memiliki kebiasaan yang dapat membuat mereka bertahan dari berbagai macam persoalan,” jelas Lady Viscaria. “Bagi-Nya, minum teh di jam-jam tertentu merupakan kebiasaan yang dapat menjaga pikiran-Nya tetap terjaga.” “Ah, Nyonya mengagetkan saya,” balasa Rita tanpa sadar. “Saya hanya mengagumi kebiasaan Nyonya saja.” “Begitu, kah?” Rita menganggukkan kepalanya dan meletakkan teko teh yang sudah kosong. “Sepertinya acara minum teh ini akan lebih menyenangkan jika ada biskuit yang menemani. Saya akan keluar untuk mencari Vivian.” “Segeralah kembali,” pinta La
I Hari itu udara jauh lebih dingin daripada biasanya. Orang-orang yang berlalu lalang di luar Titik Nol, sebuah coffee shop bertema vintage, mengenakan pakaian serba tebal dan aksesoris lainnya untuk menjaga tubuh mereka tetap hangat. Di antara orang-orang itu, seorang wanita berambut merah gelap yang mengenakan Duffle Coat biru tua berbahan wol sedang berjalan dengan gayanya yang penuh pesona—seakan-akan dirinya sedang berada di catwalk. Kassandra Meave membuka pintu masuk Titik Nol yang secara otomatis membunyikan bel di atas pintu itu. Belasan pasang mata segera tertuju pada kehadirannya yang terlihat mencolok dan sedikit tidak cocok dengan interior coffee shop yang bernuansa jadul itu. Terdengar bisik-bisik dari segala arah yang kemudian sedikit terhenti ketika suara seorang pemuda memanggil nama wanita itu. “Casey! Di sini,” panggil si pemuda yang sedang duduk dekat jendela yang menghadap ke luar. Kassandra tersenyum hingga muncul rona merah di pipinya yang putih. Dia melamb
Sebelas Januari di tahun itu merupakan sebuah hari di mana Brightcrown City menerima ucapan selamat tahun baru yang mengejutkan dan mematikan. Melihat bagaimana kondisi stasiun kereta bawah tanah East Brightcrown Tube setelah terjadinya ledakan gas beracun dan sebuah taksi yang secara tiba-tiba meledak dan terbakar di jalan berliku menuju Paradis Hill—siapapun pelakunya, mereka telah benar-benar berhasil melukai hati Lady Viscaria dan para penduduk kota itu. Kepolisian Brightcrown City, tentu saja, menjadi sebuah neraka yang dipenuhi orang-orang dengan emosi yang hampir tidak terkendali setelah laporan terjadinya dua insiden itu masuk dari berbagai penjuru. Kekacauan yang pecah di dalam sana membuat hampir semua orang menjadi sangat sibuk. Namun, melihat bagaimana mengerikannya situasi di East Brightcrown Tube, stasiun kereta bawah tanah itu dengan jelas mendapat perhatian lebih dari para polisi dan petugas medis. Inspektur LeBlanc yang sedang menghabiskan pagi akhir pekannya segera
Si kembar Emily dan Barney Jess—juga Sully Anne, ditempatkan di tiga safehouse yang berbeda. Masing-masing safehouse merupakan tiga bangunan yang dari tampilannya terlihat cukup sederhana di tengah-tengah kota sehingga menjadikannya sebagai sebuah lokasi yang tidak mencolok.Kehidupan ketiga orang itu juga dapat dikatakan sangat baik bagi orang-orang yang sedang bersembunyi. Emily Jess, meskipun di larang menghubungi Keluarga Jess, menjalani kehidupan sehari-harinya dengan menekuni hobi lamanya dan sedikit melakukan eksperimen dengan senyawa-senyawa beracun atas izin Lady Viscaria. Beberapa polisi yang ditugaskan untuk tinggal bersama Emily merasa khawatir dengan apa yang dilakukan wanita itu, namun Lady Viscaria berhasil meyakinkan mereka jika Emily tidak akan menjadikan para polisi itu sebagai kelinci percobaannya.“Apakah Anda benar-benar mengizinkannya melakukan semua percobaan itu?” tanya serang polisi kepada Lady Viscaria setelah terjadi sebuah insiden kecil di laboratorium Emil
Senin, 22 April 2024/09:51 MalamRuang Baca Lady Viscaria“Hanya ada satu hal yang Dia inginkan darimu dan itu bukanlah sikap keras kepala ini! Dengarkan Dia baik-baik, Emily, Ludwig adalah kriminal yang tidak boleh kita sepelekan. Bantu Dia untuk meringkusnya dengan berkata jujur.”Emily terlihat sedikit gentar dan secara perlahan benteng pertahanannya mulai runtuh. Air matanya kembali mengalir dan dengan susah payah wanita itu berusaha menenangkan dirinya.“Akan sangat masuk akal jika alasanmu melakukan semua hal tidak masuk akal ini adalah karena Sully Anne berada dalam situasi yang sulit—situasi yang berbahaya. Namun, sekali lagi Dia ingatkan bahwa wanita itu sudah berada dalam perlindungan-Nya.”Emily mengangguk dengan pasrah, lalu dia berkata, “Itu memang benar. Ludwig memang mengancam akan membunuhnya jika salah satu dari kami berdua tidak melakukan apa yang dikatakannya.”“Kami bedua?” ulang Lady Viscaria. “Kau tidak sedang berbicara tentang Sully Anne.”Lawan bicara wanita pa
Dengan bantuan Vivian, Godfrey menyiapkan teh dan cemilan di dapur. Sedangkan yang lainnya duduk di ruang keluarga dengan ketegangan yang masih tersisa di sana.“Jadi,” ucap Azalea memecah keheningan. “Apa yang ingin kau bicarakan?”“Tunggulah hingga Dia dapat mencium aroma teh yang sedang disiapkan Godfrey.”Jawaban Lady Viscaria benar-benar tidak membantu mengurai suasana yang ada di sana. Azalea menjadi sedikit kesal dengannya dan mulai mengobrol tentang sesuatu yang hanya diketahui olehnya dan Rita.“Siapa yang sedang bersama Anda ini, Inspektur LeBlanc?” tanya Alphonse.“Oh, benar. Dia anggota baru dalam tim saya, Pearce.”Pearce mengangguk kepada Alphonse sambil tersenyum, lalu dia berkata, “Anda pasti putra Lady Viscaria. Saya tahu sedikit banyak kasus yang Anda tangani.”“Apakah Anda memeriksa latar belakang saya?”“Tentu bukan itu maksud saya,” jawab Peace cepat-cepat. “Ketika saya masih berada di Akademi, banyak orang membicarakan kehebatan Anda dalam memecahkan berbagai mac
Rabu, 8 Januari 2025/09:17 PagiRuang Keluarga Wisteria Manor“Jadi, apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan denganku?” tanya Azalea setelah dirinya merasa cukup dengan basa basi Alphonse. “Kau membuat dirimu terdengan cukup serius tadi.”Rita melirik Alphonse dan berhenti dari permainannya.“Itu benar. Jika ini sesuatu yang serius, saya lebih baik tidak ada di sini.”Alphonse menatap kedua wanita itu secara bergantian dan berkata, “Ini tentang kasus yang kalian tangani sebelum malam panjang yang harus kalian lalui di Hawthorn Lodge.”Mendengar pertanyaan yang tidak terduga dari Alphonse itu, Azalea dan Rita saling bertukar pandang. Rita mengangkat bahunya kepada Azalea—yang membuat wanita itu mengeluh dan menoleh ke arah Alphonse sambil bertanya, “The Frappuccino Murder?”“The what?” tanya Alphonse dengan bingung. “Kau nggak sedang bercanda, ‘kan?”“Aku memang menyebutnya bagitu,” kata Azalea dengan serius.Alphonse hampir tertawa namun disadarinya bahwa tatapan Azalea dan Rita benar
09:33 MalamDengan langkah pendek dan berat, Emily Jess berjalan menuju ruang baca Lady Viscaria. Sesekali dia akan berhenti dan melihat ke luar jendela yang berada di sisi kirinya. Malam itu begitu sunyi dan menyesakkan—hampir-hampir membuat kedua tangan dan kakinya tidak berhenti bergetar. Emily menggenggam tangannya erat-erat di dekat dadanya dan melanjutkan langkah kakinya.“Rasanya seperti sedang menuju tiang gantungan,” gumam Emily.Wanita itu berhenti di depan pintu ruang baca dan memberanikan diri untuk mengetuk. Beberapa saat dia menunggu tapi tidak ada jawaban dari dalam. Emily mengetuk sekali lagi dengan sedikit lebih keras.“Masuk,” kata suara dari dalam ruang baca.Mendengar suara Lady Viscaria yang begitu dingin dan tegas, Emily segera membuka pintu dengan hati-hati.Ketika pintu terbuka, kondisi di ruang baca cukup mengejutkan Emily.Tidak ada satupun lampu di ruangan itu yang menyala—perapian pun tidak. Satu-satunya cahaya yang menerangi sebagian tempat itu adalah caha
Sebuah mobil polisi memperlambat lajunya ketika berbelok memasuki gerbang Wisteria Manor yang terbuat dari bebatuan setinggi satu meter dengan tiang-tiang besi yang tertancap padanya membentuk sebuah pagar kokoh mengitari kediaman sang detektif. Jalan masuknya yang sedikit berputar mengitari taman bunga dan pepohonan wisteria membuat siapapun yang datang berkunjung akan secara tidak langsung menikmati keindahan pemandangan itu.“Sudah lama saya tidak mengunjungi tempat ini,” kata seorang polisi yang duduk dibelakang kemudi sambil sesekali mengagumi lingkungan tempat tinggal Lady Viscaria.“Kau berbicara seolah-olah ini adalah sebuah lokasi wisata,” sindir Inspektur LeBlanc. “Perhatikan saja jalannya, aku tidak ingin membuat masalah dengan wanita itu.”Polisi yang sedang mengemudi itu tertawa mendengar kata-kata atasannya yang hampir tidak pernah didengarnya ketika sedang bertugas.“Saya selalu menikmati kunjungan ke Wisteria Manor karena selain tamannya yang indah, saya berkesempatan
Ruang makan Wisteria Manor terletak di lantai satu—tepatnya di sebelah kanan foyer. Ruangan itu berbentuk persegi panjang dan memiliki dua sisi terbuka berbentuk L di mana sisi lebarnya menghadap tangga di foyer yang menuju ke lantai dua, sedangkan sisi panjangnya menghadap ke dapur. Malam itu merupakan salah satu malam yang cukup tenang dan hangat di kediaman Lady Viscaria yang hampir setiap waktunya menerima surat-surat berisikan permohonan penyelidikan dan lain sebagainya. Malam itu, Lady Viscaria meletakkan topengnya dan tersenyum dengan kepuasan yang terasa asing. “Ini malam yang menyenangkan,” gumamnya. Dilihatnya Vivian dan Rita yang sedang sibuk menyiapkan makanan dan minuman untuk malam itu sambil sesekali bercanda—yang tentu saja membuat Vivian sering melirik majikannya karena bertingkah saat bekerja. Namun, Lady Viscaria berpura-pura untuk tidak melihatnya dan sebisa mungkin tidak memunculkan pandangan penuh selidik ke arah gadis canggung itu. Di seberang meja makan, Aza
I “Selamat datang, Nyonya,” sambut Vivian dengan penuh perasaan lega. “Biar saya bawakan barang-barang Anda.” “Terima kasih, Vivian.” Gadis itu segera mengambil barang-barang bawaan Lady Viscaria dan membawanya masuk ke dalam rumah, meninggalkan majikannya yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam Wisteria Manor. Lady Viscaria berhenti sejenak sambil memejamkan matanya. Azalea dan Rita yang ada di belakangnya hanya menunggu tanpa pikiran penuh pertanyaan. Bagi mereka, apa yang dilakukan Lady Viscaria adalah sesuatu yang biasa—sebuah ritual yang dilakukannya ketika kembali ke habitatnya. “Sepertinya ada yang baru di sini,” ucap Lady Viscaria. “Aku nggak melihat ada dekorasi baru di sini,” kata Azalea. “Bukan—bukan itu, ada orang lain selain Vivian dan para pelayan lainnya.” Mendengar perkataan Lady Viscaria yang cukup mencurigakan, Azalea dan Rita segera mengambil posisi berisiap untuk kemungkinan terburuk yang dapat mereka alami. Si wanita paruh baya menoleh ke arah me