Permainan dimulai.
"Ladies first!" ke lima lelaki di dalam ruangan itu kompak bicara.
Gaby mendapat kehormatan pertama untuk memutar botol beer kosong di atas meja kaca di tengah ruangan itu.
Botol itu berputar.
Semua orang terlihat tegang terkecuali Frans dan Erga yang tampak tenang-tenang saja.
Kalau Gaby?
Jangan di tanya.
Saking gugup, Gaby merasakan tubuhnya bereaksi terlalu berlebihan.
Sekujur tubuh wanita itu merinding. Panas dingin secara bersamaan.
Kepala botol terhenti dan mengarah ke Revan yang langsung bersungut-sungut.
Karena tadi Gaby yang memutar botol, jadilah kini Gaby yang memberikan pilihan pada Revan.
"Dare or take it off?" ucap Gaby saat itu.
Revan bersungut-sungut dan tanpa berbasa-basi dia langsung membuka T-Shirt yang menutupi tubuh
Pintu kamar apartemen itu tertutup setelah Revan mendorongnya dengan kaki.Revan melangkah cepat ke arah tempat tidur dan membaringkan tubuh Gaby yang menggigil di sana.Lelaki itu mulai melucuti satu persatu pakaiannya juga pakaian Gaby."Ja-ngan!" gumam Gaby ditengah ketidakberdayaannya saat tangan Revan merayap hendak melepas satu-satunya penutup yang membungkus payudara Gaby.Sayangnya rintihan dan permohonan lirih Gaby sama sekali tak dihiraukan oleh Revan. Lelaki itu menyeringai begitu dilihatnya ke dua bukit kembar indah milik Gaby menantang dihadapannya dengan nipple menggemaskan yang berwarna merah muda.Tubuh Revan menegang. Dia sudah tidak tahan.Lelaki itu langsung mencumbu Gaby. Mencium bibir Gaby dengan penuh nafsu. Membelitkan lidahnya memenuhi rongga mulut Gaby.Gaby yang dalam keadaan terangsang langsung membalas perlakuan Revan.
"Bukan aku yang seharusnya lebih kamu waspadai, Theo! Aku tahu Gaby dan Gibran akan bercerai. Dan itu cukup membuat aku lega. Justru saat ini, musuh terbesar kita adalah orang lain," bisik Reno pada Theo sebelum lelaki itu kembali melanjutkan kalimatnya. "Dia Mirella..."Theo tersenyum kecut. "Aku sudah mengetahuinya," balas Theo sedikit menjauh. Berada berdekatan dengan lelaki homoseksual macam Reno membuat Theo merasa jijik."Cerdas!" Puji Reno dengan seringai lebar."Siapa pun orangnya, aku tidak perduli! Aku pasti akan melenyapkan orang yang berani menyakiti Gaby dengan tanganku sendiri,"Reno tertawa. "Sayangnya, aku tahu kelemahanmu, Theo..." lelaki itu menggantung kalimatnya.Theo hanya diam, tangannya semakin terkepal kuat di sisi tubuhnya, merasa gatal ingin kembali menghantam wajah lelaki gila yang begitu ingin dia bunuh itu, Reno!"Kamu itu paling tidak bisa men
Setelah mengetahui bahwa Erga asli meninggal, Gibran, Frans, Anthony dan Xavier langsung bergegas kembali ke apartemen Gaby dan berharap lelaki yang menyamar sebagai Erga tadi masih di sana.Setelah di cek kembali, ternyata apartemen itu sudah kosong.Hanya ada Revan yang masih tergeletak tak sadarkan diri di lantai kamar.Sebelum mereka menolong Revan, Gibran meminta pada tiga lelaki yang notabene mantan kekasih Gaby itu untuk merahasiakan tentang kejadian malam ini. Hingga setelahnya sebuah cerita fiktif pun mereka susun dan mereka sepakat untuk memberikan kesaksian palsu jika nanti ada anggota kepolisian yang meminta keterangan terkait tewasnya Erga pada mereka.Frans dan yang lain setuju selain takut atas ancaman dari lelaki psikopat yang mereka terima, mereka jelas tidak ingin terlibat lebih dalam dengan kasus hukum dan pihak berwajib. Terlebih saat kini mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri keadaan Revan yang sangat memprihatinkan.
Malam tadi Mirella tidak pulang.Ada kemungkinan wanita itu bersama Gibran.Seorang lelaki terduduk gelisah sejak tadi di depan teras rumahnya bergegas masuk ke dalam rumah dan menuju paviliun belakang rumah.Membuka pintu paviliun dengan tergesa lalu masuk ke dalam sebuah ruangan rahasia di sana.Sebuah ruangan tempat dirinya mengkoleksi puluhan bahkan ratusan foto-foto lelaki yang telah menjadi korban kebrutalannya selama ini.Berkat kepintaran, kecerdikan dan reputasinya yang baik di umum, Reno sukses menutupi sisi hitam dalam dirinya sebagai seorang guy alias homoseksual akut. Parahnya, lelaki itu tak segan-segan melenyapkan nyawa orang lain yang hendak menghalangi rencananya.Bahkan kekejaman seorang Reno tidak terhenti sampai di situ. Sebab, siapapun lelaki yang menjadi incarannya akan dipastikan berakhir dalam keadaan tragis setelah Reno berhasil menyalurkan hasrat
Pagi menjelang.Matahari perlahan mengintip malu-malu di ufuk timur. Memberikan kehangatan pada dedaunan yang berembun.Seorang lelaki terbangun dari tidurnya. Membuka mata dan melihat ke arah langit-langit kamarnya yang bernuansa abu-abu.Gibran mengerutkan kening saat pandangannya terasa berkunang-kunang dengan kepala yang sedikit pening.Saat kondisinya sudah lebih baik, Gibran justru mendapati nuansa langit-langit kamar yang berbeda dari biasanya.Langit-langit kamar yang kini dia tempati berwarna putih.Kepala Gibran menoleh hendak menyapu seisi ruangan namun sosok lain yang ditangkapnya tertidur pulas di sampingnya membuat Gibran terkejut."Mirella?" pekiknya dengan suara pelan hampir tak bersuara.Gibran berpikir dan mencoba mengais sisa-sisa ingatan tentang apa yang terjadi malam tadi hingga kini dirinya dan Mirella bisa berada di
"Aku hamil..." ucap Mirella dengan suara yang pastinya bisa didengar oleh orang lain.Saat itu, bukan hanya Gaby dan Gibran yang terperangah, tapi ada beberapa orang lain yang berdiri di ambang pintu kediaman Gibran yang turut mendengar dan menyaksikan apa yang baru saja terjadi di ruang tamu rumah besar itu.Mereka, keluarga Gibran dari Bandung.Gaby yang kebetulan melihat hal itu buru-buru mencari cara jitu untuk mengalihkan perhatian orang-orang di ambang pintu.Gaby jelas tak ingin Gibran berada dalam masalah. Terlebih terjadi kesalahpahaman di sini."Astaga! Jadi, benar kamu hamil Mimi?" teriak Gaby yang langsung berhambur ke arah Mirella dan Gibran. Gaby merangsek di antara ke duanya, memisahkan mereka dari kedekatan.Detik itu juga Gaby langsung memeluk Mirella seraya menangis terisak di balik punggung wanita itu. Sementara Mirella terlihat kebingungan mendapati rea
Gibran baru saja mengantar Mirella pulang. Dia sudah memparkirkan kendaraannya di kediaman Reno.Sepanjang perjalanan tadi ke dua manusia itu terus saja diam.Hingga akhirnya Gibran pun bicara sebelum Mirella keluar dari mobilnya. Gibran harus mengkonfirmasi ulang mengenai pengakuan Mirella di kediamannya tadi."Kamu serius sama kata-kata kamu tadi, Mi?" tanya Gibran saat itu.Mirella baru saja melepas seat belt. Dia tercenung sesaat, seolah terkejut dengan pertanyaan yang diajukan Gibran."Aku pikir, aku nggak perlu menjelaskan lebih lanjut sama kamu, seharusnya kamu sudah mengerti," sahut Mirella kemudian. Dari ekspresinya dia tampak tersinggung. Bahkan Mirella langsung membuka pintu mobil dan keluar saat itu juga.Gibran langsung mengejar. Dia menahan lengan Mirella sebelum kekasihnya itu melangkah menuju rumah Reno."Dengerin aku dulu, Mi! Aku belum selesai bicara!"Mirella terdiam di tempat menunggu kelanjutan kalimat Gibr
Flash Back On...Hari itu, Reno baru saja kembali dari kantor firma hukumnya. Hujan deras membuat tubuh Reno basah kuyup karena kebetulan dia sedang tidak membawa mobil. Reno menepikan motornya di teras rumah dan beranjak masuk ke dalam rumah pribadinya.Kening lelaki itu berkerut samar saat mendapati sebuah motor matic lain terparkir di teras yang sama.Apa iya Mirella sedang menerima tamu?Tapi siapa?Reno tampak berpikir hingga akhirnya dia memutuskan untuk segera masuk ke dalam rumah karena takut terjadi hal buruk menimpa Mirella.Anehnya, saat Reno memasuki rumah itu dia tak mendapati keberadaan Mirella di dalam kamar wanita itu.Beberapa kali Reno memanggil-manggil Mirella namun tak terdengar suara sahutan. Reno semakin dilanda perasaan cema
Hari ini adalah hari ulang tahun Jasmine yang ke enam.Dan seperti janjinya pada Jasmine sebelumnya, bahwa Gaby akan memberikan Jasmine seorang adik laki-laki.Itulah sebabnya, usai acara perayaan ulang tahun Jasmine yang diadakan dikediaman pribadi Gibran dan Gaby di Jakarta, malam harinya keluarga kecil nan berbahagia itu berangkat menuju sebuah panti asuhan yang lokasinya berada di pusat kota.Sebuah panti asuhan yang memang cukup terkenal bernama Panti Asuhan Pelangi. Anak-anak yatim piatu di panti asuhan pelangi yang tidak beruntung karena tak mendapatkan kesempatan di adopsi oleh sebuah keluarga akan dibina dan dididik hingga anak tersebut memiliki keahlian dan mampu hidup serba mandiri. Nanti, jika mereka sudah besar, pihak panti akan membebaskan mereka untuk menentukan pilihan hidup mereka masing-masing.Total anak yatim piatu ples anak jalanan yang berada di bawah naungan panti asuhan pelangi menc
"Indah banget ya, Gib," ujar Gaby dengan tangannya yang terus dia lipat dan semakin rapat mendekap tubuhnya sendiri. Matanya tertuju pada charles bridge, deretan jembatan romantis yang sangat terkenal di Praha.Saat itu mereka sedang berada di balkon kamar hotel mereka sambil menikmati waktu senja berakhir.Langit yang tampak gelap temaram menjadi latar prague castle dan Sungai Vlatava yang tampak seperti lukisan di dalam dongeng. Keindahan yang menghipnotis banyak pasang mata yang tampak puas memanjakan mata mereka. Charles Bridge memang indah dan layak dikunjungi saat sepi atau ramai terlebih lagi di malam hari. Pasti akan sangat romantis dan menyenangkan. Pikir Gaby membatin.Romantisme perjalanan honeymoonnya kali bersama Gibran pasca mereka kembali resmi menjadi sepasang suami istri terasa begitu berbeda dengan apa yang mereka alami saat honeymoon di Seoul waktu itu.Gaby dan Gibran puas berkeliling Eropa menikmati hari-hari bulan madu mereka yang ma
Sebuah mobil sport hitam tampak melaju kencang, meliuk-liuk di sepanjang jalanan ibukota yang ramai lancar.Gibran mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan penuh ketika dia meyakini bahwa suara yang didengarnya di telepon tadi adalah suara Gaby, mantan istrinya.Itu artinya, model cantik bernama Gabriella itu kemungkinan adalah Gaby.Detik itu juga Gibran langsung meminta Edward untuk menggantikannya pergi keluar kota. Hal itu jelas membuat Edwar mencak-mencak.Sesampainya di kantor, Gibran melangkah panjang menuju ruangannya, lelaki itu tertegun sesaat ketika sepasang netranya kini beradu dengan sepasang netra boneka milik seorang wanita cantik yang sangat-sangat cantik di dalam ruangan itu.Wanita itu mengenakan pakaian sopan berupa dress hitam sebatas lutut yang dipadupadankan dengan blazzer merah menyala."Mamah, mana Papah? Katanya kita mau ketemu Papah?" Tanya seor
Tiga Tahun Kemudian...Hari ini, Gibran dan Edward baru saja mengadakan rapat penting dengan klien asal luar negeri. Rapat ditutup setelah keduanya sepakat untuk menjalin hubungan kerjasama dalam kurun waktu lima tahun ke depan.Gibran baru saja keluar dari ruangan rapat hendak memasuki ruang kerjanya ketika seseorang tiba-tiba menghadang langkahnya di kantor."Pak, ini nama-nama model yang masuk daftar kriteria untuk iklan produk terbaru kita, salah satu di antara mereka adalah model asal luar negeri,"Gibran menerima berkas itu dari sekretarisnya dan masuk ke dalam ruangannya setelah mengucapkan terima kasih.Dia melempar berkas di tangannya ke atas meja kerjanya, mengendurkan dasi yang terasa mencekik lehernya dan menjatuhkan tubuh di sofa panjang yang terletak di pojok ruangan. Lelaki itu tampak memejamkan mata."Jiah
Setelah mengganti pakaian dan merapikan penampilannya di salah satu pom bensin yang dia lewati dalam perjalanan kembali menuju rumah sakit, Gibran tidak bisa fokus menyetir.Tangan lelaki itu terus gemetaran.Pikirannya bercabang dan penuh.Tatapannya berkabut akibat air mata yang membendung di kelopak matanya.Bayangan terakhir saat dirinya berhasil melenyapkan nyawa seseorang kian membuatnya frustasi. Di satu sisi dia merasa bersalah, namun di sisi lain dia juga tak akan membiarkan Mirella terus menerus mengganggu ketentraman hidup rumah tangganya bersama Gaby.Lantas, apakah yang dilakukannya ini benar?Apakah ini adil untuk Mirella?Apakah ini adil untuk Gaby?Mungkinkah dirinya mampu melewati hari-harinya di depan setelah apa yang dia lakukan malam tadi di atas bukit itu?Setelah dirinya membunuh Mirella...
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya kendaraan Gibran pun berhenti di sebuah tempat yang jauh dari hiruk pikuk manusia.Sebuah tempat yang sepi, gelap dan dingin.Dulu sekali, Gibran pernah menyambangi lokasi ini bersama kawan-kawan satu kantornya untuk sekedar refreshing di tengah nuansa alam liar dengan berkemah dan mendaki.Jika dulu dirinya mendaki dengan peralatan lengkap, bedanya, kini dia mendaki tanpa membawa apapun selain senter di tangan dan pakaian yang melekat di tubuhnya.Lelaki itu terus menggenggam tangan Mirella di sepanjang jalan setapak nan licin yang mereka lalui."Mau apa kita ke sini, Ib? Aku takut," ucap Mirella di tengah perjalanan saat Medan yang harus mereka daki kian curam."Aku sudah bilangkan, kamu harus bersembunyi. Aku tidak mau polisi-polisi itu menangkapmu," ujar Gibran yang susah payah melangkah.Rintik gerimis yang masih setia mengguyur membuat tubuh keduanya sama-sama lepek."
Seorang supir truk lintas propinsi yang baru saja melewati jalan raya hutan belantara di tenggara pulau Jawa tampak memparkirkan kendaraannya di sebuah rumah makan."Celana lu kancingin dulu tuh," ucap si kenek truk.Sang supir pun langsung menarik retsleting celananya yang lupa dia betulkan setelah di tengah perjalanan tadi dirinya dan rekan satu perjalanannya baru saja mendapat durian runtuh.Hidup sebagai seorang supir truk lintas propinsi membuat mereka harus rela hidup berjauhan dengan istri di kampung. Menjadi hal yang sangat membahagiakan tatkala mereka diberi kesempatan menuntaskan hasrat terpendam mereka secara gratis pada seorang wanita yang rela menukar tubuhnya dengan makanan yang tak seberapa."Kenapa tadi nggak lu ajak nikah aja sekalian tuh cewek. Lumayankan buat simpenan kalau lu lagi singgah di pulau Jawa," ujar si kenek lagi yang masih terus terbayang-bayang setelah berhasil merasakan nik
Warning : Terdapat adegan kekerasan, harap bijak dalam membaca!*****Gibran sampai di kediamannya dan tak mendapati Gaby di sana.Saat lelaki itu mengkonfirmasikan hal itu pada sang Ibu, Yura justru mengatakan bahwa dirinya juga kecolongan karena ternyata Gaby pergi bersama Luna tanpa ada sesiapapun yang mengetahuinya."Ibu sudah berulang kali menghubungi Luna tapi tak ada jawaban, Gibran," ucap Yura panik.Gibran dan Sean saling berpandangan. Hingga lelaki itu pun mengingat bahwa belum lama Gaby sempat membalas pesannya, jadi masih ada kemungkinan Gaby masih berada di area Bandung.Setelah menghubungi pihak kepolisian dan melacak kepergian Gaby dan Luna hari itu, akhirnya setelah seharian penuh melalui proses pencarian yang panjang, dan menampung semua kesaksian dari Luna dan seorang Cleaning Service di mall yang ditemukan dalam keadaan
Flashback On...Gaby bersorak girang saat dirinya akhirnya bisa keluar dari istana milik Ayah mertuanya.Tentunya berkat bantuan Luna, setelah drama panjang yang harus Gaby lewati untuk membujuk Luna agar bersedia menemaninya keluar.Luna sudah tahu tentang semua kejadian yang menimpa Gaby akibat Mirella. Dan Luna pun sudah tahu tentang apa yang pernah dilakukan Mirella semasa wanita itu tinggal di Shanghai.Awalnya Luna berpikir maju mundur untuk menuruti ajakan Gaby, namun saat Gaby mengatakan bahwa dirinya sedang hamil dan ingin sekali jalan-jalan, Luna jadi kasihan."Gue lagi ngidam Lun, pengen banget makan Asinan khas Bandung yang di jalan merdeka itu," bujuk Gaby saat itu."Yaudah gue pesenin ya, kalo nggak tinggal suruh supir buat beli," balas Luna memberi saran."Ishh, Lo mah gitu! Gue mau makan ditempatnya langsung. Nggak