Zura tersenyum tipis ketika melihat betapa posesifnya Kyeo kepada sang gadis Akibara. Ada sedikit perasaan tidak rela di hatinya saat melihat Rin dipeluk mesra oleh lelaki iblis lainnya. Hanya dia saja yang boleh memeluk gadis itu dengan mesra, dulu. Namun kini, ada orang lain yang juga menginginkan gadis yang ia cintai. Terlebih lagi, yang menginginkan gadis itu adalah iblis dengan kasta tertinggi di dunianya.
Apakah Zura pantas memiliki gadis sebaik Rin?
"Kami berdua membahas tentang—"
"Tidak ada apa-apa, lupakan saja masalah ini!" Sang iblis kelelawar menjawab dengan nada emosi. Rangkulannya di pinggang Rin semakin bertambah erat. Dapat Rin rasakan sesuatu yang tidak pernah Kyeo tunjukkan kepada orang lain, termasuk juga kepada dirinya sendiri. Sebuah perasaan kuat dari sosoknya yang sama sekali tak ingin miliknya dibagi kepada orang lain.
Menyentuh miliknya pun, akan membuat t
Bukan Kyeo namanya jika ia tak merasa kesal saat melihat Rin dan Zura berada di ruangan yang sama, terlebih lagi, di sebuah kamar yang awalnya hanya dipakai oleh Rin saja! Mereka satu kamar ... di tempat tidur yang sama ... dengan hanya satu ranjang kayu sederhana di sana. Bagaimana bisa Kyeo merasa tenang saat mungkin saja iblis Onigama itu mendekati sang gadis di saat gadis itu tidur?! Baiklah, ini memang tidak seperti Kyeo yang biasanya. Kyeo di hari-hari biasa itu selalu mengabaikan Rin dan tak peduli terhadap keberadaan sang gadis. Namun, iblis itu berubah saat menyadari ada sesosok iblis lainnya yang juga dekat dengan sang gadis Akibara. Kyeo tidak suka fakta ini. Terlebih lagi, iblis itu seperti menyimpan rasa kepada Rin, lalu jika itu tidak cukup, Kyeo juga tahu jika Rin pun menaruh rasa kepada iblis berwajah babyface itu! "Cih, mereka gila," maki Kyeo seraya mendengkus kesal. S
Rin pikir, dengan berakhirnya pembicaraan di antara mereka pada siang hari itu, Kyeo akan sadar dengan tingkah lakunya yang menyebalkan, lalu pulang ke rumah mereka seperti tidak terjadi apa-apa. Namun, dugaan Rin salah. Nyatanya iblis itu tidak kembali juga walau hari sudah gelap dan matahari telah bertukar posisinya dengan bulan. Kyeo nyatanya tak kembali juga ke rumah sang miko sampai berjam-jam lamanya. Meski sebelumnya Kyeo sempat mengungkapkan semua kekesalannya kepada sang gadis Akibara, tapi ternyata itu tak cukup bisa membuat Kyeo kembali pulang ke rumah. Rin sungguh tak mengerti. Apa yang Kyeo inginkan sebenarnya? Ingatan gadis itu lantas melayang pada ingatan siang hari itu, di mana Kyeo hampir saja mencium bibirnya. Rin lagi-lagi tak mengerti. Itu tak seperti kebiasaan Kyeo yang Rin ketahui. Yang gadis itu tahu tentang sang iblis adalah Kyeo suka sekali mengejutkannya dengan serangan tiba-tiba.
Setelah kejadian di mana Kyeo memeluk Rin dan diam seribu bahasa itu, kedua orang berbeda jenis kelamin itu pun duduk bersandar di bawah pohon yang sebelumnya menjadi tempat Kyeo menenangkan diri. Kyeo tak mengucap apa-apa saat itu. Begitu pula dengan yang dilakukan oleh sang gadis Akibara. Mereka sama-sama diam dan menikmati keheningan yang tercipta. Rin yang duduk di sebelah Kyeo lantas melirik iblis itu sekilas, lalu kembali menatap kedua kakinya yang mengenakan alas kaki sederhana. Gadis itu sama sekali tak menggunakan geta* yang setiap hari ia kenakan saat memakai pakaian miko. Rin sengaja memakai alas kaki yang tipis beserta kaos kaki tebal ketika pergi keluar dari rumah secara diam-diam demi mencari keberadaan Kyeo. Dan inilah yang dia dapatkan, Kyeo sedang bersandar pada bahunya sembari menatap langit malam yang gelap. Angin malam di bawah sebuah pohon besar benar-benar membuat Rin merasa kedinginan
Sesaat sebelum Rin dan Kyeo pulang ke rumah mereka yang tampak sederhana dari luar, mari kita mengintip sedikit ke kamar berukuran 4 x 5 m yang saat itu sedang dihuni oleh seorang pemuda tampan. Pemuda itu berbaring sendirian di atas lantai yang hanya beralaskan selimut tebal yang tampak kumal. Namun, hal itu sama sekali tak membuatnya risih. Dia tetap berbaring di sana dengan nyaman seolah itu adalah tempat tidur yang memang dirancang khusus untuknya. Tempat yang nyaman dan empuk. Zura adalah nama panggilan dari sang pemuda yang saat ini sedang melamunkan suatu hal. Sembari menatap langit-langit kamar yang dibaginya bersama sang pemilik rumah, Zura pun terkenang dengan masa lalunya sebagai seorang manusia. Dengan berbantalkan kedua tangan yang dilipatnya di belakang kepala, Zura kembali menyelami ingatan yang tak seharusnya dia gali lagi karena itu sama saja dengan mengingat luka lama. Masa lalunya yang be
Alangkah terkejutnya Zura terhadap apa yang baru saja dia lihat di depan mata. Rin, gadis yang ditunggunya selama beberapa jam lamanya, gadis yang telah dinantikan olehnya di dalam kamar mereka, kini sedang berada di pelukan pemuda lain dengan posisi yang sangat mencurigakan. "Rin?" panggil Zura di tengah rasa keterkejutannya. "Apa yang sedang kau lakukan?" Pertanyaan yang sarat dengan rasa kaget itu timbul ketika melihat posisi kedua orang di depan matanya. Tampak Rin sedang mengurung Kyeo dengan mencengkeram kedua tangan sang iblis kelelawar, hingga membuat pangeran Dunia Kematian itu terpojok di dinding dengan tubuh bagian depan sang gadis yang menempel di dadanya. Bahkan, posisi itu tampak seperti Rin yang sedang mengancam dan menindih tubuh Kyeo karena ada maksud tertentu. Oh, jangan salahkan Zura dengan segala daya khayalnya yang tinggi. Siapa saja akan berpikiran buruk jika berad
"Kyeo, tenanglah," pinta Rin sembari melirik Zura. "Bagaimana kalau kita duduk di depan saja?" Kyeo mengerutkan kening. "Duduk di mana?" tanya sang iblis dengan nada sinis. Dia kembali mendengkus kesal saat Rin lagi-lagi melirik Zura, dan gadis itu dengan beraninya melakukan itu di depan matanya. Semakin kesal lah Kyeo saat ini. Zura tersenyum tipis, berusaha tak semakin memancing kekesalan Kyeo yang sekarang sedang berada di suasana hati yang kurang baik. "Kita duduk di ruang tamu saja, Kyeo-sama. Apa Anda ingin tidur sekarang?" Melihat kesopansantunannya Zura, Kyeo malah mendengkus. Tak mencerminkan sosok iblis yang menakutkan, batinnya kes. Lihat bagaimana cara iblis Onigama ini tersenyum. Sama sekali tak menunjukkan kekejaman bangsa iblis. Bukankah iblis itu harus kejam dan mematikan? Entah karena alasan apa yang membuat Yamasuke—penguasa Dunia Kematian—menjadikannya seo
Entah sejak kapan dan bagaimana caranya, Rin Akibara, seorang miko yang karena suatu alasan harus berkelana ke dunia lain demi membebaskan dirinya dari kutukan, duduk bersanding di antara dua orang laki-laki iblis yang sama-sama menyukainya. Semua terjadi begitu saja, dan tanpa bisa dicegah. Izazura Shin adalah seorang manusia yang mati karena bunuh diri. Dia berubah menjadi seperti ini lantaran suatu kesalahan yang dia lakukan sewaktu di perbatasan dunia. Waktu itu, Zura diberi buah aneh oleh sesosok makhluk buruk rupa yang begitu dimakannya buah itu langsung mengubahnya menjadi iblis. Sedangkan Kyeo, dia adalah iblis berusia ratusan tahun yang sarat akan dendam. Sosoknya begitu misterius, tapi yang mengejutkan dari dirinya adalah dia yang dulunya merupakan seorang manusia. Kyeo mati karena suatu alasan yang menyedihkan dan dia pun berubah menjadi iblis dengan cara yang serupa dengan Zura. Ada seseorang ya
"Itu cerita yang ... bagus." Kyeo berkomentar. "Tapi bukankah itu menyenangkan? Maksudku, mereka mencabik-cabik satu sama lain dengan sangat tenang...." Rin menatap Kyeo tidak percaya. "Jadi maksudmu ... kau suka mereka saling menyakiti seperti itu, Kyeo?!" tanyanya gemas. Antara kesal dan ingin memberi iblis itu pelajaran. Kyeo mengangguk malas. Lalu kemudian hening sejenak. Rin tak bisa berkata apa-apa lagi setelah Kyeo hanya menjawabnya dengan anggukan tak ikhlas. Dia hanya tak habis pikir saja dengan kelakuan sang iblis kelelawar yang benar-benar di luar pikirannya sebagai seorang manusia yang punya rasa empati terhadap sesama. "Pada akhirnya ... mereka semua mendapat kemalangan." Akhirnya Zura angkat bicara. Dia cukup membiarkan Kyeo dan Rin berbincang singkat, tanpa bermaksud menyela di dalamnya. Iblis Onigama itu pun bangkit dari tempat duduk, memalingkan wajahnya ke arah jendela
Bertemu karena takdir dan berpisah pula karena takdir yang pilu.Tak ada seorang pun yang tahu jika cinta yang datang ke hati akan memberikan kebahagiaan ataukah luka. Pun dengan apa yang dirasakan oleh seorang gadis bernama Akibara Rin, gadis manusia yang dikutuk oleh iblis jahat dan harus menjalani kehidupannya di dunia lain, demi mencari kekuatan untuk mengalahkan sang iblis yang telah mengutuk keluarganya sejak beberapa generasi selama 500 tahun lamanya.Rin yang mencari kekuatan pun dipertemukan dengan Kyeo, iblis kelelawar yang disegel kekuatannya di dalam kuil keluarga Akibara. Rin membebaskan Kyeo dengan syarat sang iblis akan membantunya mengalahkan Yamasuke, iblis pengutuk sekaligus pimpinan di kerajaan iblis. Kyeo yang merupakan seorang pangeran iblis yang telah lama disegel pun menerima tawaran tersebut dan mereka berdua pun membubuhkan tanda tangan mereka di atas kertas magis menggunakan darah mereka sendiri.Mereka meninggalkan sedikit kekuatan mer
Kesulitan manusia adalah menentukan sendiri akhir dari cerita kehidupannya.🍃🍃🍃Suasana kerajaan iblis tampak lengang semenjak matinya Yamasuke, pemimpin para pangeran iblis Dunia Kematian yang zalim.Penghuni di kerajaan iblis itu sekarang hanya Akashita-iblis berlidah merah, Bake Neko-iblis kucing berwajah datar, dan Nekomata-iblis peniru dan pengendali yang sedang pergi berkelana ke dunia lain. Akashita mendengkus berulang kali, tak henti-hentinya merasa kesal. Semenjak matinya Yamasuke dan Kyeo, tak ada kegiatan yang bisa ia lakukan di Dunia Kematian.Biasanya ia akan bermain-main dengan para roh wanita. Namun, kerajaan yang semula ramai oleh para roh Akibara itu kini senyap.Iblis bermata besar, menjilat bibirnya girang ketika melihat kedatangan salah satu pangeran Dunia Kematian lainnya. Ia buru-buru menghampiri, "Bake Neko! Ke mana saja kau ini?!"Siluman kucing berwarna putih memasang wajah datar. Namun, sesaat kemudian ia menyeri
"Aku tak menyangka akan menikah denganmu, Kyeo." Rin memilin rambut sehalus sutra miliknya. Ia kembali menerawang ke ingatannya selama kurang dari 100 hari ini.Kyeo mendengkus mendengar penuturan wanita dalam dekapannya, seperti ada kesan wanita itu tidak senang dinikahi olehnya. "Kenapa? Kau akhirnya menyesal juga? Cih, pergi sana!" sungut Kyeo mencebik.Rin tertawa terbahak-bahak, lucu melihat suaminya terpancing. Padahal ia mengatakan itu justru karena bersyukur bisa hidup bersama dengan orang yang ia cintai."Kau ini memang kelinci ya, Kyeo." Rin mengecup singkat pipi suaminya.Sepasang suami-istri itu tampak berbahagia setelah pernikahan mereka yang baru seumur jagung. Semua beban terlupakan begitu saja, termasuk perjanjian darah yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Mereka melupakan inti dari perjanjian darah tersebut, meski melupakannya sekalipun, perjanjian akan tetap berjalan, berikut dengan konsekuensi di dalamnya.Syarat perjanj
Rin berada dalam situasi di mana ia harus menyembuhkan Kyeo yang tak sadarkan diri. Tetapi, tidak seperti sebelumnya, kali ini ia mampu menyembuhkan Kyeo dan mengobati luka pemuda itu hingga benar-benar pulih.Semua berkat bantuan Kimiko—roh orang yang tidak disangka akan membantunya. Nenek moyang Akibara yang dengan baik hati menolong mereka di saat keadaan sudah sangat genting.Rin tidak bisa membayangkan jika saat itu roh Kimiko tidak muncul untuk membantu mereka, entah akan seperti apa nasib mereka nantinya.***"Kyeo!" Rin langsung memeluk Kyeo erat begitu iblis itu bangun. Yuuto hanya tersenyum menyaksikan kedekatan keduanya."Yamasuke berhasil dikalahkan, Kyeo."Laki-laki itu terperanjat, sepasang mata dengan iris kuningnya membola, semudah itukah Yamasuke tiada?"Benarkah?"Rin mengangguk mantap sebagai jawaban. "Aku ditolong oleh roh generasi Akibara sebelumnya, bahkan Kimiko-sama langsung turun menangani sang ib
"Jigoku no honō!"Gadis itu menyemburkan jurus api andalannya ke arah sang iblis monyet yang dengan mudahnya menerima dan memadamkan api tersebut dengan tangan, hingga Rin tercengang."Ha! Jadi, kau berusaha melalapku dengan api yang telah menciptakan tubuh bajaku? Menggelikan!" Yamasuke tertawa mengejek, membuat Kyeo dan Rin sama-sama menggeram dengan hati yang dongkol.Kyeo merasa bersalah. Kekuatan gadis itu telah kembali seperti sedia kala saat dia belum memberikan kekuatannya. Tidak ada lagi kekuatan iblis di tubuh sang gadis, api hitam yang melegenda itu pun sudah tiada. Kyeo mendecih.Rin terlihat waspada, cemas jika Yamasuke tiba-tiba saja menyerangnya di saat ia tengah memikirkan strategi.Perasaan gamang mulai menyelimutinya. Padahal, ketika melihat sosok sang iblis monyet tadi, gadis itu tidak merasa takut sama sekali. Tetapi, setelah melihat serangannya dipatahkan begitu saja, membuat Rin kalut.Jika iblis itu tidak bisa diserang
Rin memandangi Kyeo dengan mata sembap. Sepanjang cerita, gadis itu menangis tak kenal henti, membuat siapa pun yang melihat akan lebih iba dengannya. Kyeo yang telah menyelesaikan kisahnya hanya tersenyum simpul melihat Rin menangis sesenggukan.Dia melewatkan bagian perjanjian dari ceritanya yang cukup singkat. Dia tak ingin Rin mengetahui perihal perjanjian yang akan membunuhnya cepat atau lambat.Kyeo juga tidak ingin mendengar komentar apa pun dari sang gadis tentang ajal yang akan menjemputnya. Apakah gadis itu akan menangisi kepergiannya seperti ketika dia menangis mendengar kisah hidup seorang Kyeosuke?Iblis itu ragu."Kakak yang jahat." Kyeo menatap kedua mata Rin yang basah. Kata-kata yang terlontar dari bibir mungilnya membuat Kyeo mengiyakan dalam hati."Dia sering menuduh, dan membuat semua buktinya mengarah padaku. Daichi itu sangat licik. Untungnya, hari itu aku mendapatinya sedang bermesraan dengan seorang gadis," Kyeo berucap deng
"Seharusnya tidak usah dikembalikan, kau jadi lemah tanpa kekuatan itu."Rin memutar bola mata gemas, Kyeo sudah membahas hal ini beberapa kali. "Aku tidak masalah kehilangan kekuatan, asal tidak kehilangan seseorang yang berarti," Rin menjawab jujur.Kyeo menepuk kepala Rin pelan, "Baiklah, kau cukup pintar sekarang."Keduanya memutuskan untuk pulang ke desa. Namun, lagi-lagi Kyeo terlihat sedang memikirkan sesuatu sehingga mengabaikan gadis yang sedang bersamanya. Rin menghela napas gusar."Rin," panggil Kyeo tiba-tiba. Rin mendongak, mendapati wajah sedih laki-laki itu, "Ada apa?""Kau tahu, Rin? Kau adalah satu-satunya manusia yang mencoba untuk melindungiku. Sementara manusia lain selalu berdiri di belakangku." Ada nada getir yang terucap dari bibirnya. Namun, tetap diucapkannya pada Rin."Bahkan, dulu ketika aku masih menjadi manusia sekalipun, sama sekali tak ada yang pernah menolongku."Rin terperanjat, mundur seketika. "Manus
Butuh beberapa orang untuk membuatmu menderita, tetapi kamu cukup membutuhkan satu orang agar membuatmu bahagia.🥀🥀🥀Rin mendekap Kyeo erat, air matanya mengalir dengan deras. Ia menangis sesenggukan saat merasakan tubuh dalam pelukannya dingin bak es. Isak tangisnya pecah. "Bangun, Kyeo. Kumohon, buka matamu," pintanya lirih.Gadis itu tidak bisa menunggu lebih lama lagi hingga mata terpejam itu terbuka lebar. Akan sangat menyakitkan baginya jika terlambat membawa Kyeo. Rin mengusap wajahnya kasar. Dia harus mencari pertolongan!Dalam hal ini, pikirannya hanya tertuju pada penyihir tua yang ada di dasar gunung Yaburi. Gurunya yang telah mengajari Rin sihir dan membagikan kekuatan gelapnya. Enzu!Guru penyihirnya itu pasti bisa membantunya menyelesaikan masalah ini. Rin tidak tega melihat raut wajah kesakitan pria dalam pelukannya, ia tak ingin kehilangan Kyeo yang teramat berharga baginya.Rin memejamkan matanya yang sembap, berkonsentra
Pagi ternyata datang lebih cepat. Rin telah mengganti pakaiannya dengan yukata merah tua dan hakama biru, gadis itu tampak berseri-seri sebelum keberangkatan mereka.Terbukti dari tak henti-hentinya dia bersenandung tatkala sedang merapikan perlengkapan sebelum pulang ke desa Anohagaku. Desa yang diberitahukan oleh roh pengantar jiwa bernama Tatarimokke.Berbicara tentang makhluk berwujud anak kecil berambut mangkuk, sudah lama sekali sejak terakhir kali Rin bertemu dengannya. Terakhir dia bersama Mokke adalah sebelum dia membebaskan sang iblis kelelawar.Sejak saat itu, keberadaan Mokke menjadi lenyap. Tak ada yang tahu di mana makhluk itu berada.Padahal Rin sudah mencarinya di ladang bunga tempat mereka pertama kali bertemu. Gadis itu juga telah bertanya pada seluruh penduduk desa. Tetapi, mereka hanya mengatakan bahwa Tatarimokke sedang pergi ke dunia kematian.Tak ada seorang pun yang tahu apa yang roh siluman itu lakukan di sana. Namun, jika