TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPU
BAB KE : 15
TEROR KEMBALI DATANG POV : TIWI Sampai saat ini aku masih penasaran, makhluk apa sebenarnya yang ada di rumah Mas Ronal.Sejak peristiwa itu terjadi, ada rasa takut untuk kembali ke sana, dan sampai saat ini aku memang tidak pernah ke sana lagi.
Akhirnya Mas Ronal mengambil keputusan, kami kembali ke rumah Ibuku, dan menetap di sini untuk waktu yang tak ditentukan. Semua perabot telah di bawa ke rumah Ibu.
Sebenarnya dari awal Ibu tidak setuju kami pindah dari sini. Namun, karena ingin mandiri dan rumah tersebut juga lebih dekat dari tempat kerja Mas Ronal. Akhirnya dengan terpaksa Ibu melepas kami.
Tentu waktu itu aku merasa berat untuk meninggalkan Ibu dan Tika. Tapi apa boleh buat, sebagai seorang istri aku harus taat pada suami, termasuk harus ikut Mas Ronal dan dengan terpaksa meninggalkan Ibu dan ad
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 12TIWI MENJADI BUNDA RATUPOV : TIWIAku terbangun dengan tubuh terasa lemas. Pandanganku langsung menangkap langit-langit ruangan yang berwarna biru.Saya merasa takjub dengan balutan warna biru di langit-langit ruangan ini.
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 16RATU KENCANA WANGI18+POV : TIWISetelah kelima pelayan itu pergi, rasa penasaran kembali menghantuiku. Berbagai pertanyaan bersiliweran di otak ini yang membuat kepalaku sedikit pusing.Ratu Kencana Wangi ... siapa lagi itu? Apakah dia ratunya di sini? Kemudian kenapa aku dipanggil mereka dengan sebutan Bunda Ratu? Apakah aku Ibunya Ratu Kencana Wangi?Ah, pikiranku telah ngacau ke mana-mana. Mustahil aku Ibunya Ratu Kencana Wangi, punya anak saja belum. Kalau calon Ibu sih, iya! Karena telah ada janin dalam perutku ini.Tanganku seketika mengusap perut. Kini aku baru ingat, bahwa diriku sedang hamil. Hamil muda, yang membuat aku suka mual dan pengen kencing terus.Begitu seringnya aku ke kamar mandi, hingga suatu malam aku jatuh. Jatuh karena melihat sosok yang mengerikan. Ya, itul
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 14POV : TIWI"Apa?!" Mulutku menganga dengan mata melotot.Apa dia bilang? Janin yang ada di dalam perutnya adalah anak suamiku? Mas Ronal? Tidak ... tidak mungkin! Aku tidak percaya itu.
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 18SUKMA TIWI DISANDERA RATU KENCANA WANGI18+Apakah sebenarnya yang terjadi dengan Tiwi? Setelah dia pingsan di depan kamar mandi, mengapa tiba-tiba dia berada di sebuah kamar yang ada di bukit lampu?Ustad Danu memang berhasil mengusir jin yang merasuki Tiwi, tapi jin itu tidak mati atau jera
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 19UJUD ASLI RATU KENCANA WANGI18+"Bhua ha ha ha!"Ratu Kencana Wangi memeluk Tiwi sambil tertawa terbaha-bahak. Tawa yang tidak pantas untuk seorang perempuan, apalagi sekelas ratu. Sangat tidak sopan.
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 20TIWI INGIN KABUR18+Tiwi menarik napas panjang. Hatinya sedikit lega setelah Ratu Kencana Wangi pergi dari kamar tersebut.Tiwi duduk membenarkannya dengan menyandarkan punggung pada kepala ranjang, dan kedua kaki bersilonjor. Terlihat sedang sesua
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB KE : 21GANAYANA SANG PELAYAN18+Ketika melihat ujud makhluk tersebut, refleks Tiwi bangkit dari duduknya dengan sentakkan serta pekikkan khas emak-emak di kala kaget.Setelah berdiri dia langsung pasang kuda-kuda dengan jurus cengcorang kegelian tak tentu arah.Kenapa dikatakan jurus cengcorang? Karena terlihat dari gerakkan ke dua tangan Tiwi yang memutar ke sembarang arah seperti cengcorang.Ujung jarinya bertaut membentuk kerucut, persis ular kadut lagi galau mau mematuk.Disamping kedua tanganya aktif bergerak ke sana dan ke sini, Langkah kaki Tiwi pun ikut bergerak ke kiri dan kanan, kayak ibu-ibu yang lagi senam poco-poco di jalan gang kompleks perumahan.Jurus yang aneh. Mungkin kalau guru Wiro Sableng yang bernama Eyang Sinto Gendeng melihat gerakkan Tiwi tersebut, dia akan ngompol saking herannya.S
TEROR MAKHLUK PENUNGGU BUKIT LAMPUBAB : 22KETAKUTAN DI RUMAH BU DARMI18+"Ronal... Ronal... Ronal!? Ke sini, Ronal!?" teriakkan Bu Darmi memecahkan keheningan malam.Ibu dari Tiwi dan Tika itu berulang kali memangil menantunya dengan suara yang sangat keras. Kerasnya suara Bu Darmi tidak hany