BAB KE : 48JIN PENCULIK JANIN 16+Keadaan Ganayana sangat memprihatinkan, dia terbaring tanpa gerak di atas ranjang. Ujudnya sekarang seperti manusia kerdil dengan wajah keriput. Bagian yang terkena serangan waktu dia bertarung dengan nenek buaya, kini melepuh seperti terbakar, ada beberapa bagian tulang Ganayana yang patah. Ratu Kencana Wangi memerintahkan tabib istana untuk berusaha keras menyembuhkan Ganayana. Apapun caranya dan berapa pun biayanya, Ratu Kencana Wangi tidak peduli! "Bila perlu bawa dia operasi plastik ke Singapura, yang penting kulitnya bisa kembali seperti semula!" titah Ratu Kencana Wangi tegas yang membuat para tabib istana melongo. "Emang ada rumah sakit operasi kulit khusus jin di Singapura?" tanya seorang tabib dengan berbisik pada seorang rekanya. "Yo, ndak tahu saya. Kok nanya saya? Kalau segala urusan di tanya ke saya, lalu saya nanyanya sama siapa?" Tabib yang ditanya menjawab sambil bertanya balik. Tentu hal tersebut juga dilakukan dengan berbi
BAB KE : 49 UMMU SABIYAN PIMPINAN JIN PENCULIK JANIN 16+Di dunia per-jin-nan memang ada kelompok yang memiliki kebiasaan khusus. Kebiasaan menculik janin yang ada dalam perut manusia. Terkadang terdengar berita bahwa ada ibu hamil yang tiba-tiba perutnya kempes dengan sendirinya, dan janin di dalam perutnya pun menghilang entah ke mana. Kalau ada kejadian seperti ini, maka jin jenis inilah yang layak dicurigai, dan dijadikan tersangka utama. Jin spesialis pencuri janin, membentuk kelompok tersendiri dan menguasai wilayah yang lebih dekat ke area perkampungan warga, berbeda dengan jin dari golongan siluman yang lebih memilih mendirikan kerajaan mereka di gunung, lembah atau ngarai. Biasanya kelompok jin siluman lebih dekat hubungannya dengan jenis jin pencuri janin ini. Mereka jarang berbenturan dalam hal wilayah kekuasaan. Karena mereka menyukai area yang berbeda, jadi tidak ada konflik kepentingan soal area wilayah kekuasaan antara mereka. Tidak jarang mereka melakukan kerja
BAB KE : 50 TOKEK ANEH 16+Begitulah kelakuan pasangan suami istri yang masih muda itu. Mereka selalu saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati dengan kesabaran dan penuh kasih sayang.Tiwi menasehati suaminya untuk rajin beribadah, begitu pula sebaliknya. Ronal juga menasehati agar istrinya menjadi istri yang soleha. Tapi sayangnya, nasehat hanya sekedar nasehat, tak satu pun dari mereka yang mau menunaikannya. Ada-ada saja dalih mereka untuk menunda-nunda ibadah, akhirnya sampai sekarang, ibadah mereka masih nihil alias kosong melompong. Di keluarga ini hanya Bu Darmi yang rutin mengerjakan ibadah shalat, itu pun dalam kategori biasa-biasa saja. Sekedar yang wajib doang. Soal ikut pengajian, itu jarang sekali terjadi. Paling Bu Darmi memperoleh ilmu agama dari pengajian Ustad yang ada di tivi. Itu pun tidak semua diikuti, Bu Darmi mengikuti pengajian di tivi tergantung tingkat kelucuan Ustad tersebut, yang paling lucu, itulah yang disimak Bu Darmi. Saat
BAB KE : 51NENEK KURUS YANG MENYERAMKAN 16+Posisi nenek itu seperti merangkak di atas lantai. Tubuhnya yang kerempeng ditopang oleh kedua kaki dan tanganya, bentuk kaki dan tangannya hanya berupa tulang yang dibungkus kulit tanpa daging. Sangat kecil dan kurus!Kepalanya terangkat menatap ke arah Tiwi dengan mulut terbuka menyeringai. Dari mulutnya menetes liur yang kental, saking kentalnya, liur itu sempat menggantung di bibir nya yang pucat sebelum jatuh menetes ke lantai. Warna air liurnya agak kekuningan dengan bau amis menyengat. Mulutnya yang terbuka mempertontonkan sederet gigi berwarna hitam yang sebagiannya telah keropos. Warna hitam gigi tersebut sangat kontras dengan lidahnya yang semerah darah. Sekali-kali lidah itu menjulur keluar menjilat air liur yang membasahi bibir bagian bawah.Menyaksikan makhluk yang ada di depannya, dengan cepat Tiwi bangkit dari tidur, lalu dia beringsut dan bergeser ke belakang ke arah dinding berusaha menjauh dari makhluk itu. "Pergi ..
BAB KE : 52 RASA CINTA DAN TANGGUNG JAWAB CALON IBU 16+Kemana Ronal? Kalau di kamar mandi tidak mungkin, mustahil rasanya dia begitu lama di kamar mandi di tengah malam seperti ini. Duduk di ruang depan, juga tidak mungkin, karena itu bukan kebiasaan Ronal selama ini. Ronal tipe lelaki yang tidak suka tidur larut malam atau nongkrong di luar. Biasanya bila telah jam delapan malam dia sudah di kamar. Duduk sebentar di depan nakas, menunggu kantuk datang, setelah itu berbaring di ranjang.Tapi, sekarang di mana dia? Kenapa dia tidak ada di ranjang? Bahkan di kursi yang ada dekat nakas, juga tidak terlihat! Padahal saat ini malam sudah larut, Tiwi bertanya-tanya dalam hatinya. Ketika menyadari malam telah larut, Tiwi berniat melepaskan telapak tangan dari wajahnya. Dia hendak melihat ke dinding, di mana tempat jam menempel. Tiwi ingin tahu pukul berapa sekarang. Masih ada rasa ragu di hati Tiwi ketika dia mau melepaskan tanganya dari wajah. Tiwi takut matanya akan melihat makhlu
BAB KE : 53 KUKU RUNCING SI NENEK MENYERANG PERUT TIWI Langkah si nenek tertahan oleh bentakan Tiwi, kilatan di matanya semakin jelas terlihat. Sesaat dia mematung dengan tatapan yang sangat tajam. Sekarang si nenek ini tidak merangkak lagi, tapi telah berdiri dengan tegak. "Apa yang kamu inginkan?"Tiwi kembali membentak ketika nenek itu mengankat satu kakinya untuk melangkah mendekati ranjang. "Shaya~ingin~anhakkk~mhu," jawab si nenek sambil menunjuk ke perut Tiwi. Suaranya pelan terbata-bata dan mendesah, seperti berbisik, yang membuat bulu kuduk jadi merinding bagi yang mendengarkannya. Walau suara nenek tersebut sangat pelan, tapi terdengar jelas oleh kuping Tiwi. Suara mendesah yang keluar dari mulut nenek itu membuat Tiwi dengan refleks mengusap-usap bagian ujung perutnya. Merasa ada sesuatu yang bergerak dari dalam perut tersebut, rasa kasihan Tiwi semakin bertambah terhadap janin yang ada di dalamnya. Hal ini membuat niat Tiwi untuk menyelamatkan jabang bayi semakin
BAB KE : 54 BU DARMI DAN TIKA BERHAMBURAN KE KAMAR TIWI 16+Setelah bayi yang bersimbah darah keluar dari perut Tiwi, lalu nenek itu mengangkat tangannya. Kini di dalam genggaman nenek tersebut terdapat janin Tiwi. Dia mendekatkan jabang bayi ke mulutnya dan menjilati darah yang ada pada tubuh si bayi. Setelah itu si nenek siap untuk melahap bayi tersebut.Mengingat cerita yang pernah dia dengar, membuat Tiwi nekat untuk melawan si nenek. Seandainya dia mati karena melakukan perlawanan, itu lebih baik, dari pada mati karena terzholimi.Sementara itu, tangan si nenek terus bergerak ke depan, dan ujung kukunya telah menyentuh daster Tiwi, dan tiba-tiba...."Brettttt!"Ketika ujung kuku si nenek baru saja menyentuh dasternya, tiba-tiba istri Ronal itu menepis tangan si nenek. Secepat kilat dia langsung menyerang dengan pukulan bertubi-tubi ke wajah si nenek. Tiwi begitu kalap, bahkan dia menyerang membabi buta tidak tentu arah dengan mata terpejam. Pukulannya melayang ke sana-sini
BAB KE : 55 JANGAN TIDUR DI WAKTU MAGHRIB 16+Suara perempuan itu membuat Ronal dan Tiwi terlonjak kaget, sehingga irama jantung mereka jadi berubah dengan degupan yang semakin keras. Ingin rasanya Ronal memaki, tapi melihat siapa yang ada di depan pintu, Ronal mengurungkan niatnya. Di depan pintu kamar terlihat Bu Darmi. Dengan raut wajah yang penuh rasa cemas dan langkah bergegas dia menghampiri ranjang di mana Ronal dan istrinya sedang berada. Bersamaan dengan Bu Darmi, juga ada Tika. Gadis itu berjalan seperti menempel pada ibunya.Rupanya teriakan Tiwi telah membuat mereka terjaga dari tidurnya. Ketika mendengar suara ribut-ribut yang datang dari kamar Tiwi, Bu Darmi dan anak bungsunya berhamburan datang ke sana. "Tiwi mimpi buruk, Bu. Tapi, sudah nggak apa-apa," jawab Ronal setelah berhasil menekan degup di jantungnya. "Mimpi buruk?" gumam Bu Darmi sambil mempercepat langkahnya menuju ke arah ranjang. Setelah berada di samping ranjang, Bu Darmi menatap Tiwi dan Ronal be