Share

Menjelang Tamat II

***

"Aku kalah, Umi. Aku mengaku kalah."

Ranti menangis tersedu-sedu di pusara Umi Laila.

"Terlalu banyak aku berbuat dosa, aku sadar, Umi," imbuhnya terisak. "Usiaku semakin menua, tapi kebencian untuk Haikal dan Delia rasanya tidak pernah surut. Aku masih saja menyimpan dendam padahal jelas-jelas akulah yang sudah melukai mereka dengan teramat kejam."

Ranti mengusap batu nisan yang bertuliskan nama Umi Laila binti Haris. Di atas tanah kuburan, wanita yang kecantikannya tidak tergerus usia itu meluapkan semua penyesalannya.

"Andai waktu bisa diulang, aku tidak akan bertindak sebodoh itu, dulu." Ranti mengusap pipinya yang basah. "Aku ingin hidup bahagia bersama Umi dan Abah. Aku ingin menghabiskan sisa usia dengan pernikahan yang langgeng dengan pria pilihan Abah, Umi. Aku menyesal. Aku menyesal sudah menghabiskan separuh hidupku dengan menyemai kebencian. Aku ... sekarang aku seorang diri, aku tidak punya siapa-siapa yang akan menangisi kepergianku nanti."

Ranti memeluk batu nisan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status