Share

TERKABULNYA DOA ISTRIKU
TERKABULNYA DOA ISTRIKU
Penulis: Ariesa Yudistira

Doa Istriku

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-21 16:16:18

"Kalau gak cantik, setidaknya jual mahal sedikit. Lihat kakakmu, bisa nikah sama bos besar. Lah, kamu? Malah nikah sama bekasnya yang jelas-jelas kere. Lihat sekarang, tetap jadi beban!"

Aku yang baru saja memarkirkan sepeda motor di depan pelataran rumah, seketika tertegun mendengar suara Bu Nani, Ibu mertuaku. Tampaknya dia sedang mengomeli Jelita, istriku, seperti biasanya.

Aku membuka helm berwarna hijau khas ojek online, lalu berjalan pelan menuju samping rumah. Sengaja aku tidak lewat pintu depan, karena suara Ibu mertuaku terdengar dari arah sumur yang letaknya berada di sudut belakang rumah tua itu.

Benar saja, begitu sampai di sana, kulihat Ibu mertua berkacak pinggang di depan Lita yang sedang mencuci setumpuk pakaian. Tampak Lita hanya diam mendengarkan omelan sang Ibu, dengan sesekali menyeka peluh di keningnya.

"Mau sampai kapan kamu menumpang di rumah Ibuk, dengan suamimu yang tidak berguna itu, Lita?!" ucap Bu Nani lagi dengan suara yang meninggi.

"Insya Allah nanti kalau tabungan kami cukup, kami gak akan merepotkan Ibuk lagi, kok." Lita akhirnya menjawab dengan nada suara pelan.

"Halah! Memangnya kalian punya tabungan? Buat makan aja gak cukup!"

"Allah Maha Kaya, Buk. Tidak ada yang tidak mungkin," jawab Lita lagi.

"Sok-sokan kamu, Lita! Mau berdoa sampai air matamu kering, kalau dasarnya suamimu kere ya kere aja! Kamu saja yang bodoh mau dinikahi sama dia!"

"Semua itu bukan salah Lita, Buk. Itu salah saya." Aku yang sejak tadi berdiri tak jauh dari mereka, akhirnya tak tahan lagi untuk menyahut, karena tak tega melihat Lita terus dipojokkan.

Mereka berdua seketika tersentak, lalu menoleh padaku. Wajah Lita terlihat memucat, cepat-cepat dia berdiri dan mengusap kedua tangannya yang penuh sabun ke daster lusuhnya.

"Mas Damar sudah pulang?" Dengan wajah yang terlihat gugup dia berjalan cepat ke arahku, lalu meraih tanganku dan menciumnya.

Ibu mertuaku terlihat merengut, lalu melenggang begitu saja meninggalkan kami berdua yang masih berada di sumur.

"Mas Damar mendengar ucapan Ibuk? Maafkan Ibuk ya, Mas? Dia tidak bermaksud seperti itu." Lita menatapku dengan pandangan berkaca, sepertinya takut sekali aku terluka dengan ucapan Ibu mertua.

Aku menarik napas panjang, lalu mengusap kepalanya yang tertutup jilbab lusuh, yang sebagian basah oleh air.

"Justru Mas yang harusnya minta maaf, Dek. Mas belum bisa berbuat banyak untuk Adek," jawabku kemudian, membalas tatapannya dengan sendu.

Seketika Lita menggeleng cepat. "Nggak, Mas. Bagiku Mas Damar adalah sosok imam yang aku idamkan selama ini," ucapnya kemudian. "Mas Damar pasti lapar. Adek tadi masak sayur bening. Ayo makan, Mas."

Wanita yang kunikahi beberapa bulan yang lalu itu menarik tanganku menuju dapur. Dengan sigap dia mengambilkan sepiring nasi dan sayur bening bayam untukku, juga membuatkanku segelas teh hangat.

"Adek sudah makan?" tanyaku padanya sebelum memulai suapan.

"Sudah, Mas." Lita tampak tersenyum manis.

Aku menarik napas, lalu memperhatikan istriku sekali lagi. Jelita memang tidak secantik kakaknya, yang selalu dibandingkan ibunya dengan dia. Lebih tepatnya mungkin kurang perawatan saja. Jelita pada dasarnya sangat manis, tapi kulitnya terbakar sinar matahari karena sebelum menikah denganku, dia berjualan kue keliling kampung.

Setelah menikah denganku pun, tak ada yang banyak berubah darinya. Aku belum bisa memberikan lebih untuknya, dengan pekerjaanku yang hanya sebagai ojek online. Namun tak pernah sedikitpun dia mengeluh dengan keadaan kami saat ini.

"Oh iya, Dek." Aku cepat-cepat merogoh saku jaketku, dan mengulurkan beberapa lembar uang padanya. "Alhamdulillah, hari ini Mas dapat rejeki yang lumayan."

"Alhamdulillah, Mas." Kedua mata Lita tampak berbinar ketika menerimanya. "Ibuk pasti senang jika kita bisa memberinya lebih. Aku berikan ini pada Ibuk dulu ya, Mas?"

Aku tersenyum getir ketika melihat istriku itu dengan wajah bahagia meninggalkanku untuk memberikan jatah uang pada sang Ibu. Tak peduli jika sang Ibu selalu mengomelinya setiap hari, Lita tetap dengan tulus ingin berbakti pada sang Ibu. Meskipun dia tahu, apa yang dia berikan tak akan pernah mendapatkan penghargaan.

"Cuma segini kamu bilang lebih? Kakakmu saja bisa ngasih ibuk tiga juta tiap bulan! Lah, kamu? Buat beli beras aja kurang!"

Aku menahan napas, urung memasukkan sendok nasi ke dalam mulut. Meskipun sudah terbiasa mendengar semua itu, tapi rasanya tetap saja menyesakkan hati. Ingin rasanya aku bisa cepat-cepat membawa Lita pergi dari rumah ini, hidup mandiri.

"Maaf ya, Buk. Kalau nanti Mas Damar dapat rejeki lebih, pasti ...."

"Ah, sudahlah Lita! Berdoa saja terus sana, biar suamimu bisa kaya!"

Akhirnya aku berdiri dari tempatku duduk, lalu berjalan ke arah depan. Lita masih berdiri membelakangiku di tempatnya dengan kepala menunduk, sedangkan Ibu mertua sudah meninggalkannya.

"Dek ...." Aku memegang pundak Lita pelan.

Lita tampak tersentak, lalu mengusap wajahnya dan menoleh padaku. Dia seketika tersenyum, yang dengan jelas amat sangat dipaksakan.

"Adek nangis?" Suaraku hampir tercekat ketika melihat kedua matanya yang memerah.

"Nggak kok, Mas," jawab Lita cepat. "Mas Damar sudah selesai makannya? Mas istirahat saja dulu, aku mau salat ashar."

Lita cepat-cepat meninggalkanku sebelum sempat aku bertanya lebih jauh lagi. Sebagai seorang suami, aku merasa amat sangat gagal. Aku bahkan tidak bisa membawa istriku pergi dari rumah yang hanya membuatnya menderita ini.

"Ya Allah, Engkau Maha Kaya. Karena itulah titipkan sedikit saja harta untuk suamiku ... agar tidak ada lagi orang-orang yang bisa menghinanya."

Hatiku bergetar hebat ketika mendengar doa istriku selepas sujud terakhirnya. Aku urung masuk ke dalam kamar, hanya bisa berdiri di sisi pintu dengan hati yang hancur. Padahal dia begitu menderita, tapi dia selalu melantunkan doanya hanya untukku.

Maafkan Mas, Dek. Mas berjanji akan secepatnya membawamu keluar dari penderitaan ini ....

Tiba-tiba saja ponsel dalam sakuku bergetar. Satu pesan masuk dari nomer yang tak asing. Aku cepat-cepat membukanya.

[ Damar, pulanglah. Ada yang ingin Mama bicarakan. ]

Kedua mataku seketika membulat sempurna, sedangkan tanganku bergetar hebat. Ya Allah, apakah ini pertanda Engkau mengabulkan doa istriku?

Bab terkait

  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Maaf, Ma

    ( flash back )"Ditolak sama kakaknya, tapi mau nikah sama adiknya! Apa kamu sudah gak waras, Damar?!""Ma, aku juga baru tahu ternyata Jelita itu adiknya Dahlia.""Mama tidak peduli! Kamu kan tahu kalau Mama sudah tidak sudi lagi berurusan dengan keluarga itu, Damar! Mau ditaruh mana muka Mama jika bertemu dengan mereka lagi? Kamu lupa penghinaan mereka dulu?!""Damar tahu, Ma. Tapi ...." Aku menghentikan ucapanku sesaat. Aku tahu akan sangat sulit meyakinkan Mama tentang niatku.Jelita, gadis yang dua tahun lalu kukenal, yang rencananya ingin aku nikahi. Gadis berjilbab sederhana, yang mampu mengobati luka yang bahkan tak bisa aku obati sendiri. Aku tak menyangka, ternyata dia adalah adik dari wanita yang selama ini telah menghancurkan hatiku dan dan mempermalukan Mamaku. Wanita yang menjadi kekasihku selama bertahun-tahun, tapi akhirnya memilih menikah dengan lelaki lain yang jauh lebih kaya, di saat usahaku sedang jatuh-jatuhnya.Ya, aku terlalu naif. Aku yang berpikir bahwa akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Pembuktian

    Aku tahu ... mungkin setelah ini aku akan kehilangan segalanya. Namun aku tidak bisa melepaskan orang yang terlanjur kucintai begitu saja. Orang yang mampu mengobati luka dan membuatku bangkit dari keterpurukan selama ini."Sudah cukup, Dahlia!"Wanita yang dulunya sempat mengisi hatiku selama bertahun-tahun itu menoleh. Kedua matanya terlihat membola sesaat ketika beradu pandang denganku."Damar?" Wajahnya kentara sekali jika kaget, tapi sesaat kemudian kembali terganti dengan keangkuhan."Ngapain kamu di sini?" Dahlia seketika melipat kedua tangannya di dada, lalu menatapku dengan pandangan sinis."Mas Damar." Lita berdiri, seraya berjalan mendekat ke arahku. Wajahnya juga terlihat bingung, mungkin tak mengira jika aku mengenal kakaknya.Wajah Dahlia juga lagi-lagi terlihat kaget, lalu menatap ke arah kami berdua satu-persatu."Loh, kalian berdua saling kenal?" tanyanya. "Kalian ....""Lita ini calon istriku, Dahlia," sahutku seraya meraih pinggang Lita dan mendekatkannya ke arahku.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Ujian

    "Punya apa kamu berani melamar anak saya?"Pertanyaan yang sama, yang Bu Nani ajukan padaku dua tahun yang lalu ketika melamar Dahlia. Wanita itu sama sekali tidak berubah. Entah apa yang membuatnya begitu angkuh, padahal kehidupannya biasa saja, bahkan jauh dari kata berada.Aku melirik ke arah Jelita yang duduk tak jauh dariku. Tampaknya dia gelisah, terlihat dari bagaimana dia memilin jemarinya sejak tadi. Mungkin juga takut jika aku dipermalukan untuk kedua kali oleh sang Ibu."Damar ... Damar. Dulu kamu berani melamar Dahlia, padahal tidak punya apa-apa. Sekarang apa masih tetap sama dengan yang dulu? Kamu pikir putriku bisa hidup hanya dengan makan batu?" ucap Bu Nani lagi sambil menatap tajam padaku."Kamu juga, Lita!" Pandangan Bu Nani beralih pada putrinya. "Sejak kecil kamu gak pernah menurut sama Ibuk! Waktu lulus dari pesantren kemarin, bukannya Ibuk sudah bilang ada yang ingin menikahimu? Alasan saja kamu ingin kerja dulu, belajar berjualan dulu! Rupanya ngebet sama manta

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Pulang

    "Sarapan dulu Mas, sebelum berangkat." Lita meletakkan sepiring nasi hangat dengan lauk ikan pindang dan sedikit sambal di depanku. "Biar kubuatkan kopi.""Terima kasih, Dek," jawabku. Perasaanku sebenarnya tidak enak, karena tidak jujur pada Lita jika hari ini aku akan pulang untuk menemui Mama."Ini kopinya, Mas," ucap Lita lagi sambil mengulurkan secangkir kopi padaku.Aku tersenyum, menerima cangkir itu dan kembali mengucapkan terima kasih. Lita masih berdiri di depanku. Dari bahasa tubuhnya, dia terlihat ingin mengucapkan sesuatu, tapi ragu-ragu."Ada yang ingin Adek bicarakan?" tanyaku kemudian seraya menatapnya.Jelita langsung terlihat salah tingkah, lalu menjawab dengan sedikit terbata."Iya, Mas .... Aku ....""Duduklah di sini dulu, Dek," ucapku kemudian, seraya menggeser posisi dudukku.Lita dengan wajah ragu-ragu akhirnya duduk di sampingku."Sekarang katakan, Dek.""Mas janji tidak akan marah?" Jelita menatap ke arahku dengan pandangan takut-takut."Tentu saja tidak, Dek

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Jalan lain

    "Damar!" Mama ikut berdiri, menatapku dengan pandangan tak percaya."Sejak kapan kamu menjadi begitu kasar?!" lanjutnya, terlihat jelas jika dia tengah gusar.Aku mengatupkan bibir, tubuhku sedikit melemah. Diam-diam menyesal karena tidak bisa menahan emosiku. Padahal selama ini aku sudah banyak belajar bersabar dalam menghadapi sikap Bu Nani, ibu mertuaku. Kenapa sekarang justru kehilangan kontrol saat berhadapan dengan Mamaku sendiri?"Jadi ini yang kamu dapat selama tinggal di kampung, Damar? Apa istrimu yang mengajarimu seperti itu?" Giliran Mama yang tampak emosi dengan napas yang naik turun."Ma, Maafkan aku," ucapku kemudian dengan suara memelan. "Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Lita. Aku yang kehilangan kontrol atas diriku sendiri."Mama terlihat membuang napas kesal, aku pun menghela napas panjang."Ma, aku tahu rasa sakit hati Mama pada Ibu dan Kakak Lita masih belum bisa hilang," ucapku kemudian. "Tapi Lita sama sekali tidak bersalah, Ma."Mama menoleh padaku,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Rejeki tak Terduga

    Mataku membola lebar, hampir tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Proyek kami berhasil? Proyek yang kami garap bersama di sela waktuku menjadi tukang ojek, ternyata membuahkan hasil? Allahuakbar."Ka ... kamu serius, Rudi?" tanyaku kemudian, masih belum bisa percaya dengan pendengaranku sendiri."Untuk apa aku bercanda, Damar? Datanglah ke kantorku secepatnya. Kalau bisa sekarang juga. Ada banyak hal yang harus ditanda tangani," jawab Rudi dengan suara yang jelas terdengar sumringah."I-iya, Rud. Aku akan ke sana setelah mengantar istriku pulang," ucapku kemudian.Badanku gemetar hebat setelah menutup telepon dari Rudi, saking bahagianya. Tak menyangka jika akan mendapatkan hadiah luar biasa saat aku hampir putus asa."Ada apa, Mas? Kok wajah Mas kelihatan bahagia sekali?" Lita menatap ke arahku dengan pandangan heran.Aku tak menjawab, namun langsung memeluknya erat. Ternyata inilah jawaban atas doa-doa yang Lita langitkan. Sungguh, Allah tidak akan mengambil sesuatu, mela

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Rencana

    "Alhamdulillah, terima kasih banyak, Rud," ucapku sambil mengusap wajahku penuh syukur.Dengan uang itu, hal yang pertama ingin aku lakukan adalah mewujudkan impian Lita untuk memiliki toko kue. Aku ingin memberikan itu sebagai hadiah pertama nanti. Apalagi ulang tahun Lita tak lama setelah hari ulang tahun ibunya."Aku yang seharusnya berterima kasih, Damar. Aku juga minta maaf. Mungkin bagimu uang segitu pasti kecil mengingat usahamu yang jauh lebih besar. Apalagi sebentar lagi semuanya kembali padamu saat lulus ujian dari Mamamu," jawab Rudi sambil menepuk pundakku lagi.Aku seketika terdiam mendengar ucapan Rudi. Aku memang sudah menceritakan padanya segalanya. Dia tahu bagaimana dulu aku begitu hancur saat dipermalukan oleh Dahlia dan ibunya, juga bagaimana Mama mengujiku saat ingin menikah dengan Lita."Aku sudah membatalkan perjanjian dengan Mama, Rud," ucapku kemudian.Rudi seketika mengerutkan kening. "Maksud kamu gimana, Mar?"Aku menarik napas panjang. "Aku sudah tidak in

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06
  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Hadiah

    "Kamu gak usah ikut campur, Damar. Ini pembicaraan antara ibu dan anak!" sahut Bu Nani. "Kamu cuma orang lain yang kebetulan menikahi putri saya!""Anak? Ibu selama ini menganggap Lita itu anak Ibu?" Aku tetap tidak mengalah."Tentu saja! Saya yang melahirkan dan membesarkan dia!""Lalu kenapa perlakuan Ibu dan terhadap Dahlia dan Lita begitu jauh berbeda?""Dahlia selalu menurut apa yang saya katakan! Sedangkan Lita dari kecil sudah pembangkang! Sejak dia lahir semua yang kami punya habis tak tersisa. Bahkan saya harus kehilangan suami karena dia!""Astaghfirullah, Buk." Aku seketika mengelus dadaku yang mendadak sesak.Kulirik Jelita yang menundukkan wajahnya dalam. Kehilangan suami karena Jelita? Aku tak tahu apa yang Ibu mertuaku maksudkan. Ah, aku menyesal. Perdebatan dengan Ibu mertua hanya menambah luka di hati Jelita saja."Jadi, Damar, kalau kamu tidak tahu apa-apa, gak usah ikut berkomentar! Akan lebih baik kamu mencari cara agar cepat kaya, agar air mata istrimu tidak terb

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-06

Bab terbaru

  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Akhir yang bahagia

    "Ya Allah, Mbak Lia. Kenapa jadi seperti ini?"Lita mengelus nisan Kakaknya dengan raut wajah penuh kesedihan. Pihak kepolisian bertanggung jawab penuh atas proses pemakaman, dan jenazah Dahlia diurus oleh pihak rumah sakit, dan makam Dahlia bisa bersandingan dengan makam Bu Nani.Aku menatap tanah merah tempat Dahlia berada di pembaringan abadi itu. Padahal sudah beberapa kali pihak kepolisian membawakan Dahlia seorang psikiater, dan saat ini juga sedang menjalani perawatan non medis. Dahlia depresi, itu yang kami dengar. Namun aku tak menyangka jika dia akan bertindak seperti itu.Dahlia tidak pernah mau menerima tamu sejak terakhir kali aku dan Lita mengunjunginya waktu itu. Kami masih menitipkan beberapa barang untuknya, termasuk Alquran dan mukena untuk salat. Tapi ternyata ....Saat aku masih terdiam dalam lamunan, tiba-tiba terlihat David dan Nadia datang ke pemakaman itu. Mereka berdua langsung berjongkok di depan nisan, berseberangan dengan Lita."Ya Allah, Lia." David juga t

  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Pesan terakhir

    "Apa yang terjadi, Mas?" tanya Lita seraya menatapku."Ibuk ... ibuk sudah tersadar dari koma, Dek," jawabku."Benarkah? Alhamdulillah, ya Allah." Lita mengusap wajahnya penuh syukur. "Kalau begitu kita pulang sekarang, Mas.""B-baiklah, Dek." Aku ragu-ragu untuk mengatakan jika kondisi Bu Nani sudah kritis, takut membuat Lita gelisah.Kami semua akhirnya berpamitan pada Bu Narti untuk pulang, meskipun hari sudah mulai malam. Kami tidak bisa menunggu lagi sampai besok pagi, karena takut terjadi apa-apa nanti di rumah sakit.Perjalanan di malam hari terasa lebih lama. David menggantikanku menyetir ketika tahu aku kelelahan. Dia mengantarkanku dan Lita ke rumah sakit lebih dulu, sebelum mengantarkan Nadia untuk pulang. Vivi sudah tidur sepanjang perjalanan. Kasihan anak itu, seharian tertekan karena ulah Dahlia.Begitu sampai di rumah sakit, aku dan Lita langsung bergegas menuju ruangan tempat Bu Nani dirawat. Seorang Suster menyambut kami di sana."Ibu saya bagaimana, Sus?" tanya Lita

  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Penangkapan

    "Astaghfirullah! Mbak Lia melakukan perbuatan senekad itu?" Lita seketika berdiri dengan wajah tak percaya."Padahal wajah Dahlia sudah masuk data laporan kepolisian. Bagaimana mungkin dia bisa begitu mudah mengambil Vivi dari sekolah?" tanyaku pada David."Entahlah, tapi pihak sekolah paud itu tadinya tidak curiga karena yang menjemput memang Mamanya. Saat mereka sadar, Dahlia sudah pergi membawa lari Vivi," jawab David sambil mengacak rambut."Minta rekaman CCTV dari setiap sudut sekolah, Bang. Jadi kita bisa tahu dengan siapa Dahlia datang, atau kendaraan yang dia naiki! Jangan lupa buat laporan ke pihak kepolisian juga," ucapku lagi."Iya, baik, Damar," jawab David lagi. Dia kemudian sibuk membuat panggilan telepon dengan wajah panik.Aku kemudian menatap ke arah Lita."Dek, kamu tidak punya kerabat atau saudara jauh yang kemungkinan bisa menjadi tempat Dahlia bersembunyi?" tanyaku padanya.Lita terdiam mendengar pertanyaanku. Dia tampak berpikir keras."Ibuk punya saudara jauh, M

  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Ikhtiar

    "Sudah Mama duga, pasti ada yang tidak beres! Orang seperti Dahlia itu selamanya tidak akan pernah bertobat!" ucap Mama."Ya Allah, tega sekali Mbak Lia menipu Ibuk seperti ini." Lita menutup mulut dengan kedua tangan."Aduh, maafkan saya, ya? Saya tidak tahu-menahu tentang masalah keluarga kalian. Saya hanya membeli rumah ini secara sah, tidak mau ikut campur masalah lainnya," ucap Ibu itu, wajahnya juga terlihat cemas."Tapi jika nanti kami membutuhkan Ibu sebagai saksi, kami harap ibu bersedia," ucapku."Saya mengerti, Mas," jawab Ibu itu lagi.Aku menarik napas panjang. Biar bagaimapun kami terpaksa melaporkan kejadian ini pada pihak berwajib. Apalagi Dahlia membawa kabur semua uang penjualan rumah, di mana ada hak ibunya di sana."Ibuk! Ibuk!"Aku kaget ketika mendengar suara Lita berteriak. Saat aku menoleh, tubuh Bu Nani sudah mengejang. Kepalanya mendongak ke atas, dan kedua matanya terbelalak."Mas, ibuk kenapa ini, Mas?" Lita terlihat panik melihat keadaan ibunya, sampai har

  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Istana

    "Alhamdulillah, akhirnya kita pulang."Mobil berhenti tepat di depan rumah Mama. Hari ini Lita sudah diperbolehkan pulang dan beristirahat di rumah. Mama memaksa agar kami pulang ke rumah yang ditempati Mama. Aku setuju saja, karena memang nanti ada yang menjaga Lita jika di sana."Aku takut nanti akan merepotkan Mama," ucap Lita, yang awalnya menolak."Repot apanya? Di rumah ada beberapa ART, gak akan repot," jawab Mama."Tapi, rumah kami ....""Rumah itu khusus dipakai untuk produksi saja. Jangan lagi dipakai untuk tinggal. Mama akan meminta orang untuk merenovasinya, menjadi pabrik kecil. Bau minyak dan mentega setiap hari mana bagus untuk kesehatanmu?" ucap Mama lagi, menyela."Mama gak bakal bisa dibantah, Dek ...," ucapku kemudian pada Lita. "Kita menurut saja."Akhirnya Lita bersedia untuk pulang ke rumah yang Mama tempati. Rumah kami. Baru pertama kali ini Lita menginjakkan kaki di sini. Dulu saat aku masih menjadi kekasih Dahlia, kami masih menempati rumah sederhana yang tak

  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Dosa

    "Katakan, Bu Nani!"Saat Mama membentak Bu Nani sekali lagi, aku tak bisa menahan diriku lagi untuk masuk ke dalam. Kulihat Mama menoleh dan langsung tersentak kaget ketika aku membuka pintu. Wajahnya seketika memucat."Damar?"Aku tak langsung bicara, tapi melayangkan pandanganku pada Bu Nani. Hatiku berdesir miris menatap keadaan wanita yang tadinya selalu berucap dengan nada tinggi itu.Badan Bu Nani yang terbaring itu tampak kaku, dengan sebelah tangan mengerut di dadanya. Bibirnya juga sudah tak lagi lurus, bergerak-gerak seperti akan berbicara sesuatu, namun tak sanggup. Hanya kedua matanya yang melebar menyempit mewakili bahasa tubuhnya."Astaghfirullah, Buk." Aku menelan ludah, seketika rasa sedih menyergap dada.Ya, meskipun ibu mertuaku itu selalu melontarkan kata-kata hinaan padaku, tapi melihatnya dalam kondisi yang demikian rasanya hatiku juga tak tega."Damar ...." Mama mendekat ke arahku. "Kamu ... sejak kapan ada di situ?"Aku masih menatap ke arah Bu Nani sekali lagi,

  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Rahasia

    Aku akhirnya kembali menuju kursi tunggu, dan sudah tidak kudapati Dahlia ada di sana. Aku duduk dengan lemah di salah satu sudut kursi. Pikiranku dipenuhi hal-hal yang membuatku bertanya-tanya. Allah, ada apa lagi ini?Entah berapa lama aku duduk di sana tanpa berbuat apapun. Hingga tiba-tiba Mama sudah muncul dan berjalan ke arahku."Syukurlah, kondisi Lita sudah jauh lebih baik," ucap Mama kemudian. Aku membuang napas lega mendengar itu semua. Tak henti-hentinya mulutku mengucap syukur. Ya, meskipun pada akhirnya kami harus kehilangan calon buah hati, setidaknya nyawa istriku sudah tertolong. Tinggal bagaimana nanti aku bertanggung jawab untuk menyembuhkan hatinya."Di mana wanita iblis itu?" tanya Mama kemudian seraya menatap ke sekeliling. "Jangan-jangan dia kabur?""Mungkin sedang bersama Ibunya, Ma," jawabku kemudian. "Bu Nani juga harus mendapat perhatian lebih.""Memang pantas mereka itu mendapatkan karma! Perbuatan mereka berdua benar-benar sudah tidak bisa dimaafkan!" ucap

  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Takdir

    Aku merengkuh tubuh Jelita, lalu membawanya lari sekencang mungkin. Tidak peduli lagi pada orang lain, yang kupikirkan hanya nasib istriku dan bayi yang ada dalam kandungannya. Lita masih merintih kesakitan dan pelukanku, sebelum akhirnya pingsan."Dek! Bertahanlah, Dek! Tolong, Dek! Bertahanlah!" Aku berteriak seperti orang gila."Ada apa ini, Mas Damar?" tanya Bu Tatik ketika aku sudah sampai di depan rumah dengan kondisi yang menyedihkan."Bu, tolong minta warga untuk membantu mencarikan mobil untuk Bu Nani. Saya harus membawa Lita ke rumah sakit," ucapku padanya sembari membaringkan Lita ke jok belakang mobil."Baik, Mas Damar." Bu Tatik akhirnya beranjak pergi meninggalkanku.Badanku gemetar hebat ketika menyalakan mesin dan memutar kemudi. Pikiran buruk sudah memenuhi kepala. Dengan kecepatan tinggi mobil melaju ke rumah sakit."Dokter! Tolong, Dokter!" Lagi-lagi aku berteriak seperti orang gila saat sudah tiba di rumah sakit. Apalagi ketika rembesan darah dari sela kaki Lita se

  • TERKABULNYA DOA ISTRIKU   Hukuman

    Dahlia menatap tak percaya pada suaminya, badannya terlihat gemetar. Dia pasti tak mengira, jika David bisa semudah itu mengucapkan talak padanya."Maksudmu apa, Mas?" tanyanya kemudian seraya menggoncang lengan David.David bungkam. Dia justru membuang mukanya dari Dahlia."Mas! Kamu tidak bisa melakukan itu! Kamu tidak bisa menceraikanku! Kamu ingat, aku punya Vivi, anakmu!" teriak Dahlia kemudian.David kemudian menatap ke arah Dahlia tajam."Kamu pikir bisa mendapatkan hak asuh setelah apa yang kamu lakukan pada Vivi?" tanyanya kemudian. "Lebih baik sekarang kamu membereskan semua barang-barangmu. Tinggalkan rumah ini secepatnya.""Kamu mengusirku, Mas?" Dahlia masih menatap tak percaya pada David. "Sudah kuduga, kamu pasti mau kembali pada mantan istrimu itu, kan? Pasti dia sengaja membalas dendam, menghancurkan rumah tangga kita!""Cukup, Dahlia. Aku sudah tidak mau mendengar apapun lagi darimu," ucap David lagi seraya beranjak pergi.Namun sebelum sempat dia melangkah, Dahlia l

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status