Share

TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN
TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN
Author: La Bianconera

Part 1 Pernikahan

last update Last Updated: 2022-12-20 11:13:15

Rumah dengan halaman yang luas itu sudah penuh dengan para tamu undangan. Mereka duduk berjejer rapi di kursi yang telah dihias sedemikian rupa. Hiasan bunga-bunga mawar, krisan, dan lili memenuhi pelaminan. Di bawah tenda dengan dekorasi berwarna biru muda itu, para undangan tak sabar menunggu kata sah digaungkan.

Seorang pemuda bertubuh jangkung sedikit kurus, duduk gelisah di depan petugas KUA dan wali nikah gadis yang beberapa menit lagi akan sah menjadi istrinya. Dia menunduk dalam. Gelisah dan takut bercampur menjadi satu.

Benarkah dia sudah siap melepas masa lajangnya hari ini?

Benarkah dia mampu menjadi suami yang baik nanti? Sedangkan gadis yang akan dia nikahi tidak menghadirkan rasa cinta di hatinya. Berbagai pertanyaan, dan benarkah, benarkah yang lain muncul.

Pemuda itu menarik nafas panjang, dia tak mungkin mundur lagi. Sebadung dan seberandalan apa pun dirinya, pantang mempermalukan kedua orang tuanya. Dia cukup sadar diri, hidupnya yang kacau telah menyakiti ayah dan ibunya. Kini, saatnya dia membalas budi mereka walaupun tak sebanding. Menerima perjodohan. Ya, dia terpaksa menerima perjodohan ini dengan gadis galak, judes, dan jago beladiri diri pula.

"Mas Farrel Eka Alamsyah, bisa kita mulai acaranya?" tanya petugas KUA yang sejak tadi memperhatikan kegelisahannya.

Farrel mengangguk gugup. "Bi-bisa, Pak. Iya," jawabnya pelan. Sekali lagi dia menarik napas dalam-dalam. Sepanjang 25 tahun hidupnya, tak pernah dia merasakan segugup ini.

"Baik, Nak Farrel ikuti saya." Seorang laki-laki paruh baya mengulurkan tangan padanya.

Kini, tangan calon mertua dan menantu itu saling berjabat erat di atas meja. Farrel melirik ke arah sang ayah yang bertindak sebagai saksi dan juga pada Bintang yang duduk sisi kirinya.

"Semangat, Dik!" ucap Bintang sambil tersenyum penuh arti. Laki-laki itu mentertawakan panggilannya yang telah berubah pada Farrel saat ini.

"Ndul, sudah hafal belum? Kalau belum bisa, dengan senang hati aku gantiin, Ndul!" seru Dino tanpa perasaan yang mengundang tawa para undangan. Farrel melengos mendengar ucapan unfaedah temannya tersebut.

Farrel cukup lancar mengucapkan kalimat ijab qobul. Dia memejamkan mata bersamaan para saksi berkata ''SAH'' disusul dengan bimbingan do'a. Laki-laki itu menoleh mengikuti arah pandangan Bintang yang menatap takjub akan kecantikan Alisha berjalan mendekat sambil membimbing sang adik. Farrel tertegun sejenak melihat penampilan Alifa yang tidak menunjukkan sebagai gadis galak. Alifa sangat cantik dengan balutan kebaya muslim warna putih gading. Mahkota dan riasan flawless menambah kecantikan gadis itu.

Hah, cantik? Farrel buru-buru membuyarkan lamunannya sendiri. Menurutnya, kecantikan wanita itu seperti fatamorgana. Farrel menggeleng samar dan melalui ekor mata, Alifa juga melirik ke arahnya.

Dengan gugup Alifa diminta duduk di samping Farrel. Keduanya saling pandang sesaat. Tanpa ada senyum layaknya pengantin baru. Farrel menyematkan cincin emas putih di jari Alifa dan Alifa menyematkan cincin paladium di jari manis laki-laki yang telah menjadi suaminya.

"Cium tangan suaminya, Mbak." Petugas KUA memberikan nasihat.

Walaupun dengan enggan, diciumnya punggung tangan Farrel. Farrel menggaruk tengkuk ketika diminta mencium kening istrinya. Semua itu tak lepas dari jepretan kamera fotografer. Tak ketinggalan, ketiga sahabat Farrel juga melakukan hal yang sama dengan handphone masing-masing, sambil menggoda laki-laki itu. Rasanya, Farrel ingin melemparkan mereka satu persatu ke luar tenda.

"Ndul, ciuman pertama kali akan masuk buku sejarahmu, Ndul." Vio menggoda sahabatnya itu yang langsung dibalas tatapan tak bersahabat.

Mereka memang memasang senyum sumringah ketika menyalami para tamu undangan. Begitu pun ketika mereka diminta berfoto bersama keluarga, kerabat dan teman-temannya.

"Semoga sakinah mawadah warahmah ya, Alifa, Mas Farrel. Ditunggu launching Farrel-Alifa Juniornya," do'a tulus itu terucap dari teman kuliah Alifa.

Uhuk ... uhuk!

Mendengar kata Farrel-Alifa junior, Farrel langsung tersedak. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga Alifa sambil senyum-senyum sendiri.

"Sudah siap dengan launching Farrel-Alifa Juniornya?"

Alifa mendelik dan tersenyum miring sekilas. "Mimpimu terlalu tinggi, Rel!" jawabnya kemudian diiringi senyum manis karena ada beberapa temannya yang mendekat.

"Cie, katanya ogah dijodohin, tapi begitu sah senyum-senyum, kalian!" celetuk Danang.

"Iya, biar dia jinak lah, Nyet."

"Jinak? Kamu pikir aku kuda poni gitu, apa?" sahut Alifa sewot.

"Lif, witing tresno jalaran soko kulino, kalau kamu nggak tresno-tresno sama Gundul ini, bolehlah kamu datang pada Mas Vio!"

"Monyet, mulutmu!" sentak Farrel pada Vio yang seenaknya berbicara. "Sampai jadi pebinor awas, ya!" tegasnya. Vio tertawa cekikikan dan mengusap-usap dada Farrel.

"Nah, berarti sudah turun nih cintanya. Lif, panggil suaminya yang mesra gitu."

"Diam kamu, Nyet, cepat mundur sana!" sergah Farrel ketus akan sikap teman-temannya yang tidak memiliki akhlakul karimah sama sekali.

Vio, Dino, dan Danang hanya cengengesan. Ada rasa bahagia juga sedih di hati ketiganya. Mereka akan kehilangan sosok teman yang jahil, yang selalu berada di sisi mereka. Kini sosok itu telah berubah menjadi seorang suami, dan pastinya akan sibuk dengan keluarga barunya.

Farrel dan Alifa mendongak ketika mendengar suara lirih seorang gadis yang menyapanya. Nuraini berdiri di depan mereka bersama sang nenek. Gadis itu menatap keduanya bergantian dengan senyum penuh arti.

"Nur, terima kasih sudah datang," ucap Farrel lirih sambil mengusap-usap kepala gadis itu. Farrel memang menganggap Nur seperti adiknya sendiri, apalagi sejak gadis itu hanya memiliki sang nenek sebagai anggota keluarganya.

"Semoga sakinah mawadah warahmah, ya, Mas, Mbak Alifa." Nur berdo'a tulus sambil memeluk Alifa.

"Terima kasih, Nur." Nur kembali mengangguk.

Ketika dalam situasi seperti ini, gadis itu teringat akan Banu. Kekasihnya yang telah menghadap pada Yang Maha Kuasa. Mata Nur mengembun kemudian dia bergegas meninggalkan pelaminan diikuti oleh neneknya.

"Kasihan sama Nur," tanpa sadar Alifa berbisik lirih ke arah Farrel.

Farrel mengangguk pelan dan menatap ke arah Nur di depan sana. "Semoga ada orang yang tulus melindungi dia seperti Banu."

Alifa mengamini ucapan Farrel dan tanpa sadar memegang lengan pria di sampingnya itu.

* * *

Related chapters

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 2 First Kiss

    Malam harinya, di kediaman Pak Haji Imran. Setelah acara akad nikah, dilanjutkan resepsi yang cukup melelahkan sampai sore hari. Alifa tampak canggung berada di kamar milik Farrel. Sebenarnya jika boleh memilih, Alifa ingin tidur di kamar terpisah. Akan tetapi, dia tidak punya pilihan karena menyadari keberadaannya kini. Dan menurut Farrel walaupun rumah Bu Halimah cukup besar, tetapi semua kamar sudah penuh diisi oleh saudara mereka yang kebetulan datang dari luar kota.Alifa segera mengambil baju ganti dan bergegas ke kamar mandi yang menyatu dengan kamar laki-laki itu. Dia ingin cepat-cepat mandi, shalat kemudian beranjak tidur. Sementara itu, Farrel masih di ruang tamu bersama para sahabatnya."Hm, bersih juga kamar mandinya. Nggak nyangka." Alifa bergumam lirih begitu berada di kamar mandi. Tanpa terasa, sudah 30 menit Alifa di dalam kamar mandi. Gadis itu dengan santai keluar dari situ sambil membungkus rambut basahnya dengan handuk.Dia mengerutkan kening ketika mendapati ka

    Last Updated : 2022-12-20
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 3 Ikan Asin

    Alifa menatap punggung lebar Farrel yang berbaring di depannya. Gadis itu tidak berani memejamkan mata. Walaupun sering bertemu Farrel dan banyak tahu tentang kehidupan Farrel dari kakaknya, Alifa merasa takut sendiri. Farrel adalah pemuda dengan label berandalan. Dulu suka mabuk-mabukan, berkelahi, dan mungkin juga tukang main perempuan. Alifa takut jika dia lengah, Farrel akan berbuat sesuatu padanya. Walaupun laki-laki itu memang berhak atas dirinya. Alifa menarik nafas dalam-dalam dan berdo'a dalam hati."Kenapa kamu itu berisik banget sih, Fa?" Farrel bertanya ketus sembari membalikkan badan. Rupanya, dia cukup terganggu dengan gerakan gelisah dari istrinya itu.Alifa pura-pura memejamkan matanya tak ingin menanggapi ucapan Farrel. Farrel menggelengkan kepalanya kemudian melipat kedua tangannya di depan dada. Kini dia memilih tidur terlentang.Tanpa sadar, Alifa mendengus keras. Dengan posisi Farrel tidur seperti itu, jelas membuatnya tidak leluasa bergerak. Alifa menoleh, menat

    Last Updated : 2022-12-21
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 4 Buat Aku Jatuh Cinta

    Alifa menoleh sehingga wajahnya dengan wajah Farrel nyaris tak berjarak. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Keduanya saling pandang beberapa saat, sebelum akhirnya Farrel memutus pandangan mereka lebih dahulu."Sudah malam, tidurlah. Besok kita akan pindah ke rumah baru. Jadi, sekarang sebaiknya kita tidur, Fa.""Rumah baru?" Alifa mengulang pertanyaan sambil membereskan sajadahnya. Dia duduk di samping Farrel yang sudah kembali ke atas tempat tidur.Farrel mengangguk dan menggeser tubuhnya memberi tempat untuk Alifa. "Iya, Bapak kasih kita rumah di dekat rumahnya Mbak Alisha. Biar agak dekat dengan kampus kamu, katanya. Nanti aku juga mulai bekerja." Mendengar penjelasan Farrel, Alifa membulatkan bibirnya dengan bergumam 'oh'. "Tapi, kenapa nggak di kota sekalian sih, Rel?" "Kenapa memangnya?" tanya balik Farrel dengan kening berkerut. Alifa hanya mengangkat bahu acuh. "Ya, kalau di kota kan, mungkin kita bisa mandiri nggak dekat dengan Mbak Alisha.

    Last Updated : 2022-12-22
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 5 Karena Alifa Istriku

    Entah pukul berapa keduanya memejamkan mata. Setelah peristiwa ciuman kedua mereka tadi malam, Farrel tidak melepaskan Alifa dari pelukannya. Jadi, mereka semalam tidur dalam keadaan saling berpelukan.Sama halnya dengan Alifa, Farrel memang belum bisa menerima sepenuhnya akan perjodohan ini. Akan tetapi, berkali-kali Farrel menegaskan dalam hati. Dia tidak akan menikah untuk kedua kali. Cinta itu memang belum ada di antara mereka. Farrel ingin mencoba menjalaninya dengan ikhlas. Karena itu adalah bukti baktinya pada kedua orang tuanya. Bukankah pernikahan karena perjodohan di zaman orang tuanya dulu adalah hal yang lazim? Dan mereka bisa mempertahankan pernikahan itu sampai tua. Farrel juga ingin seperti mereka. Saat ini memang perasaannya pada Alifa masih sebatas seorang teman. Atau adik? Entahlah.Farrel tak ingin memikirkan hal itu. Tidak ada salahnya belajar mencintai Alifa karena memang gadis itulah istrinya. Jodoh pilihan orang tuanya. Bahkan mungkin memang jodoh pilihan Tuhan

    Last Updated : 2022-12-22
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 6 Mas Farrel, Sayang

    Farrel langsung mendelik tak suka. "Enak saja, memang aku Kakanganmu? Panggil aku, Mas. Mas Farrel Sayang!" ucapnya tegas tak ingin dibantah.Alifa bergumam lirih sambil menggaruk telinganya. "Mas Farrel, Sayang." Rasanya panggilan itu sangat lucu. "Iya, Sayang. Manggilnya yang ikhlas!" titahnya tegas.Alifa melengos dengan wajah memerah mendengar perintah dari laki-laki itu. Memanggil 'Mas' saja sangat aneh, apalagi ditambah kata 'Sayang'. Melihat wajah memerah Alifa, Farrel tersenyum.Farrel senyum-senyum melihat Alifa yang salah tingkah. Ini hanya soal panggilan, tetapi sudah membuat wajah istrinya itu memerah. Bagaimana jika menyangkut permintaan yang lain? Farrel menepuk dahinya sendiri, menyadarkan pikirannya yang melanglang buana.Farrel menjulurkan tangannya menyentuh bibir Alifa. Sesaat Alifa terkesiap. "Rambut, nanti ikut kemakan." Alifa melirik ke arah jemari tangan Farrel yang menunjukkan sehelai rambut."Kenapa bisa masakan ada rambutnya? Bukan aku, Rel, yang masak!" Far

    Last Updated : 2022-12-22
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 7 Saling Belajar Mencintai

    Farrel berusaha mencerna ucapan istrinya. Belajar mencintai? Benarkah wanita dalam pelukannya ini benar-benar siap akan status dan kehidupan barunya?Akhirnya, Farrel memutuskan mengangguk. "Kita saling belajar mencintai karena pernikahan ini untuk selamanya, Fa. Aku berharap kamu nggak akan meninggalkan aku."Farrel mendongak dengan mata terpejam. Dia yakin cinta di antara mereka akan datang seiring berjalannya waktu. Farrel juga berharap, Alifa tidak akan pernah meninggalkan dirinya jika suatu saat nanti Alifa menyadari laki-laki seperti apa suaminya itu.Alifa membenamkan wajahnya di dada suaminya.Alifa masih sulit untuk percaya jika dirinya sekarang menjadi istrinya Farrel. Dia masih ingat betul beberapa bulan lalu memaki Farrel di halaman balai desa. "Bagaimana kalau nama kamu dan namaku yang tertulis di Lauhul Mahfudz, Lif?" tanya Farrel waktu itu. Alifa tahu, Farrel yang slengekan itu asal bicara. Ya, laki-laki di depannya itu mana pernah serius? Apalagi, di depan para sahab

    Last Updated : 2023-01-10
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 8 Belajar Mengulek

    Farrel mendekatkan wajahnya ke telinga Alifa, laki-laki berambut biru itu berbisik, "Belajar ngulek sama aku sajalah, Fa, yang cepat!" ucapnya kemudian mencuri ciuman di pipi Alifa.Alifa mendelik dan mendadak otaknya langsung mengerti maksud dari laki-laki itu. "Farrel!" Bersamaan dengan itu, cubitan kuat mendarat di perut laki-laki tersebut. Alifa langsung melengos dan meninggalkan suami jahilnya itu."Kita ke pasar saja, kamu di sini masih mau beli apa lagi?" tanya Farrel sambil mengembalikan beberapa bungkus bumbu instan yang sama. Alifa menatap ke arah tangan Farrel yang menata kembali bungkusan bumbu itu di rak, sesuai dengan jenis dan mereknya."Jangan dikembalikan semua, Rel. Aku butuh ini!" cegahnya."Iya, itu kan aku sisain yang beda-beda, kamu ngambilnya sama-sama semua. Memang setiap hari mau masak nasi goreng dan gulai ayam?" Alifa cengengesan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "He he, ya nggak sih," jawabnya. "Eh, Rel sebentar, aku ke sana dulu!" Tanpa menung

    Last Updated : 2023-01-11
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 9 Rumah Baru

    Dengan antusias, Alifa memperhatikan Bu Halimah memasak. Dengan sabar, wanita paruh baya itu mengajari menantunya. Dia juga menunjukkan bumbu-bumbu untuk setiap masakan yang berbeda. Tak lupa, Alifa juga mencatatnya.Bu Halimah tersenyum, melihat keseriusan Alifa yang ingin belajar memasak. Berbeda dengan ibunya, Farrel lebih banyak memprotes daripada mengajari. Alifa berkali-kali mendapatkan teguran dari ibunya. Sedangkan Alifa, memilih bersikap tak peduli dengan cibiran sang suami yang berniat menggodanya."Lebih baik kamu, ke mana begitu kek, Mas!" usirnya gregetan.Farrel terkekeh kemudian meninggalkan kedua wanita beda usia itu. "Awas, kalau keasinan, Fa!" ucapnya lantang sembari berlalu."Jangan dengarkan, Fa. Farrel memang kalau ngomong seenaknya," ucap Bu Halimah."Saya sudah hafal, Buk." Alifa menjawab jujur. Kini, mereka sudah berada di meja makan. Alifa merasa canggung ketika harus duduk semeja dengan kedua mertuanya. "Kamu jangan sungkan, Fa. Di sini juga rumah kamu. Seb

    Last Updated : 2023-01-11

Latest chapter

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 58 End

    Tanpa berucap apa-apa, Agus segera berberes. Sedangkan Nur sibuk dengan si Kembar di dampingi Bu Aminah. Bayi berusia 1,5 bulan itu memang sangat menggemaskan. Bu Aminah dan anak-anak melepas kepergian si Kembar dengan mata berkaca-kaca. Tetapi mereka tidak bisa menahannya. Si Kembar memiliki keluarga dan rumah. Sebelum berangkat ke rumah sakit, Brian terlebih dahulu menghampiri Agus dan memeluk laki-laki itu. Brian menatap Agus dan menepuk pelan bahu laki-laki itu. "Perjuangkan rumah tangga kalian. Jangan sampai si Kembar kehilangan kasih sayang utuh dari orang tuanya, Gus," pesannya.Agustus mengangguk samar. "Terima kasih, Yan. Terima kasih, sudah menjaga si Kembar dan Nur. Kalau nggak ada kalian, aku nggak tahu nasib mereka," ucap Agus sambil melirik ke arah Nur dan kedua anaknya.Brian terkekeh kemudian pamit pada Agus dan Nur untuk ke rumah sakit. Laki-laki itu sengaja berangkat lebih pagi dengan alasan ada pasien yang hendak melahirkan. Padahal, Brian tidak ingin melihat kepe

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 57 Sanksi Sosial

    "Kamu jangan khawatir gini, Yan. Sudah, ah. Berangkat dulu," pamit Agus lagi. Brian tidak bisa lagi mencegah temannya itu. Agus juga menolak diantar dengan alasan laki-laki itu ingin menyendiri. Brian hanya bisa mengangguk pasrah.Nuraini menunduk dalam tidak berani membalas tatapan mata Brian. Sesekali laki-laki itu meliriknya sambil makan. Pandangan Nur bertemu dengan Bu Aminah yang duduk di sebelah Brian."Agus kok lama pulangnya? Apa dia bilang pergi ke mana gitu, Nur?" tanya wanita itu.Nuraini menggeleng lemah. "Ndak, Bu. Cuma pamit ke klinik," jawabnya. Nuraini beralih memandang Brian. "Em, Mas. Tangan Mas Agus kenapa ya, kok bisa begitu?" tanyanya lirih.Dia merasa bodoh. Suami sendiri terluka, tetapi dirinya tidak tahu. Brian mengangkat sebelah alis mendengar pertanyaan konyol itu."Aneh banget. Kamu itu istrinya, Nur. Seharusnya kamu tanya, kenapa dia begitu? Kalau dia nggak datang ke Jakarta, Agus juga nggak luka begitu!" jawab Brian ketus.Bu Aminah langsung menoleh dan m

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 56 Terbiasa Dengan Rasa Sakit

    "Apa maksud Mas Brian bicara begitu?" tanya Nur lirih.Brian menggeleng samar, kemudian bangkit dari tempat duduknya. Sedangkan Nur, mendongak menatap laki-laki itu. Nuraini berharap dirinya salah dengar tentang pernyataan Brian."Aku nggak perlu mengulangi apa yang aku katakan, Nurkodir. Yang aku minta, pulanglah, dan perbaiki hubungan kalian. Cayenne dan Panamera nggak pantas menjadi korban keegoisan orang tuanya," ucap laki-laki itu masih dalam nada ketusnya.Nuraini mengangguk samar, kemudian bangkit dari tempat duduk. Brian mengarahkan pandangan pada beberapa anak yang tengah berkumpul di gasebo bersama guru les."Lihatlah mereka. Anak-anakku itu sewaktu kecil masih bisa aku bohongi tentang orang tuanya. Tapi setelah mereka besar dan sekolah, mereka selalu menuntut jawaban yang sama, Nur. Selalu menanyakan keberadaan orang tua kandungnya. Jangan buat Cayenne dan Panamera mengalami hal serupa dengan mereka," tunjuk Brian pada anak-anaknya. Nasihat si Kaku, pemilik mulut judes itu

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 55 Pasrah

    "Cayenne, Panamera?" tanya Agus lirih.Brian mengangguk antusias. Dia mempersilakan Agus duduk sembari menunggu Bu Aminah. Rupanya, Bu Aminah membantu Nur memandikan Cayenne dan Panamera.Dada Agus berdesir mendengar tangisan bayi dari dalam kamar tamu. Laki-laki itu beranjak mendekati pintu yang sedikit terbuka. Sedangkan Brian sibuk dengan Axel dan Aruna, anak angkatnya yang berusia satu setengah tahun. "Iya, sebentar ya, Sayang. Gantian Adek Cayenne, dong!""Sudah, Nur, cepat susuin. Biar Ibu yang pakaiin Cayenne baju. Lagian, kamu itu disuruh stok ASI kok susah banget. Maunya tiap hari diomelin Brian. Apa nggak panas, dengerin Brian ngomel?" goda Bu Aminah sambil tertawa kecil.Nuraini menggeleng pelan. "Sudah biasa, Bu. Mas Brian cerewet, tapi perhatian sama si Kembar," ucap Nur sambil melangkah mendekati pintu hendak menutup pintu tersebut.Wanita itu tertegun. Begitu juga laki-laki yang berdiri di depan pintu. Keduanya mematung. Mata laki-laki itu memerah. Pipinya basah. Nurain

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 54 Lagi-lagi Kebetulan

    Semakin lama memandang wajah mungil Panamera, semakin merasa aneh. Memang wajah bayi itu akan berubah-ubah. Akan tetapi, apa ini kebetulan?Brian meletakkan kembali Panamera, ketika bayi itu mulai menangis. Sedangkan Cayenne sudah tidur sejak beberapa menit yang lalu. Mendengar anaknya menangis, Nur bergegas mendekat."Kayaknya haus, Nur. Kamu harus banyak makan sayur, Nur. Bayi kamu butuh banyak nutrisi, kamu dengar?" ucap Brian kembali ke mode datar dan ketus.Nuraini mengangguk. Dia segera meminta izin membawa Panamera ke kamar dan menyusuinya. Kedua bayi kembarnya itu sangat rakus ketika menyusu. Brian memang tergolong cerewet jika menyangkut anak-anaknya dan juga si Kembar."Alhamdulillah ya, Nak. Kita mendapatkan keluarga baru yang sangat baik. Om Brian dan Eyang sangat sayang pada kalian. Jangan sedih ya, Nak, kalian pisah dari Ayah. Nanti Bunda ketemuin kalian kalau sudah waktunya."Nuraini tersenyum dan mencium pipi Panamera dengan sayang. Nur memerhatikan wajah Panamera yang

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 53 Welcome Twins

    Dengan langkah lelah, Agustus tidak berhenti mencari keberadaan sang istri. Dia juga sudah menyebar beberapa foto Nuraini. Namun keberadaan Nur benar-benar seperti ditelan bumi. Agustus tertunduk lesu di peron stasiun. Selama dua minggu di Jakarta tidak membuahkan hasil. Laki-laki itu memutuskan kembali ke Ponorogo. Kini Agus tidak punya semangat hidup. Dia juga tidak bersedia dicalonkan menjadi kepala desa kembali.Bahkan, Agus lebih banyak menghabiskan waktu di toko. Terkadang dia juga tidak pulang dan memilih tidur di toko. Pulang ke rumah hanya akan membuat hatinya semakin diliputi rasa bersalah. Melihat barang-barang milik Nur, hati laki-laki itu kembali tercabik-cabik sakit.Agustus mengusap kedua matanya yang basah. Teringat dosa-dosanya di masa lalu. Dosa-dosa yang pada akhirnya mendzolimi wanita sebaik Nuraini.Sudah tiga bulan, Agus menekuni ilmu agama di pondok pesantren. Dia hanya pulang ke rumah seminggu sekali. Jika pulang, Agus memilih tidur di rumah Nenek Kanti. Di si

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 51 Si Manusia Kaku

    "Anak angkat, Buk?" ulang Nur tertarik.Bu Aminah mengangguk. Dia melirik pada kedua anak yang berlari kecil menuju ke rumah. Ada mendung di wajah wanita paruh baya itu mengingat masa kecil Brian yang memprihatinkan."Dulu, nasib Brian kecil sangat menyedihkan, Nur. Dia nggak pernah tahu sosok ayahnya sampai saat ini. Ibu hanyalah perempuan ... perempuan, nggak berguna, Nur." Bu Aminah mengusap-usap kedua matanya yang basah. Nuraini terdiam. Menceritakan masa kecil Brian yang pahit adalah hal berat. Namun, juga membuat wanita paruh baya itu lega karena terlepas dari rasa sakit yang dipendam selama hampir 30 tahun seorang diri.Brian Kahfi Marcelino, adalah anak yang terlahir tanpa kasih sayang sang ayah. Aminah muda hanyalah orang kampung. Dia datang ke Jakarta mencari pekerjaan sebagai ART. Namun, tragisnya wanita berparas ayu itu menjadi korban kebiadaban anak majikannya sendiri. Aminah muda yang cantik diperkosa anak majikannya sehingga hamil. Mengetahui ARTnya hamil, sang majika

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 51 Brian

    Pak Sopir memundurkan mobilnya. Laki-laki itu juga turun dari mobil, membantu mengangkat tas pakaian milik Nur. Selanjutnya, membukakan pintu untuk wanita itu."Maaf, Pak, kita mau ke mana?" tanya Nur begitu mobil sudah melaju cukup jauh dari stasiun Pasar Senen.Laki-laki kaku di samping kemudi itu melirik center mirror. "Mau ke tukang penadah orang hamil!" jawabnya santai dan ketus.Nuraini terperangah. Dia sedikit memajukan badan dan menatap Pak Sopir yang justru tersenyum geli. Melihat kecemasan di wajah Nur, laki-laki muda berkacamata pemilik mulut judes itu tersenyum sinis."Nyalimu besar juga, ya? Datang ke Jakarta dalam keadaan hamil tanpa tujuan jelas?" sindirnya.Nuraini mendengus lirih. Memang benar, dia hanya bermodalkan nekad untuk menjauhi suaminya. Nur juga terpaksa ikut mobil laki-laki bermulut judes itu. Rencananya setelah itu, Nuraini akan mencari kontrakan dan pekerjaan.Mobil melaju pelan ketika memasuki komplek perumahan elite. Nuraini memperhatikan kanan kiri jal

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 50 Laki-laki Misterius

    Air mata Nur kembali menetes. Pandangannya buram ke luar jendela kereta yang semakin jauh meninggalkan Jawa Timur. Ikut meninggalkan kenangan indahnya bersama Agus.Laki-laki yang dulu diharapkan mampu menjadi imam yang baik. Laki-laki yang diharapkan menjadi tempatnya berlindung. Namun, justru dialah yang menorehkan luka hati. Lelah menangis, Nur tertidur. Kepalanya terkulai ke sisi kiri.Nur mengerjap kaget ketika merasakan telapak tangan seseorang menyangga kepalanya. Nuraini segera memperbaiki posisi duduk. Kakinya sedikit pegal karena terlalu lama duduk. Dia melirik ke arah laki-laki yang duduk di sampingnya. Laki-laki itu hanya menoleh sekilas dengan sikapnya yang dingin."Ma-maaf, Pak. Sa-saya tidak sengaja," ucap Nur tidak enak hati.Laki-laki itu mengangguk pelan dan tersenyum sekilas. "Nggak apa-apa. Mau ke mana?" tanyanya datar. Laki-laki berkaca mata itu melirik perut Nur yang membuncit. Merasa diperhatikan, Nur segera merapikan bagian depan kardigannya."Mau ke Jakarta,

DMCA.com Protection Status