Beranda / Romansa / TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN / Part 7 Saling Belajar Mencintai

Share

Part 7 Saling Belajar Mencintai

Penulis: La Bianconera
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-10 22:27:06

Farrel berusaha mencerna ucapan istrinya. Belajar mencintai? Benarkah wanita dalam pelukannya ini benar-benar siap akan status dan kehidupan barunya?

Akhirnya, Farrel memutuskan mengangguk. "Kita saling belajar mencintai karena pernikahan ini untuk selamanya, Fa. Aku berharap kamu nggak akan meninggalkan aku."

Farrel mendongak dengan mata terpejam. Dia yakin cinta di antara mereka akan datang seiring berjalannya waktu. Farrel juga berharap, Alifa tidak akan pernah meninggalkan dirinya jika suatu saat nanti Alifa menyadari laki-laki seperti apa suaminya itu.

Alifa membenamkan wajahnya di dada suaminya.

Alifa masih sulit untuk percaya jika dirinya sekarang menjadi istrinya Farrel. Dia masih ingat betul beberapa bulan lalu memaki Farrel di halaman balai desa.

"Bagaimana kalau nama kamu dan namaku yang tertulis di Lauhul Mahfudz, Lif?" tanya Farrel waktu itu.

Alifa tahu, Farrel yang slengekan itu asal bicara. Ya, laki-laki di depannya itu mana pernah serius? Apalagi, di depan para sahabatnya. Pasti niatnya hanya ingin mempermalukan dirinya. Begitu yang ada di pikiran Alifa saat itu.

''Nggak usah mimpi! Sampai ayam beranak kambing, nama kamu nggak bisa bersanding dengan nama aku, Rel! Nggak cocok!" sahutnya dengan ketus. Alifa langsung meringis ketika lengannya dicubit dengan keras oleh kakaknya.

Bukannya marah, Farrel justru tersenyum sekilas. Dia menatapnya penuh arti. Pemuda itu meloncat dari atas motornya dan mendekati Alifa.

Dia sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Alifa, tak peduli dengan tatapan heran dari Bintang, Alisha, dan ketiga temannya.

Farrel berkata lirih, tetapi masih bisa didengar oleh mereka. "Kalau misalnya benar, apa kamu akan menentang takdir, Lif?" tanyanya kemudian bergegas pergi.

"Dasar semprul!" makinya kesal.

Farrel menunduk ketika merasakan Alifa semakin mempererat pelukannya. Bahu istrinya itu berguncang karena tangis. Farrel yang kaget segera mendongakkan wajah istrinya itu.

"Kamu kenapa, Fa?" tanyanya heran.

Alifa hanya menggeleng kemudian melepaskan pelukannya. "Nggak apa-apa, Mas. Maaf, ya." Alifa terlihat salah tingkah setelah melepaskan pelukannya. Dia segera beranjak ke depan cermin, merapikan hijabnya.

Dari bayangan di cermin, Alifa sempat melihat Farrel yang mengganti pakaiannya. Alifa buru-buru memalingkan wajah karena malu.

"Sudah? Yuk!"

Farrel mengulurkan tangannya. Alifa menatap tangan sang suami kemudian membalas genggaman laki-laki itu. Sampai di depan pintu utama, Alifa melepaskan tangannya dari genggaman Farrel.

"Cie, pengantin baru, mau ke mana, nih?" tanya salah seorang tetangga menggoda.

Farrel tersenyum ramah dan menjawab sopan, "Mau nganterin Alifa, Mbak. Monggo, silakan masuk, Mbak." Farrel mempersilakan pada tetangganya itu.

Alifa mengangguk santun pada perempuan sebaya Alisha itu. Alifa dibuat terkejut dengan sikap Farrel yang ternyata begitu sopan jika bertemu orang yang lebih tua atau sebayanya. Dia tidak melihat sikap slengekan Farrel. Hal tersebut sangat berbeda ketika Farrel bertemu dengannya atau bersama teman-temannya.

Farrel menunggu Alifa yang masih mematung sibuk dengan lamunannya. Tanpa Alifa sadari, Farrel sudah membukakan pintu mobil untuknya.

Farrel berdehem.

"Ehem!" Dia menyipitkan mata menatap Alifa yang salah tingkah. "Nggak usah bengong!" ucapnya.

Alifa segera memasuki mobil disusul Farrel yang duduk di belakang kemudi.

Di supermarket, Alifa sibuk memilih-milih bumbu kemasan sachet. Dia tidak semahir Alisha untuk urusan memasak, apalagi dibandingkan dengan Bu Halimah, sang mertua. Alifa merasa minder. Farrel selalu makan makanan lezat buatan ibunya. Bahkan, Alifa merasa minder karena kemarin makan masakan buatan mamanya Sofi. Mengapa mereka bisa menghidangkan makanan yang enak walaupun dengan menu sederhana?

"Buat apa itu banyak banget, Fa?"

Suara Farrel yang berdiri di sampingnya mengagetkan Alifa dari lamunan. Farrel mengamati beberapa bungkus bumbu instan di keranjang belanjaan istrinya. Alifa hanya menggaruk keningnya, merasa malu.

"Ya, buat bumbu masak, lah!" jawabnya kembali fokus pada bumbu yang lainnya.

Farrel menggeleng pelan dan menahan tangan wanita itu."Nggak usah beli sebanyak itu, Fa," ucapnya lirih.

"Lha kenapa? Aku kan ingin belajar masak."

"Iya, aku tahu. Kamu ingin belajar masak sama Ibuk atau sama Mbak Alisha?" tanya Farrel lagi.

Alifa mengangkat bahunya. "Dua-duanya!" jawabnya, kemudian mendorong trolley belanjaan meninggalkan Farrel.

Farrel segera mensejajari langkah istrinya itu. "Ibuk nggak pernah pakai bumbu seperti itu. Ibuk selalu buat bumbu sendiri, diulek kadang diiris, dan diblender. Itu lebih enak, Fa, kata Ibuk."

Deg!

Alifa langsung menghentikan langkah. Dia mendongak menatap manik hitam suaminya. Diperhatikan sedemikian rupa, Farrel mengangkat kedua alisnya.

"Kamu kenapa pucat begitu?" ledeknya sambil menepuk pelan kepala istrinya.

Alifa kembali menunduk, menatap miris pada lusinan bumbu instan yang terlanjur berserak di dalam keranjang trolley.

Jari telunjuknya mengacung lemah ke arah bungkusan berbagai macam bumbu itu. "Terus, kalau pakai ini nggak bisa ya? Aku kan nggak biasa ngulek bumbu," lirihnya dengan wajah memelas.

Farrel semakin ingin menggoda Alifa. "Biasanya ngulek apa, Fa?" tanyanya sambil melirik kanan kiri, memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraan absurdnya.

Alifa yang memang masih polos menjawab jujur. "Ya kalau di rumah tugas ngulek mengulek kan sudah ada Ibuk dan Mbak Alisha."

"Nah, kamu juga harus belajar ngulek dari mereka, Fa."

"Iya, iya. Nanti aku juga belajar. Ini juga lagi tahap belajar, Rel! Belajar mencintai saja belum bisa, sudah disuruh belajar mengulek." Alifa bersungut-sungut kemudian kembali melangkah meninggalkan Farrel.

Farrel tertawa lirih dan kembali mensejajari langkah istrinya. "Jadi, kalau kamu belum bisa mencintai aku, kamu nggak mau belajar ngulek mengulek duluan, Fa?" tanyanya jahil.

Alifa mengerutkan keningnya tidak mengerti, sedangkan Farrel kembali memperhatikan sekeliling dan menunduk, mendekatkan wajahnya ke telinga Alifa.

* * *

Bab terkait

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 8 Belajar Mengulek

    Farrel mendekatkan wajahnya ke telinga Alifa, laki-laki berambut biru itu berbisik, "Belajar ngulek sama aku sajalah, Fa, yang cepat!" ucapnya kemudian mencuri ciuman di pipi Alifa.Alifa mendelik dan mendadak otaknya langsung mengerti maksud dari laki-laki itu. "Farrel!" Bersamaan dengan itu, cubitan kuat mendarat di perut laki-laki tersebut. Alifa langsung melengos dan meninggalkan suami jahilnya itu."Kita ke pasar saja, kamu di sini masih mau beli apa lagi?" tanya Farrel sambil mengembalikan beberapa bungkus bumbu instan yang sama. Alifa menatap ke arah tangan Farrel yang menata kembali bungkusan bumbu itu di rak, sesuai dengan jenis dan mereknya."Jangan dikembalikan semua, Rel. Aku butuh ini!" cegahnya."Iya, itu kan aku sisain yang beda-beda, kamu ngambilnya sama-sama semua. Memang setiap hari mau masak nasi goreng dan gulai ayam?" Alifa cengengesan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "He he, ya nggak sih," jawabnya. "Eh, Rel sebentar, aku ke sana dulu!" Tanpa menung

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 9 Rumah Baru

    Dengan antusias, Alifa memperhatikan Bu Halimah memasak. Dengan sabar, wanita paruh baya itu mengajari menantunya. Dia juga menunjukkan bumbu-bumbu untuk setiap masakan yang berbeda. Tak lupa, Alifa juga mencatatnya.Bu Halimah tersenyum, melihat keseriusan Alifa yang ingin belajar memasak. Berbeda dengan ibunya, Farrel lebih banyak memprotes daripada mengajari. Alifa berkali-kali mendapatkan teguran dari ibunya. Sedangkan Alifa, memilih bersikap tak peduli dengan cibiran sang suami yang berniat menggodanya."Lebih baik kamu, ke mana begitu kek, Mas!" usirnya gregetan.Farrel terkekeh kemudian meninggalkan kedua wanita beda usia itu. "Awas, kalau keasinan, Fa!" ucapnya lantang sembari berlalu."Jangan dengarkan, Fa. Farrel memang kalau ngomong seenaknya," ucap Bu Halimah."Saya sudah hafal, Buk." Alifa menjawab jujur. Kini, mereka sudah berada di meja makan. Alifa merasa canggung ketika harus duduk semeja dengan kedua mertuanya. "Kamu jangan sungkan, Fa. Di sini juga rumah kamu. Seb

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-11
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 10 Terserah Kamu, Fa

    Farrel melengos. Dia melewati istrinya begitu saja. Laki-laki jangkung itu berjalan cepat meninggalkan wanita itu. Alifa yang didera perasaan bersalah segera mengejar dan menangkap tangan Farrel."Mas!" Farrel menghentikan langkah tanpa menoleh. Alifa memposisikan diri di depan laki-laki tersebut. Ditatapnya manik hitam Farrel. Melihat raut kecewa di wajah Farrel, Alifa hanya bisa berucap lirih, "Maaf, Mas. Maaf..." Hanya kata itu yang terucap dari bibirnya. Semua kalimat dan kecerewetannya hilang begitu saja.Farrel melirik malas pada Alifa lalu membuang pandangannya. "Aku ngerti," ucapnya acuh. "Aku ngerti, semua ini sulit kamu terima, Fa. Begitu juga dengan aku. Tapi, bukankah kamu memintaku belajar mencintaimu? Hh." Farrel kembali menjeda kalimatnya dan tersenyum satu sudut. "Beginikah belajar saling mencintai? Dengan cara pisah kamar?""Mas, ak-aku...""Ya sudahlah, terserah kamu, Fa!" sahut Farrel kemudian melepaskan tangan istrinya dari tangannya.Alifa termangu, dia menatap

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 11 Jamak Enam Ronde

    Farrel menghentikan langkahnya di ambang pintu ketika mendengar Alifa memanggilnya. "Mas!" Dengan ragu, Farrel kembali mendekat.Alifa merubah posisinya setengah duduk dan mengamati Farrel yang kini berdiri di samping tempat tidur. Terlihat gurat kelelahan di wajah suaminya itu. Dia bergegas turun dari tempat tidur dan berdiri di depan Farrel."Sudah malam, kamu tidurlah. Aku juga mau tidur," ucapnya pelan."Mas Farrel sudah makan? Kok perginya lama banget?" tanyanya khawatir.Farrel menatap sekilas istrinya kemudian menunduk memperhatikan penampilannya sendiri. "Aku sudah makan, ya sudah kamu tidur!" ulangnya sambil mengusap kepala istrinya. Alifa mengangguk dan memegang tangan Farrel. "Maaf ya, Mas. A-aku..." Farrel memotong ucapan Alifa dengan anggukan. "Nggak perlu minta maaf. Ya, sudah kamu tidur. Kita bicarakan lagi besok," pungkasnya kemudian melangkah keluar kamar dengan menutup pintu pelan.Sepeninggal Farrel, Alifa bukannya tidur, dia justru mondar-mandir dengan gelisah. R

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 12 Latihan Satu Ronde Dulu

    Tawa Bintang dan Alisha pecah mendengar ucapan Farrel. Berbeda dengan kedua orang tersebut, Alifa hanya mampu menatap geram pada Farrel yang cengengesan."Dasar, semprul!" makinya kesal. "Kalau ngomong itu yang benar, Mas. Nggak usah mengada-ada!" sahut Alifa ketus. "Sssttt, jangan berisik lah, Fa." Farrel menempelkan telunjuknya di depan bibir. "Ayo pulang, kita lanjutkan di rumah!" imbuhnya.Alifa mencibir kemudian meneliti penampilan Farrel. Pakaian laki-laki itu setengah basah oleh keringat, seperti Bintang. Alifa melongo. Jadi, suaminya itu tadi sengaja lari pagi bersama Bintang dan akhirnya bertemu di sini untuk membuatnya malu?"Farrel memang kurang ajar," bathinnya."Pulang, malah bengong. Nanti pingsan ogah gendong lagi!" "Ciee, sudah main gendong-gendongan!" seru Bintang spontan."Berisik, deh Mas Bin!" sentaknya kesal. "Mas Farrel pulang saja, aku mau belajar masak dulu!" imbuhnya sembari melirik Farrel."Kamu belajar masak di sini, sekarang? Terus aku nungguin kamu di ru

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 13 Istri Satu Frekuensi

    "Auuhss! Auuuh, Fa ... Fa! Jahat, ih!" Farrel memegang pergelangan tangan Alifa. Alifa mencibir dan melepaskan cubitannya.Wanita itu mengangkat dagunya, mendongak seolah menantang Farrel untuk berbicara mesum lagi. Kedua tangannya berkacak pinggang. Dengan alis naik turun dan tersenyum semanis mungkin, dia berkata lirih. "Makanya, Mas Baguuss, jangan mesum di sembarang tempat. Rasain!" sentaknya di ujung kalimat sembari menginjak kaki suaminya itu.Sekali lagi, Farrel mengaduh, "Ohh, sialan!" umpatnya. Alifa melengos kemudian meninggalkan Farrel yang menggerutu jengkel.Puas rasanya membalas perbuatan Farrel yang bermulut tukang jamu. Farrel menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan mengikuti istri galaknya dari belakang."Astaghfirullah, apa ini yang dinamakan jodoh tak terduga? Mulutnya judes, bar-bar, kejam lagi," gumamnya tanpa sadar.Farrel menatap punggung Alifa yang berjalan di depannya. Entah dosa atau amalan apa yang dia lakukan di masa lalu sehingga Allah menghadirkan istri

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-16
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 14 Terima Kasih, Istriku

    "Nggak usah kebanyakan mikir, Fa!" seru Farrel ketika memperhatikan istrinya masih bengong.Alifa mendongak, lalu tersenyum canggung. Farrel mendekat dan mengusap kepalanya dengan gemas. "Aku kerja halal kok, kamu jangan takut,"ulang laki-laki itu lagi."Bukan gitu, Mas." Alifa berucap lirih, kemudian menatap sang suami. "Aku hanya takut nggak bisa menjalankan amanah ini dengan baik, Mas," ucapnya.Farrel terkekeh dan menatapnya penuh arti. "Ternyata kamu itu preman penakut ya, Fa!" ejeknya.Alifa melengos dan hendak mencubit suaminya, namun dengan cepat Farrel menangkap tangannya. "Jangan dibiasakan nyubit, mendingan...," Farrel menjeda kalimatnya lalu mencondongkan wajah ke arah Alifa. "Mending cium suaminya, berpahala," pungkasnya.Alifa cemberut, namun tetap menuruti kemauan suaminya. Dengan ragu, diciumnya pipi sang suami."Masa cuma pipi sih, Fa!" "Iiihhh, maunya!" sahut Alifa gemas. Farrel tertawa dan tanpa menunggu persetujuan Alifa, disambarnya bibir wanita itu. Alifa melep

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-17
  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 15 Seperti Burung Dalam Sangkar

    Alifa tertegun dengan panggilan dari Farrel. Dia mendongak menatap laki-laki tersebut, namun hanya sesaat. Selebihnya, dia memalingkan wajahnya yang merona. Ke mana kejudesannya selama ini ketika berhadapan dengan pemuda-pemuda yang tidak disukainya? Di dekat Farrel, Alifa seolah menjadi orang lain. "Huff!"Alifa menepuk dahinya sendiri. Kini dirinya benar-benar berbeda. Dulu, sebelum menikah dengan Farrel, dirinya selalu judes dan ketus jika kebetulan bertemu laki-laki itu.Farrel memperhatikan kelakuannya dan menggeleng samar. Merasa diperhatikan, Alifa menoleh dan menyunggingkan senyum canggung."Kenapa, Mas?" tanyanya.Farrel mengeryit dan merebahkan tubuhnya di samping wanita itu. "Kamu itu kalau dekat sama aku, sikapmu malah aneh, Fa. Aku takut jadi penyebab kamu kesurupan," ucapnya tanpa beban.Plak!Alifa menepuk bahu suaminya itu. Farrel terkekeh lalu merentangkan kedua tangan menyambut dirinya.Alifa cemberut dengan bibir maju ke depan. "Kalau ngomong, nanti aku kesurupan b

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18

Bab terbaru

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 58 End

    Tanpa berucap apa-apa, Agus segera berberes. Sedangkan Nur sibuk dengan si Kembar di dampingi Bu Aminah. Bayi berusia 1,5 bulan itu memang sangat menggemaskan. Bu Aminah dan anak-anak melepas kepergian si Kembar dengan mata berkaca-kaca. Tetapi mereka tidak bisa menahannya. Si Kembar memiliki keluarga dan rumah. Sebelum berangkat ke rumah sakit, Brian terlebih dahulu menghampiri Agus dan memeluk laki-laki itu. Brian menatap Agus dan menepuk pelan bahu laki-laki itu. "Perjuangkan rumah tangga kalian. Jangan sampai si Kembar kehilangan kasih sayang utuh dari orang tuanya, Gus," pesannya.Agustus mengangguk samar. "Terima kasih, Yan. Terima kasih, sudah menjaga si Kembar dan Nur. Kalau nggak ada kalian, aku nggak tahu nasib mereka," ucap Agus sambil melirik ke arah Nur dan kedua anaknya.Brian terkekeh kemudian pamit pada Agus dan Nur untuk ke rumah sakit. Laki-laki itu sengaja berangkat lebih pagi dengan alasan ada pasien yang hendak melahirkan. Padahal, Brian tidak ingin melihat kepe

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 57 Sanksi Sosial

    "Kamu jangan khawatir gini, Yan. Sudah, ah. Berangkat dulu," pamit Agus lagi. Brian tidak bisa lagi mencegah temannya itu. Agus juga menolak diantar dengan alasan laki-laki itu ingin menyendiri. Brian hanya bisa mengangguk pasrah.Nuraini menunduk dalam tidak berani membalas tatapan mata Brian. Sesekali laki-laki itu meliriknya sambil makan. Pandangan Nur bertemu dengan Bu Aminah yang duduk di sebelah Brian."Agus kok lama pulangnya? Apa dia bilang pergi ke mana gitu, Nur?" tanya wanita itu.Nuraini menggeleng lemah. "Ndak, Bu. Cuma pamit ke klinik," jawabnya. Nuraini beralih memandang Brian. "Em, Mas. Tangan Mas Agus kenapa ya, kok bisa begitu?" tanyanya lirih.Dia merasa bodoh. Suami sendiri terluka, tetapi dirinya tidak tahu. Brian mengangkat sebelah alis mendengar pertanyaan konyol itu."Aneh banget. Kamu itu istrinya, Nur. Seharusnya kamu tanya, kenapa dia begitu? Kalau dia nggak datang ke Jakarta, Agus juga nggak luka begitu!" jawab Brian ketus.Bu Aminah langsung menoleh dan m

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 56 Terbiasa Dengan Rasa Sakit

    "Apa maksud Mas Brian bicara begitu?" tanya Nur lirih.Brian menggeleng samar, kemudian bangkit dari tempat duduknya. Sedangkan Nur, mendongak menatap laki-laki itu. Nuraini berharap dirinya salah dengar tentang pernyataan Brian."Aku nggak perlu mengulangi apa yang aku katakan, Nurkodir. Yang aku minta, pulanglah, dan perbaiki hubungan kalian. Cayenne dan Panamera nggak pantas menjadi korban keegoisan orang tuanya," ucap laki-laki itu masih dalam nada ketusnya.Nuraini mengangguk samar, kemudian bangkit dari tempat duduk. Brian mengarahkan pandangan pada beberapa anak yang tengah berkumpul di gasebo bersama guru les."Lihatlah mereka. Anak-anakku itu sewaktu kecil masih bisa aku bohongi tentang orang tuanya. Tapi setelah mereka besar dan sekolah, mereka selalu menuntut jawaban yang sama, Nur. Selalu menanyakan keberadaan orang tua kandungnya. Jangan buat Cayenne dan Panamera mengalami hal serupa dengan mereka," tunjuk Brian pada anak-anaknya. Nasihat si Kaku, pemilik mulut judes itu

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 55 Pasrah

    "Cayenne, Panamera?" tanya Agus lirih.Brian mengangguk antusias. Dia mempersilakan Agus duduk sembari menunggu Bu Aminah. Rupanya, Bu Aminah membantu Nur memandikan Cayenne dan Panamera.Dada Agus berdesir mendengar tangisan bayi dari dalam kamar tamu. Laki-laki itu beranjak mendekati pintu yang sedikit terbuka. Sedangkan Brian sibuk dengan Axel dan Aruna, anak angkatnya yang berusia satu setengah tahun. "Iya, sebentar ya, Sayang. Gantian Adek Cayenne, dong!""Sudah, Nur, cepat susuin. Biar Ibu yang pakaiin Cayenne baju. Lagian, kamu itu disuruh stok ASI kok susah banget. Maunya tiap hari diomelin Brian. Apa nggak panas, dengerin Brian ngomel?" goda Bu Aminah sambil tertawa kecil.Nuraini menggeleng pelan. "Sudah biasa, Bu. Mas Brian cerewet, tapi perhatian sama si Kembar," ucap Nur sambil melangkah mendekati pintu hendak menutup pintu tersebut.Wanita itu tertegun. Begitu juga laki-laki yang berdiri di depan pintu. Keduanya mematung. Mata laki-laki itu memerah. Pipinya basah. Nurain

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 54 Lagi-lagi Kebetulan

    Semakin lama memandang wajah mungil Panamera, semakin merasa aneh. Memang wajah bayi itu akan berubah-ubah. Akan tetapi, apa ini kebetulan?Brian meletakkan kembali Panamera, ketika bayi itu mulai menangis. Sedangkan Cayenne sudah tidur sejak beberapa menit yang lalu. Mendengar anaknya menangis, Nur bergegas mendekat."Kayaknya haus, Nur. Kamu harus banyak makan sayur, Nur. Bayi kamu butuh banyak nutrisi, kamu dengar?" ucap Brian kembali ke mode datar dan ketus.Nuraini mengangguk. Dia segera meminta izin membawa Panamera ke kamar dan menyusuinya. Kedua bayi kembarnya itu sangat rakus ketika menyusu. Brian memang tergolong cerewet jika menyangkut anak-anaknya dan juga si Kembar."Alhamdulillah ya, Nak. Kita mendapatkan keluarga baru yang sangat baik. Om Brian dan Eyang sangat sayang pada kalian. Jangan sedih ya, Nak, kalian pisah dari Ayah. Nanti Bunda ketemuin kalian kalau sudah waktunya."Nuraini tersenyum dan mencium pipi Panamera dengan sayang. Nur memerhatikan wajah Panamera yang

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 53 Welcome Twins

    Dengan langkah lelah, Agustus tidak berhenti mencari keberadaan sang istri. Dia juga sudah menyebar beberapa foto Nuraini. Namun keberadaan Nur benar-benar seperti ditelan bumi. Agustus tertunduk lesu di peron stasiun. Selama dua minggu di Jakarta tidak membuahkan hasil. Laki-laki itu memutuskan kembali ke Ponorogo. Kini Agus tidak punya semangat hidup. Dia juga tidak bersedia dicalonkan menjadi kepala desa kembali.Bahkan, Agus lebih banyak menghabiskan waktu di toko. Terkadang dia juga tidak pulang dan memilih tidur di toko. Pulang ke rumah hanya akan membuat hatinya semakin diliputi rasa bersalah. Melihat barang-barang milik Nur, hati laki-laki itu kembali tercabik-cabik sakit.Agustus mengusap kedua matanya yang basah. Teringat dosa-dosanya di masa lalu. Dosa-dosa yang pada akhirnya mendzolimi wanita sebaik Nuraini.Sudah tiga bulan, Agus menekuni ilmu agama di pondok pesantren. Dia hanya pulang ke rumah seminggu sekali. Jika pulang, Agus memilih tidur di rumah Nenek Kanti. Di si

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 51 Si Manusia Kaku

    "Anak angkat, Buk?" ulang Nur tertarik.Bu Aminah mengangguk. Dia melirik pada kedua anak yang berlari kecil menuju ke rumah. Ada mendung di wajah wanita paruh baya itu mengingat masa kecil Brian yang memprihatinkan."Dulu, nasib Brian kecil sangat menyedihkan, Nur. Dia nggak pernah tahu sosok ayahnya sampai saat ini. Ibu hanyalah perempuan ... perempuan, nggak berguna, Nur." Bu Aminah mengusap-usap kedua matanya yang basah. Nuraini terdiam. Menceritakan masa kecil Brian yang pahit adalah hal berat. Namun, juga membuat wanita paruh baya itu lega karena terlepas dari rasa sakit yang dipendam selama hampir 30 tahun seorang diri.Brian Kahfi Marcelino, adalah anak yang terlahir tanpa kasih sayang sang ayah. Aminah muda hanyalah orang kampung. Dia datang ke Jakarta mencari pekerjaan sebagai ART. Namun, tragisnya wanita berparas ayu itu menjadi korban kebiadaban anak majikannya sendiri. Aminah muda yang cantik diperkosa anak majikannya sehingga hamil. Mengetahui ARTnya hamil, sang majika

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 51 Brian

    Pak Sopir memundurkan mobilnya. Laki-laki itu juga turun dari mobil, membantu mengangkat tas pakaian milik Nur. Selanjutnya, membukakan pintu untuk wanita itu."Maaf, Pak, kita mau ke mana?" tanya Nur begitu mobil sudah melaju cukup jauh dari stasiun Pasar Senen.Laki-laki kaku di samping kemudi itu melirik center mirror. "Mau ke tukang penadah orang hamil!" jawabnya santai dan ketus.Nuraini terperangah. Dia sedikit memajukan badan dan menatap Pak Sopir yang justru tersenyum geli. Melihat kecemasan di wajah Nur, laki-laki muda berkacamata pemilik mulut judes itu tersenyum sinis."Nyalimu besar juga, ya? Datang ke Jakarta dalam keadaan hamil tanpa tujuan jelas?" sindirnya.Nuraini mendengus lirih. Memang benar, dia hanya bermodalkan nekad untuk menjauhi suaminya. Nur juga terpaksa ikut mobil laki-laki bermulut judes itu. Rencananya setelah itu, Nuraini akan mencari kontrakan dan pekerjaan.Mobil melaju pelan ketika memasuki komplek perumahan elite. Nuraini memperhatikan kanan kiri jal

  • TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN    Part 50 Laki-laki Misterius

    Air mata Nur kembali menetes. Pandangannya buram ke luar jendela kereta yang semakin jauh meninggalkan Jawa Timur. Ikut meninggalkan kenangan indahnya bersama Agus.Laki-laki yang dulu diharapkan mampu menjadi imam yang baik. Laki-laki yang diharapkan menjadi tempatnya berlindung. Namun, justru dialah yang menorehkan luka hati. Lelah menangis, Nur tertidur. Kepalanya terkulai ke sisi kiri.Nur mengerjap kaget ketika merasakan telapak tangan seseorang menyangga kepalanya. Nuraini segera memperbaiki posisi duduk. Kakinya sedikit pegal karena terlalu lama duduk. Dia melirik ke arah laki-laki yang duduk di sampingnya. Laki-laki itu hanya menoleh sekilas dengan sikapnya yang dingin."Ma-maaf, Pak. Sa-saya tidak sengaja," ucap Nur tidak enak hati.Laki-laki itu mengangguk pelan dan tersenyum sekilas. "Nggak apa-apa. Mau ke mana?" tanyanya datar. Laki-laki berkaca mata itu melirik perut Nur yang membuncit. Merasa diperhatikan, Nur segera merapikan bagian depan kardigannya."Mau ke Jakarta,

DMCA.com Protection Status