Share

Bab 22 Perjanjian

Setelah pertemuannya dengan Dina, Daehan kembali ke ruangannya dengan hati yang tak tenang. Setiap kali ia mencoba menyingkirkan pikiran tentang Luna, wajahnya justru semakin jelas muncul dalam benaknya. Perasaan rindu yang kian hari kian mendalam membuatnya sulit berkonsentrasi pada pekerjaannya, dan ia mulai merasa hampa tanpa kehadiran Luna.

Namun, setiap kali ingatan tentang Luna menyeruak, bayangan tentang masa lalu dan kebenciannya terhadap ibunya, Dina, juga muncul. Sungguh perasaan yang bertentangan, antara cinta yang ingin tumbuh dan kebencian yang terus menghalangi.

Pikirannya melayang-layang, hingga tanpa sadar ia mendesah dalam hati, “Luna, di mana kamu sekarang?”

Malam itu, setelah duduk merenung sendirian, Daehan akhirnya memutuskan untuk mengambil langkah. Meski sebagian hatinya masih dipenuhi amarah, kekhawatiran tentang Luna tak bisa ia abaikan. Ia mengkhawatirkan keadaan dan kehidupan Luna, apalagi setelah melihat kondisinya terakhir kali di rumah sakit. Mungkin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status