Share

Bab. 30 ; Dia Bangkit

Penulis: Re_
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Argh ... " Arumi mengerang dengan mata masih terpejam.

"Arumi, kau sudah sabar?" Zhan An menyentuh bahunya.

Ketika membuka mata, Arumi dikelilingi wanita berbaju putih yang terlihat sibuk memeriksa tubuhnya, setelah memperlihatkan suntikan besar, petugas itu berubah menjadi siluman nyamuk yang menusuknya dari segala arah.

"Argh, sakiit Ma, sakiiit ...."

"Arumi, sadarlah, buka matamu." Zhan An menatapnya cemas, gadis itu menggeliat sekan hendak melarikan diri, lalu tangannya menyentuh dahi Arumi yang terasa panas.

"Dia demam. Arumi ... Arumi ... "

Dia memeriksa lengan Arumi yang berdarah, Hati-hati dia mengangkat kain lengannya dan terpana melihat lebam ungu dan luka gesekan di siku bagian dalam.

Luka itu tampak parah, Arumi mengerang kesakitan saat Zhan An menyentuhnya pelan.

Zhan An memandang sekeliling, saat ini sulit baginya mencari obat karena dia membawa Arumi ke tempat paling aman yaitu goa tempat She Xian berdiam.

Dia membutuhkan obat untuk Arumi, namun itu bisa membah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 31; Berburu

    Yongshen mengamati langit, menurut perkiraan malam ini bulan purnama, jadi sebaiknya dia menyuruh pasukan untuk beristirahat dan libur selama dua hari. Pria bercadar itu menemui siluman banteng dan mengutarakan maksudnya. "Malam ini bulan purnama, sebaiknya kau istirahatkan pasukan selama dua hari. Jangan sampai satu pun berkeliaran di lembah ini," katanya tegas, "Kalian boleh turun ke desa.""Sudah bulan purnama lagi?" tanya pria plontos sambil menggaruk kepala, 'Baiklah. Aku akan segera menyampaikannya pada anak buahku. Apa kau baik-baik saja? Tak ingin ikut bersama kami?" tanya pria botak itu penasaran. Setiap bulan purnama Yongshen pasti menyuruh mereka keluar dari lembah. Ketika mereka kembali pria bercadar itu pasti tidak terlihat selama beberapa hari, menurut kabar yang beredar dia terluka. Anehnya itu hanya terjadi setiap bulan purnama. "Cepat pergi," tukas Yongshen sambil membalikkan tubuh menuju ruang pertemuan. Tubuh Hei An bergetar hebat, dia terbaring gelisah dengan k

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab 32; Jia Li

    "Ming Hou, apa yang mereka lakukan di situ?" tanya Gong Fai melirik sejoli yang berdiri di depan markas. "Mereka ingin bertemu Jendral,"jawab Ming Hou cuek. "Bukankah mereka yang membuat keributan beberapa hari yang lalu? untuk alasan apa mereka hendak menemui Jendral Yu.""Bagaimana mungkin aku tahu isi kepala mereka, kau lihat gadis itu? uuh, menyeramkan. Sudah kuusir tapi mereka bersikeras menemui-" Ucapannya terpotong saat mendengar suara langkah kaki yang sudah dihafalnya. "Jendral! Anda datang hari ini." Sambutnya segera. "Pantas saja hari lebih cerah dan udara terasa sejuk, ternyata karena Jendral akan berkunjung." Gegas dia berlari kecil dan mengitari Jiao Yu. "Aku ingin melihat perkembangan kasus penyerangan kemarin, apa kau sudah menangkap bandit yang sering meresahkan masyarakat.""Saya sudah menahan beberapa orang yang tertangkap, sebagian masih dalam pengejaran. Kaki tangan dan mata-mata mereka cukup banyak sehingga sulit mendapatkan informasi yang benar. Mereka serin

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 33; Interogasi

    Jia li? Arumi mengingat-ingat apakah ada tokoh bernama itu dalam drama Pendekar Awan? Entahlah, bagaimanapun drama ini belum selesai tayang, selain itu banyak sekali kejutan yang baru diketahuinya setelah berada di Wangliang. Bahkan sampai saat ini pun dia belum pernah bertemu pendekar awan. Entah mati atau berada di suatu tempat. Namun dia berharap suatu saat mereka bisa bertemu. Berbeda dengan komik yang dia baca tentang seseorang yang tiba-tiba masuk dalam dunia novel, dia bisa bertahan karena sudah tau alur dan akhir cerita, tapi dia berbeda karena drama yang dia masuki masih on going. "Aku Arumi, Bi. Salam kenal.""Aku bukan cenayang, tapi aku bisa lihat kalau kau berbeda.""Be-da?"Jia Li mengangguk. Jemarinya meraih tangan Arumi yang terluka dan menyentuhnya. "Ini pasti sangat sakit.""Tidak terlalu."Bibir wanita itu menyunggingkan senyum tipis,"Kau seorang gadis yang kuat. Aku akan mengobati luka lama ini sehingga kau bisa terbebas lebih cepat."Apa maksud bibi ini, luka

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab 34 : Bukan mereka

    Lien Hua mendelik, Jiao Yu menahan serangannya. Di memutar tubuh dan berbalik menendang Jiao Yu. "Jendral!" pekik Ming Hao melihat Jiao Yu terpukul mundur. "Kenapa kau memukul jendral? Salah apa dia padamu!" tanyanya geram. Entah makan apa gadis itu hingga sebrutal ini. Jendral Jiao Yu yang tak berdosa pun kena hantamannya. "Dia menghalangiku.""Astaga. kau gila, ya. Jendral menyelamatkanmu sebelum kau jadi pembunuh." ujarnya kesal. "Bagaimana keadaanmu, Jendral Yu?" Tergopoh-gopoh dia menghampiri Jiao Yu. Yuwen menatap waspada, sungguh di luar perkiraan Lien Hua menjatuhkan pukulan pada Jendral Jiao Yu. Namun tidak masalah karena dia sudah siap dengan apapun yang akan terjadi selanjutnya. Gong Fei sudah memasang kuda-kuda untuk menyerang namun Jiao Yu memberi isyarat untuk berhenti. Bibir jendral gagah itu mengulas senyum membuat Ming Hao terkesima. Entah terbuat dari apa hatimu Jendral, kebaikanmu seluas samudera. Aku berjanji akan mengabdikan seumur hidupku untukmu. "Sebai

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 35; Aliansi Bintang

    Jia li menenteng hasil buruan Arumi sumringah, senyumnya mengembang tanpa henti sambil melirik 3 ekor ayam hutan di tangannya. Usahanya tidak sia-sia. Anak itu semakin berkembang. Mungkin dia sedikit bersikap keras, namun itu sengaja dia lakukan untuk melatih kepekaan dan keterampilan. Jia Li tidak pernah salah. Dia tahu sejak pertama kali melihatnya tergeletak di depan pintu rumah. Anak itu seorang pemburu. Sedangkan pemuda itu tampak sangat jelas menunjukkan rasa tidak sukanya pada Jia Li. "Apa Bibi memberi kami makanan yang sama?" ujarnya mempertanyakan seekor burung panggang yang tersaji. "Hemm." Jia Li mengangguk singkat. "Gadis itu bersikeras memberi seekor hanya untuk karena kau sedang terluka, berterimakasihlah padanya."Sepasang mata itu berbinar-binar lalu bersuara lantang, " Maaf, Arumi. Terimakasih. Ini burung panggang terenak yang pernah aku makan,"ujarnya sebelum menyantapnya dengan lahap. Keesokan harinya dia menatap tajam saat Jia Li memberinya sup ayam dalam porsi

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 36; Mengerjar Iblis Api

    Yeye terlihat gelisah, matanya melirik cermin penghubung yang tergeletak di ranjang. Tidak ada kabar sama sekali sejak kepergian Lien Hua beberapa minggu yang lalu. Kenapa anak itu lupa memberi kabar. "Ketua An, ini minumanmu." Paman Li masuk sembari membawa mampan berisi teh hijau. Melihat mata Yeye yang kerap melirik cermin, dia sudah tahu apa yang terjadi. "Apa Lien Hua belum memberikan kabar?" Tangannya cekatan menuang air ke dalam kelas dan menyodorkannya pada pria berambut putih itu. Yeye menggeleng lemah, dia menatap malas gelas di tangan paman Li, "Aku belum haus, letakkan saja di meja," ujarnya mengenyakkan pinggul ke kursi. Paman Li melakukan hal yang diperintahkan, "Bagaimana kalau Ketua yang menghubungi mereka duluan. Ketua kan sudah faham kelakuan anak nakal itu, mungkin dia keasyikan bermain hingga lupa memberi kabar," ujarnya memberi saran. "Benarkah?" tanya pria tua itu ragu-ragu. "Kita coba saja." Paman Li mengambil cermin dan menyerahkan pada Yeye.Cermin berta

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 37 : Berkuda

    "Wanita itu?" Yeye menahan nafas. Satu-satunya ksatria wanita dengan anugerah mata dewa yang mendampingi nenek. Wanita gila yang membunuh musuh dengan sekali kedipan mata. Kenapa dia tiba-tiba muncul, terlebih bersama Zhan An dan Arumi. Apa gadis itu berkaitan dengan perempuan gila itu? "Menurutmu, apa perempuan itu mencederai mereka?" tanyanya khawatir? "Bukankah sudah kubilang, sebaiknya kau membuka energimu. Hanya kau yang punya kemampuan merekam sedangkan aku dan Chyou hanya bisa melihat." bentak Qui gusar. Dia penasaran tentang apa yang mereka bicarakan, jika Yuze bersama mereka tentu mereka akan mengetahui pembicaraan tadi, Namun yang sangat mengejutkan perempuan gila itu melihat keberadaannya dan mencengkeram lehernya kuat. Hampir saja dia tidak bisa kembali jika Arumi yidak memanggilnya secara tiba-tiba. Yeye memutar tangannya gelisah, perempuan gila itu sudah tak terdengar namanya sejak lama, kenapa sekarang dia muncul bersama Zhan An. Apa ada yang dia rencanakan. Dia mene

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 38 ; Pria manis bertopeng

    "Haa!" Gadis itu terpekik, tubuhnya terlempar sempurna. Jia Li yang mengintip di pepohonan berlari cepat hendak menangkapnya. Namun langkahnya terhenti melihat sesosok berbaju hitam yang menangkap Arumi. Arumi terpegun, tubuhnya seakan melayang. Dia membuka mata dan melihat seseorang dengan penutup wajah yang berkibar tengah mengendongnya. Dia memberanikan diri untuk mengintip, namun dia kecewa karena orang itu menutup wajahnya dengan topeng, walau hanya sebatas mata. "Terimakasih," ujarnya saat orang asing itu menurunkannya. Kepala tertutup weimao itu mengangguk. "Kau hendak kemana?" tanya Arumi penasaran, selama tinggal di sini dia belum pernah melihat orang lain selain Jia Li. "Aku mencari sesuatu." Suara bass itu begitu ramah di gendang telinga Arumi. Aah. Rupanya dia seorang pria. "Apa kau pernah bertemu makhluk-""Makhluk apa?" potong Arumi cepat. "Melayang." jawabnya pelan. Ingatan Arumi kembali pada malam mencekam saat malam purnama. "Aah. Hantu itu?" tanyanya sambil m

Bab terbaru

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 50 : Calon pengantin Jendral jiao Yu?

    Arumi bersiap-siap menunggu jemputan dari Jendral Jiao. Setelah ditinggalkan Kai begitu saja, dia merasa sebatang kara, dan bingung harus kemana. Beruntung Jendral Jiao menawarkan solusi untuk menetap di kediamannya sementara sampai Arumi lebih sehat sambil memikirkan arah tujuannya. Awalnya dia berniat tinggal di penginapan Niu, namun kepingan uangnya menipis. Tawaran yang diajukan Jendral Jiao sangat menarik. Dia akan merasa aman bersama petugas pemerintah itu, selain itu tentu dia tidak perlu repot mengeluarkan uang untuk membayar penginapan dan makanan. Ini sangat luar biasa, hanya orang bodoh yang akan menolaknya."Nona, jemputan anda sudah datang." Suara laki-laki terdengar setelah ketukan pintu. Rupanya orang yang akan membawanya ke kediaman Jendral Jiao sudah tiba. Memang tadi dia meminta izin kepada Jendral Jiao untuk mengambil pakaian dan Barang-barangnya dari wisma Niu sebelum mereka berangkat ke kediaman Jendral Jiao. Jendral Jiao mengiyakan dan berkata akan mengatur or

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 49. Penyesalan.

    Tubuh itu terbungkuk, dahi dan pipinya mengernyit, darah tersembur dari mulut, namun kedua tangannnya masih mengontrol gelembung udara yang menyelimuti Qui dan Chyou. melihat musuhnya tak bergeming, She Xian kembali mencungkil perut Yeye, menusukkan kelima jari runcing ke dalam perut Yeye dan mengeruk darah dari lubang itu.Air mata menetes dari pelupuk mata Qui, hatinya terasa tertusuk ribuan jarum melihat Yuze yang berjuang sekuat tenaga, mengobarkan nyawa demi melindungi mereka. Mata itu terpejam, tak sanggup melihat ketiadaan Yuze yang sangat menyakitkan.Balon udara terangkat dan terbang menjauh, melindungi mereka dari serangan Hei An. Setelah menerbangkan gelembung udara, lutut pria tua itu terjatuh, nafasnya tersengal, tangannya lunglai se lunglai tubuhnya yang kehabisan tenaga, darah membanjiri tubuh bagian bawah. Dia tidak mati sia-sia karena berhasil menyelamatkan Amethyst, kedua saudaranya dan Lien Hua. Dia sudah menang. Senyum terukir dari bibirnya yang dipenuhi darah,

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 48 Di ambang maut

    "Di mana Amethystku." Hawa tiba-tiba terasa panas, mereka sontak menoleh, pria besar berambut merah menatap garang. Bola mata berwarna merah darah itu menguliti satu persatu wajah kelelahan di hadapannya. "Siapa kau?" tanya Qui menatap tak kalah tajam, tubuhnya bersiaga, hawa panas yang menyertai kedatangan pria bermata merah itu membawa kesuraman.Ujung matanya melihat dedaunan yang menguning lalu layu seketika, bahkan kuncup bunga menghitam dan kering. "Aku pemilik Amethyst, cepat serahkan padaku, dan jadilah hambaku. Maka kalian akan kuampuni" Dia mengangkat telapak tangan, percikan api muncul yang kelamaan membentuk gumpalan bola api. Sambil menyeringai memperlihatkan giginya yang runcing, Hei An mempermainkan bola api di telapak tangannya memantul dan berputar-putar mengelilingi mereka satu persatu. Bola api pecah dan menyebar ke segala penjuru saat Hei An menjentikkan jemari. Percikan menghantam dan membakar segala sesuatu yang mengenainya. "Lien Hua, cepat pergi." Yeye men

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 47: Hari yang sulit

    "Ayah,ini calon istriku." Tiba-tiba Chen Yu datang memperkenalkan seorang wanita cantik, menurutnya, meskipun perkenalan mereka singkat namun sudah membuatnya mantap menjadikan Li Wei sebagai wanita yang akan mendampinginya sampai akhir usia. 'Apa kau yakin dengan keputusanmu Chen-chen?" tanya Yuze setelah Li Wei pulang. Meski sudah dewasa dia tetap memanggil anak semata wayangnya itu dengan nama Chen-Chen, Nama panggilan yang diberikan mending istrinya."Kenapa Ayah berkata seperti itu? Apa karena dia terlalu cantik?"Yuze tertawa spontan, "Apa yang kau katakan," tanyanya merasa geli. "Ayah tidak menyukainya karena dia terlalu cantik dari Ibu," rajuk anak itu kesal. "Kau ini." Yuze menepak bahu anaknya ringan. "Tidak ada yang lebih cantik dari Ibumu.""Kalau begitu apa karena dia bangsa siluman? bukankan aku juga setengah siluman?" Pria bermata sipit dengan alis tegas itu menatap Yuze penasaran. "Bukan seperti itu, Ayah tidak pernah mempermasalahkan soal status dan lain sebagainy

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 46 ; Patah hati terbesar

    "Ada apa?"tanya Arumi saat gadis itu tampak kebingungan. Dia terlihat tidak fokus dan selalu menoleh ke samping."Sepertinya, ada sesuatu. Sebentar."Lien Hua berdiri dan membawa serta cermin hingga Arumi ikut melihat. " Paman, siapa mereka?""Wanita tidak tahu diri," jawab paman Li dengan suara dingin. Arumi sempat terkejut mendengar jawaban itu karena paman Li menurutnya adalah orang yang paling sabar di Wangliang. "Arumi apa kau penasaran siapa wanita itu?" bisik Lien Hua dengan muka jahil seperti biasa. "Aku penasaran," sahut Arumi cekikikan. Suara tawa itu memaksa Zhan An, Jiao Yu dan Ming Hao memberinya tatapan heran. "Apa yang membuatmu gembira?" Zhan An mendekat dan melihat apa yang mereka bicarakan. "Wanita tidak tahu diri." "Wanita tidak tahu diri?" Zhan An mengamati wajah sesorang wanita yang tampak lewat cermin ajaib, seketika wajahnya mengeras. Secara kasar dia merampas cermin dan melemparkannya hingga berkeping. Sontak Arumi melongo dan merasa aneh dengan tindakan

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab 45 : Srigala dan pria berambut perak

    Arumi terdesak, tubuhnya jatuh terduduk dan terpojok di dinding. Pria bercadar itu menarik tombak lantas menekannya pada leher Arumi. Gadis itu meringis, ujung tombak yang tajam menggores kulit dan menimbulkan sensasi nyeri. "Kau tidak bisa membunuhku," ujarnya menantang, balas menatap tajam, "Aku tidak mau mati di sini."Tubuh tegap itu berhenti, seakan kalimat yang keluar dari mulut Arumi mengusiknya. Melihat hal itu Arumi mengedarkan pandangan, dia harus mencari sesuatu untuk melepaskan diri. Tiba-tiba seekor srigala berjalan dari arah sel, matanya memantau Arumi yang tampak sangat terkejut. Srigala itu mendekat lalu terbang melompat ke arah mereka. "Dibelakangmu!" seru Arumi dengan mata melotot, sontak Yongshen melepaskannya dan menahan serangan srigala dengan tombaknya. Tubuh Yongshen terjepit, dia mengumpulkan kekuatan di kaki dan menghantam perut binatang buas itu, lalu berputar dan melepaskan diri. Matanya mencari keberadaan Arumi namun gadis itu telah menghilang. Gadis ya

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 44 : Aku tidak mau mati di sini.

    Ming Hao tengah menyiapkan tempat tidur Jendral Jiao Yu. Malam ini rencananya Jendral akan tidur di kantor. Setelah melakukan penyelidikan di desa Nahuy, Jendral tampak sangat lelah, jadi dia ingin menyuruh pria itu cepat beristirahat. Seharusnya diusianya sekarang Jendral Jiao Yu sudah memiliki istri yang pengertian dan lembut, namun dia terlalu gila bekerja sehingga selalu mengabaikan perintah orangtuanya untuk menikah. Oleh karena itu Raja menurunkan titah untuknya mengawasi dan membantu Jendral Jiao Yu, meski awalnya tidak setuju namun Jendral menerima dan membiarkan Ming Hao mendampinginya sampai saat ini. Setelah merapikan tempat tidur dan menghidangkan minuman hangat. Pria berkulit putih itu tersenyum membayangkan pujian Jiao Yu padanya. Suara gaduh dari arah tengah membuat Ming Hao penasaran, apa Gong Min menginterogasi pengacau festival lampion? suara teriakan terdengar keras. Meski sangat tegas Gong Min tidak pernah melewati batas. Penciumannya menangkap bau benda terbak

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 43 : Tak bisakah kau tetap di sini?

    Ming Hao menekuk wajah melihat senyum kemenangan di wajah Arumi. Gadis itu terlalu cantik, sangat berbahaya. "Nona-""Panggil aku Arumi. Itu namaku," jawab Arumi masih menahan senyum. "Baik Nona Arumi, dimana tepatnya anda bertemu hantu yang Nona maksud," tanya Jiao Yu sambil menyodorkan segelas air, Dia ingin mendengarkan keseluruhan kisah gadis dihadapannya. Hal itu rupanya dipandang sengit oleh Zhan An dan Ming Hao. "Di mana, Kai? Aku tidak tahu namanya." Gadis itu menyikut lengan Zhan An. "Di hutan barat, pesisir desa Nahuy. Tapi sepertinya dia sudah menghilang dari tempat itu.""Kau pergi ke gua itu lagi? Kapan kau melakukannya? Bukankah kau terluka parah dan tertidur seharian?" cecar Arumi heboh, dia merasa tidak pernah melihat Zhan An beranjak dari pembaringan."Kau tidak perlu tahu. Kau terlalu sibuk mencari ayam," sahutnya dingin. "Apa kau bilang? Aku mencari ayam untuk memberimu makan. Bagaimana kalau dia menyerangmu lagi, kau mau mati?" Semprot gadis itu kesal. "Jadi

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab 42; Aku percaya.

    Mata gadis itu terbelalak melihat kodok yang berterbangan dari buku yg dilemparnya. Siapa sangka buku yang didapatnya dari Jia Li adalah buku ajaib. Dia mengambil buku itu karena butuh waktu lama untuk menyiapkan busur dan anak panah. Sementara pria itu sudah hampir menggeledah Lien Hua. Katak itu menyerang tanpa ampun. Meski terlihat normal namun ketika dia membuka mulut terlihat gigi besar dan tajam layaknya seekor monster dengan mulut yang sangat lebar. Satu persatu pria berbaju hitam itu terjatuh saat tergigit kodok, tubuh mereka seakan luruh begitu saja, nyaris tanpa tulang. "Ap-apa maksudnya Lien Hua," jawab gadis itu terbata saat Lien Hua bertanya. Apa karena pasukan kodok itu menatapnya sebelum masuk ke dalam buku. Setengah ketakutan dan penasaran dia berjalan mendekati buku yang tertutup begitu pasukan kodok itu masuk ke dalamnya.Sementara Lien Hua mengikat para pria berbaju hitam dengan sprei dan tirai jendela yang dia tarik begitu saja. "Begitu banyak keanehan yang t

DMCA.com Protection Status