Share

Bab 2

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (BAB 2)

“Ya Allah, semoga aku bisa benar-benar hidup bahagia bersama anaknya Pak Bagas itu. Entah dia cacat, entah dia duda, jika Engkau sudah menentukan dia berjodoh denganku semoga semuanya yang terbaik.” Sukma menyeka air matanya sambil menatap punggung Ahsan yang sudah mulai menjauh dari jendela kamar. 

Derit pintu membuatnya menoleh. Sisil masuk sambil tersenyum sumringah. Dia duduk di tepi dipan tempat Sukma tidur selama ini.

“Ahsan ganteng juga, ya, Ma? Kok dia bisa-bisanya sih jatuh cinta sama kamu yang kampungan gini?” Sisil menatap Sukma merendahkan, lalu dia lempar pandang ke sembarang arah. Sukma masih terdiam. Sisil melanjutkan perkatannya.

“Sekarang kamu harus mulai lupain Ahsan, sepertinya dia tertarik juga padaku. Tadi Ambu sudah mengenalkan aku juga sama Ahsan. Aku cuma mau minta sama kamu, jangan pernah muncul lagi di depan Ahsan," ucap Sisil menjeda. Lalu dia melanjutkan kembali perkataannya. 

"Aku mau kamu menghilang dari hidup dia. Jangan bilang kamu dipaksa nikah sama duda lumpuh itu ke Ahsan. Awas saja kalau kamu bilang-bilang! Pokoknya kamu harus dukung aku sampai jadian sama Ahsan!” ucap Sisil penuh penekanan. 

Sukma masih membisu. Tak ada yang perlu dikomentari lagi. Sisil akan tetap dengan apa yang diinginkannya meskipun dilarang. Sisil melirik sinis pada Sukma. Lalu ia bangkit dan melengos pergi meninggalkan kamar Sukma. 

Sukma menarik napas panjang. Memejamkan mata beberapa saat. Menghalau bayangan Ahsan dan segala cerita indah yang mereka rangkai. Semua tiba-tiba membayang. 

“Ya Allah, jika dia memang bukan jodohku … relakan hatiku … ikhlaskan ... mampukan aku untuk melepasnya … jangan biarkan aku terus mengharap … aku ikhlas … aku pasrah … aku terima apapun keputusan-Mu Ya Allah …,” lirihnya.

Sukma kembali terisak. Dibiarkannya seluruh sesaknya tumpah bersama air mata. 

Tubuh mungilnya yang sejak tadi mematung di tepi jendela, kini merosot. Sukma memeluk lutut sambil menelungkupkan wajah. 

“Mas Ahsan, terima kasih selama ini telah mencintaiku … membuatku yang kerdil ini merasa berarti … membuatku yang tak berpendidikan ini merasa dihargai ….” 

“Mas Ahsan, kamu lelaki baik … semoga berjodoh dengan perempuan yang jauh lebih baik lagi dariku … mungkin aku ini belum pantas untukmu … kasta kita terlalu jauh … aku hanya upik abu sedangkan kamu memiliki segalanya … terima kasih, Mas … terima kasih sudah mencintaiku,” ucap Sukma dalam dada. Beberapa saat, dibiarkannya semua rasa pahit itu tumpah. Sukma masih membutuhkan waktu untuk berdamai dengan keadaan. 

Sukma menyeka air mata ketika derit pintu kamar kembali terdengar. Ambu muncul sambil membawa beberapa helai pakaian. 

“Sukma, ini beberapa baju milik Ambu dulu waktu muda. Masih bagus-bagus. Mulai hari ini kamu pakai baju yang agak beneran. Baju kamu sudah pada lusuh. Takutnya sewaktu-waktu keluarga Pak Bagas datang mendadak. Katanya mau mampir nanti sekalian ada acara dekat sini!” ujar Ambu sambil menyimpan beberapa helai pakaian di dekat tempat tidur Sukma.

“Iya, Ambu! Makasih,” ucap Sukma sambil berdiri. Dia mencoba untuk tersenyum. Meskipun senyuman itu tak mampu menyembunyikan luka yang terpancar dari sorot netranya. 

“Kamu kenapa nangis? Jangan cengeng … nanti juga hidup kamu enak. Ambu sudah jelaskan semua pada Nak Ahsan. Kamu gak usah temui dia lagi. Sekarang cepetan ke toko. Bi Esih sudah keteteran, banyak pembeli banget hari ini!” titah Ambu.

“Iya, Ambu!” ujar Sukma sambil mengambil helaian pakaian yang diberikan Ambu. Disimpannya pada lemari. Berderet bersama potongan pakaian lusuh miliknya. 

“Kamu jangan kebanyakan ngelamun, nanti sakit … sebentar lagi keluarga Pak Bagas akan datang. Anggap saja kamu sama Ahsan emang gak jodoh.

Lagian kamu harus ngukur diri, Ahsan itu calon sarjana, anak Pak Camat, ganteng, masa depannya cerah.

Sedangkan kamu pendidikan SMA saja gak ada. Ambu sih yakin kalau keluarganya Ahsan juga gak bakal setuju sama kamu. Sekarang udah jangan sedih lagi, sudah syukur itu anak Pak Bagas mau ama kamu. Jadi kamu gak mungkin jadi perawan tua!” 

Ucapan Ambu yang panjang lebar hanya dijawab anggukan oleh Sukma. Setelah menyimpan pakaian ke dalam lemari, Sukma bergegas menuju toko sembako milik Ambu yang ada di dekat perempatan. 

“Assalamu’alaikum!” sapa Sukma pada Bi Esih yang tengah menghitung nota salah satu pelanggan. Ya, tokonya cukup besar sehingga para pedagang eceran banyak yang berbelanja di sana. 

“W*’alaikumsalam! Ma, itu kamu minta bantu timbangin gula sama tepung terigu. Mang Usman gak masuk, jadi Bibi keteran sendirian.” Bi Esih berbicara pada Sukma. Namun hanya menoleh sekilas padanya. Para pelanggan sudah antri.

“Iya, Bi! Aku nitip ini!" ucap Sukma sambil menyodorkan ponsel jadulnya. Dititipnya pada laci kasir dekat Bi Esih jaga. 

Sukma langsung menyibukkan diri. Dia menakar tepung terigu dan gula juga dengan ukuran perempatan. Mencoba mengalihkan pikirannya yang masih belum tenang. Terlebih semua perkataan Ambu yang panjang lebar begitu menusuk ke dalam hatinya.

Adzan berkumandang. Sukma menghentikan kegiatannya. Dia baru saja hendak bangun dan menuju ke belakang untuk mengambil makan dan menunaikan shalat zuhur. Sisil datang sambil merengut.

“Sukma, kamu itu, ya! Aku telepon gak diangkat-angkat!” Sisil langsung saja berteriak.

“Aku lagi sibuk, Sil! HP aku taro di laci kasir, dititip Bi Esih!” ujar Sukma sambil menepuk-nepuk tepung yang menempel pada pakaiannya.

“Ayo kamu cepetan pulang! Keluarga Pak Bagas katanya sepuluh menitan lagi sampai! Aduh mana kucel banget lagi kayak gini! Ayo cepetan nanti aku make up in!” Sisil begitu panik melihat penampilan Sukma yang jauh dari kata cantik.

“Iya, ayo! Kok dadakan sih, datangnya?” tanya Sukma sambil mengambil gawainya yang dititip di laci Bi Esih. 

“Mana kutahu!” ucap Sisil sambil cemberut. Dia langsung menyalakan sepeda motor yang diparkirnya di depan toko. 

“Ayo naik! Cepetan!” Sisil memekik pada Sukma yang baru saja keluar. 

“Aku jalan kaki saja, sih! Deket doang!” tukas Sukma.

“Duh, cepetan naik! Kamu emang sengaja ya mau tampil jelek di depan Pak Bagas dan keluarganya bisa perjodohannya dibatalkan?” gusar Sisil.

Sukma menarik napas kasar. Tak banyak lagi mendebat Sisil. Dia langsung naik pada boncengan sepeda motor Sisil. 

Tampak sebuah Alphard keluaran terbaru terparkir di depan rumah mereka. Netra Sisil membelalak menatap mobil seharga miliaran itu. Katanya Abah, Pak Bagas hanya seorang wira usahawan. Kok mobilnya sebagus itu? 

Namun segera dia menepis pikiran gak pentingnya. Baginya menikah dengan duda cacat itu sangat menjatuhkan reputasi dan harga dirinya. Sisil menarik Sukma hendak masuk lewat pintu samping. Mengingat penampilan Sukma yang alakadarnya, Sisil takut keluarga Pak Bagas nanti malah membatalkan perjodohan.

Namun sial, terdengar suara Abah memanggil Sukma. Dasar Abah, memang gak tahu situasi dan kondisi.

“Sukma! Sini, Nak! Ini calon mertuamu ada datang!” panggil Abah. Membuat langkah Sisil dan Sukma terhenti begitu saja.

Comments (5)
goodnovel comment avatar
siti fauziah
Sukma semoga nti bahagia
goodnovel comment avatar
Nissa
Nyesek bgt jadi sukma
goodnovel comment avatar
Yogi Eka Putra
sangat menegangkan xixix...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 3

    TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (BAB 3)Namun sial, terdengar suara Abah memanggil Sukma. Dasar Abah, memang gak tahu situasi dan kondisi.“Sukma! Sini, Nak! Ini calon mertuamu ada datang!” panggil Abah. Membuat langkah Sisil dan Sukma terhenti begitu saja.“Iya, Bah!” ujar Sukma sambil menarik tangannya dari Sisil.“Abah, aku mau dandanin Sukma dulu!” ucap Sisil sambil melotot ke arah Abah.

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 4

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (BAB 4)Selamat Membaca!“Aku kuat … aku kuat … aku harus melupakan dia ….”Sukma kembali ke kamar. Ditutupnya pintu itu rapat-rapat. Dia tidak mau mendengar apa saja yang diobrolkan Ahsan dengan Sisil.Dibukanya ponsel sederhananya. Ponsel yang hanya bisa melakukan panggilan sms karena ponsel yang dimilikinya itu ialah ponsel jadul bekas Abah. Itu pun sudah dia ikat pakai karet. Dia diberikan ponsel itu oleh Ambu agar mudah ketika Ambu butuh sesuatu.Terdengar suara notifikasi pesan masuk dan getar pada ponsel kecil itu. Ada pesan masuk rupanya. Sukma melirik sekilas. Namun dia abaikan.Gadis itu melanjutkan kembali kegiatan membuat cerita anak. Kerinduan pada almarhum Ibu pada akhirnya membuatnya menjadi lebih suka menga

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 5

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (5)Ahsan berjalan lunglai. Setelah diparkirkan sepeda motornya di halaman rumah dua lantai milik orang tuanya. Dia menuju ke dalam dengan perasaan tak karuan. Pikirannya masih tertaut pada Sukma. Kenapa perempuan itu sama sekali tidak ingin menemuinya, padahal dirinya sudah menurunkan harga diri dengan menghubungi nomor Sisil. Mendekatinya hanya untuk mencari alasan bertemu Sukma.“Baru pulang, San? Habis dari mana?” Bu Emilia---ibu Ahsan bertanya ketika anak bujangnya baru saja masuk.“Tadi ada perlu sebentar ke depan, Bu!” jawab Ahsan datar.“Duduk dulu, San! Ibu mau bicara!” ujarnya. Dia masih duduk bersandar pada sofa sambil menonton acara kesukaannya di televisi.Dengan malas, Ahsan menjatuhkan bobotnya p

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 6

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (6)Selamat Membaca!Hari minggu pagi. Sukma sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Ambu memintanya bangun dari jam empat pagi untuk beres-beres rumah dan menata semuanya. Sehingga menjelang pukul tujuh, semuanya sudah selesai.Usai menata sarapan nasi goreng bakso di atas meja. Sukma bergegas ke kamar. Dia mengambil pakaian yang dibelinya sendiri kemarin di pasar. Sukma minta di anter Bi Esih untuk memilihkan pakaian untuk hari pertemuannya dan sekaligus bertunangan katanya.“Ambu, Abah … aku pergi ke salon dulu! Katanya jam sepuluhan keluarga Pak Bagas akan datang, ya?” Tas kecil sudah diselempangkannya dan bersiap untuk pergi.

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 7

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (7)Selamat Membaca! Tetap tinggalkan jejak komen dan lovenya, ya! Makasih yang sudah dukung 🥰🥰🥰Sukma menoleh dan mengulas senyum menyambut Pak Bagas dan Bu Ayu yang turun sambil menggendong balita cantik dengan rambut dikuncir dua.Sementara itu, Sisil melongo menatap paras lelaki yang duduk di kursi roda itu. Wajah bersih dengan rahang tegas membingkai wajah dengan ekspresi datar itu. Hidung bangir dan bibir merahnya membuat Sisil menelan Saliva. Ketampanan anak Pak Bagas yang duda dan cacat ternyata dua kali lipat dari ketampanan Ahsan yang kini tengah digelayuti lengannya olehnya.“Apa kabar, Bu? Pak?” Sukma menyalami Pak Bagas dan Bu Ayu.

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 8

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (8)Selamat Membaca!Mobil yang dikemudikan oleh Pak Agus sudah mulai memasuki jalan tol. Jarak dari kediaman Abah dengan tempat tinggal Pak Bagas bisa ditempuh dalam waktu sekitar dua jam jika melalui tol. Namun tujuan mereka kali ini ialah ke sebuah pusat perbelanjaan yang bisa ditempuh hanya dengan satu jam saja.Bu Ayu mengamati Sukma yang tampak ketinggalan mode pakaian, ia merasa iba. Kelembutan hatinya seolah bisa meraba kehidupan seperti apa yang Sukma jalani di dalam rumah itu.Aira sudah mulai menguap. Sukma memeluknya dan membiarkan gadis kecil itu bersandar nyaman dalam pelukannya.Diusap-usapny

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 9

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (9)Selamat membaca! Komenin sama lopein jan lupa, ya! 😁😁😁Lalu dia menyuap dengan cepat mengingat harus segera menggantikan Bu Ayu menjaga Aira. Bagaimanapun semua makanan itu terasa istimewa, terlebih perhatian dari seorang pria rupawan meski dalam segala keterbatasan. Namun, bukankah yang sempurna hanya milik Allah? Sukma tidak muluk-muluk mengharapkan Imam sesempurna Nabi Muhammad SAW, karena dirinya sendiri pun sadar jika masih sangat jauh dari sosok Sayyidah Khadijah yang mulia.Usai makan, Sukma menggantikan Bu Ayu. Dia gantian menjaga Aira. Sedangkan Raga duduk terpisah dan tampak sibuk dengan gadgetnya. Sesekali tampak lelaki itu melakukan panggilan.&nbs

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 10

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (10)Selamat Membaca! Komenin ama lopein jan lupa 😘“Bu, aku mau ke Sukma dulu!” ujar Sisil sambil membuntuti Sukma ke kamarnya.“Sil, jangan dulu … kasihan Sukma capek! Biarkan dia istirahat!” Abah terdengar melarang. Namun Sisil hanya menoleh lalu mengedik mengabaikan.Sukma baru saja menyimpan semua barang belanjaan itu di atas tempat tidurnya yang sempit. Lalu mengikat rambut ke atas karena sudah merasa gerah. Seharian beraktivitas ternyata cukup membuatnya lelah.Ada senyum tersungging pada bibir mungilnya ketika mengingat binar netra Aira, kelembutan Bu Ayu dan

Latest chapter

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 71 - END

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (71)Selamat Membaca!Pertengkaran Ahsan dan Elena menjelang malam pertama akhirnya terjadi. Elena meminta penjelasan pada Ahsan kenapa ketika di resepsi, lelaki itu lebih mementingkan Sisil yang hanya tamu, dari pada dirinya.Saat itu, Elena melihat jelas gurat kekhawatiran yang mendalam pada sorot mata Ahsan ketika melihat wanita berkerudung lebar itu jatuh pingsan. Akhirnya Ahsan tak memiliki pilihan lain selain berkata jujur, meskipun Sisil mewanti-wanti untuk tidak mengatakan apapun terkait pernikahan mereka.Elena cukup shock ketika mendengar penuturan Ahsan jika mereka sudah menikah. Wanita itu ternyata istri pertama suaminya. Ahsan menunjukkan surat pernyataan yang mereka tandatangani dan sepakati sebelum pernikahan itu terjadi. Elena membacanya dengan seksama sambil menggeleng-geleng kepal

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 70

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (70)“Gimana Ahsan, apakah kalian sudah siap ke jenjang yang lebih serius? Mengarungi bahtera pernikahan dan mebimbing Elena dalam menjalani sisa hidupnya?” Yudha menatap lekat wajah Ahsan.Lelaki itu menoleh pada Elena yang duduk bersisian dengan Linda. Ahsan tahu, jika sudut netra Elena sesekali melirik ke arahnya.“Beri saya waktu, Pak! Saya sebetulnya tidak pernah main-main dalam menjalin satu hubungan! Namun ada hal rumit yang sudah terjadi dalam hidup saya!” ucap Ahsan pada akhirnya.***Setelah melewati pergulatan batin yang rumit. Menimbang baik dan buruknya. Bertanya pada Sisil berkali-kali tentang

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 69

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (69)Sisil mengulas senyum setelah menekan rasa ego dan cemburunya. Ternyata tidak mudah, ketika dia harus membebaskan seorang lelaki yang bergelar suami untuk lari ke pelukan wanita lain.“Pergilah, Mas! Aku akan sangat bahagia jika hubungan kalian segera diresmikan!” ucapnya sambil tersenyum. Memanipulasi hatinya yang sebetulnya sakit mengucap itu semua.Ahsan menatap perempuan yang ada di hadapannya itu lekat-lekat, mencari kesungguhan dari manik matanya. Namun Sisil memalingkan wajah, membuang pandang. Tak kuat ketika netranya bersirobok dengan Ahsan.“Apa kamu sungguh-sungguh d

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 68

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (68)Selamat Membaca!Mobil yang ditumpangi Ahsan dan Elena perlahan meninggalkan bandara. Membelah hari yang mulai senja. Jalan yang ramai lancar membuat perjalanan mereka masih cukup nyaman. Untaian cerita Elena sampaikan, menjadi penghangat pertemuan mereka. Sesekali Elena tertawa lebar ketika menceritakan kekonyolannya di negeri seberang.Alunan musik yang mendayu membuat suasana hangat semakin terasa. Elena sesekali mencuri pandang pada wajah tenang yang tengah fokus mengendara. Baginya, semakin bertambah umur Ahsan, semakin mempesona. Elena sudah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesona lelaki berwajah teduh itu.Sementara Elena sibuk bercerita dan mencuri pandang, Ahsan sibuk dengan

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 67

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (67)“Saya terima nikah dan kawinnya Prisilia Hardianti Binti Yusman dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai!”Terdengar ucapan sah dari dua orang saksi yang duduk tak jauh dari acara ijab qabul itu dilaksanakan. Ahsan sudah resmi memperistri seorang Prisilia Hardianti.Sisil masih terbaring lemah, netranya menatap Abah yang menitikkan air mata. Pernikahan itu akhirnya dia terima, meskipun hatinya menolak. Sisil hanya tidak tega ketika Abah sampai memohon padanya. Bahkan lelaki itu sampai menangis agar dirinya mau menikah.Abah benar-benar khawatir jika umurnya tak akan lama. Selama Sisil tersangkut semua permasalahan

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 66

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (66)Selamat Membaca!Jefry berdiri di depan pintu ruangan di mana Sisil terbaring masih tidak sadarkan diri. Lelaki itu mengayun langkah pelan. Hatinya berdentum-dentum. Dirinya ingin meminta ampunan dari wanita yang sudah dicampakkannya.Jefry duduk di tepi ranjang pasien. Selang medis masih terpasang di sana-sini. Lelaki itu menarik napas panjang. Dia merasa iba pada perempuan yang dulu cantik dan energik. Kini terbaring lemah dan tak berdaya. Bahkan hidupnya sudah rusak, bukan hanya olehnya akan tetapi oleh beberapa lelaki bejat yang kini sudah mendekam di penjara.“Sisil … ini aku, Jefry! Kamu masih inget kan?” Jefry duduk di tepi ranjang pasien

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 65

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (65)Perasaan bersalah menyelimuti hati Jefry. Lelaki yang berjalan terpincang dan menggunakan tongkat itu berjalan tergesa menuju bagian administrasi di sebuah rumah sakit ternama di Jogja. Dia baru saja mendengar kabar tentang Sisil---perempuan yang dulu ditinggalnya ketika mengandung anak biologisnya.“Selamat siang, Mbak! Saya mau jenguk pasien atas nama Prisilia Hardianti.” Jefry menunggu respon dari bagian adminsitrasi. Perempuan dengan seragam berwarna putih itu tampak khusuk mencermati data yang tengah dicarinya pada layar komputer.“Maaf, Pak! Pasien tersebut sudah dipindahkan ke rumah sakit lain di luar kota.” Jawaban dari

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 64

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (64)Selamat Membaca!Elena menatap layar gawai yang masih menyala. Hatinya penuh harap, balasan dari Ahsan adalah penentu langkah selanjutnya. Apakah dia akan langsung pulang ke Indonesia setelah masa pendidikannya selesai ataukah tetap menetap dulu di sana?Melihat pesannya yang sudah berubah menjadi centang dua berwarna biru, akan tetapi masih tidak ada pesan jawaban, main tidak mau membuatnya gamang. Sepertinya ada rasa yang harus kembali ditata.Elena menarik napas panjang dan mencoba menyiapkan hati jika ternyata lelaki yang dikaguminya selama ini, masih belum menyerahkan cinta untuknya. Entah hatinya itu kini milik

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 63

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (63)***Ahsan menghadiri acara seminar dengan pikiran carut marut. Gilang yang usianya masih sekitar delapan belas bulan itu dibawanya ke hotel tempat seminar. Beruntung Pak Ujang memiliki banyak anak dan sudah terbiasa membantu istrinya. Gilang diurus Pak Ujang selama dirinya mengikuti seminar.Ahsan menyewa satu kamar hotel dan membiarkan Pak Ujang mengasuh Gilang di sana. Menjelang break time pukul dua belas siang. Ahsan tergesa menuju ke minimarket. Pak Ujang tadi memintanya untuk membeli dot bayi. Tadi pagi, Gilang hanya membelikan susu formula untuk bayi dan makanan bayi saja. Dia tak paham jika balita seusia Gilang masih minum susu pada dot bayi.Ahsan masih me

DMCA.com Protection Status