Share

Bab 4

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2021-12-29 11:38:16

Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan

#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (BAB 4)

Selamat Membaca!

“Aku kuat … aku kuat … aku harus melupakan dia ….”

Sukma kembali ke kamar. Ditutupnya pintu itu rapat-rapat. Dia tidak mau mendengar apa saja yang diobrolkan Ahsan dengan Sisil.

Dibukanya ponsel sederhananya. Ponsel yang hanya bisa melakukan panggilan sms karena ponsel yang dimilikinya itu ialah ponsel jadul bekas Abah. Itu pun sudah dia ikat pakai karet. Dia diberikan ponsel itu oleh Ambu agar mudah ketika Ambu butuh sesuatu.

Terdengar suara notifikasi pesan masuk dan getar pada ponsel kecil itu. Ada pesan masuk rupanya. Sukma melirik sekilas. Namun dia abaikan.

Gadis itu melanjutkan kembali kegiatan membuat cerita anak. Kerinduan pada almarhum Ibu pada akhirnya membuatnya menjadi lebih suka mengarang. Mengisahkan cerita yang indah untuk anak-anak dengan goresan tangan.

Bunyi gawai jadulnya kembali berdering. Sukma mengambilnya kali ini. Dibukanya layar kecil itu. Ada dua pesan dari kontak yang diberinya nama masa lalu.

[Dek, bisa kita bicara?]

Selang beberapa menit, ada lagi pesan susulan.

[Dek, aku tunggu diluar! Aku mau bicara, please?]

Ada dua pesan sms dari Ahsan. Sukma menghela napas. Lalu melempar pandang pada langit-langit kamar. Teringat pesan Ambu agar tidak lagi menemui Ahsan. Terngiang kembali semua ucapan yang Ambu lontarkan.

“Anggap saja kamu sama Ahsan emang gak jodoh. Lagian kamu harus ngukur diri, Ahsan itu calon sarjana, anak Pak Camat, ganteng, masa depannya cerah. Sedangkan kamu pendidikan SMA saja gak ada. Ambu sih yakin kalau keluarganya Ahsan juga gak bakal setuju sama kamu. Sekarang udah jangan sedih lagi, sudah syukur itu anak Pak Bagas mau ama kamu. Jadi kamu gak mungkin jadi perawan tua!”

Sukma menarik napas panjang. Hatinya teriris setiap mengingat rentetan kalimat Ambu.

“Iya, yang Ambu ucapkan itu betul … aku harus mengukur diri … betul yang Ambu ucapkan … jika keluarga Mas Ahsan belum tentu setuju … betul yang Ambu ucapkan … aku seharusnya bersyukur karena ada yang mau dan tidak menjadi perawan tua … tapi, kenapa hati ini masih saja sesak, Ya Allah …?” lirih Sukma sambil menghalau cairan bening yang memaksa keluar dari sudut netra.

Sukma kembali merebahkan tubuh. Menatap langit-langit seraya menautkan hatinya pada sang pemilik kehidupan. Jiwanya benar-benar rapuh saat ini. Hati hampa mengawang-awang.

Sukma mengabaikan gawai yang terus-terusan bergetar. Mungkin Ahsan mengirimi pesan lagi atau melakukan panggilan. Namun apa mau dikata? Apakah dengan bertemu Ahsan masalah akan selesai? Tidak. Jadi Sukma lebih memutuskan untuk diam. Terlebih, Ambu sudah mewanti-wanti agar Sukma tidak boleh lagi menemui Ahsan.

Akhirnya Sukma memilih tetap berada di kamar dan memejamkan mata. Berusaha menepis bayang-bayang yang bergelayut di dalam benaknya. Bayang kenang masa-masa indah yang mereka renda bersama berlarian. Bagaimana Ahsan dengan tulus membuka hati menerimanya. Ah, semakin diingat semakin membuat dada Sukma terasa sesak.

Ahsan yang duduk gelisah di teras rumah berkali-kali melirik ke arah pintu. Berharap wanita yang masih mengisi ruang hatinya itu menampakkan diri. Berulang dikirimnya pesan dan panggilan, akan tetapi sama sekali tidak ada balasan. Tidak juga wanita istimewa itu menjawabnya.

“Diminum, Mas! Ini buatanku sendiri!” Sisil menyodorkan cangkir teh manis itu pada Ahsan.

“Makasih,” ucap Ahsan datar. Dia mengambil cangkir itu karena sudah beberapa kali Sisil menawarinya.

“Mas Ahsan kuliah jurusan apa, sih? Kok bisa kenal sama Sukma? Aku malah baru ketemu sekarang sama Mas Ahsan?” tanya Sisil sambil memasang senyum termanis yang dimilikinya.

Melihat sosok Ahsan yang tampan dan tampak pintar, membuatnya seketika membuang jauh-jauh sosok Andre yang beberapa minggu ini membuatnya galau. Ahsan jauh ke mana-mana di atas Andre. Terlebih dia itu anak Pak Camat.

“Jurusan Tekhnik,” jawab Ahsan datar. Sudut netranya masih asik melihat pada daun pintu yang diharapnya segera terbuka.

“Wah, kalau aku jurusan akuntansi, Mas! Rencana nanti kalau lulus mau kerja kantoran saja!” jelas Sisil tanpa menunggu ditanya.

Ahsan tersenyum canggung. Hatinya sudah mulai kesal menunggu Sukma yang tak jua membalas pesannya, tidak juga keluar. Lalu dengan ragu dia menatap wajah Sisil.

“Sil, bisa minta tolong gak?” tanya Ahsan sambil menatap sekilas.

Sisil mengangguk cepat sambil tersenyum.

“Bisa lah, Mas! Mau minta tolong apa? Seneng deh kalau bisa bantuin Mas Ahsan,” ucapnya sambil mengumbar senyum.

“Aku ke sini sebetulnya mau ketemu sama Sukma juga! Bisa minta tolong panggilin?” ucap Ahsan pada akhirnya.

Sisil terdiam sejenak. Hatinya mendadak kesal mendengar nama Sukma diucap. Namun bagaimanapun dirinya harus kelihatan baik di mata Ahsan. Sisil ingin memberikan kesan manis pada pertemuannya dengan lelaki bertubuh jangkung itu.

“Sebentar, aku coba lihat dulu ke kamarnya, ya!” ucap Sisil sambil berdiri. Berjalan melenggok memamerkan kaki jenjangnya yang terbuka hingga sedikit ke atas lutut.

“Makasih,” jawab Ahsan lirih.

Hatinya sudah tidak karuan. Bagaimanapun dia ingin mendengar langsung penuturan dari Sukma, bukan hanya dari Ambu ataupun Sisil.

Setelah beberapa menit, Sisil kembali. Berjalan menghampiri Ahsan.

“Mas, maaf … Sukmanya sudah tidur rupanya! Ya maklum lah sebentar lagi dia akan nikah! Jadi harus jaga kesehatan dan stamina, Mas!” ucap Sisil.

Padahal dia tak juga menengok Sukma di kamarnya. Hanya saja masuk ke dalam untuk mengelabui Ahsan agar percaya jika dia akan memanggil Sukma.

“Oh, memang kapan pernikahannya?” Ahsan cukup kaget mendengar semua itu. Dikira baru sekadar perkenalan, ternyata sudah pada tahap pernikahan.

“Dengar-dengar dari Abah sih, sebulanan lagi gitu, Mas! Sukmanya juga udah pengen cepat-cepat katanya. Mungkin dia merasa iri juga sama aku di sini secara aku jauh segala-galanya di atas dia, jadi pengen cepet-cepet hidup senang!

Asal Mas Ahsan tahu, dia itu sekolahnya saja cuma lulus SMP, Mas. Mungkin kalau keluarga Mas Ahsan tahu, mereka gak akan setuju juga! Ya, masa putra Pak Camat sekeren ini punya istri cuma lulusan SMP,” kekeh Sisil tertawa kecil.

Ahsan berdiri, hatinya menampik kalimat yang Sisil ucapkan. Dia mengenal Sukma sudah lama.

Tak ada tanggapan juga atas ucapan perempuan yang ada di depannya. Mendengar Sukma hendak menikah sebulan lagi, sudah cukup membuat otaknya tidak bisa berpikir sama sekali. Terlebih kini Sukma mengabaikannya. Jangankan bertemu, membalas pesan pun tidak.

“Saya permisi! Assalamu’alaikum!” Ahsan merapikan jaketnya.

“Eh, Mas … mau ke mana?” Sisil menatap wajah yang tampak lesu itu.

“Aku ada keperluan lagi, terima kasih waktunya ya, Sil!” ucap Ahsan sambil mengayun langkah.

“Mas, tunggu!” Sisil menarik ujung belakang jaket Ahsan. Lelaki itu berhenti. Lalu menoleh.

“Mas, boleh aku ikut ke depan? Mau nganterin pesanan Bi Esih ke toko!” ucap Sisil mencari alasan. Padahal hanya ingin lebih lama bersama Ahsan.

“Maaf, gak bisa. Aku buru-buru.” Ahsan menepis tangan Sisil yang masih memegang jaketnya.

Sisil cemberut, lalu menghentakkan kakinya. Menatap punggung lebar itu menjauh. Bibirnya mengerucut sambil mengumpat. Dirinya tidak suka ditolak.

“Awas saja, ya! Kamu pasti akan bertekuk lutut sama aku, Mas Ahsan!” gumamnya dengan gigi gemelutuk menahan kesal.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
siti fauziah
.........Sisil di tolak langsung
goodnovel comment avatar
Isabella
dasar Sisil gatel
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
org baik past bs mndetect cewe g bnr...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 5

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (5)Ahsan berjalan lunglai. Setelah diparkirkan sepeda motornya di halaman rumah dua lantai milik orang tuanya. Dia menuju ke dalam dengan perasaan tak karuan. Pikirannya masih tertaut pada Sukma. Kenapa perempuan itu sama sekali tidak ingin menemuinya, padahal dirinya sudah menurunkan harga diri dengan menghubungi nomor Sisil. Mendekatinya hanya untuk mencari alasan bertemu Sukma.“Baru pulang, San? Habis dari mana?” Bu Emilia---ibu Ahsan bertanya ketika anak bujangnya baru saja masuk.“Tadi ada perlu sebentar ke depan, Bu!” jawab Ahsan datar.“Duduk dulu, San! Ibu mau bicara!” ujarnya. Dia masih duduk bersandar pada sofa sambil menonton acara kesukaannya di televisi.Dengan malas, Ahsan menjatuhkan bobotnya p

    Last Updated : 2021-12-29
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 6

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (6)Selamat Membaca!Hari minggu pagi. Sukma sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Ambu memintanya bangun dari jam empat pagi untuk beres-beres rumah dan menata semuanya. Sehingga menjelang pukul tujuh, semuanya sudah selesai.Usai menata sarapan nasi goreng bakso di atas meja. Sukma bergegas ke kamar. Dia mengambil pakaian yang dibelinya sendiri kemarin di pasar. Sukma minta di anter Bi Esih untuk memilihkan pakaian untuk hari pertemuannya dan sekaligus bertunangan katanya.“Ambu, Abah … aku pergi ke salon dulu! Katanya jam sepuluhan keluarga Pak Bagas akan datang, ya?” Tas kecil sudah diselempangkannya dan bersiap untuk pergi.

    Last Updated : 2022-01-15
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 7

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (7)Selamat Membaca! Tetap tinggalkan jejak komen dan lovenya, ya! Makasih yang sudah dukung 🥰🥰🥰Sukma menoleh dan mengulas senyum menyambut Pak Bagas dan Bu Ayu yang turun sambil menggendong balita cantik dengan rambut dikuncir dua.Sementara itu, Sisil melongo menatap paras lelaki yang duduk di kursi roda itu. Wajah bersih dengan rahang tegas membingkai wajah dengan ekspresi datar itu. Hidung bangir dan bibir merahnya membuat Sisil menelan Saliva. Ketampanan anak Pak Bagas yang duda dan cacat ternyata dua kali lipat dari ketampanan Ahsan yang kini tengah digelayuti lengannya olehnya.“Apa kabar, Bu? Pak?” Sukma menyalami Pak Bagas dan Bu Ayu.

    Last Updated : 2022-01-15
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 8

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (8)Selamat Membaca!Mobil yang dikemudikan oleh Pak Agus sudah mulai memasuki jalan tol. Jarak dari kediaman Abah dengan tempat tinggal Pak Bagas bisa ditempuh dalam waktu sekitar dua jam jika melalui tol. Namun tujuan mereka kali ini ialah ke sebuah pusat perbelanjaan yang bisa ditempuh hanya dengan satu jam saja.Bu Ayu mengamati Sukma yang tampak ketinggalan mode pakaian, ia merasa iba. Kelembutan hatinya seolah bisa meraba kehidupan seperti apa yang Sukma jalani di dalam rumah itu.Aira sudah mulai menguap. Sukma memeluknya dan membiarkan gadis kecil itu bersandar nyaman dalam pelukannya.Diusap-usapny

    Last Updated : 2022-01-16
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 9

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (9)Selamat membaca! Komenin sama lopein jan lupa, ya! 😁😁😁Lalu dia menyuap dengan cepat mengingat harus segera menggantikan Bu Ayu menjaga Aira. Bagaimanapun semua makanan itu terasa istimewa, terlebih perhatian dari seorang pria rupawan meski dalam segala keterbatasan. Namun, bukankah yang sempurna hanya milik Allah? Sukma tidak muluk-muluk mengharapkan Imam sesempurna Nabi Muhammad SAW, karena dirinya sendiri pun sadar jika masih sangat jauh dari sosok Sayyidah Khadijah yang mulia.Usai makan, Sukma menggantikan Bu Ayu. Dia gantian menjaga Aira. Sedangkan Raga duduk terpisah dan tampak sibuk dengan gadgetnya. Sesekali tampak lelaki itu melakukan panggilan.&nbs

    Last Updated : 2022-01-16
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 10

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (10)Selamat Membaca! Komenin ama lopein jan lupa 😘“Bu, aku mau ke Sukma dulu!” ujar Sisil sambil membuntuti Sukma ke kamarnya.“Sil, jangan dulu … kasihan Sukma capek! Biarkan dia istirahat!” Abah terdengar melarang. Namun Sisil hanya menoleh lalu mengedik mengabaikan.Sukma baru saja menyimpan semua barang belanjaan itu di atas tempat tidurnya yang sempit. Lalu mengikat rambut ke atas karena sudah merasa gerah. Seharian beraktivitas ternyata cukup membuatnya lelah.Ada senyum tersungging pada bibir mungilnya ketika mengingat binar netra Aira, kelembutan Bu Ayu dan

    Last Updated : 2022-01-18
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 11

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (11)“Emang kalau Abah bilang keluarga mereka kaya, kamu mau nikah sama Raga yang cacat dan duda?” Abah kali ini balik bertanya. Sisil hanya mendengkus kesal.“Aku gak mau tahu, Bah! Abah harus batalkan pernikahan Sukma dan anak Pak Bagas. Aku gak rela hidup sukma melebihi aku, Bah! Abah bisa ‘kan batalin pernikahan mereka?” Sisil menatap Abah penuh harap. Abah menggeleng.“Sil, kemarin kamu sendiri yang nolak. Kamu sendiri yang minta Sukma dan nyuruh dia gantiin perjodohan ini.Abah bukan tidak sayang sama kamu, tetapi Pak Bagas sekarang sudah setuju dengan Sukma.Bahkan tanggal pernikahan sudah ditentukan dan surat undangan pastinya sudah dis

    Last Updated : 2022-01-18
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 12

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (12)“Gila, cincin pernikahannya seharga lima puluh juta? Setajir apa sih, mereka? Ambu … Abah … aku mau menerima pernikahan ini! Anak Pak Bagas kan awalnya mau dijodohkan sama aku!” batin Sisil.Sisil yang sudah telanjur mendidih hatinya, langsung mendorong pintu kamar Sukma tanpa permisi. Memang masih sedikit terbuka, tetapi sangat tidak sopan karena Sukma tengah menelpon.Sukma masih terdengar sedang berbicara.“Iya, Ma … makasih, Ma! Mama juga met tidur, ya! Makasih untuk hari ini! Salam untuk Aira!” ucap Sukma sambil mengulum senyum. Bayangan senyum pada wajah Aira yang menggemaskan mampu membuat hatinya terasa hangat.

    Last Updated : 2022-01-18

Latest chapter

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 71 - END

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (71)Selamat Membaca!Pertengkaran Ahsan dan Elena menjelang malam pertama akhirnya terjadi. Elena meminta penjelasan pada Ahsan kenapa ketika di resepsi, lelaki itu lebih mementingkan Sisil yang hanya tamu, dari pada dirinya.Saat itu, Elena melihat jelas gurat kekhawatiran yang mendalam pada sorot mata Ahsan ketika melihat wanita berkerudung lebar itu jatuh pingsan. Akhirnya Ahsan tak memiliki pilihan lain selain berkata jujur, meskipun Sisil mewanti-wanti untuk tidak mengatakan apapun terkait pernikahan mereka.Elena cukup shock ketika mendengar penuturan Ahsan jika mereka sudah menikah. Wanita itu ternyata istri pertama suaminya. Ahsan menunjukkan surat pernyataan yang mereka tandatangani dan sepakati sebelum pernikahan itu terjadi. Elena membacanya dengan seksama sambil menggeleng-geleng kepal

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 70

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (70)“Gimana Ahsan, apakah kalian sudah siap ke jenjang yang lebih serius? Mengarungi bahtera pernikahan dan mebimbing Elena dalam menjalani sisa hidupnya?” Yudha menatap lekat wajah Ahsan.Lelaki itu menoleh pada Elena yang duduk bersisian dengan Linda. Ahsan tahu, jika sudut netra Elena sesekali melirik ke arahnya.“Beri saya waktu, Pak! Saya sebetulnya tidak pernah main-main dalam menjalin satu hubungan! Namun ada hal rumit yang sudah terjadi dalam hidup saya!” ucap Ahsan pada akhirnya.***Setelah melewati pergulatan batin yang rumit. Menimbang baik dan buruknya. Bertanya pada Sisil berkali-kali tentang

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 69

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (69)Sisil mengulas senyum setelah menekan rasa ego dan cemburunya. Ternyata tidak mudah, ketika dia harus membebaskan seorang lelaki yang bergelar suami untuk lari ke pelukan wanita lain.“Pergilah, Mas! Aku akan sangat bahagia jika hubungan kalian segera diresmikan!” ucapnya sambil tersenyum. Memanipulasi hatinya yang sebetulnya sakit mengucap itu semua.Ahsan menatap perempuan yang ada di hadapannya itu lekat-lekat, mencari kesungguhan dari manik matanya. Namun Sisil memalingkan wajah, membuang pandang. Tak kuat ketika netranya bersirobok dengan Ahsan.“Apa kamu sungguh-sungguh d

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 68

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (68)Selamat Membaca!Mobil yang ditumpangi Ahsan dan Elena perlahan meninggalkan bandara. Membelah hari yang mulai senja. Jalan yang ramai lancar membuat perjalanan mereka masih cukup nyaman. Untaian cerita Elena sampaikan, menjadi penghangat pertemuan mereka. Sesekali Elena tertawa lebar ketika menceritakan kekonyolannya di negeri seberang.Alunan musik yang mendayu membuat suasana hangat semakin terasa. Elena sesekali mencuri pandang pada wajah tenang yang tengah fokus mengendara. Baginya, semakin bertambah umur Ahsan, semakin mempesona. Elena sudah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesona lelaki berwajah teduh itu.Sementara Elena sibuk bercerita dan mencuri pandang, Ahsan sibuk dengan

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 67

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (67)“Saya terima nikah dan kawinnya Prisilia Hardianti Binti Yusman dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai!”Terdengar ucapan sah dari dua orang saksi yang duduk tak jauh dari acara ijab qabul itu dilaksanakan. Ahsan sudah resmi memperistri seorang Prisilia Hardianti.Sisil masih terbaring lemah, netranya menatap Abah yang menitikkan air mata. Pernikahan itu akhirnya dia terima, meskipun hatinya menolak. Sisil hanya tidak tega ketika Abah sampai memohon padanya. Bahkan lelaki itu sampai menangis agar dirinya mau menikah.Abah benar-benar khawatir jika umurnya tak akan lama. Selama Sisil tersangkut semua permasalahan

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 66

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (66)Selamat Membaca!Jefry berdiri di depan pintu ruangan di mana Sisil terbaring masih tidak sadarkan diri. Lelaki itu mengayun langkah pelan. Hatinya berdentum-dentum. Dirinya ingin meminta ampunan dari wanita yang sudah dicampakkannya.Jefry duduk di tepi ranjang pasien. Selang medis masih terpasang di sana-sini. Lelaki itu menarik napas panjang. Dia merasa iba pada perempuan yang dulu cantik dan energik. Kini terbaring lemah dan tak berdaya. Bahkan hidupnya sudah rusak, bukan hanya olehnya akan tetapi oleh beberapa lelaki bejat yang kini sudah mendekam di penjara.“Sisil … ini aku, Jefry! Kamu masih inget kan?” Jefry duduk di tepi ranjang pasien

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 65

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (65)Perasaan bersalah menyelimuti hati Jefry. Lelaki yang berjalan terpincang dan menggunakan tongkat itu berjalan tergesa menuju bagian administrasi di sebuah rumah sakit ternama di Jogja. Dia baru saja mendengar kabar tentang Sisil---perempuan yang dulu ditinggalnya ketika mengandung anak biologisnya.“Selamat siang, Mbak! Saya mau jenguk pasien atas nama Prisilia Hardianti.” Jefry menunggu respon dari bagian adminsitrasi. Perempuan dengan seragam berwarna putih itu tampak khusuk mencermati data yang tengah dicarinya pada layar komputer.“Maaf, Pak! Pasien tersebut sudah dipindahkan ke rumah sakit lain di luar kota.” Jawaban dari

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 64

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (64)Selamat Membaca!Elena menatap layar gawai yang masih menyala. Hatinya penuh harap, balasan dari Ahsan adalah penentu langkah selanjutnya. Apakah dia akan langsung pulang ke Indonesia setelah masa pendidikannya selesai ataukah tetap menetap dulu di sana?Melihat pesannya yang sudah berubah menjadi centang dua berwarna biru, akan tetapi masih tidak ada pesan jawaban, main tidak mau membuatnya gamang. Sepertinya ada rasa yang harus kembali ditata.Elena menarik napas panjang dan mencoba menyiapkan hati jika ternyata lelaki yang dikaguminya selama ini, masih belum menyerahkan cinta untuknya. Entah hatinya itu kini milik

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 63

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (63)***Ahsan menghadiri acara seminar dengan pikiran carut marut. Gilang yang usianya masih sekitar delapan belas bulan itu dibawanya ke hotel tempat seminar. Beruntung Pak Ujang memiliki banyak anak dan sudah terbiasa membantu istrinya. Gilang diurus Pak Ujang selama dirinya mengikuti seminar.Ahsan menyewa satu kamar hotel dan membiarkan Pak Ujang mengasuh Gilang di sana. Menjelang break time pukul dua belas siang. Ahsan tergesa menuju ke minimarket. Pak Ujang tadi memintanya untuk membeli dot bayi. Tadi pagi, Gilang hanya membelikan susu formula untuk bayi dan makanan bayi saja. Dia tak paham jika balita seusia Gilang masih minum susu pada dot bayi.Ahsan masih me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status