Share

Bab 6

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2022-01-15 01:21:31

Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan

#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (6)

Selamat Membaca! 

Hari minggu pagi. Sukma sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Ambu memintanya bangun dari jam empat pagi untuk beres-beres rumah dan menata semuanya. Sehingga menjelang pukul tujuh, semuanya sudah selesai.

Usai menata sarapan nasi goreng bakso di atas meja. Sukma bergegas ke kamar. Dia mengambil pakaian yang dibelinya sendiri kemarin di pasar. Sukma minta di anter Bi Esih untuk memilihkan pakaian untuk hari pertemuannya dan sekaligus bertunangan katanya. 

“Ambu, Abah … aku pergi ke salon dulu! Katanya jam sepuluhan keluarga Pak Bagas akan datang, ya?” Tas kecil sudah diselempangkannya dan bersiap untuk pergi. 

“Gak sarapan dulu?” Abah menoleh. 

“Sudah, Bah! Tadi duluan!” ujar Sukma sambil menghampiri Abah dan Ambu. Diciumnya tangan mereka dengan sopan. Lalu Sukma berjalan keluar.

Seburuk apapun perlakuan yang didapat di rumah ini selama dia tinggal. Abah dan Ambu adalah pengganti orang tuanya. Tanpa kelapangan dada mereka, entah di mana sekarang dia tinggal. Beruntung dulu almarhum ayahnya bekerja di toko sembako milik Abah. Jadinya ketika semua kenaasan terjadi, Abah peduli dengan keluarganya. Kata Abah, almarhum ayah Sukma adalah orang yang cukup membantu Abah selama ini. Almarhum ayah Sukma menitipkannya pada Abah menjelang titik napas terakhir berhembus. 

Sisil baru saja keluar dari kamar. Langsung duduk di dekat Ambu di meja makan. Senyumnya sumringah dan lebar. Dia mengucek matanya lalu mengambil piring dan menyendok nasi.

“Anak gadis kok jorok! Mandi dulu, cuci muka, sikat gigi … baru sarapan!” ucap Abah sambil menatap muka bantal Sisil.

“Ih, Abah mah bawel! Berisik!” ucapnya.

Sisil beringsut pergi, tetapi tak seberapa lama kembali. Abah menatap lagi, belum mengeluarkan kata-kata tetapi Sisil sudah menjawabnya. 

“Mandinya entaran, Bah! Sekalian langsung make up! Ini udah cuci muka sama gosok gigi. Hari ini ada janjian sama Ahsan soalnya!” ucap Sisil dengan wajah bersemu.

Seketika netra Ambu berbinar mendengar penuturan putri semata wayangnya. Dia menatap Sisil sekilas, lalu menoleh pada Abah.

“Alhamdulilah, Bah! Rupanya kita akan jadi besanan sama Pak Camat! Sisil beruntung ya, Bah!” ucap Ambu. 

Abah terdiam. Ada rasa tak nyaman di hatinya. Bagaimanapun lelaki yang separuh rambutnya sudah beruban itu tahu jika masih ada rasa antara Sukma dan Ahsan. 

“Sil, kalau bisa kamu cari lelaki lain saja. Kasihan Sukma kalau kamu sama Ahsan. Hatinya mungkin masih mencintai Ahsan. Dia kan sudah baik sama kamu, mau gantiin kamu nikah sama anaknya Pak Bagas. Harusnya kamu meraba hatinya, Sil!" Pada akhirnya Abah berucap. 

“Abah tuh suka gituh, sebenarnya yang anak Abah itu aku atau Sukma, sih? Apa-apa mikirin Sukma, apa-apa mikirin Sukma?” Sisil merengut. 

“Sudah! Sudah! Sarapan dulu! Jangan dengerin Abah kamu! Biar saja. Ambu setuju kalau kamu sama Ahsan. Duh udah gak sabar punya besan anak Pak Camat!” ucap Ambu sambil senyum-senyum sendiri.

Usai sarapan, Sisil langsung kembali ke kamarnya. Memilah pakaian yang sudah Sukma setrikakan untuknya. Ya, setiap hari urusan mencuci dan menyetrika itu tanggung jawab Sukma. Begitupun dengan meja makan yang masih berantakan. Menunggu Sukma pulang untuk dibereskan. Mana pernah Sisil menyentuh piring dan gelas kotor. 

Sukma sudah hampir selesai di make up. Dia sudah mengenakan pakaian baru yang tadi dibawanya. Bukan dress terbuka seperti yang Ambu belikan. Sukma hanya memakai terusan panjang dengan outer. Roknya menjuntai hingga ke mata kaki. Meskipun belum behijab, tetapi Sukma tidak suka memakai pakaian yang terbuka. Risih, katanya. 

Rambut ikalnya yang sebatas punggung terurai indah bergelombang, hitam pekat dan lebat. Ada beberapa helai mempermanis bagian wajahnya. Make up tipis minimalis tampak membuat gadis berlesung pipit itu nyaris sempurna. 

Sukma pulang menaiki ojek. Sekitar pukul Sembilan pagi sudah tiba di kediamannya. Beruntung salonnya sudah langganan. Jadi awal pagi sudah janjian. Dia datang sudah ada pegawai yang disediakan untuk menyambutnya. 

Kaki Sukma baru saja menginjak halaman rumah Abah. Ketika sebuah sepeda motor berbelok dan parkir tidak jauh dari tempatnya berdiri. 

DEG!

Hati Sukma mendadak bertalu-talu. Lelaki yang selama ini dihindarinya kini berada di depannya.

Ahsan membuka helm dan menoleh ke arahnya. Sukma membuang muka, tak sanggup bersitatap dengan mantan yang masih mengisi hatinya itu. Teringat belum membayar tukang ojek. Sukma mengambil beberapa lembar dari dalam tasnya lalu menyerahkan pada tukang ojek yang tadi.

“Makasih, Bang!” 

“Sama-sama, Mbak!” 

Tukang ojek itu berlalu meninggalkan Sukma. Sedangkan Sukma menunduk, lalu mengayun langkah tergesa hendak masuk. 

“Sukma!” 

Sontak langkahnya terhenti ketika Ahsan meraih tangannya dari belakang. Hati Sukma berdentum-dentum kencang. Seluruh perasaan bercampur baur tak karuan. Waktu seolah berhenti. Tubuhnya meremang. 

“Sukma, aku ingin kita bicara!” ucap Ahsan yang sudah berada di sampingnya. Tangannya masih memegang pergelangan tangan Sukma.

“Mas, semuanya sudah jelas! Aku akan menikah dengan orang lain! Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi!” ucap Sukma sambil memalingkan wajah. Berada dalam jarak sedekat itu dengan Ahsan membuatnya gugup luar biasa.

“Bukankah kamu waktu itu sudah berjanji, bersedia menikah denganku?” Ahsan tetap menanyakan hal yang Sukma takutkan. 

Sukma menepis genggaman Ahsan pada lengannya ketika dari sudut netra dia menatap Sisil berlenggang ke arah mereka. Wajahnya ketus tak bersahabat. 

“Maaf, Mas … aku masuk dulu! Faktanya aku akan menikah dengan orang lain, jadi lupakan aku!” lirih Sukma seraya menahan sesak yang tiba-tiba membuat tenggorokannya tercekat. 

Ahsan meraih jemarinya lagi. Dia seolah tak peduli ada dua netra Sisil yang membulat menatap tidak suka.

“Kumohon Sukma! Kita pasti bisa melewati semua jika bersama. Tolong, jujur pada hatimu, masih ada aku 'kan di sana?” lirih Ahsan. 

Sukma menarik napas panjang. Dikumpulkannya keberanian. Dia harus tegas pada diri sendiri dan keputusan yang sudah diambilnya. Sisil berdiri beberapa langkah tidak jauh dari mereka sambil menatap Sukma tajam.

“Lupakan aku. Aku sudah menerima pernikahan ini. Aku sudah lelah hidup susah. Di kota aku akan hidup berkecukupan. Jadi lupakan aku.” Suara Sukma gemetar mengutarkan apa yang bukan alasan sebenarnya. 

“Kamu bohong ‘kan? Ini bukan Sukma yang aku kenal,” ucap Ahsan tampak kecewa.

Belum Sukma menjawab. Sebuah Alphard putih masuk ke halaman rumah Abah. Semua netra menoleh ke arah mobil yang datang itu. 

Sukma menarik tangannya yang masih digenggam oleh Hasan. Pintu Alphard terbuka. Pak Bagas dan Bu Ayu turun. Dia menatap heran pada ketiga orang yang tengah mematung kaku. Supir bergegas mengambilkan kursi roda dari bagasi. Lalu menyiapkannya, setelah itu dengan sigap dia membukakan pintu. Lalu membantu seorang lelaki dengan kemeja abu-abu untuk duduk pada kursi roda itu.

Sukma menoleh dan mengulas senyum menyambut Pak Bagas dan Bu Ayu. Sementara itu, Sisil melongo menatap paras lelaki yang duduk di kursi roda itu. Wajah bersih dengan rahang tegas membingkai wajah dengan ekspresi datar itu. Hidung bangir dan bibir merahnya membuat Sisil menelan Saliva. Ketampanan anak Pak Bagas yang duda dan cacat ternyata dua kali lipat dari ketampanan Ahsan yang kini tengah digelayuti lengannya olehnya.

Comments (5)
goodnovel comment avatar
siti fauziah
dasar mata keranjang lu Sisil gak bisa lihat muka bening
goodnovel comment avatar
Isabella
nah kan keren cumak bohongan lumpuh biar dia cari cinta sejati . yaitu sukma
goodnovel comment avatar
Aisyah Tsalitsa
semoga jalan cerita makin menarik. penasaran...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 7

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (7)Selamat Membaca! Tetap tinggalkan jejak komen dan lovenya, ya! Makasih yang sudah dukung 🥰🥰🥰Sukma menoleh dan mengulas senyum menyambut Pak Bagas dan Bu Ayu yang turun sambil menggendong balita cantik dengan rambut dikuncir dua.Sementara itu, Sisil melongo menatap paras lelaki yang duduk di kursi roda itu. Wajah bersih dengan rahang tegas membingkai wajah dengan ekspresi datar itu. Hidung bangir dan bibir merahnya membuat Sisil menelan Saliva. Ketampanan anak Pak Bagas yang duda dan cacat ternyata dua kali lipat dari ketampanan Ahsan yang kini tengah digelayuti lengannya olehnya.“Apa kabar, Bu? Pak?” Sukma menyalami Pak Bagas dan Bu Ayu.

    Last Updated : 2022-01-15
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 8

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (8)Selamat Membaca!Mobil yang dikemudikan oleh Pak Agus sudah mulai memasuki jalan tol. Jarak dari kediaman Abah dengan tempat tinggal Pak Bagas bisa ditempuh dalam waktu sekitar dua jam jika melalui tol. Namun tujuan mereka kali ini ialah ke sebuah pusat perbelanjaan yang bisa ditempuh hanya dengan satu jam saja.Bu Ayu mengamati Sukma yang tampak ketinggalan mode pakaian, ia merasa iba. Kelembutan hatinya seolah bisa meraba kehidupan seperti apa yang Sukma jalani di dalam rumah itu.Aira sudah mulai menguap. Sukma memeluknya dan membiarkan gadis kecil itu bersandar nyaman dalam pelukannya.Diusap-usapny

    Last Updated : 2022-01-16
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 9

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (9)Selamat membaca! Komenin sama lopein jan lupa, ya! 😁😁😁Lalu dia menyuap dengan cepat mengingat harus segera menggantikan Bu Ayu menjaga Aira. Bagaimanapun semua makanan itu terasa istimewa, terlebih perhatian dari seorang pria rupawan meski dalam segala keterbatasan. Namun, bukankah yang sempurna hanya milik Allah? Sukma tidak muluk-muluk mengharapkan Imam sesempurna Nabi Muhammad SAW, karena dirinya sendiri pun sadar jika masih sangat jauh dari sosok Sayyidah Khadijah yang mulia.Usai makan, Sukma menggantikan Bu Ayu. Dia gantian menjaga Aira. Sedangkan Raga duduk terpisah dan tampak sibuk dengan gadgetnya. Sesekali tampak lelaki itu melakukan panggilan.&nbs

    Last Updated : 2022-01-16
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 10

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (10)Selamat Membaca! Komenin ama lopein jan lupa 😘“Bu, aku mau ke Sukma dulu!” ujar Sisil sambil membuntuti Sukma ke kamarnya.“Sil, jangan dulu … kasihan Sukma capek! Biarkan dia istirahat!” Abah terdengar melarang. Namun Sisil hanya menoleh lalu mengedik mengabaikan.Sukma baru saja menyimpan semua barang belanjaan itu di atas tempat tidurnya yang sempit. Lalu mengikat rambut ke atas karena sudah merasa gerah. Seharian beraktivitas ternyata cukup membuatnya lelah.Ada senyum tersungging pada bibir mungilnya ketika mengingat binar netra Aira, kelembutan Bu Ayu dan

    Last Updated : 2022-01-18
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 11

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (11)“Emang kalau Abah bilang keluarga mereka kaya, kamu mau nikah sama Raga yang cacat dan duda?” Abah kali ini balik bertanya. Sisil hanya mendengkus kesal.“Aku gak mau tahu, Bah! Abah harus batalkan pernikahan Sukma dan anak Pak Bagas. Aku gak rela hidup sukma melebihi aku, Bah! Abah bisa ‘kan batalin pernikahan mereka?” Sisil menatap Abah penuh harap. Abah menggeleng.“Sil, kemarin kamu sendiri yang nolak. Kamu sendiri yang minta Sukma dan nyuruh dia gantiin perjodohan ini.Abah bukan tidak sayang sama kamu, tetapi Pak Bagas sekarang sudah setuju dengan Sukma.Bahkan tanggal pernikahan sudah ditentukan dan surat undangan pastinya sudah dis

    Last Updated : 2022-01-18
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 12

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (12)“Gila, cincin pernikahannya seharga lima puluh juta? Setajir apa sih, mereka? Ambu … Abah … aku mau menerima pernikahan ini! Anak Pak Bagas kan awalnya mau dijodohkan sama aku!” batin Sisil.Sisil yang sudah telanjur mendidih hatinya, langsung mendorong pintu kamar Sukma tanpa permisi. Memang masih sedikit terbuka, tetapi sangat tidak sopan karena Sukma tengah menelpon.Sukma masih terdengar sedang berbicara.“Iya, Ma … makasih, Ma! Mama juga met tidur, ya! Makasih untuk hari ini! Salam untuk Aira!” ucap Sukma sambil mengulum senyum. Bayangan senyum pada wajah Aira yang menggemaskan mampu membuat hatinya terasa hangat.

    Last Updated : 2022-01-18
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 13

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (13)Selamat membaca!***“Bukan gitu, Bah … ini terkait permintaan Sisil. Sisil bilang dia bersedia untuk menerima perjodohan ini. Apakah calon pengantin perempuannya bisa ditukar, Bah? Biar Sisil kembali menggantikan Sukma?” Ambu menatap penuh harap.Abah beringsut duduk. Lalu menoleh pada Ambu.“Ambu! Ini pernikahan … sakral!” ucap Abah penuh penekanan.“Iya, Ambu tahu,” jawab Ambu ringan.“Lalu kenapa Ambu seenaknya minta tukar-tukar pengantin? Emang dikira ini karnav

    Last Updated : 2022-01-18
  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 14

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Seorang Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (14)Selamat membaca!Sukma menarik satu kursi dan duduk di depan Raga yang sudah menunggunya. Setelah saling menyapa. Raga menyodorkan buku menu agar Sukma memilih makanan yang disukainya. Sukma hanya memesan jus alpukat saja. Begitu pun Raga hanya memesan secangkir kopi.“Sukma, maaf merepotkanmu. Ada hal yang harus kita bicarakan,” ucap Raga memulai pembicaraan.“Iya, Mas, gak apa. Aku juga lagi gak ngapa-ngapain, kok!” jawab Sukma.“Syukurlah!” ucapnya datar.&ldqu

    Last Updated : 2022-01-18

Latest chapter

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 71 - END

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (71)Selamat Membaca!Pertengkaran Ahsan dan Elena menjelang malam pertama akhirnya terjadi. Elena meminta penjelasan pada Ahsan kenapa ketika di resepsi, lelaki itu lebih mementingkan Sisil yang hanya tamu, dari pada dirinya.Saat itu, Elena melihat jelas gurat kekhawatiran yang mendalam pada sorot mata Ahsan ketika melihat wanita berkerudung lebar itu jatuh pingsan. Akhirnya Ahsan tak memiliki pilihan lain selain berkata jujur, meskipun Sisil mewanti-wanti untuk tidak mengatakan apapun terkait pernikahan mereka.Elena cukup shock ketika mendengar penuturan Ahsan jika mereka sudah menikah. Wanita itu ternyata istri pertama suaminya. Ahsan menunjukkan surat pernyataan yang mereka tandatangani dan sepakati sebelum pernikahan itu terjadi. Elena membacanya dengan seksama sambil menggeleng-geleng kepal

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 70

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (70)“Gimana Ahsan, apakah kalian sudah siap ke jenjang yang lebih serius? Mengarungi bahtera pernikahan dan mebimbing Elena dalam menjalani sisa hidupnya?” Yudha menatap lekat wajah Ahsan.Lelaki itu menoleh pada Elena yang duduk bersisian dengan Linda. Ahsan tahu, jika sudut netra Elena sesekali melirik ke arahnya.“Beri saya waktu, Pak! Saya sebetulnya tidak pernah main-main dalam menjalin satu hubungan! Namun ada hal rumit yang sudah terjadi dalam hidup saya!” ucap Ahsan pada akhirnya.***Setelah melewati pergulatan batin yang rumit. Menimbang baik dan buruknya. Bertanya pada Sisil berkali-kali tentang

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 69

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (69)Sisil mengulas senyum setelah menekan rasa ego dan cemburunya. Ternyata tidak mudah, ketika dia harus membebaskan seorang lelaki yang bergelar suami untuk lari ke pelukan wanita lain.“Pergilah, Mas! Aku akan sangat bahagia jika hubungan kalian segera diresmikan!” ucapnya sambil tersenyum. Memanipulasi hatinya yang sebetulnya sakit mengucap itu semua.Ahsan menatap perempuan yang ada di hadapannya itu lekat-lekat, mencari kesungguhan dari manik matanya. Namun Sisil memalingkan wajah, membuang pandang. Tak kuat ketika netranya bersirobok dengan Ahsan.“Apa kamu sungguh-sungguh d

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 68

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (68)Selamat Membaca!Mobil yang ditumpangi Ahsan dan Elena perlahan meninggalkan bandara. Membelah hari yang mulai senja. Jalan yang ramai lancar membuat perjalanan mereka masih cukup nyaman. Untaian cerita Elena sampaikan, menjadi penghangat pertemuan mereka. Sesekali Elena tertawa lebar ketika menceritakan kekonyolannya di negeri seberang.Alunan musik yang mendayu membuat suasana hangat semakin terasa. Elena sesekali mencuri pandang pada wajah tenang yang tengah fokus mengendara. Baginya, semakin bertambah umur Ahsan, semakin mempesona. Elena sudah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesona lelaki berwajah teduh itu.Sementara Elena sibuk bercerita dan mencuri pandang, Ahsan sibuk dengan

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 67

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (67)“Saya terima nikah dan kawinnya Prisilia Hardianti Binti Yusman dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai!”Terdengar ucapan sah dari dua orang saksi yang duduk tak jauh dari acara ijab qabul itu dilaksanakan. Ahsan sudah resmi memperistri seorang Prisilia Hardianti.Sisil masih terbaring lemah, netranya menatap Abah yang menitikkan air mata. Pernikahan itu akhirnya dia terima, meskipun hatinya menolak. Sisil hanya tidak tega ketika Abah sampai memohon padanya. Bahkan lelaki itu sampai menangis agar dirinya mau menikah.Abah benar-benar khawatir jika umurnya tak akan lama. Selama Sisil tersangkut semua permasalahan

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 66

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (66)Selamat Membaca!Jefry berdiri di depan pintu ruangan di mana Sisil terbaring masih tidak sadarkan diri. Lelaki itu mengayun langkah pelan. Hatinya berdentum-dentum. Dirinya ingin meminta ampunan dari wanita yang sudah dicampakkannya.Jefry duduk di tepi ranjang pasien. Selang medis masih terpasang di sana-sini. Lelaki itu menarik napas panjang. Dia merasa iba pada perempuan yang dulu cantik dan energik. Kini terbaring lemah dan tak berdaya. Bahkan hidupnya sudah rusak, bukan hanya olehnya akan tetapi oleh beberapa lelaki bejat yang kini sudah mendekam di penjara.“Sisil … ini aku, Jefry! Kamu masih inget kan?” Jefry duduk di tepi ranjang pasien

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 65

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (65)Perasaan bersalah menyelimuti hati Jefry. Lelaki yang berjalan terpincang dan menggunakan tongkat itu berjalan tergesa menuju bagian administrasi di sebuah rumah sakit ternama di Jogja. Dia baru saja mendengar kabar tentang Sisil---perempuan yang dulu ditinggalnya ketika mengandung anak biologisnya.“Selamat siang, Mbak! Saya mau jenguk pasien atas nama Prisilia Hardianti.” Jefry menunggu respon dari bagian adminsitrasi. Perempuan dengan seragam berwarna putih itu tampak khusuk mencermati data yang tengah dicarinya pada layar komputer.“Maaf, Pak! Pasien tersebut sudah dipindahkan ke rumah sakit lain di luar kota.” Jawaban dari

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 64

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (64)Selamat Membaca!Elena menatap layar gawai yang masih menyala. Hatinya penuh harap, balasan dari Ahsan adalah penentu langkah selanjutnya. Apakah dia akan langsung pulang ke Indonesia setelah masa pendidikannya selesai ataukah tetap menetap dulu di sana?Melihat pesannya yang sudah berubah menjadi centang dua berwarna biru, akan tetapi masih tidak ada pesan jawaban, main tidak mau membuatnya gamang. Sepertinya ada rasa yang harus kembali ditata.Elena menarik napas panjang dan mencoba menyiapkan hati jika ternyata lelaki yang dikaguminya selama ini, masih belum menyerahkan cinta untuknya. Entah hatinya itu kini milik

  • TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU   Bab 63

    Lelaki Yang Kau Tolak Jadi Suami Ternyata Milyarder Tampan#TERIMA_KASIH_TELAH_MENCINTAIKU (63)***Ahsan menghadiri acara seminar dengan pikiran carut marut. Gilang yang usianya masih sekitar delapan belas bulan itu dibawanya ke hotel tempat seminar. Beruntung Pak Ujang memiliki banyak anak dan sudah terbiasa membantu istrinya. Gilang diurus Pak Ujang selama dirinya mengikuti seminar.Ahsan menyewa satu kamar hotel dan membiarkan Pak Ujang mengasuh Gilang di sana. Menjelang break time pukul dua belas siang. Ahsan tergesa menuju ke minimarket. Pak Ujang tadi memintanya untuk membeli dot bayi. Tadi pagi, Gilang hanya membelikan susu formula untuk bayi dan makanan bayi saja. Dia tak paham jika balita seusia Gilang masih minum susu pada dot bayi.Ahsan masih me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status