“San, sekarang kita harus ke rumah orang tuanya Amira.” Kulihat Santi mengerutkan keningnya. Matanya pun mendelik, sepertinya ia kaget dan tak percaya dengan apa yang aku ucapkan. “Heh! Kenapa mukamu seperti itu?” Kutepuk pundaknya dengan sedikit kasar dia mengaduh. “Aky kaget, Bu. Memastikan ba
POV 3 “Ibu tidak perlu repot-repot ke sini kalau hanya untuk membujuk saya agar rujuk kembali ke Mas Tama. Mau menangis darah pun Ibu meminta, saya tetap akan menolak.” Dengan tegas Amira menolak permintaan konyol mertuanya tersebut. Mumun menarik napas kasar mendengar jawaban Amira. Perempuan
“Sudah pulang mertuamu, Nduk?” Aku menoleh ke belakang, tersenyum ke arah Bibi yang sedang berjalan ke arahku sambil membawa sepiring kacang tanah rebus. Satu Minggu lalu beliau habis panen kacang tanah. “Sudah, Bi. Bu Mumun ngomong apa saja tadi, Bi?” Aku menatap Bibi seraya menjatuhkan bobot t
POV Lilik “Bangun, Lik! Bangun pemalas! Enak saja tidur-tiduran!” Suara Bu Mumun menggelegar memenuhi indra pendengaran. Gedoran pintu kamarku kian nyaring. Aku bergeming, tidak berminat untuk bangun. Biar saja sesekali aku bangun kesiangan. Ini baru pertama kalinya aku sengaja bangun kesiangan.
POV Lilik “Mas, mana cukup uang segini? Semua harga itu naik. Lebih baik ibu sendiri beli di tukang sayur. Biar tahu berapa harga-harga sayuran dan daging. Aku tak mau mempermalukan diri sendiri di pasar dengan membawa uang segitu.” Aku menatap jengkel pada suami. Kutatap uang selembar berwarna b
“De, kamu besok ada waktu nggak?” Mbak Mayang bertanya melalui sambungan telepon. “Besok aku kosong, Mbak. Sedang tidak ada pesanan. Ada apa?” tanyaku sembari mematikan kompor. Rica-rica ayam sisa catering tadi siang, kini aku panaskan kembali sebelum dimakan nanti malam. “Besok temani Mbak ke r
Aku masuk ke dalam toko Bu Henny dengan penuh tanda tanya. Langkah kaki ini menuju tempat penyimpanan keranjang. Meskipun tempat ini hanya toko grosiran tapi termanajemen dengan baik. Baik dari tata letak barang, pelayanannya di kasir pun sudah mengikuti perkembangan jaman. Menggunakan komputer. K
Di media sosial, sebuah akun dengan nama ‘Manusia Unik’ memposting kotak nasi berlabel Amira catering dan beberapa beberapa lauk pauk di dalamnya. [Sumpah, aku tidak akan pernah menggunakan catering ini. Catering sampah. Tidak punya adab dan etika. Tidak bisa memanusiakan manusia. Lihat baik-baik,