“Sudah pulang mertuamu, Nduk?” Aku menoleh ke belakang, tersenyum ke arah Bibi yang sedang berjalan ke arahku sambil membawa sepiring kacang tanah rebus. Satu Minggu lalu beliau habis panen kacang tanah. “Sudah, Bi. Bu Mumun ngomong apa saja tadi, Bi?” Aku menatap Bibi seraya menjatuhkan bobot t
POV Lilik “Bangun, Lik! Bangun pemalas! Enak saja tidur-tiduran!” Suara Bu Mumun menggelegar memenuhi indra pendengaran. Gedoran pintu kamarku kian nyaring. Aku bergeming, tidak berminat untuk bangun. Biar saja sesekali aku bangun kesiangan. Ini baru pertama kalinya aku sengaja bangun kesiangan.
POV Lilik “Mas, mana cukup uang segini? Semua harga itu naik. Lebih baik ibu sendiri beli di tukang sayur. Biar tahu berapa harga-harga sayuran dan daging. Aku tak mau mempermalukan diri sendiri di pasar dengan membawa uang segitu.” Aku menatap jengkel pada suami. Kutatap uang selembar berwarna b
“De, kamu besok ada waktu nggak?” Mbak Mayang bertanya melalui sambungan telepon. “Besok aku kosong, Mbak. Sedang tidak ada pesanan. Ada apa?” tanyaku sembari mematikan kompor. Rica-rica ayam sisa catering tadi siang, kini aku panaskan kembali sebelum dimakan nanti malam. “Besok temani Mbak ke r
Aku masuk ke dalam toko Bu Henny dengan penuh tanda tanya. Langkah kaki ini menuju tempat penyimpanan keranjang. Meskipun tempat ini hanya toko grosiran tapi termanajemen dengan baik. Baik dari tata letak barang, pelayanannya di kasir pun sudah mengikuti perkembangan jaman. Menggunakan komputer. K
Di media sosial, sebuah akun dengan nama ‘Manusia Unik’ memposting kotak nasi berlabel Amira catering dan beberapa beberapa lauk pauk di dalamnya. [Sumpah, aku tidak akan pernah menggunakan catering ini. Catering sampah. Tidak punya adab dan etika. Tidak bisa memanusiakan manusia. Lihat baik-baik,
POV 3 “Gimana? Keinginanmu sudah berjalan sesuai rencana belum?” Seorang laki-laki menatap perempuan yang sedang ada di hadapannya dengan penuh makna. Wanita itu mendongak, menatap lawan bicaranya sembari menyeringai. Handphone yang sejak tadi ia tatap kini diletakkan di atas meja. “Ini sangat
[Assalamualaikum, Mbak Amira. Mohon maaf sebelumnya. Saya mau membatalkan pesanan hari ini. Karena semua keluarga mentang menggunakan cateringnya Mbak Amira. Terlebih kakak saya yang akan membayar jasa catering menolak mentah-mentah. Sekali lagi saya minta maaf yang sebesar-besarnya pada Mbak Amira.