Share

Bab 0040

Penulis: Farid-ha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-21 17:11:07
“Jadi itu wajah selingkuhan kamu, Mas? Mantan terindahmu?” Seorang perempuan sedang menatap layar handphone yang sudah terkoneksi dengan CCTV yang dipasang pada mobil suaminya.

Jantung perempuan itu berdetak-detak, seolah memompa darah dua kali lipat dari biasanya. Darahnya mendidih mengalir seluru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0041

    “Alan? Kenapa ia ada di sini? Apa dia memata-matai aku sehingga tahu keberadaanku saat ini. Padahal, aku sudah tidak ingin bertemu lagi dengan kamu, Alan!” Di dalam hati Amira merutuki pertemuannya dengan Alan. Laki-laki yang paling dihindari dan benci setengah mati oleh Amira. Tapi, justru mereka b

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0042

    “Tenang Amira, tenang. Jangan berpikir yang macam-macam dulu. Belum tentu Bu Wongso mau menuntutmu.” Amira menenangkan dirinya sendiri. Ia melangkah keluar, meninggalkan kamar ibunya yang selama ini ia tempati. “Ada apa, ya, Bu?” tanya Amira setelah mengucapkan salam pembuka pada lawan bicaranya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0043

    Amira mengepalkan tangannya kuat-kuat, dadanya bergemuruh hebat saat melihat senyum kemenangan di bibir Lilik. Tapi, itu tidak berlangsung lama, sebab detik berikutnya, Amira menyeringai setelah menemukan ide untuk membalas perlakuan Lilik padanya. “Bagaimana kabar mantan kakak ipar? Sehat? Sudah l

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0044

    Sesuai dengan janjinya pada Lilik, Tama bersiap untuk pergi ke cafe. Kebetulan hari ini libur, sejak pagi ia tak ke mana-mana. “Rapih bener, mau pergi? Mau ke mana kamu, Tama?” Bu Mumun menegur putranya yang baru keluar kamar. Perempuan itu memindai Tama dari ujung kepala hingga kaki.Setelah berce

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0045

    POV Amira“Sudah siap semuanya, Na?” tanyaku usai salat Ashar.Kuminta Nana untuk melanjutkan keperjakaan yang tinggal sedikit lagi, mengemas nasi ke dalam kotaknya. “Sudah dong, Mbak. Tinggal kita tunggu jemputan dari Bu Wongso.” Perempuan berwajah manis itu menjawab tanpa menolak ke arahku. Tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0046

    Aku yang baru pulang dari belanja sayur menatap wajah asing di depanku dengan berbagai pertanyaan. Namun, sebisa mungkin aku menyambutnya dengan ramah. “Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” Aku menatap tamu yang tidak diundang itu dengan penuh selidik. Takut-takut ia suruhan seseorang. Bukan merasa sok

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0047

    Dari jarak jauh aku melihat Santi dituding-tuding oleh seorang perempuan di depan SPBU. Entah apa yang diucapkan wanita asing itu, tapi yang pasti Santi terlihat menunduk, tidak berani menatap lawannya maupun ke sekeliling. Mungkin saat ini ia sudah kehilangan muka, karena dipermalukan di depan umum

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0048

    Di rumah, sedang sibuk-sibuknya hari ini. Banyak orang yang membantu mempersiapkan pembuatan nasi kotak untuk acara aqiqahan anaknya Ajeng. Kami semua sibuk, karena mengolah berbagai macam menu, sesuai permintaan ibu mertuanya Ajeng.Aku yang baru selesai membuat rendang daging kambing istirahat sej

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28

Bab terbaru

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0173

    “Ini tempatnya, Mbak?” Tama menatap perempuan yang merupakan tetangga kontrakan Lilik tersebut dengan kening mengkerut. “Iya, ini, Mas. Beberapa hari yang lalu juga ada yang mencari Mbak Lilik. Perempuan. Bahkan dia menitipkan sesuatu untuk Zidane.” Tama terdiam, tapi otaknya berpikir menerka-nerk

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0172

    Amira terdiam, menunggu jawaban Tama. Sebenarnya dia sendiri ragu, tidak yakin dengan idenya ini. Tapi, Amira merasa perlu melakukan itu demi kebaikan Zidane. [Jangan memintaku yang tidak-tidak, Mir! Mustahil aku kembali dengan Lilik. Itu tidak mungkin terjadi.] Tama mengirimkan pesan balasan pada

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0171

    “Lilik?” Samar, Amira memanggil wanita yang sedang menuntun bocah cilik sambil menenteng tas yang terlihat berisi dagangan. “Pak tolong berhenti sebentar.” Amira meminta kepada sopir taksi. “Tapi argonya tetap jalan, ya, Mbak.” Sopir mengingatkan. “Nggak masalah, Pak. Nanti saya lebihkan untuk

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0170

    “Kapan acara lamarannya, De?” tanya Fikri di negeri seberang sana. Amira baru saja menceritakan niat baik Reza yang ingin melamarnya kepada Fikri. “Rencananya empat hari lagi, Bang. Abang sekarang sudah merestui ‘kan?” tanya Amira yang belum begitu yakin sepenuhnya terhadap restu Fikri. “Insya

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0169

    “Terima kasih banyak, ya, Mas. Maaf nggak bisa menyuruh mampir. Ini susah sangat malam.” Amira menghampiri pria yang berada di balik kemudi bulat setelah memarkirkan motornya di depan rumah. “Memang seharusnya aku tidak mampir, De. Kalau mampir nanti bahaya,” kelakar laki-laki di balik kemudi yang

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0168

    “Mau sampai kapan kamu diam di situ, Lilik? Mau sampai kapan kamu membiarkan Zidane mengacak-acak permainannya? Cepat bereskan rumah ini! Aku muak melihat kamu yang seperti ini terus! Sudah berapa kali aku bilang? Jangan biarkan anakmu mengacak-acak ruang tamu atau ruang tengah dengan permainannya i

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0167

    [Bi, tolong sampaikan ke Ibu, aku tidak bisa pulang sore ini. Mungkin, nanti malam baru pulang. Aira meninggal dunia, Bi. Aku bantu-bantu sekalian di sini.] Amira mengirimkan pesan pada Bi Marmi, bibinya. Amira baru sempat memberi tahu keluarganya. Derap langkah kaki yang memasuki ruang tamu membu

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0166

    “Mas Tama, Mbak.” Amira menyodorkan ke handphone Santi yang baru kembali dari kamar ibunya. “Mungkin mau bicara sama kamu, Mir.” Santi kembali menjatuhkan bobot tubuhnya di samping Amira. “Nggak, dia sengaja menelpon Mbak Santi, kok.” Tama sengaja menghubungi Santi melalui Amira, sebab handphon

  • TERIMA KASIH SUDAH MEREBUT SUAMIKU   Bab 0165

    Di depan pintu Santi menyambut Amira dengan penuh kesedihan. Sesuai permintaan Tama, Amira akhirnya pergi ke rumah Mumun. Memastikan bahwa keluarga mereka baik-baik saja. Tama sengaja mengutus Amira sebab nomor handphone Santi tidak bisa dihubungi. “Apa kabar, Mbak?” Amira mengulurkan tangan ke ar

DMCA.com Protection Status