แชร์

[91]

ผู้เขียน: qeynov
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-25 04:25:16
Xavier terbangun. Anak itu memegangi kemaluannya, merasakan jika air seninya akan keluar sebentar lagi. Kepalanya yang kecil bergerak ke kanan dan kiri, melihat pada ranjang kosong yang seharusnya ditempati oleh kedua orang tuanya.

“Temana eka?” Monolognya mempertanyakan keberadaan orang tuanya.

Keningnya berkerut dalam. Dirinya lagi-lagi ditinggalkan sendirian ditengah lampu tidur yang remang-remang. “Ih!” Xavier ber-ih-ria. Pipisnya terasa mendekati ujung.

“Api au piiiih!” gumamnya sembari mendudukan diri lalu berteriak memanggil papanya keras-keras.

“PAPAAA!!!”

Satu menit kemudian Niel terlihat. Pria itu keluar dari kamar mandi. Raut wajahnya keruh, seperti tengah menahan kesal. Celana boksernya tak terpasang sempurna, sedikit miring melawan bentuk tubuhnya.

“Bocil, kenapa bangun sih?!”

Tak berselang lama, Zeusyu ikut keluar dari ruangan yang sama. Penampilannya pun tak bisa dikatakan baik. Rambutnya sedikit tak rapi dengan tangan memegang erat kimono tidurnya.

“Pih!” Jelas Xavie
qeynov

Yuhu, Mas Api update lagi

| 1
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • TERIKAT PERJODOHAN    [92]

    “Papa, tenapa…”Niel sedang membalurkan lotion UV protection pada salah satu tangan istrinya, ketika kata keramat tersebut keluar dari mulut Xavier.Sungguh, lama-lama Niel trauma dengan awalan kata itu. Otaknya dipaksa berpikir untuk sesuatu yang tak menambah harta kekayaan mereka.“… Onty tuw uman ake empak tayak atuw. Onty-na acih ocil?” Jari telunjuknya mengarah kepada seorang gadis yang mendekati teman-temannya di lapangan bola voli.Niel dan Zeusyu pun mencoba memastikan apa yang anak mereka ucapkan. Kedua bola mata mereka kontan membesar. Apa yang Xavier tanyakan merupakan sebuah kebenaran, dimana ada gadis memakai bikini seksi.“Tok Onty-nya inggi, Api ndak ya?” tanya Xavier penasaran. Mereka sama-sama anak kecil, tapi kenapa tante itu sebesar om Reganya coba.“Num cucuw pa, ya?”“Yang, anak kamu terlalu kritis. Kamu sih kebanyakan baca buku pas hamil.” Hela Niel. Ia mempercepat kegiatannya pada tubuh sang istri, membersihkan tangannya menggunakan tisu basah sebelum menutup ma

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-25
  • TERIKAT PERJODOHAN    [93]

    “Niel!” Zeusyu berteriak tatkala Niel melompat dari ranjang mereka. Pria yang baru saja mendapatkan telepon dari sahabatnya itu, berlari keluar kamar sembari membiarkan pintu tetap terbuka. Takut terjadi hal buruk terhadap suaminya, Zeusyu lantas beranjak. Ia menyambar kimono tidurnya. Perempuan itu memakainya cepat sebelum menyusul langkah kaki Niel. Cepat sekali Niel berlari. Dari lantai dua, Zeusyu melihat Niel sudah berada di depan pintu utama. Entah apa yang membuat suaminya bereaksi demikian. Sejak pulang beberapa jam lalu, yang Niel lakukan hanyalah berdiam. Menatap foto personil mereka yang memutuskan menginap di rumah Jeno.Xavier benar-benar marah. Anak itu menangis, tak ingin melepaskan Jeno. Dia mengancam akan menukar-tambah Niel dengan Jeno jika tidak diperbolehkan menginap. Niel terpaksa memberikan izinnya. Dia takut kalau Xavier semakin ingin menjauhinya.“Sapiiiinya Papa!!” Hei? Sapi? Anaknya yang sebelas-dua belas dengan suaminya itu sudah pulang?— batin Zeusyu se

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-26
  • TERIKAT PERJODOHAN    [94]

    “Papa, tenapa tita unggu di obil?”Niel memijat pelipisnya. Mereka menunggu di mobil karena terlalu banyak orang yang mengantri seblak. Istri cantiknya mendadak ngidam seblak Hot Jeletot. Perempuan itu tidak mau jika dipesankan online. Katanya rasanya akan berbeda. Begitu juga dengan seblak kemasan. Zeusyunya menolak dengan alasan serupa. Huft!Teori konspirasi ibu hamil yang menyebalkan. Hanya lidah mereka saja yang berbeda. Dibelikan sendiri pun, namanya tetap take away. Dibungkus dalam perjalanan lalu dia makan.“Rame, Sapi. Nanti pipi kamu dicubitin sama Tante-Tante disana,” tutur Niel sambil menunjuk perempuan-perempuan yang asik mengantri.Xavier kontan memegangi pipinya. “Ante ana?” tanya-nya karena memang dirinya dalam posisi duduk sekarang.“Kamu berdiri, terus liat sendiri deh.”Anak itu menurut, melepaskan rangkuman pada sisi-sisi wajah tampannya. “Ya Mpun!” Selorohnya dengan mantan kecilnya yang membulat. Kembali, si kecil menangkup pipi berisinya. Ia takut menjadi korban

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-26
  • TERIKAT PERJODOHAN    [95]

    “Temping, tita, temping!”Bahu Niel melemah, terkulai jatuh hingga membuat punggungnya melengkung ke depan. Putranya belum mengerti situasi. Anak itu tidak tahu kalau mereka sedang dihukum tidur di luar. Entah apa yang istrinya katakan sampai-sampai Xavier tidak bersedih sedikit pun.“Bowbowk di enda, Papa! Yeyeyeye!!”Hah!Mungkin ini sebabnya Xavier bersukacita. Anak itu mengira mereka sedang bermain ‘libur-liburan,’— menghabiskan waktu di taman, dengan tenda sebagai tempat bermalam mereka.Lihatlah seberapa girang putranya. Melompat-lompat di depan tenda yang nanti malam akan mereka gunakan tidur.‘Doh, Cil! Antara polos sama goblok, tipis banget! Bisaan banget Zeusyu ngasih pengertiannya!’Setidaknya Niel bersyukur, ia tidak tidur sendirian. Zeusyu masih berbaik hati. Yah, walau pun karena ada alasannya sih.Putra mereka mana bisa tidur tanpa dirinya. Sebab itulah si kecil ikut dihukum. Katanya supaya tidak membuat sakit kepala si ibu hamil.Niel lihat-lihat, istrinya sekarang suda

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-28
  • TERIKAT PERJODOHAN    [96]

    “Ih!” Si kecil mengeram. Ber-ih ria sembari mengenyahkan telapak tangan sang papa yang selalu saja bergerak menutupi kedua matanya.“Papa!” bentaknya, mulai kesal sendiri. Gara-Gara papanya, ia jadi tak bisa menonton kartun kesayangannya.“Hem..”Tidak suka dengan jawaban papanya, Xavier— Sapi paling menggemaskan se-galaksi itu mendongak. Tontonan lain yang terjadi pada matanya membuat dirinya semakin tak suka dengan sang papa.“Angan ium-ium ibil Mama!”Pantas saja matanya ditutup. Rupanya papanya yang licik itu sedang melahap ‘hap,’ bibir mama kesayangannya. Tentu saja Xavier memprotesnya. Ia berusaha bangun dari pangkuan Niel, melayangkan tabokan maut yang berasal dari telapak tangan mungilnya.Plak!“Kakal!” Amuk bocah itu dengan matanya yang dimelototkan.Grrr! Dosa apa ia sampai memiliki anak sekurang ajar Xavier— Celoteh Niel dalam hatinya. Semalam anak itu yang mengusulkannya untuk merayu mamanya. Berusaha agar dirinya merayu Zeusyu agar istrinya itu tidak melebarkan kepak saya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-01
  • TERIKAT PERJODOHAN    [97]

    Niel dan Zeusyu baru saja menyelesaikan mandi mereka ketika dering ponsel menggema memenuhi seisi kamar. Karena tak kunjung berhenti meski keduanya sudah memakai pakaian, Niel mau tak mau meminta Zeusyu mengeringkan rambutnya sendiri.“Siapa sih!” Decak Niel. Tidak tahukah si penelepon jika hari ini merupakan tanggal merah untuknya. Ia juga sudah membuat story pada status W******p, mengabarkan bahwa dirinya sedang tidak dapat diganggu.“Ngapain Mbak Rere telepon?” gumamnya setelah melihat gambar dan ID caller yang tertera pada layar ponselnya.“Hal..”‘CEPET KE SINIIII!!!!” What the fuck!Gendang telinga Niel langsung berdenging. Teriakan mahadasyat kakaknya, menggetarkan seluruh organ di dalam tubuhnya.“Apaan sih?! Assalamualaikum dulu kali, Mbak.” Gerutu Niel, meluruskan aksi tidak sopan kakaknya. Perempuan itu memang memiliki kadar bar-bar yang sama persis dengan mamanya. Tidak heran jika Restiana Tirto merupakan anak tiri paling disayang se-muka bumi.‘HEH! Anak kamu abis gigit p

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-01
  • TERIKAT PERJODOHAN    [98]

    Xavier menangkup kedua pipi gembulnya, menumpukan siku pada empuknya ranjang dengan kepala sedikit mendongak. Senyum dibibir anak itu selalu terpulas, mirip dengan kembarannya dalam versi dewasa, yang juga melakukan hal serupa.“Mirip kamu banget, Yang.” Niel tampaknya patut bersyukur atas berkah yang dirinya dapatkan. Anak kedua mereka lahir dengan rupa menyerupai Zeusyu. Kecantikan mamanya menurun, dan lengkaplah sudah kebahagiaan Niel. Mereka memiliki sepasang yang mengcopy-paste wajah masing-masing.Xaviera Tirto— Nama itu tercetus begitu saja. Kurang kreatif memang, tapi Zeusyu setuju dengan pemberian Niel. Dengan begitu, kedua anak mereka mempunyai nama hampir serupa. Xavi dan Viera. Kelak ketika dewasa, keduanya akan dipanggil demikian.“Api yeh tiss, dek, Mama?” tanya Xavier ingin sekali mencium pipi adik cantiknya. Anak itulah yang paling antusias menyambut kelahiran si bayi. Sejak adiknya diajak pulang ke rumah, sulung Niel tersebut menyanyikan lagu, mengiringi tangis adikny

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-03
  • TERIKAT PERJODOHAN    [99]

    “Mama, aaaaakk!!” Xavier menyodorkan sendok berisikan cidukan es krim ke depan mulut Zeusyu. Keluarga kecil kurang bahagia itu sedang tertekan, tapi tidak dengan si anak yang tampak begitu bahagia.‘Ya Allah, ampunilah dosa Mama dan Papa saya,’ batin Niel, kala melihat kelakuan anak pertamanya. Anak pertama mereka itu, benar-benar menyebalkan. Dia membuat Zeusyu harus memakan banyak es krim. Sepertinya jika Niel tak salah hitung, ini sudah cup ke 5 Zeusyu.Xavier mencari mati. Tidak tahukah anak itu slogan, ibu-ibu merupakan ratu dunia?! Bukan hanya mafia jalanan, merekalah pemilik alam semesta versi manusia.Beraninya anaknya merundung mamanya sendiri. Sepertinya Xavier sudah bosan hidup di dunia yang penuh tanda tanya ini. Mungkin anak itu ingin segera berjumpa dengan para sipir neraka jahanam. Bibit-Bibit kedurhakaannya sudah tercium sejak dini. Alamat ramai masa depannya nanti. Ia pasti tidak akan bisa hidup tenang karena segala tingkah laku Xavier.“Xavi udah, ya.. Mama kenyang,

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-03

บทล่าสุด

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [38] Tumbal Proyek

    Terpantau dua pria dewasa dengan seorang pria setengah matang sedang berusaha mendirikan tenda pada pelataran kediaman Tirto yang kini diketuai oleh sahabat sekaligus orang tua si pria muda. Ketiganya terus saja melontarkan makian setelah mengetahui sulitnya mendirikan tenda. Kegiatan yang katanya mudah itu, nyatanya begitu sulit untuk dilakukan. Sudah satu jam mereka berusaha, tapi satu tenda yang mereka beli tak kunjung terpasang. Entah dimana letak kesalahannya sampai-sampai tenda yang mereka coba kerjakan selalu saja ambruk tertiup angin. Padahal mereka sudah mengikuti step by step dari demonstrasi para Youtuber pendaki gunung.“Aaaak!! Susah amat. Kenapa nggak beli yang langsung jadi aja sih tadi!” Kesal Xavier, menendang tenda yang telah rata dengan paving rumahnya. “Dodol ya kamu, Pi. Gimana bawanya kalau beli yang langsung jadi? Terbanglah dia waktu diangkut.” Cerca Jeno, tak habis pikir. Menantunya memang bo to the doh. Ia tahu kalau Xavier tak pernah kesulitan mengurusi

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [37] Ciee, Sapi Jadi Kena Usir

    Xavier tampaknya harus bersyukur karena memiliki istri sepolos Aurelia. Karena jika bukan disebabkan oleh tangis histeris istri bocilnya, pingsannya pemuda itu tidak akan diketahui oleh siapa pun. Alhasil, ia akan bangun dengan sendirinya bersama perasaan shock yang dirinya alami setelah mengetahui kebingungan si bocah cilik.Malang sekali kan kalau seperti itu kejadiannya. Jadi, sudah sepantasnya Xavier mensyukuri apa yang ada didalam diri istri kesayangannya— termasuk juga kebingungan sang istri tentang mengapa dia sampai bisa menikah dengan dirinya.“Abang...” panggil Aurelia, lirih.Sialnya, kebingungan Aurelia itu membuat hatinya bertanya-tanya. Ia jadi tak yakin jika perjuangannya selama ini telah membuahkan balasan cinta dari sang istri.Sungguh tragis. Mungkinkah ini karma karena papanya dulu menyia-nyiakan ketulusan mamanya?!Jika benar demikian, kenapa harus dibalaskan kepadanya?!Ia kan tidak berdosa! Seharusnya dosa itu dilimpahkan kepada pembuatnya. Buat saja papanya yan

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [36] Apakah itu Pertanda, Ajal Sudah Dekat?

    Berjarak 1 meter dari daun pintu kamar sang papa, Xavier berlutut dengan kedua kaki terlipat dan telapak tangannya yang ia tangkupkan di depan dada.Aksinya ini bisa disebut mirip dengan seorang pertapa. Bedanya, Pertapa Sapi tidak sedang mengharapkan datangnya sekumpulan ilmu yang dapat memberikannya kesaktian, melainkan sebuah kata maaf dari mulut papanya yang nantinya bisa menggagalkan pengeksekusiannya.“Papa,” panggil Xavier, memelas. Meski papanya tak dapat melihat penderitaan yang tercetak jelas di wajahnya. Namun Xavier percaya, pria yang mencetaknya itu, akan mendengar ratapan darah dagingnya.Pada sebuah kursi santai yang sebelumnya tidak pernah ada didekat kamar si kepala keluarga, Jeno, penyebab dari tragedi munculnya pengusiran seorang anak kandung, duduk bersila sembari memperhatikan aksi menantu yang bukan menjadi kesayangannya.“Pah, Abang kan bukan jin, kenapa Abang harus diusir segala?”Mendengar rengekan menantunya, Jeno pun melontarkan kalimat yang mampu membuat su

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [35] Detik-Detik Sapi Terusir Dari Rumah

    “Queeeeeeen..”“Abang!” pekik Aurelia, gembira, melihat sosok Xavier yang begitu semangat untuk menghampiri dirinya.“Loh, eh! Kakinya nggak bisa berhenti. Queen, awas!” teriak pemuda yang usianya hampir memasuki ambang dewasa awal itu.Aurelia yang siap dengan perintah itu, tentu tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Alhasil, langkah kaki cepat Xavier terhenti saat tubuh keduanya bertabrakan.“Aaaaak..”Namun, tenang. Dalam hidup Xavier, membahayakan nyawa gadis tercintanya merupakan tindakan yang haram untuk dilakukan.Bak seorang kesatria terlatih, Xavier menahan tubuh keduanya. Menyelamatkan mereka dari resiko cedera akibat gagalnya ia dalam mengendalikan laju kaki-kakinya.“Huft, hampir aja.” cicit Xavier kemudian tersenyum lembut dan bertanya, “Queen, kamu nggak apa-apa kan?”Aurelia menggelengkan kepala. Mengatakan bahwa dirinya hanya terkejut. Selebihnya, ia sama sekali tak mengalami luka.“Syukur deh.” Xavier dengan belaian pada pangkal rambut istrinya.Eh?!Teringat pada alasan

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [34] Si Sapi Malu-Maluin

    Nathaniel Tirto itu tidak dapat dijadikan panutan, khususnya dalam hal pemenuhan kata-kata yang dilontarkan oleh mulutnya.Pria yang sedari pagi berkicau tentang tanggung jawab itu, nyatanya tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Menurut informasi yang Xavier dapatkan, papanya juga tak menghadiri ‘Rapat Lembang,’ yang katanya penting.Ck-Ck-Ck!Tidak mencengangkan. Kelakuan bertolak belakang dengan bacotan itu tak lagi asing untuk Xavier. Apalagi sang papa memang telah menunjukkan tanda-tanda akan mangkir dari tanggung jawabnya.“Seserem apa sih, hipertensi? Paling kecapekan gara-gara abis ngadon, terus tepat deh, nggak kuat bangun.”Sialun!Ia juga ingin adon-mengadon hingga membentuk sebuah adonan yang semenggemaskan istri kecilnya.“Padahal tadi cuacanya mendukung banget buat ena-ena.” Sesal Xavier, karena tak berusaha lebih keras, mematahkan semangat kuliah Aurelia.“Susah! Bini gue anaknya rajin sih. Hujan, badai, juga nggak bakalan bikin dia skip kelas.” Monolog Xavier, kemudi

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [33] Perkara Uang Jajan

    Xavier terjaga dengan kepala cenat-cenut.Betapa tidak! Sepanjang malam ia tersiksa berkat Aurelia yang langsung tertidur pulas setelah menyentuh permukaan bantal.Sungguh tega kan?!Bodohnya, untuk membangunkan gadis itu dari tidur lelapnya pun ia juga tak tega.Ya salam! Kapan ia bisa menerbitkan episode esek-esek manja kalau begini!! Opa & papanya saja sudah mempunyai chapter 21++ dilapak pribadinya, mengapa hanya dirinya yang dianak tirikan!‘Qeynov! Lo bener-bener nggak adil! Balikin otak gacor lo ke mode awal debut!! Gue juga mau cerita gue meledak kayak Darmawan Family sama Opa-Oma gue, Qeynov!!’Kesal pada ceritanya yang tragis, Xavier menghentak-hentakkan kakinya. Tantrumnya anak itu pun membuat Aurelia yang terlelap membuka kelopak matanya.“Abang, ada gempa!!” pekik Aurelia yang seketika saja melompat dari ranjang.“Gem-pa?”“Iya, Abang!! Kasurnya tadi goyang-goyang padahal kita nggak lagi ena-ena..”Bugh!!Xavier membanting tubuhnya. “Aaaakk!! Why diingetin soal ena-ena!! W

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [32] Imron Kena Mental

    Hellow!!Apa itu beban pikiran?!Hilih! Xavier sih tidak mau merusak pikirannya dengan masalah, terlebih statusnya merupakan pengantin baru yang seharusnya hanya tahu agenda untuk bersenang-senang bersama istri kecilnya.Kalian tentu tahu arti kata bersenang-senang dalam kamus Xavier.Yaps, hu’um! yang itu pokoknya!Sebuah kegiatan yang mengarah pada bertambahnya endorfin di otak sungsang pemuda itu.Maka dari itu, biarkan Bapak Niel saja yang berpusing-pusing-ria, Xavier sih ogah kalau harus join. Ia maunya terima beres, lengkap dengan berakhirnya masalah yang menjerat kehidupan rumah tangganya. Toh, Mamanya juga sudah menghubungi omanya. Sebentar lagi masalah akan benar-benar tamat, tertutup rapat seolah-olah tak pernah terjadi sebelumnya.Xavier bisa menjaminnya. Kalau perlu, kepalanya akan ia jadikan persembahan jika hasil tebakannya melenceng.Dalam sejarah yang menyangkut keterlibatan sang oma, belum pernah sekalipun Xavier mendengar adanya kekalahan. Perempuan bercucu banyak it

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [31] Ah, elah! Nggak berani, Papa!

    Ceplak!!Xavier mengerang tatkala sebuah sandal mendarat pada wajah tampannya.Sandal tersebut jatuh ke atas lantai setelah mengenai targetnya, tergeletak dengan posisi tengkurap tak berdaya, berkebalikan dengan korbannya yang mereog-reog, mencari sosok tersangka dibalik penyerangannya.“Papa yang ngelempar! Mau apa kamu?!” tanya Niel, menantang.Pria yang berdiri tegap dengan tangan terlipat didadanya itu menatap tajam sang putra.Ia benar-benar geram merasakan kelakuan ajaib putranya.“Otak kamu geser kan?! Papa benerin biar balik ke tempat semula!” sentak Niel, berapi-api.“Otak Abang geser?” beo Aurelia dengan polosnya. Ia memegangi kepala Xavier, menggoyang-goyangkannya ke kanan dan kiri.“Qu-ee-een.. Kamu ngapa-iiin...” Suara Xavier bergetar seiring dengan goyangan sang istri pada kepalanya.“Mampus kamu, digoclak-goclak nggak tuh!” cicit Niel. Ia teramat menyukai kepolosan sang menantu. Kepolosan itu mendekati kebodohan sehingga begitu menghiburnya diwaktu-waktu tertentu.Yeah,

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [30] Definisi Anak Berbakti

    “Abang, beli rumahnya udah?”Pertanyaan Aurelia itu membuat gerakan tangan Xavier yang hendak meloloskan kaos dalamnya terhenti di udara.‘Belom 2*24 jam loh, Rel!’ batin Xavier miris. Melaporkan orang hilang ke pihak kepolisian saja membutuhkan waktu, apalagi membeli rumah yang syarat-syaratnya cukup meresahkan sampai memusingkan isi kepala.Nggak mendadak gegar otak aja Alhamdulillah nih gue!!“Papi tanya loh, Abang.. Aurel jawab apa ini?” tanya Aurelia sembari menunjukkan ruang obrolannya bersama sang papi diponselnya.“Bales aja, sabar Pi, kalau nggak sabar mabur.” Ucap Xavier mengutip kalimat yang pernah dirinya lihat dibelakang sebuah truk bermuatan sayur saat pulang dugem.“Mabur?”Xavier pun terkekeh. Ia menarik turun ujung kaos dalamnya, mengembalikan kaos tersebut ke tatanan semula.“Artinya terbang, Queen..” bebernya dengan tangan membelai puncak kepala Aurelia.“Nggak usah dibalesin aja.. Nanti Abang yang telepon Papi kamu. Buat sekarang rumahnya masih dicari. Kalau rumahny

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status