Share

[38]

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 13:43:09
Zeusyu baru saja pulang ke rumah sang oma. Neneknya yang berkonde itu akhirnya dapat membujuk kedua orang tua Zeusyu agar mau menempati kediamannya lagi. Entah apa yang dilakukan omanya, tapi Niel sangat mengapresiasi kerja keras wanita itu.

Hihihi.. Kalau gini gue bisa ngendap-ngendap buat bobok disamping Zeu tiap malem— Iblis-Iblis yang mengaktifkan gen Buaya Raya Niel, menyoraki siasat gila pemuda tersesat itu. Mereka mendukung penuh junjungan yang akan membuat bala-bala tentara di masa depan.

‘Lancrotkan, kami mendukungmu Tuan muda!’

Niel tersenyum sumringah. Kegilaannya memang selalu mendapatkan dukungan. Sisi ternakalnya mengelana jauh. Jauh sekali sampai pesawat astronot tak bisa menggapainya.

Sungguh ia tak berbohong ketika mengatakan selalu memimpikan adegan ranjang mereka. Ada beberapa malam dalam seminggu yang dirinya habiskan untuk bersolo karir kala kemolekan tubuh sang model menyapa malam-malam remangnya.

Bermodalkan foto pemotretan Zeusyu untuk salah satu sunscreen
qeynov

Kapan benernya ini keluarga 🤭

| 2
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • TERIKAT PERJODOHAN    [39]

    “Angkat!!” Ketika sang nyonya besar bertitah, maka tak ada satu pun yang berani melawannya. Tidak ada yang mereka takuti kecuali Amel. Meski setelah ini mereka dihajar habis-habisan oleh tuan mudanya, perintah orang nomor dua setelah Sukma harus dijalankan. “Mamaaa!!” “Tutup mulutmu, Kisanak!!” Serial kolosal memang telah melekat cukup erat di benak Amel. Ketika marah wanita itu akan seketika berubah menjadi manusia jaman kerajaan. “Satu..” “Dua!!” “LEMPAR!” “AAAA!!” Byur!! Suara jeritan Niel ditutup oleh riak air. Kolam renang menjadi pendaratan terakhirnya setelah gagal mempengaruhi sang mama. “Awas lo semua!!” Niel akan membuat perhitungan. Ia pastikan manusia-manusia yang menggotongnya seperti korban kecelakaan hendak dihilangkan ke sungai itu mendapatkan pembalasan. “Berani apa-apain mereka, Mama nikahin Zeu sama ponakan kamu!” Amel dengan kesombongannya membalikan kata-kata Niel hingga anak itu tidak berkutik. Pemuda itu memukul air kolam. Melampiaskan kekesalannya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • TERIKAT PERJODOHAN    [40]

    Hanggono benar-benar menyusunkan rencana untuk putra semata wayangnya. Malamnya ia langsung menghubungi Alex dan Sarah— mengatakan mereka jika ada pekerjaan dadakan bersama teman dekatnya. Hanggono meminta bantuan mantan kekasihnya yang juga merupakan sahabatnya. Karena wanita itu pula Amel mau diboyong ke Bali. Keduanya berteman akrab sehingga Amel mau turut serta dalam perjalanan mereka. Melepas rindu setelah tak bertemu katanya. Hang tak jadi memboyong mereka keluar negeri. Himpitan yang mendesak membuat Hanggono berpikir ribuan kali. Eksekusi putranya harus berjalan secepatnya. Tidak ada cukup waktu untuk mengurus tiket dan paspor orang-orang. Alhasil Pulau Dewata menjadi destinasi tujuannya. “Kalian baik-baik ya di rumah. Niel kamu jagain Zeu-nya. Jangan diapa-apain anak gadis Mama,” peringat Amel karena putranya itu terkenal nekat jika kemauannya tak dituruti. “Zeu kalau Niel macem-macem, kamu teriak aja. Biar digebukin dia sama Mbak-Mbak di rumah,” wejangan kali ini Amel b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • TERIKAT PERJODOHAN    [41]

    "Sayang lingkarin lengan kamu di leher aku." Pinta Niel dirinya berada di sisi kiri Zeusyu. “Kita masuk ke apart ya..” Zeusyu mengulum bibirnya, menatap Niel dengan kedua mata sayu yang telah berair. Demi Tuhan, tatapan tersebut mengguncang kewarasan Niel. Bagaimana cara Zeusyu menatapnya terlihat begitu seksi. Gadis itu tak melakukan apa pun selain terdiam dengan geliat yang semakin kentara. Niel tahu, Zeusyu sedang dalam keadaan tak berdaya dan itu justru membakar api gairahnya. "Sorry," usai mengatakannya, Niel mempertemukan bibir keduanya. Ia mengulum bibir atas Zeusyu agar gadis itu melepaskan gigitan mandirinya, karena dirinyalah yang akan menggantikan peran bibir itu. Lumatan kecil Niel berikan. Zeusyu tak menolaknya. Seperti ada dorongan di dalam dirinya yang membuatnya tak mendorong Niel. Isi kepalanya kacau sebab rasa panas yang semakin menggerogoti jiwanya. "Ah," lenguhan lolos ketika tangan Niel menangkup salah satu payudara Zeusyu yang masih terbalut pakaian. Milik ga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • TERIKAT PERJODOHAN    [42]

    Wah— Cantik sekali gadis disampingnya. Matanya benar-benar terhipnotis oleh kecantikan Zeusyu. Selama ini ia tak pernah menanggapi serius celotehan teman-temannya mengenai kecantikan gadis itu. Spek bidadari yang selalu mereka utarakan terdengar berlebihan di telinganya. Namun kali ini ia satu suara. Zeusyu memang pantas disebut bidadari yang turun dari kayangan.Mengapa tidak. Bahkan dalam keadaan polos setelah ia porak-porandakan, kecantikannya tetap tak luntur. Rambutnya yang acak-acakan justru menambah kesan seksi. Gurat lelah walau sudah tertidur berjam-jam tidak membuatnya terlihat seperti gembel jalanan.“Kemarin-kemarin mata gue sliwer kayaknya,” gumam Niel pelan. Ia terus mengamati Zeusyu seolah-seolah tak memiliki rasa bosan. Di saat Zeusyu berkelana dalam mimpinya, ia mengagumi paras menawan gadis itu. Sosok yang sebentar lagi akan menyandang gelar sebenar-benarnya istri di hidupnya. Ah, mengingatnya sudut bibirnya tertarik ke atas.Turun dari ranjang, Niel mencari keberada

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • TERIKAT PERJODOHAN    [43]

    “Capek ya habis nangis?!” Niel membelai puncak kepala Zeu. Gadis itu akhirnya mau dirinya peluk setelah seluruh tubuhnya lemas. Seluruh energi gadis itu sepertinya terkuras habis untuk meratapi takdir. “Cup.. Cup.. Cup.. Sayang.” Di dalam dekapannya, isakkan sesekali masih terdengar, tapi tak separah sebelumnya. Beruntunglah ada kata lelah di dunia ini. “Udah ya, jangan nangis terus. Aku minta maaf.” Zeu memijat pelipisnya. Ia tampak seperti anak kecil yang ditenangkan oleh papanya sekarang. Sayangnya, pria yang mendekatinya bukanlah sang papa, melainkan pemuda yang berulang kali menjadi alasannya menangis pilu. “Baju aku mana?!” tanya-nya tak ingin berlarut pada keadaan. “Di luar. Mau apa?! Gini aja dulu, Sayang. Nggak apa-apa. Kan aku udah liat semuanya,” bisik Niel. Ia lebih menyukai Zeu terlilit selimut dibandingkan terbalut pakaian. Salahkan saja otaknya yang tidak beres. Namun di matanya Zeu memang terlihat jauh lebih cantik tanpa apa-apa. “Dingin, Niel.” “Mau aku panasi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • TERIKAT PERJODOHAN    [44]

    Mimpikah ini? Zeu memejamkan matanya, mencoba meresapi wangi tubuh pria yang mendekapnya. Ia mengerahkan seluruh indera penciumannya untuk merasakan kehadiran Niel. Mencari pembenaran atas apa yang bagian tubuhnya tangkap. Nathaniel nyata— Apa yang ditemuinya pagi ini bukanlah sebuah bunga tidur. Keberadaan pria itu di ranjangnya, nyata adanya. Tetes-Demi-Tetes air mata lolos. Air itu turun melalui sudut-sudut matanya yang indah. Setelah sekian lama bersabar, suaminya kembali ke dalam pelukannya. Pria itu memilihnya. Niel menepati janji mereka saat kecil. Tubuhnya bergetar— merasakan kebahagiaan yang tak dapat dirinya jabarkan. “Hey.. Kamu nangis? Kenapa? Ada yang sakit? Aku meluknya kekencengan?!” Panik Niel terbangun. “Sayang?!” Zeu menggelengkan kepalanya, “ini bukan mimpi,” racaunya, begitu lirih terdengar di telinga Niel. Mengetahui apa yang membuat istrinya menangis, Niel menghembuskan napasnya, lega. Ia pikir terjadi sesuatu dengan sang istri sampai wanita itu terisak di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • TERIKAT PERJODOHAN    [45]

    "Eta Babang Niel?!" Celetuk Rega, ragu, melihat Niel membukakan pintu untuk Zeu. "Bukan! Supir baru, Neng Cantik, Gue!," balas Zikri nge-gas. Sudah tahu sahabatnya malah bertanya. Agak buta sepertinya mata Rega. Pagi-Pagi matanya sudah tercemar dengan ke-uwu-an bosnya. Ia kerap melihat Niel membukakan pintu untuk Meyselin, tapi baru kali ini menyaksikan binar idiot sahabatnya. Efek ena-ena dasyat banget di dia— batin Zikri, bergidik. Jatuh cinta dan tolol lengkap tersaji di wajah sahabatnya. "Lebih idup komuk dia," ucap Alvian menyenggol lengan Jeno. Jeno menimpalinya dengan anggukan. "Lah, Anjing! Abis ena-ena muka lo kenapa bonyok, Bos?!" Rega membolak-balikan wajah Niel. Lebam biru berkat tamparan berapi-api sang mama memang membekas sempurna. Jangan lupakan benjol di kepalanya karena hantaman Hermes milik wanita itu. Kalau bukan karena ijab kabul, pusingnya mungkin tak akan hilang sampai detik ini. "Kena grebek Nyokap gue." "Bukannya sengaja?!" "Si Anjing! Kok lo tau, J

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • TERIKAT PERJODOHAN    [46]

    Niel membenamkan wajah Zeusyu ke dadanya. Ia memeluk erat sang istri. Sesekali memberikan kecupan-kecupan di pelipis wanita itu. Keduanya masih berada di dalam ruang kelas. Keduanya menjadi bahan tontonan meski tak ada teman-teman Zeusyu yang berani membicarakan mereka. Hanya sesekali kamera ponsel diarahkan untuk merekam tindakan romantis Niel. “Ada apa ini?” Dosen pengampu mata kuliah Zeusyu memasuki ruangan kelas tempatnya mengajar. “Kalian yang disana, ini kampus, bukan taman buat pacaran!” Jeno maju turun tangan. Pemuda itu memberitahukan kronologi yang menimpa Zeusyu dan tentang keberadaan mereka di kelas itu, setelahnya ia menghampiri Niel. “Bawa pulang aja. Kasihan. Dia pasti shock.” “Zeusyu Tirto, untuk hari ini saya izinkan kamu tidak mengikuti kelas. Saya akan minta komting untuk memberikan informasi jika ada tugas.” “Gih.. Urusan lo, biar gue yang ngomong ke dosen nanti.” “Thanks, Jen.” Bantuan teman-temannya sungguh berarti. Ia memapah tubuh Zeusyu, mengucapkan teri

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23

Bab terbaru

  • TERIKAT PERJODOHAN    [77]

    “Hai, Jeng Amel.”Amel merubah ekspresinya. Mama Niel itu memang bukan orang yang bisa mengenakan topeng pada mukanya. Ketika ia tidak menyukai seseorang, raut wajahnya akan sangat kentara terlihat.“Ya, Jeng Lulu,” sahutnya dengan malas-malasan. Sepertinya ia terlalu pagi menghadiri pertemuan arisan kali ini. “Sayang,” Amel melongokan kepalanya masuk ke dalam mobil, “yuk turun,” ajaknya kepada menantu kesayangannya.Amel sangat senang kala Zeusyu tak menolak permintaannya. Semalam Niel sudah berkonsultasi. Mengatakan jika ada teman kampusnya yang mengganggu Zeusyu.Seperti biasa— kalau itu menyangkut diri Zeusyu, Amel akan turun tangan. Secepat yang dirinya bisa. Putranya turut menginformasikan identitas diri si pengganggu. Rupanya gadis itu merupakan anak dari teman arisannya.“Loh, Jeng Amel bukannya anaknya laki-laki?”Bola mata Amel berputar. Wanita yang menghampirinya ke parkiran pasti berpikir jika dirinya akan membawa Niel. Hohoho!! Mimpi saja! Tanpa Zeusyu ikut pun, Niel tak a

  • TERIKAT PERJODOHAN    [76]

    Sejak hari dimana Niel pulang dalam keadaan mabuk, Amelia Tirto tidak lagi berani mengusik ketenangan jiwa sang putra. Wanita itu menahan dirinya, sekuat yang bisa bisa untuk tak mengganggu anak kesayangan suaminya.Berkat kejahilannya selama ini, dua kartu kredit andalan mama Niel itu disita. Dia tak lagi bisa berbelanja sesuka hati untuk menghambur-hamburkan hasil jerih payah Hanggono Tirto. Amel harus rela berhemat dengan lima juta setiap minggunya. Mengikat tangan-tangannya supaya tak khilaf membuka e-commerce atau dirinya tak akan bisa hangout bersama teman-teman sosialita manjanya.Berbeda dengan sang mama yang menjadi sangat menderita usai ketahuan papanya, hidup Niel justru berjalan damai. Istri cantiknya kembali pada mode normal— selayaknya normalnya manusia biasa. Mungkin ini disebabkan oleh bertaubatnya jin laknat yang selalu membisiki telinga istrinya.Ngidamnya pun tak pernah lagi aneh-aneh, sehingga dengan mudah Niel bisa mendapatkannya. Zeusyu juga tak bertingkah menyeba

  • TERIKAT PERJODOHAN    [75]

    “Ck! tuh bocahnya!” decak Rega, akhirnya melihat kemunculan batang hidung sahabatnya. “Cepetan card akses-nya, woi!” “Sorry!” “Tiada maaf bagimu, Ntong!” jawab Zikri sembari mengibaskan poni panjangnya. Merasa tidak enak dengan sahabat-sahabatnya yang telah menunggu lama, Niel segera menempelkan kartu aksesnya ke sensor. Ia lalu memasukan kombinasi angka yang menjadi password unit apartemennya. “Assalamualaikum ya ahli kubur!” Celetuk Zikri membuat semuanya bergidik. “Bahasa lo, Nyet!” sosot Alvian sembari menoyor si asal Zikri. “Lo kenapa manggil kita ke sini?” tanya-nya setelah mendudukan diri di sofa. “Bentar gue ngambil minuman,” ucap Niel. Langkah kakinya menyasar pada kulkas super besar miliknya untuk mengeluarkan beberapa botol kaleng bir. “Kadaluarsa nggak itu?” secara mereka sudah lama sekali tidak menyambangi apartemen Niel. Bisa saja makanan-makanan di kulkas sudah mengalami masa tak layak konsumsi. “Aman, baru ini. Gue minta Handoko mampir pas dia balik kantor,” uja

  • TERIKAT PERJODOHAN    [74]

    “Mbak, kalau aku ngeracun Aca, kira-kira kepalaku dipenggal nggak ya sama bapaknya?” Bapak yang Niel maksud merupakan kakak iparnya yang bernama Bumi— Pangeran sebuah kerajaan di Jawa yang melengserkan kursi keemasannya langsung kepada sang keponakan. Tak tanggung-tanggung, Bumi melakukannya khusus untuk mempertahankan cintanya kepada kakak pertamanya. Tak perlu lagi diragukan seberapa besar cinta bapak Raksa itu. Tahtanya saja rela dilepaskan asal tak berpisah dengan istri dan anaknya. Yah, pengorbanannya mirip-mirip dengan Zeusyu. Hanya saja di hati Niel, tetap Zeusyu pemenang nominasi cinta paling tulus sejagat raya. Tenang saja. Niel tak berencana KKN kok. Tak ada kolusi, nepotisme. Korupsi apalagi. Semua ini Niel ambil berdasarkan track record bersih Zeusyu. Maklum suami kakaknya itu pernah brengsek pada masanya. Kembali pada Niel yang menghabiskan paginya di rumah sang kakak pertama, pemuda itu mengepalkan telapak tangannya di atas meja. Kehamilan Zeusyu dan kepulangan Raks

  • TERIKAT PERJODOHAN    [73]

    “Zeu, Sayang. Kamu nggak ngidam lagi?” tanya Amel sehari hampir tiga kali, seperti orang sedang masa pemulihan yang meminum obatnya. Amel mengerjapkan matanya, menanti jawaban dari pertanyaannya. Antena kejahilan di atas kepalanya sedang terjulur, meminta asupan nutrisi penderitaan putranya. Sumpah demi Tuhan, Amel sangat senang menantu kesayangannya menyulitkan sang putra. Mama Niel itu seakan ingin berteriak, ‘ya kayak gitu dulu pas Mama hamil kamu, Bocah,” ke telinga anaknya, sekeras-kerasnya supaya anak itu tahu betapa menderitanya dirinya dan Hanggono Tirto saat mengandungnya. Anggap saja ini ajang balas dendam yang tertunda. Anaknya masih sangat beruntung karena tak diminta terbang ke Bandung demi semangkuk seblak. “Nggak lagi pengen sesuatu, Mah. Zeu kenyang,” ucap Zeusyu, membelai perutnya. Usia janinnya kini berjalan memasuki pada minggu ke 12. Perutnya yang rata sekarang memiliki tonjolan, yang setiap malamnya membuat Niel gemas bukan kepalang. “Ih, kok gitu sih! Ngidam

  • TERIKAT PERJODOHAN    [72]

    Akibat kebaikannya yang tidak ingin mengganggu waktu istirahat sang istri tempo hari, kini Niel menjadi mengerti akan rules menghadapi ibu hamil. Diantaranya sebagai berikut: Pertama, jangan pernah berani-beraninya menghilang tanpa sebuah pemberitahuan. Jika para lelaki berani melakukan hal tersebut, dipastikan dua hari mendatang hidup kalian akan serasa berada di neraka jahanam. Ke-dua, jangan pernah abaikan istri meski mereka terlihat seperti orang ngambek, yang tidak ingin didekati. Percayalah! Jika kalian berpikir menjauh sejenak merupakan hal yang mereka inginkan— jawabannya salah besar. Tet-Tot! Menarik diri dan membiarkan mereka menyendiri dengan kemarahannya, hanya akan membuat telinga kalian panas sampai beberapa hari mendatang. Trust Niel! Pemuda itu telah merasakan dampak dari dua tindakan di atas. Jangan dekat-dekat berarti sama dengan ‘kamu usaha dong,’ dan aku benci kamu artinya ‘buat aku nggak ngambek lagi,’ itu kuncinya. “Sumpah, kayak gitu, Bos?” Niel mengangguk

  • TERIKAT PERJODOHAN    [71]

    “Hoeekk!!” Niel berpegangan pada pinggiran closet. Sejak bangun tidur, kamar mandi menjadi tempat berdiamnya. Ia tak mengerti dengan kondisi tubuhnya. Saat membuka mata, kepalanya terasa berputar dan perutnya seperti diaduk-aduk oleh seseorang. “Niel kamu beneran nggak usah ke dokter?” Niel melambaikan tangannya, “no, nggak perlu!” tolaknya. Sepertinya ia hanya perlu menguras seluruh isi perutnya akibat menjadi Sultan Andara satu hari. Tampaknya lambungnya sedang melancarkan amarahnya hari ini. “Hoek!!” Zeusyu berdiri diambang pintu kamar mandi. Wanita hamil itu tak berani masuk, takut jika muntah-muntah Niel akan menular. “Gara-gara aku kemarin ya ini?” tanay Zeusyu. Suaranya melirih, bersiap meledakan tangis dari bibirnya yang bergetar. Niel yang menyadari perubahan suara istrinya lantas mendudukan diri di lantai. Sekuat tenaga membalikan tubuhnya agar bisa berhadapan. “Nggak, Sayang. Bukan gara-gara kamu,” ucapnya agar Zeusyu tidak merasa bersalah. Kepalanya akan semak

  • TERIKAT PERJODOHAN    [70]

    Zeusyu menganga melihat banyak-nya pedagang yang memarkirkan gerobak dagangannya di pelataran rumah. Wanita itu mengusap perutnya ratanya. “Mah, ini apa?” tanya Zeusyu kepada Amel. Ibu mertua wanita cantik itu pun tak kalah kaget. Dari gerbang rumahnya, beberapa pedagang makanan masih datang silih berganti. “Mama juga nggak tau, coba tanya suami kamu Zeu. Kali aja ini kerjaan dia.” Zeusyu mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya. “Niel,” sapanya setelah sambungan teleponnya diterima. ‘Halo, Sayang. Gimana? Tukang jajannya udah pada dateng kan?’ Oh.. Jadi benar ini semua ulah Nathaniel. “Ud-Udah,” jawab Zeusyu terbata. “Kenapa banyak banget?” ‘Katanya pengen jajan, hem?’ Ya nggak sebanyak ini— pikir Zeusyu. Setengah jam yang lalu ia memang berkomunikasi dengan Niel. Menyampaikan keinginan tiba-tibanya yang ingin jajan. Berhubung pria itu sedang kuliah, Niel berkata jika dirinya baru bisa pulang sore nanti. ‘Tadi aku minta bantuan Manto. Biar kamu nggak lama nunggu. Jajan

  • TERIKAT PERJODOHAN    [69]

    [Mah, bisa ke Semarang sekarang? Zeu masuk rumah sakit. Di Columbia, deket Bandara Ahmad Yani] Demikian isi pesan yang Niel kirimkan. Tak sampai dua jam lamanya, Amelia Tirto benar-benar datang bersama bala-bala gengs wanita itu. Papa Niel, Oma, mertua dan Darmanto diboyong ikut serta meramaikan ruang perawatan Zeusyu. Satu per satu dari mereka berjalan memasuki ruangan. “Mah,” panggil Niel ingin mengadu. Kaki-Kakinya melangkah, mendekati sang mama, dan…. Buagh!! Niel meringis ketika sebuah hantaman mengenai kepalanya. Tas mahal sang mama mampir tanpa permisi, sehingga ia tak sempat memasang kuda-kuda untuk menghindar. Padahal ia sudah melihat wanita itu mengayunkan tangannya. Responnya rupanya kalah cepat oleh gerakan ibu-ibu jaman now. “Kamu apain mantu kesayangan Mama?! Nggak ada sehari kamu ajak keluar, dia udah masuk rumah sakit!! Gimana kalau seminggu?!” “Masuk liang lahat yang ada!!” Buagh! Buagh! Buagh!! “Mah, sakit Mah! Dengerin penjelasan Niel dulu!!” “Haisyaaah!! D

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status