Share

[33]

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-19 11:29:12
Tolong kasih aku space dan waktu.

Niel masih mengingat dengan jelas apa yang Zeusyu katakan. Sore itu, tepatnya beberapa bulan yang lalu, Zeusyu meminta untuk berbicara empat mata padanya. Dia memohon, supaya dirinya memberikan sedikit ruang dan kebebasan. Zeusyu berjanji tidak akan lari apalagi menolak pernikahan mereka.

Ada dua perkara yang Zeusyu inginkan sebelum mereka menikah. Pertama dibiarkan sendiri sampai dirinya siap dan kedua memintanya menyelesaikan masalahnya dengan Meyselin.

Pernikahan bukanlah ajang main-main— begitu yang Zeusyu katakan, sebelum gadis itu berkemas untuk tinggal di rumah kediaman mamanya sebelum menikah.

Selama membentangkan jarak, Zeusyu tak menetap di lingkungan Tirto. Dia tinggal di rumah masa kecil Sarah demi menghindari gangguan-gangguan yang mengusik kesehatan mentalnya.

Sesekali keduanya bertemu di sekolah. Itupun karena Niel ingin melihat keadaan Zeusyu. Beberapa hari usai Zeusyu pergi, Niel memutuskan untuk mengambil homeschooling. Ia lebi
qeynov

Koinnya aman kan?

| 2
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • TERIKAT PERJODOHAN    [34]

    "Balik?!" Niel membawa Zeusyu menghampiri teman-temannya. Telapak tangannya masih menggenggam erat jari-jari Zeusyu. Pria muda itu mengangguk, menjawab pertanyaan yang Jeno lempatkan padanya. "Gue nitip absen," ucapnya sembari mengambil tas punggungnya yang disodorkan oleh Jeno. "Niel kamu nggak perlu bolos buat antar aku. Aku bisa naik Taksi" "It's Okay. Bolos demi lo, nyokap pasti lebih bangga." Teman-Teman Niel bersiul, menggoda sang Don Juan yang sedang melancarkan rayuannya. Zikri dan Rega yang sudah bertaubat menjadi kompor paling meleduk. "Aciat-Ciat! yang bucin serasa kampus punya Bapaknya. Padahal pertemuan pertama after berpisah rumah." "Baliknya ke rumah apa ke apart, yah, kira-kira?!" Rega sengaja menjelekan mukanya. Memonyong-Monyongkan bibirnya dengan bola mata menatap ranting-ranting pepohonan. Ia menimpali guyonan Zikri Niel merasakan Zeusyu memeluk lengannya. Ia pun berdecak, menghardik duo racun dihadapannya. "Ck! Mulut lo berdua emang laknat! Calon bini

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • TERIKAT PERJODOHAN    [35]

    “Niel!!!!” Zeusyu berteriak. Ia spontan memegang lengan kiri Niel ketika melihat seseorang menghadang mobil yang dikemudikan pria itu. “Awas!” Napas Zeusyu terengah. Dadanya bergerak naik-turun, menatap Meyselin di depan sana. Gadis itu berdiri dengan tangan terbuka. “Shit!” Makian tersebut Zeusyu dengar. Ia langsung memalingkan wajah, mencari tahu bagaimana respon pria di sampingnya. Namun yang didapati Zeusyu bukanlah kepanikan karena Meyselin hampir saja tertabrak, melainkan gurat kesal yang Zeusyu tak tahu apa artinya. “Kak Meyse, Niel!” “Aku tau, Zeu,” balas Niel tak menggunakan emosi. Nada suaranya tetap terjaga, berbeda dengan beberapa detik lalu. “Kamu nggak apa-apa kan? Nggak kepentok?” Selidik Niel, takut jika karena rem tangan yang mendadak ia tarik membuat gadisnya terbentur. Tok.. Tok.. Tok.. Tok! Di luar, Meyselin mengetuk kaca jendela. Gadis itu meminta Niel untuk keluar. “Please! Kita harus ngomong, Niel! Kamu nggak bisa giniin aku,” ucapnya terdengar sampai di d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • TERIKAT PERJODOHAN    [36]

    "Kak Mey," pekik Zeusyu melihat Meyselin terjatuh. Gadis itu melepaskan sabuk pengamannya, membuka pintu mobil dan melompat cepat. Ia bergegas menghampiri Meyselin. "Kak, aku ban.. Aw!" Di luar dugaan, Meyselin mendorong tubuh Zeusyu hingga kini gadis itulah yang terduduk di atas tanah. Meyselin berdiri. Ia berlari meninggalkan rumah Niel ketika sang pemilik rumah keluar dari tunggangannya. Meyselin kabur. Ia tak ingin Niel kembali menghardiknya. Ia tak siap mendengar cercaan Niel atas hubungan mereka. "Niel kejar Kak Mey!" "Niel!" Zeusyu memegang pundak Niel. Tubuhnya diangkat. "Turunin aku. Kamu harus kejar Kak Mey," pintanya mencoba turun dari gendongan Niel. Tak ada tanggapan. Niel memilih diam.l Berjalan memasuki pelataran rumahnya. Ia sempat meminta penjaga untuk mengamankan mobilnya. Jarak yang lumayan, tak membuat Niel menurunkan Zeusyu. Ia terus melangkahkan kakinya sampai mendekati pintu rumahnya. "Dia mengerikan!" Amel muncul. Niel tebak mamanya pasti sudah menget

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • TERIKAT PERJODOHAN    [37]

    Alvian menghela napasnya. Sahabat Niel itu bangkit, “gue keluar bentar. Mulut gue asem,” ucap-nya, memberitahu jika dirinya akan merokok. “Kalau dia udah bangun, lo kasih kultum aja. Dia butuh siraman rohani biar balikin hati dia ke tempat semula,” tutupnya sebelum berlalu pergi. Tepat setelah kelas mereka selesai, Jeno dan Alvian memutuskan untuk menyambangi Meyselin di rumah sakit. Gadis itu sudah ditangani dan sekarang masih berbaring di ruang perawatan. Beruntung nyawanya dapat diselamatkan. Pihak ambulans datang tanpa hambatan usai Jeno menghubungi pihak rumah sakit. “Gue tau lo udah sadar waktu kita masuk ruangan. Lo nggak perlu pura-pura lagi!” Meyselin meremas selimut yang membungkus tubuhnya. Ia menggigit bibirnya kuat. Ia mendengar sindiran salah satu sahabat Niel untuknya. Sedari tadi ia menunggu. Berharap dengan sabar untuk menemukan suara kekasihnya. Namun ia tak mendapati suara yang teramat dikenalnya itu. Hanya mereka yang datang. “Gue nggak tau apa maksud lo ngirim

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • TERIKAT PERJODOHAN    [38]

    Zeusyu baru saja pulang ke rumah sang oma. Neneknya yang berkonde itu akhirnya dapat membujuk kedua orang tua Zeusyu agar mau menempati kediamannya lagi. Entah apa yang dilakukan omanya, tapi Niel sangat mengapresiasi kerja keras wanita itu. Hihihi.. Kalau gini gue bisa ngendap-ngendap buat bobok disamping Zeu tiap malem— Iblis-Iblis yang mengaktifkan gen Buaya Raya Niel, menyoraki siasat gila pemuda tersesat itu. Mereka mendukung penuh junjungan yang akan membuat bala-bala tentara di masa depan. ‘Lancrotkan, kami mendukungmu Tuan muda!’ Niel tersenyum sumringah. Kegilaannya memang selalu mendapatkan dukungan. Sisi ternakalnya mengelana jauh. Jauh sekali sampai pesawat astronot tak bisa menggapainya. Sungguh ia tak berbohong ketika mengatakan selalu memimpikan adegan ranjang mereka. Ada beberapa malam dalam seminggu yang dirinya habiskan untuk bersolo karir kala kemolekan tubuh sang model menyapa malam-malam remangnya. Bermodalkan foto pemotretan Zeusyu untuk salah satu sunscreen

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • TERIKAT PERJODOHAN    [39]

    “Angkat!!” Ketika sang nyonya besar bertitah, maka tak ada satu pun yang berani melawannya. Tidak ada yang mereka takuti kecuali Amel. Meski setelah ini mereka dihajar habis-habisan oleh tuan mudanya, perintah orang nomor dua setelah Sukma harus dijalankan. “Mamaaa!!” “Tutup mulutmu, Kisanak!!” Serial kolosal memang telah melekat cukup erat di benak Amel. Ketika marah wanita itu akan seketika berubah menjadi manusia jaman kerajaan. “Satu..” “Dua!!” “LEMPAR!” “AAAA!!” Byur!! Suara jeritan Niel ditutup oleh riak air. Kolam renang menjadi pendaratan terakhirnya setelah gagal mempengaruhi sang mama. “Awas lo semua!!” Niel akan membuat perhitungan. Ia pastikan manusia-manusia yang menggotongnya seperti korban kecelakaan hendak dihilangkan ke sungai itu mendapatkan pembalasan. “Berani apa-apain mereka, Mama nikahin Zeu sama ponakan kamu!” Amel dengan kesombongannya membalikan kata-kata Niel hingga anak itu tidak berkutik. Pemuda itu memukul air kolam. Melampiaskan kekesalannya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • TERIKAT PERJODOHAN    [40]

    Hanggono benar-benar menyusunkan rencana untuk putra semata wayangnya. Malamnya ia langsung menghubungi Alex dan Sarah— mengatakan mereka jika ada pekerjaan dadakan bersama teman dekatnya. Hanggono meminta bantuan mantan kekasihnya yang juga merupakan sahabatnya. Karena wanita itu pula Amel mau diboyong ke Bali. Keduanya berteman akrab sehingga Amel mau turut serta dalam perjalanan mereka. Melepas rindu setelah tak bertemu katanya. Hang tak jadi memboyong mereka keluar negeri. Himpitan yang mendesak membuat Hanggono berpikir ribuan kali. Eksekusi putranya harus berjalan secepatnya. Tidak ada cukup waktu untuk mengurus tiket dan paspor orang-orang. Alhasil Pulau Dewata menjadi destinasi tujuannya. “Kalian baik-baik ya di rumah. Niel kamu jagain Zeu-nya. Jangan diapa-apain anak gadis Mama,” peringat Amel karena putranya itu terkenal nekat jika kemauannya tak dituruti. “Zeu kalau Niel macem-macem, kamu teriak aja. Biar digebukin dia sama Mbak-Mbak di rumah,” wejangan kali ini Amel b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • TERIKAT PERJODOHAN    [41]

    "Sayang lingkarin lengan kamu di leher aku." Pinta Niel dirinya berada di sisi kiri Zeusyu. “Kita masuk ke apart ya..” Zeusyu mengulum bibirnya, menatap Niel dengan kedua mata sayu yang telah berair. Demi Tuhan, tatapan tersebut mengguncang kewarasan Niel. Bagaimana cara Zeusyu menatapnya terlihat begitu seksi. Gadis itu tak melakukan apa pun selain terdiam dengan geliat yang semakin kentara. Niel tahu, Zeusyu sedang dalam keadaan tak berdaya dan itu justru membakar api gairahnya. "Sorry," usai mengatakannya, Niel mempertemukan bibir keduanya. Ia mengulum bibir atas Zeusyu agar gadis itu melepaskan gigitan mandirinya, karena dirinyalah yang akan menggantikan peran bibir itu. Lumatan kecil Niel berikan. Zeusyu tak menolaknya. Seperti ada dorongan di dalam dirinya yang membuatnya tak mendorong Niel. Isi kepalanya kacau sebab rasa panas yang semakin menggerogoti jiwanya. "Ah," lenguhan lolos ketika tangan Niel menangkup salah satu payudara Zeusyu yang masih terbalut pakaian. Milik ga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21

Bab terbaru

  • TERIKAT PERJODOHAN    [77]

    “Hai, Jeng Amel.”Amel merubah ekspresinya. Mama Niel itu memang bukan orang yang bisa mengenakan topeng pada mukanya. Ketika ia tidak menyukai seseorang, raut wajahnya akan sangat kentara terlihat.“Ya, Jeng Lulu,” sahutnya dengan malas-malasan. Sepertinya ia terlalu pagi menghadiri pertemuan arisan kali ini. “Sayang,” Amel melongokan kepalanya masuk ke dalam mobil, “yuk turun,” ajaknya kepada menantu kesayangannya.Amel sangat senang kala Zeusyu tak menolak permintaannya. Semalam Niel sudah berkonsultasi. Mengatakan jika ada teman kampusnya yang mengganggu Zeusyu.Seperti biasa— kalau itu menyangkut diri Zeusyu, Amel akan turun tangan. Secepat yang dirinya bisa. Putranya turut menginformasikan identitas diri si pengganggu. Rupanya gadis itu merupakan anak dari teman arisannya.“Loh, Jeng Amel bukannya anaknya laki-laki?”Bola mata Amel berputar. Wanita yang menghampirinya ke parkiran pasti berpikir jika dirinya akan membawa Niel. Hohoho!! Mimpi saja! Tanpa Zeusyu ikut pun, Niel tak a

  • TERIKAT PERJODOHAN    [76]

    Sejak hari dimana Niel pulang dalam keadaan mabuk, Amelia Tirto tidak lagi berani mengusik ketenangan jiwa sang putra. Wanita itu menahan dirinya, sekuat yang bisa bisa untuk tak mengganggu anak kesayangan suaminya.Berkat kejahilannya selama ini, dua kartu kredit andalan mama Niel itu disita. Dia tak lagi bisa berbelanja sesuka hati untuk menghambur-hamburkan hasil jerih payah Hanggono Tirto. Amel harus rela berhemat dengan lima juta setiap minggunya. Mengikat tangan-tangannya supaya tak khilaf membuka e-commerce atau dirinya tak akan bisa hangout bersama teman-teman sosialita manjanya.Berbeda dengan sang mama yang menjadi sangat menderita usai ketahuan papanya, hidup Niel justru berjalan damai. Istri cantiknya kembali pada mode normal— selayaknya normalnya manusia biasa. Mungkin ini disebabkan oleh bertaubatnya jin laknat yang selalu membisiki telinga istrinya.Ngidamnya pun tak pernah lagi aneh-aneh, sehingga dengan mudah Niel bisa mendapatkannya. Zeusyu juga tak bertingkah menyeba

  • TERIKAT PERJODOHAN    [75]

    “Ck! tuh bocahnya!” decak Rega, akhirnya melihat kemunculan batang hidung sahabatnya. “Cepetan card akses-nya, woi!” “Sorry!” “Tiada maaf bagimu, Ntong!” jawab Zikri sembari mengibaskan poni panjangnya. Merasa tidak enak dengan sahabat-sahabatnya yang telah menunggu lama, Niel segera menempelkan kartu aksesnya ke sensor. Ia lalu memasukan kombinasi angka yang menjadi password unit apartemennya. “Assalamualaikum ya ahli kubur!” Celetuk Zikri membuat semuanya bergidik. “Bahasa lo, Nyet!” sosot Alvian sembari menoyor si asal Zikri. “Lo kenapa manggil kita ke sini?” tanya-nya setelah mendudukan diri di sofa. “Bentar gue ngambil minuman,” ucap Niel. Langkah kakinya menyasar pada kulkas super besar miliknya untuk mengeluarkan beberapa botol kaleng bir. “Kadaluarsa nggak itu?” secara mereka sudah lama sekali tidak menyambangi apartemen Niel. Bisa saja makanan-makanan di kulkas sudah mengalami masa tak layak konsumsi. “Aman, baru ini. Gue minta Handoko mampir pas dia balik kantor,” uja

  • TERIKAT PERJODOHAN    [74]

    “Mbak, kalau aku ngeracun Aca, kira-kira kepalaku dipenggal nggak ya sama bapaknya?” Bapak yang Niel maksud merupakan kakak iparnya yang bernama Bumi— Pangeran sebuah kerajaan di Jawa yang melengserkan kursi keemasannya langsung kepada sang keponakan. Tak tanggung-tanggung, Bumi melakukannya khusus untuk mempertahankan cintanya kepada kakak pertamanya. Tak perlu lagi diragukan seberapa besar cinta bapak Raksa itu. Tahtanya saja rela dilepaskan asal tak berpisah dengan istri dan anaknya. Yah, pengorbanannya mirip-mirip dengan Zeusyu. Hanya saja di hati Niel, tetap Zeusyu pemenang nominasi cinta paling tulus sejagat raya. Tenang saja. Niel tak berencana KKN kok. Tak ada kolusi, nepotisme. Korupsi apalagi. Semua ini Niel ambil berdasarkan track record bersih Zeusyu. Maklum suami kakaknya itu pernah brengsek pada masanya. Kembali pada Niel yang menghabiskan paginya di rumah sang kakak pertama, pemuda itu mengepalkan telapak tangannya di atas meja. Kehamilan Zeusyu dan kepulangan Raks

  • TERIKAT PERJODOHAN    [73]

    “Zeu, Sayang. Kamu nggak ngidam lagi?” tanya Amel sehari hampir tiga kali, seperti orang sedang masa pemulihan yang meminum obatnya. Amel mengerjapkan matanya, menanti jawaban dari pertanyaannya. Antena kejahilan di atas kepalanya sedang terjulur, meminta asupan nutrisi penderitaan putranya. Sumpah demi Tuhan, Amel sangat senang menantu kesayangannya menyulitkan sang putra. Mama Niel itu seakan ingin berteriak, ‘ya kayak gitu dulu pas Mama hamil kamu, Bocah,” ke telinga anaknya, sekeras-kerasnya supaya anak itu tahu betapa menderitanya dirinya dan Hanggono Tirto saat mengandungnya. Anggap saja ini ajang balas dendam yang tertunda. Anaknya masih sangat beruntung karena tak diminta terbang ke Bandung demi semangkuk seblak. “Nggak lagi pengen sesuatu, Mah. Zeu kenyang,” ucap Zeusyu, membelai perutnya. Usia janinnya kini berjalan memasuki pada minggu ke 12. Perutnya yang rata sekarang memiliki tonjolan, yang setiap malamnya membuat Niel gemas bukan kepalang. “Ih, kok gitu sih! Ngidam

  • TERIKAT PERJODOHAN    [72]

    Akibat kebaikannya yang tidak ingin mengganggu waktu istirahat sang istri tempo hari, kini Niel menjadi mengerti akan rules menghadapi ibu hamil. Diantaranya sebagai berikut: Pertama, jangan pernah berani-beraninya menghilang tanpa sebuah pemberitahuan. Jika para lelaki berani melakukan hal tersebut, dipastikan dua hari mendatang hidup kalian akan serasa berada di neraka jahanam. Ke-dua, jangan pernah abaikan istri meski mereka terlihat seperti orang ngambek, yang tidak ingin didekati. Percayalah! Jika kalian berpikir menjauh sejenak merupakan hal yang mereka inginkan— jawabannya salah besar. Tet-Tot! Menarik diri dan membiarkan mereka menyendiri dengan kemarahannya, hanya akan membuat telinga kalian panas sampai beberapa hari mendatang. Trust Niel! Pemuda itu telah merasakan dampak dari dua tindakan di atas. Jangan dekat-dekat berarti sama dengan ‘kamu usaha dong,’ dan aku benci kamu artinya ‘buat aku nggak ngambek lagi,’ itu kuncinya. “Sumpah, kayak gitu, Bos?” Niel mengangguk

  • TERIKAT PERJODOHAN    [71]

    “Hoeekk!!” Niel berpegangan pada pinggiran closet. Sejak bangun tidur, kamar mandi menjadi tempat berdiamnya. Ia tak mengerti dengan kondisi tubuhnya. Saat membuka mata, kepalanya terasa berputar dan perutnya seperti diaduk-aduk oleh seseorang. “Niel kamu beneran nggak usah ke dokter?” Niel melambaikan tangannya, “no, nggak perlu!” tolaknya. Sepertinya ia hanya perlu menguras seluruh isi perutnya akibat menjadi Sultan Andara satu hari. Tampaknya lambungnya sedang melancarkan amarahnya hari ini. “Hoek!!” Zeusyu berdiri diambang pintu kamar mandi. Wanita hamil itu tak berani masuk, takut jika muntah-muntah Niel akan menular. “Gara-gara aku kemarin ya ini?” tanay Zeusyu. Suaranya melirih, bersiap meledakan tangis dari bibirnya yang bergetar. Niel yang menyadari perubahan suara istrinya lantas mendudukan diri di lantai. Sekuat tenaga membalikan tubuhnya agar bisa berhadapan. “Nggak, Sayang. Bukan gara-gara kamu,” ucapnya agar Zeusyu tidak merasa bersalah. Kepalanya akan semak

  • TERIKAT PERJODOHAN    [70]

    Zeusyu menganga melihat banyak-nya pedagang yang memarkirkan gerobak dagangannya di pelataran rumah. Wanita itu mengusap perutnya ratanya. “Mah, ini apa?” tanya Zeusyu kepada Amel. Ibu mertua wanita cantik itu pun tak kalah kaget. Dari gerbang rumahnya, beberapa pedagang makanan masih datang silih berganti. “Mama juga nggak tau, coba tanya suami kamu Zeu. Kali aja ini kerjaan dia.” Zeusyu mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya. “Niel,” sapanya setelah sambungan teleponnya diterima. ‘Halo, Sayang. Gimana? Tukang jajannya udah pada dateng kan?’ Oh.. Jadi benar ini semua ulah Nathaniel. “Ud-Udah,” jawab Zeusyu terbata. “Kenapa banyak banget?” ‘Katanya pengen jajan, hem?’ Ya nggak sebanyak ini— pikir Zeusyu. Setengah jam yang lalu ia memang berkomunikasi dengan Niel. Menyampaikan keinginan tiba-tibanya yang ingin jajan. Berhubung pria itu sedang kuliah, Niel berkata jika dirinya baru bisa pulang sore nanti. ‘Tadi aku minta bantuan Manto. Biar kamu nggak lama nunggu. Jajan

  • TERIKAT PERJODOHAN    [69]

    [Mah, bisa ke Semarang sekarang? Zeu masuk rumah sakit. Di Columbia, deket Bandara Ahmad Yani] Demikian isi pesan yang Niel kirimkan. Tak sampai dua jam lamanya, Amelia Tirto benar-benar datang bersama bala-bala gengs wanita itu. Papa Niel, Oma, mertua dan Darmanto diboyong ikut serta meramaikan ruang perawatan Zeusyu. Satu per satu dari mereka berjalan memasuki ruangan. “Mah,” panggil Niel ingin mengadu. Kaki-Kakinya melangkah, mendekati sang mama, dan…. Buagh!! Niel meringis ketika sebuah hantaman mengenai kepalanya. Tas mahal sang mama mampir tanpa permisi, sehingga ia tak sempat memasang kuda-kuda untuk menghindar. Padahal ia sudah melihat wanita itu mengayunkan tangannya. Responnya rupanya kalah cepat oleh gerakan ibu-ibu jaman now. “Kamu apain mantu kesayangan Mama?! Nggak ada sehari kamu ajak keluar, dia udah masuk rumah sakit!! Gimana kalau seminggu?!” “Masuk liang lahat yang ada!!” Buagh! Buagh! Buagh!! “Mah, sakit Mah! Dengerin penjelasan Niel dulu!!” “Haisyaaah!! D

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status