Waktu bikin ini cerita Qey baca bismillah nggak ya? Bisa-bisanya Qey bikin karakter minta disambit pake bom gini.
โGue belom minum obat. Panggilin Zeu.โ Pinta Niel, tak lama usai dirinya melihat Raksa menggandeng Zeusyu keluar dari kamar yang ditempatinya. Ada gemuruh yang tak bisa dirinya jelaskan hingga tak ingin membiarkan keponakannya memiliki waktu bersama Zeusyu.โGue pang..โโMana obatnya? Aku aja ya yang bantuin. Kan ada aku, eung?!โ Tawar Meyselin, memotong Jeno yang hendak memanggilkan Zeusyu untuk sahabatnya.Jeno melirik ketiga teman-temannya yang lain. Sepertinya ada ketidakrelaan dari Meyselin, sehingga gadis itu menyodorkan dirinya. Perilaku aneh ini membuat Jeno teringat pada penolakan Meyselin saat mereka mengajak kekasih sahabatnya itu untuk datang menjenguk.Meyselin sempat menyatakan rasa tak enak hatinya kepada Zeusyu, tapi apa yang dilihatnya sekarang berbanding terbalik dengan ucapan gadis itu di indekosnya. Meyselin kini justru terlihat seolah ingin menguasai Niel untuk dirinya seorang. Rasa cemburu sepertinya mulai tumbuh dihatinya mengetahui sang kekasih hati bergantung
โZikruy?โ tanya Alvian sembari menerima es teh gratisan dari kafe Jeno. Di antara teman-teman Niel lainnya, memang hanya Alvian saja yang memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi. Dia tidak aji mumpung meski sudah ditawari ini-itu. Berbeda sekali dengan Rega. Hampir semua menu sudah dicoba lidahnya tanpa merogoh satupun rupiah dari dalam dompetnya.โOn the way sambil ngata-ngatain kita,โ papar Rega keluar dari bilik dapur sembari membawa salmon mentai ditangannya.โKenapa tadi nggak kita suruh naik ojol aja sih? Kasihan egok si Zikri. Bolak-Balik jadinya dia demi rapat rahasia kita.โโSungkan sama lakinya, Nyet!โApa yang Jeno katakan tidak salah. Selama ini mereka memang menaruh sungkan pada Niel jika berurusan dengan Meyselin. Mereka jelas menghargai pilihan sahabatnya meski jika menyangkut soal selera, Zeusyu tetap menjadi gadis idaman mereka semua.โNgemeng-Ngemeng, usul siapa Njing yang bikin kita bawa Meyse?โ Sentak Rega penuh emosi. โAsli bikin hareudang aja! Dewinya Bumi Pen
โGusti Pangeran Urang. Niel! Apa yang kamu lakuin ke calon mantu orang?!โ Berang Amel melihat tindakan mesum putranya. Ia sengaja menekankan kalimat jika Zeusyu sudah tak lagi memiliki hubungan istimewa dengan keluarga kecil mereka.Niel kontan melepaskan tautan bibirnya. Ia membiarkan Zeusyu bangkit lalu memasang tampang tak berdosa. Anak itu sangat yakin jika dibalik punggungnya, sang mama pasti seperti sedang kebakaran jenggot.Berbeda dengan Niel yang bersikap biasa-biasa saja, keponakannya justru berpamit untuk undur diri. Ia tak lagi sanggup melihat gadis yang dirinya sukai berada disekitar pamannya. โOma, Raksa ke atas dulu.โ โAca, maafin Om kamu ya. Kamu boleh kutuk dia,โ Amel meringis. Ia tahu jika cucunya tengah mengalami momen patah hati terhebat. Laki-Laki mana coba yang akan menerima cem-ceman-nya dicium oleh pemuda lain. Apalagi pemuda itu merupakan pamannya sendiri. Setelah kepergian sang cucu, Amelia melangkahkan kakinya memasuki kamar Niel. Wanita itu memukul temp
Niel membuka mata. Ia terjaga dari lelap yang sempat dapat ia rasakan. Sudah lama sekak dirinya terbangun usai operasi, ia hampir tak pernah mendapatkan ketenangan dalam tidurnya. Ia pasti selalu terbangun. Persis seperti malam ini. Pada ketidaksadaran tidurnya, seorang wanita datang menghampiri dirinya. Wanita itu mengungkapkan kekecewaannya. Dia selalu menagih kapan tepatnya ia akan membahagiakan Zeusyu. Entah siapa dia, Niel tak mengenalnya. Dia selalu meneteskan air mata ketika menemuinya."Ck! Punya hubungan apa lo sama dia? Kenapa dia selalu gangguin gue?!" Ucap Niel pelan sembari menatap Zeusyu yang terlelap di sampingnya. Seperti Zeusyu, ia juga ingin beristirahat dengan tenang. Namun apa yang Niel pikirkan nyatanya tak sesuai dengan apa yang baru saja dirinya lihat. Dalam beberapa detik, Zeusyu menggeliat. Gadis itu merintih dalam tidurnya. Memanggil-Manggil namanya berulang kali sembari mengatakan kata-kata yang membuat dirinya terhenyak hebat."Niel jangan! Aku nggak mau!
โSarah, sini, Sar,โ sambut Amel ketika melihat Sarah datang dengan paper bag ditangannya. Pagi sekali wanita itu berkunjung. Meski rumah mereka hanya beberapa jengkal, Amel sangat senang dengan kehadiran sang asisten di rumahnya.โBawain seragam Zeu, ya?โ tanya Amel, menebak apa yang Sarah bawa.โIya Bu. Takut Zeu telat.โโPada sarapan di sini aja ya? Sini-Sini biar aku yang kasih. Mereka kayaknya masih pada tidur, Sar. Sur!โ Kali ini Amel memanggil ART andalannya, โtolong kamu panggilin Pak Alex ya di depan. Bilangin kita sarapan bareng-bareng aja gitu.โโSiap, Nyah!โ Surti paling menyukai momen kebersamaan antara majikan dengan calon besannya. Kedua wanita cantik yang usianya hampir berdekatan itu, terlihat sangat cocok jika bersama.โIbu lagi bikinin sarapan buat anak kamu di dapur. Susul aja gih. Saya ke kamar anak-anak dulu,โ pamit Amel usai memberitahukan keberadaan ibu mertuanya. Sejak membuka mata, wanita paruh baya itu lah yang paling sibuk sendiri. Mengetahui cucu perempuann
โNyet! Lo ngapain, Anjing?โ Zikri memandang aneh Rega. Pemuda yang baru tiba di sekolahnya itu menyerngit, melihat tingkah aneh sang sahabat. โNgapain lo jinjit-jinjit nggak jelas gini?!โ tanya-nya sekali lagi.โBangsat, Zik!! Si Bos beneran masuk sekolah!โโHah? Masa?!โ Tak yakin dengan apa yang diucapkan oleh Rega, Zikri mengikuti tingkah anak itu. Ia berjinjit sembari ngintip ruang kelasnya dari kaca jendela. โIh iya, Njir! Kok dia ada di sini? Kan masih sakit dia.โPanas dingin menyergap diri Rega. Ia pikir Niel tak serius dengan ancamannya semalam. Tapi apa yang matanya lihat detik ini membuat Rega ingin bolos sekolah saja.โAyo kita sambut Bos biar dia nambah semangat!โ Zikri menarik kerah Rega. Anak itu tidak tahu jika Rega sebenarnya ingin menghindari bos mereka. โZik! Zik! Bangsat lepasin gue!!โ Rontanya semakin ketakutan saat melewati pintu kelas. โZikruy Anjing! Gorilla! Babi Ngepet!!!!โ Semua margasatwa yang dikenalnya disebutkan kecuali binatang terakhir yang merupakan
โZeu mana?โ โPerpus. Balikin buku dulu katanya,โ ujar Raksa, memberitahu sang paman.Bel tanda pulang sekolah baru berbunyi lima menit lalu dan sekarang Niel sudah menghadang layaknya preman sekolah yang melakukan pelabrakan pada anak kelas lain. Kedatangan tiba-tiba itu sempat membuat Raksa terlonjak hingga mengambil langkah mundur sebab kursi roda sang paman yang berada tepat ditengah-tengah pintu kelasnya.โGimana hasilnya? Nenek lo yang rempong itu balesin apa?โ todong Niel, tanpa basa-basi. Selain berniat menjemput Zeusyu, Niel juga ingin menanyakan hasil kerja Raksa.Ia memberikan mandat penting agar dilakukan oleh keponakannya itu. Ditengah ketidakberdayaannya mengoperasikan alat komunikasi dengan satu tangan, ia meminta Raksa untuk menghubungi mamanya terkait pemotretan Zeusyu bersama si begundal Caesar.โNggak bisa katanya.โโWhat the hell! Kenapa nggak bisa? Lo ada bilang kan, kalau gue yang nyuruh ganti model? Lagian masih banyak model cowok yang kerjasama sama kita. Ngapai
Niel tampaknya harus menggelar syukuran. Rencananya dalam membatalkan pemotretan Zeusyu siang ini berhasil meski tanpa disengaja. Mengetahui dirinya pingsan, sang mama kontan menggantikan Zeusyu dengan model lain. Benar-Benar diluar ekspektasi. Mungkinkah ini yang dinamakan keberuntungan setelah datangnya musibah?! Sepertinya benar demikian. Kemalangannya tadi berbuah menjadi sesuatu yang apik. Tapi bukan Niel namanya jika tak marah atas apa yang menimpa dirinya walau berhasil menggagalkan pertemuan Zeusyu dengan Gamalael. โKalau gue nggak dalam keadaan begini, gue pastiin batang leher lo misah sama kepala!โ Rega kembali menangkupkan kedua tangan di depan dada. โSorry, Bos. Gue beneran lupa kalau lo takut sama kecoa!โ Pintanya lagi. Ia mengenal Niel. Pentolan grupnya itu merupakan sosok yang pendendam. Jadi daripada mobilnya dibakar ditengah jalan oleh orang suruhan Pak Ketua, ia harus sesegera mungkin membuka pintu maaf Niel. โNonsense! Lo emang niat, Sat!โ โIya! Iya! Bagian itu
Xavier merasakan pergerakan dari tubuh yang semalaman dirinya dekap. Perlahan, ia pun membuka matanya.Jantungnya berdegup tatkala netranya bertemu dengan sepasang bola mata indah, yang kini juga tengah menatapnya.โMorning, Queen..โ sapa Xavier. Senyum hangat terbit dari bibirnya.โMorning, Abang.โโMay I kiss you? Ciuman selamat pagi.โAurelia menutup mulutnya, cepat-cepat. โBau jigong, Abang. Aurel baru melek, belum sikat gigi.โ Ucap gadis itu dibalik bekapan tangannya. Ia malu meski ingin kembali merasakan ciuman Xavier.Bagaimana jika nanti suaminya pingsan?โ pikir Aurelia.โAbang suka semua bagian dalam diri kamu, karena Abang cinta kamu, bau jigong kamu pasti wangi.โEh?Begitu ya, kalau cinta seseorang?! Bau jigong jadi wangi kalau cinta sama orangnya?!Dalam otak kecil Aurelia, gadis itu tengah berpikir sangat keras.โBoleh ya?โ tanya Xavier, kembali meminta persetujuan. Padahal bisa saja jika dirinya langsung menyosor. Namun Xavier tidak akan melakukannya. Ia membutuhkan ker
โHiks, Abang sakit! Kak Viera bilang, sakitnya cuman sedikit, ini kok banyak, huhuhuhu!โโSakit banget ya?โ tanya Xavier. Ia jadi tidak tega melanjutkan malam pertama yang tertunda. Namun untuk menarik milik-nya yang sedikit bersarang pun, ia juga tak rela.Sangat, sangat tidak relah bahkan.โQueen, kamu masih bisa tahan sakitnya kan? Sedikit aja. Katanya kalau udah masuk, sakitnya bakalan ilang.โโSakit banget. Aurel kayak lagi ditusuk pisau.โBagaimana ini?! Xavier dilema. Istrinya menangis.Apakah sesakit itu rasanya? Kok perasaan dirinya enak-enak saja.โYa udah, kita nggak usah lanjutin,โ putus Xavier. Apalah artinya keenakan sendiri jika gadis yang dirinya cintai kesakitan. Xavier tak ingin egois. Mungkin ia harus mencari tahu bagaimana cara bercinta tanpa menyakiti pasangannya.โNo! Jangan!โ Tangan Aurelia memeluk Xavier. โNggak boleh, harus lanjut! Kata Kak Viera harus berhasil malam ini.โ Gadis itu tak mengizinkan lelaki di atasnya beranjak.โTapinya kamu kesakitan, Queen. Ab
โAbang!โXavier kontan memutar kepalanya saat pintu ruangan yang dirinya gunakan untuk merokok, terbuka dengan menampilkan sosok sang adik.โBau asep, Dek! Nanti kamu pengen ngerokok, Abang yang dimarahin Mama!โ Seloroh Xavier. Adiknya beberapa waktu lalu ketahuan masih merokok. Hal tersebut tentu membuat mama mereka marah sekaligus bersedih.Sialnya, ia sebagai kakak ikut terkena imbas. Berkat dirinya yang selalu memanjakan Viera, ia dinilai tak dapat menjaga Princess mereka. Padahal jelas-jelas di keluarga mereka bukan hanya dirinya yang merokok.โAman.. Adek udah nggak pengen ngerokok kok, Abang. Adek udah insaf!โ Cengir Viera sembari menunjukkan deretan giginya. โAdek kan sekarang pakenya pot, jadi nggak bakalan ketauan Mama, hehehe!โHah!Anak muda jaman now!Larangan adalah bentuk perizinan tak tertulis bagi mereka. Contohnya seperti saat sang papa melarang Viera mengejar-ngejar cinta Om Rega, bukannya mematuhi larangan itu, Viera justru semakin getol memperlihatkan ketertarikan
โJadi Adek harus ngajarin Aurel buat jadi nakutin?โXavier menganggukkan kepalanya. Hanya adiknya yang sesama wanita-lah, yang mampu diandalkan dalam perubahan sang istri. Mereka dekat bahkan sudah seperti kakak dan adik.โPolosnya Aurel jadi boomerang, Dek. Kalau itu ke Abang sama Om Jeno, nggak masalah. Masalahnya dia sampe nggak sadar dimanfaatin sama Mokondo!โXaviera tahu betapa khawatirnya sang kakak. Aurelia memang terlalu baik dalam dunia sosial. Sejujurnya, kepolosan anak itu mendekati bodoh. Ia hanya tidak berani saja mengungkapkan kebenaran itu didepan pria yang sangat mencintai Aurelia. Bisa-bisa kepalanya akan hilang. Meski berstatuskan adik kandung, cinta kakaknya pada Aurelia tidak terhingga luasnya. Seluruh lautan di bumi saja mungkin kalah.โKalau nanti Aurel jadi kayak Adek, Abang marah nggak?โ tanya Xaviera, memastikan jika perbantuannya tak akan menimbulkan masalah untuk dirinya sendiri.โAbang kayaknya malah ngerasa tertantang deh.โ Kekeh Xavier.Siapa di dunia in
โSelamat pagi Abang..โXavier mengerjapkan matanya. Mungkin kah saat ini dirinya masih berada di dalam mimpi, hingga dapat melihat wajah cantik Aurelia menyambut kali pertama dirinya memulai hari.โAbang, morning..โBukan mimpi. Keberadaan Aurelia di kamar yang dirinya huni nyata. Eksistensinya bahkan dapat dirinya raba.Senyum pun mengembang dari wajah khas babgyntudur Xavier. โPagi Queen-nya, Abang,โ lembut ia membalas ucapan selamat pagi yang telah 2X istri kecilnya lontarkan. Jari-jarinya tak bosan membelai pipi tembam Aurelia.โCantiknya,โ gumam Xavier, pelan. Meski tak memakai riasan, Aurelia terlihat begitu cantik, terlebih ketika dilihat pada pagi hari.Bini bocil gue emang nggak ada duanya.โAbang bangun ya, terus mandi, gosok gigi yang bersih. Papi sama Mami udah nunggu di bawah buat sarapan.โXavier tidak lupa tempat dimana dirinya menginap semalam. Ia berada di rumah orang tua istri kecilnya. Ia tidak menyangka jika orang yang membangunkan dirinya adalah sang istri sendiri.
โNggak mau! Aurel mau disini aja, nggak mau pulang ke rumah Abang, huhuhu!โSetelah pesta pernikahan yang hanya didatangi oleh segelintir orang, momen inilah yang sejak beberapa hari lalu diangkat menjadi topik utama pertemuan keluarga.Jeno selaku papi sudah menduganya. Aurelia yang belum matang dari segi usia, tak akan mungkin bisa menerima perubahan dengan cepat.Sejauh ini, gadis itu bahkan masih mengira jika pesta yang dibuat hanyalah perayaan biasa.โSayang, Aurel, Cantiknya Papi.โBerat! Jeno sendiri tak rela melepas putri kesayangannya. Hanya saja, ia tak mempunyai pilihan lain untuk melindungi putrinya yang polos. Toh, cepat atau lambat, ia memang harus menikahkan Aurelia dengan Xavier.โDengerin Papi ya, Cantik.โ Jeno membelai wajah putrinya. Rasanya air mata yang sudah susah payah ia hentikan kembali ingin mengalir turun.Aurelia menutup kedua lubang telinganya. Kepalanya terus bergerak, menolak untuk diajak berbicara.โOm, nggak usah dipaksa. Aurel kayaknya emang belom sia
โNggak bisa!โ Pekik Xavier. Ia tidak bisa membiarkan kekasihnya yang baik hati dimanfaatkan oleh lelaki lain. Jika dibiarkan terus berlanjut, kerugian pasti tak hanya menyasar pada segi materi semata.Anak bernama Aidan itu sudah sangat keterlaluan. Dia pandai memanipulasi keadaan dan mengubah penampilannya hingga berhasil menarik simpati Aurelia. Seorang pria akan mengenal sesamanya. Walau pun ia bukan kategori buaya darat, tapi instingnya berjalan dengan semestinya.โBeraninya tuh anjing macem-macemin cewek yang bertahun-tahun gue jaga!โSebagai laki-laki yang mengenal Aurelia, bahkan mengerti seluruh bentuk kekurangannya, tak sekali pun dirinya pernah memanfaatkan keadaan tersebut.โSekarang malah cowok bangsat laen! Damn!โ Umpat Xavier, tak mampu menahan ledakan amarahnya.Tok! Tok! Tok!โAbang, Adek masuk ya..โPintu kamar pun terbuka dari luar, membuat Xavier mengalihkan tatapannya pada si pembuka.โAbang, dibawah ada Om Jeno. Katanya mau ketemu Abang.โโOm Jeno?โ batin Xavier. L
โPacar apaan? Pacar kamu cuman Abang ya, Rel!โโIya, Abang pacar Aurel. Aurel juga udah bilang kok ke Idan. Kata Idan, dia nggak apa-apa. Jadi Aurel punya 2 pacar. Keren kan?โโKeren Gundulmu!โ Umpat Xavier, dalam hati. Ia tak tega jika harus mengucapkan kata-kata kasar secara langsung dihadapan Aurelia.โAbang, kenalin. Saya Aidan. Pacar ke-2-nya Aurel. Mohon kerjasamanya, Abang.โ Aidan mengulurkan tangan, yang secepat kilat ditepis oleh Xavier.โAbang kok gitu? Kan lagi diajakin Idan kenalan. Nggak boleh nakal, Abang. Ayo kenalannya yang bener. Kan sama-sama pacarnya Aurel.โYa Tuhan! Jika bukan karena terlanjur cinta mati, mungkin Aurelia sudah Xavier mutilasi menjadi ratusan bagian. Mudahnya dia membuka rahang tanpa memperdulikan perasaan Xavier.Menjadi polos tentu saja bolehโ Xavier tidak masalah untuk satu hal itu. Hanya saja kepolosan kali ini sungguh berada di luar batas yang sanggup Xavier toleransi.โGila! Gue diselingkuhin secara terang-terangan! Mana dikenalin ke selingkuh
Seperti sebuah meteor yang jatuh ke bumi, waktu bergerak begitu cepat. Detik demi detik Xavier hadapi dengan kepayahan. Ia berulang kali hampir gagal, tapi bayangan pada akhir perjuangannya kerap kali datang untuk menyemangati dirinya.Saat ini, Xavier bukan lagi remaja tanggung yang setiap harinya memikirkan cara agar bisa berduaan dengan Aurelia. Ia sudah tumbuh dan berkembang, sesuai permintaan sang calon ayah mertua.Gelar sebagai mahasiswa pun telah Xavier tinggalkan berbulan-bulan lamanya. Hari-harinya kini dipenuhi dengan serangkaian tugas kecil yang papanya berikan, demi untuk memajukan perusahaan keluarga mereka.Meski begitu, tahta bucin belum juga Xavier tinggalkan kursinya. Ia masih tetap menggilai Aurelia sama besarnya seperti dahulu kala. Memprioritaskan si kecil diatas segala-galanya.โOm nggak nyangka kamu ada dititik ini..โXavier mengulas senyumnya, menunjukkan keramahan terhadap pria yang sebentar lagi benar-benar akan menjadi ayah mertuanya.Jangankan pria itu, ia s