"Benarkah?" balas Lily yang tidak yakin dengan perkataan James Holland. "Apa wajah aku terlihat berbohong padamu?" James Holland mendekatkan wajahnya ke arah Lily. "Kok, aku kurang yakin kalau kau bisa belanja di tempat seperti itu?" sambung Lily lagi. "Tentu bisa?" sahut James Holland sambil tersenyum renyah. James Holland tidak berani bilang sejujurnya ke Lily karena takut ditolak oleh Lily, jadi mencari alasan untuk berbohong saja. Melihat perilaku James Holland kepada Lily, entah mengapa Chris merasa menjadi pria terburuk dalam sejarah manusia. Karena untuk menyenangkan hati wanita saja, ia tidak pernah melakukannya apalagi memberi kejutan seperti yang dilakukan James Holland pada Lily. Saat Chris berdiri, seluruh ruangan menjadi gelap karena pemadaman lampu secara tiba-tiba. James Holland tahu jika Lily tidak suka gelap dan ia pun menutup mata Lily dengan jas di kepala Lily, lalu membawa Lily pergi tanpa menunggu lampu dihidupkan. Tidak sampai 3 menit, lampu kembali h
Mau tidak mau Chris mengambil berapa dokumen untuk diselesaikan daripada mengabaikannya sehingga menumpuk lebih tinggi lagi. Sejam kemudian, dokumen yang belum diselesaikan masih banyak dibandingkan yang sudah selesai. Emosi Chris langsung kembali membara bagaikan lautan api sambil mengumpat tak jelas di dalam kantor. Tidak lupa melampiaskan emosinya kepada barang yang bernasib na'as. *** Jam makan siang akhirnya tiba. Semua staff berhamburan ke arah kantin kantor. Seperti biasa, Lily akan datang terlambat untuk menghindari rebutan makanan dan tempat duduk. Karena para sikap staff yang kelaparan sungguh menakutkan untuk Lily. Seperti para napi yang merebut makanan enak di sel penjara. Chris berjalan ke arah ruangan Nelson Jong, lalu masuk tanpa permisi lagi. Ia meletakan sebagian dokumen yang sudah selesai di meja Nelson Jong dan menatap wajah Nelson Jong dengan tatapan super tajam. "Kenapa lagi?" tanya Nelson Jong santai. "Kau pasti sengaja melakukan ini," oceh Chris deng
"Aku kira kau akan mati," suara Nelson Jong mengaketkan Chris yang sedang bermalas-malasan. Chris langsung duduk dengan tegap untuk menjaga imej sebagai CEO yang berwibawa. Nelson Jong langsung duduk di depan Chris. Kedua mata berlensa coklat memandangi Chris dari rambut sampai ke arah pakaian. Chris mengerutkan dahinya. Ia meraaa tatapan mata Nelson Jong sungguh membuat dirinya tidak nyaman. "Ha... Ha.. ha... Ha ...." Nelson Jong tertawa ngakak sampai memegangi perutnya dan tidak henti-hentinya. Wajah Chris langsung memerah. Penderitaan dirinya telah ketahuan oleh Nelson Jong kini. "Tawa saja terus sampai puas," kata Chris memutar bola matanya kesal. "Chris, kau ini kenapa makin goblok belakangan ini? Apa yang menyebabkanmu jadi seperti ini, huh?" tanya Nelson Jong dengan wajah serius. "Tidak ada," Balas Chris dingin. Chris melanjutkan pekerjaannya kembali dan melihat isi dokumen, sedangkan Nelson Jong masih lanjut ketawa sampai terpingkal-pingkal akan kebodohan Chris yang
"Nel, kamu kenapa di sini?” tanya Lily bingung dan penasaran. "O, aku melihatmu ke arah sini, jadi aku ikuti saja. Siapa tahu mau melakukan hal aneh?" jawab Nelson Jong sangat jujur pada Lily dan tidak ada yang ditutupi. Kedua mata Lily terbelalak besar, ia pun mengaruk pipinya dengan jemari. "Aku mau turun ke bawah lewat tangga," balas Lily dengan wajah tersipu malu. Nelson Jong yang tidak bisa menahan tawa. Ia langsung tertawa ngakak sembari memeluk perutnya. "Di sanakan ada lift. Kenapa pakai tangga sih?" ucap Nelson Jong menujuk ke arah lift yang dekat dengan anak tangga darurat. Lily melihat arah tangan yang di tunjukan oleh Nelson Jong. "Kok aku baru sadar kalau di sana ada lift?" ucap Lily terheran karena selama beberapa tahun tidak menyadarinya. "Dibuat berapa bulan lalu. Ayo," ajak Nelson Jong. "Kok aku bisa sampai tidak sadar?" gumam Lily yang akhirnya mengikuti Nelson Jong dari belakang. Perasaan Chris yang awalny
Selesai menceloteh, Chris mulai mengamati keduanya lagi dengan muka cemberut. Sedangkan Lily sangat bahagia karena bisa makan banyak dan enak hari ini, tepatnya bisa menghemat uang untuk berapa hari kedepan. "Sepertinya kamu sudah sangat kenyang?" kata Nelson Jong yang menatapi wajah Lily yang terlihat kantuk. "Iya, sampai ngantuk karena efek kenyang h...... he.... he ...." tawa Lily dengan wajah polosnya tanpa di buat-buat. Lily tertawa dengan polos tanpa menyadari jika reaksinya menyulut emosi Chris yang sudah mirip gunung meletus dan bisa meratakan semuanya dengan sekali letusan super power. Saat Nelson Jong ingin berbicara, sebuah bunyi ponsel menghalangi kesempatan Nelson Jong untuk mengeluarkan pendapat. Lily yang penasaran dengan siapa yang menghubungi dirinya. Ia segera melihat isi pesan di ponselnya yang ternyata merupakan pesan dari James Holland yang bertanya ada di mana sekarang. Lily semakin tersenyum dan mengetik lokasinya berada. Belum semenit, James Holland sudah
"Wanita sialan ini, sudah berani banyak alasan sekarang ini?” oceh Chris yang tidak terima alasan Lily menolaknya kali ini. Lily merasakan perasaan sakit pada perut terasa membaik. Tetapi Lily merasa bocor semakin banyak. Di tambah terasa tidak nyaman sama sekali di bagian bawah yang semakin basah. Sehingga, Lily memutuskan untuk mengganti pembalut yang baru. Melihat di laci lemari persedian pembalut sudah habis, wajah Lily langsung cemberut. "Jika bukan karena peraturan Chris, si penjahat tubuh wanita . Aku tidak akan lupa beli pembalut," keluh kesah Lily kesal yang menyalahkan Chris saat ini. Terpaksa Lily keluar dari apertemen dengan hati mengerutu, kemudian berjalanalan menuju ke toko serba 24 jam. Melihat ada perbaikan jalan dan akses kesana di tutup, mau tidak mau Lily terpaksa memilih jalan memutar ke arah lain. "Ieeehhh... Kenapa pakai acara penutupan jalan segala," ngeluh Lily yang terpaksa memutar jalan lagi dengan hati mengerutu sepanjang perjalanan ke toko serba 24
Mobil yang di kendarain oleh Chris masuk ke garasi rumah sakit. Chris menggendong Lily keluar dari mobil dengan wajah panik, kemudian berlari masuk ke dalam gedung rumah sakit. Kepanikkan Chris membuat beberapa medis yang berjaga di depan pintu unit gawat darurat ikut panik akibat sikap Chris yang bar-bar di sertai teriakkan keras. Melihat darah yang banyak, pihak medis mengira Lily keguguran dan segera melarikan Lily ke arah lain. Chris mengikuti dari belakang dan melihat Lily dimasukkan ke ruang operasi. Dengan hati gelisah, Chris berjalan mondar mandir di depan pintu. Dokter wanita yang mengobati Lily beberapa hari lalu berjalan melihat Chris dengan tatapan heran. "Apa aku pernah bertemu pria ini sebelumnya? Sepertinya tak asing," kata dokter wanita dengan suara pelan. Sikap Chris yang merubah suasana menjadi tegang membuat dokter wanita memperbaiki posisi kacamata di matanya. Ia berjalan memasuki dalam ruangan. Perawat dan dokter wanita saling berbisik-bisik. Lily sangat mal
"Si penjahat tubuh wanita tak mungkin macam-macam lagi kan?” ucap Lily dengan pertanyaan di dalam hatinya. Lily berbicara sambil memakai baju bawahan dan memakai baju atasan dengan santainya. Chris yang sudah masuk kedalam kamar hanya menyandarkan tubuh di dekat pintu. Ia menatapi setiap gerak-gerik Lily yang menarik perhatiannya. Sadar ada yang menatapinya, Lily melihat ke arah pintu kamar dan ia menatapi Chris sedang bersandar di tiang pintu kamar. Muka Lily langsung merah padam, bukan karena ketampanan Chris melainkan pikiran di dalam hati Lily. "Jangan katakan si penjahat tubuh wanita sudah lihat dari awal sampai akhir," Lily memaki Chris dalam hati yang tanpa etika dan sopan santun. "Kenapa? Sudah mulai berpikir yang tidak-tidak, huh?" tebak Chris dengan nada sinisnya kepada Lily yang menatapi dengan tatapan sinis. "Kau," seru Lily dengan suara penuh kekesalan. "Sorry saja. Aku sudah tak bernafsu lagi," oceh Chris mengelak dan masih menyandarkan badan di pintu dengan gaya
“Mana Hpmu?” tanya Chris setelah diam sejenak.Nelson Jong mengerutkan kening akan permintaan Chris.“Mana ponselmu,” seru Chris yang menaikkan volume suara.Nelson Jong meraih ponsel di balik jas hitam yang membalut tubuh rampingnya dan menyerahkan cepat pada Chris. sebelum ia mengalami kesialan seperti nasib barang yang hancur berserakan di lantai.Secepat kilat, Chris langsung membuka aplikasi instagram dan setelah mendapatkan apa yang ia cari dan menyulut emosinya kembali. Chris langsung memperlihatkan pada Nelson Jong.“Tuh, lihat?” ucap Chris sambil menyodorkan ponsel tersebut kepada Nelson Jong yang menatap dengan binggung.Nelson Jong meraih ponsel di tangan Chris. Ia memperhatikan layar ponsel dengan raut wajah penuh penasaran tinggi. Perlahan tapi pasti, wajah penasaran Nelson Jong berubah melotot ketika mengenali wajah orang yang ada di layar tersebut.“Ini Lily?” ucap Nelson Jong dengan suara kuat dari biasanya.“Menurutmu?” jawab Chris dengan nada kesal dan geram.“Benar-
Banjir mulai sulut di saat malam hari. Chris menghela nafas super panjang tidak lupa dengan kata-kata umpatan yang di lontarkan dari bibirnya.Lelah mengumpat, Chris memiluh untuk mengemudikan mobil kembali ke apertemen mewah dengan badan loyo dan lesu. Niat beli hp pupus bersama harapan barusan.Chris yang sudah telanjur malas untuk pergi jauh, ia memutuskan pulang dan memutuskan besok baru beli ponsel pada keesokan pagi.***Pagi hari dengan pakaian super mahal dan hp keluaran terbaru. Chris berjalan masuk ke dalam kanto dengan perasaan bahagia. Ia akan meneror Lily untuk secepatmya kembali ke Seoul. Hp baru di buka dan memasukkan nomor Lily dan Kirana. Setelah sekian lama menghubungi Lily, dahi Chris berkerut banyak. Ia semakin naik darah. Begitu juga menghubungi Kirana yang hasilnya juga sama. Tidak ada respon sama sekali.“Berani sekali menolak panggilan pria tampan seperti ku,” seru Chris kembali mengila, kemudian kembali meneror nomor Lily maupun Kirana. Setelah sekian lama ter
Tetiba, Nelson Jong melonggo dan ia semakin terkejut dengan perkataan James Holland soal koleksi yang membuatnya hampir mati di tempat. James Holland tidak menyangkah, James Holland sangat mesum dari Chris.Keringat membasahi dahi Nelson Jong dan James Holland terkekeh. Ia tidak menyangkah, Nelson jong juga tipe pria yang polos. Bahkan di kerjain sedikit saja sudah seperti itu. padahal dirinya tidak menyimpan video begituan di manapun. bukannya tidak tertarik, karena James Holland merasa privasi akan terancam jika simpan seperti itu dan para penjahat akan mudah mendapatkan info tentang keberadaan maupun kelemahan yang di miliki.“Sudah malam, ayo pulang!” ucap James Holland lembut dan melirik jam tangan di pergelangan kiri.Jika para pria memakai jam tangan di pergelangan tangan kanan. Berbeda dengan James Holland yang memakai pergelangan kiri. Ia memakainya di kiri demi mengenang Alexanlian yang merupakan wanita cinta pertama.Nelson Jong langsung berdiri dari tempat duduk, kemudian
“Jika tidak menganggu, maka aku terima dengan senang hati boleh ada yang mau aku bahas dengan dirimu juga,” balas Nelson Jong yang langsung duduk di samping James Holland.Sedangkan Kirana duduk di samping Lily. Lily sempat kaget dan melihat ke sampingnya dan mendapatkan keberadaab Kirana. sedangkan ke depan mendapatkan kebradaan Nelson Jong.“Eh.. kalian berdua?” tanya Lily mulai kepo. Terutama nanti ia akan mewancari Kirana Habis-habisan setelah selesai acara makan malam berakhir.“Kita lagi ada urusan di luar dan kebetulan ketemu,” jelas Kirana yang tidak di percayai oleh Lily.Pandangan mata Lily ke arah Nelson Jong dan James Holland yang sibuk berbicara satu sama lain. Dari arah pembicaraan keduanya, Lily dapat menebak apa yang di bicarakan keduanya. Jika bukan soal bahaya bahan kimia yang di gunakan untuk cosmetik.“Oh ya, Li. Tadi aku kembali ke dalam ruangan dan kamu sudah pergi, padahal aku telah membelikan minuman kesukaanmu yang tanpa bahan pengawet. Tapi-” ujar Kirana men
“Li.... kapan kau akan menikah?” tanya Chris yang masih saja dengan pembahasan soal nikah.Pertanyaan Chris membuat Lily semakin bingung dan juga berkerut kening,“Masih lama, aku masih mau bebas dulu. Anda ini sedang mengigau atau kerjain saya,” balas Lily yang langsung mendorong Chris menjauh darinya.“Tadi Nelson Jong datang dan mengatakan kau akan menikah dengan James Holland seminggu lagi,” ujar Chris dengan nada lirih dan air mata menetes lebih banyak dari sebelumnya.Kedua mata Lily terbelalak besar, Ia menganggap perkataan Chris sebagai lelucon yang tidak garing sama sekali.“Mustahil, tidak mungkin secepat itu!” teriak Lily yang langsung mendorong Chris sekuat tenaga.“Benarkah?” tanya Chris penasaran dan juga ingin mendapatkan jawaban yang menyakinkan untuk menghilangkan kegusaran di dalam hatinya.“Kenapa?” tanya Lily curiga dengan lirikan mata yang menunjukkan rasa tidak suka kepada Chris.“Aku hanya belum siap mencari karyawan peganti mu saja,” alasan Chris untuk menyemb
“Mustahil, kau jangan bermimpi sampai seperti itu!” teriak Chris yang tetiba mengila akan usul Nelson Jong yang di anggap tidak masuk akal sama sekali.Nelson Jong tertawa terbahak-bahak melihat sikap Chris yang emosional yang tidak bisa di ajak bercanda.“Jika masih punya waktu untuk emosi dan protes, lebih baik kau kerjakan semua dokumennya dan besok siang aku akan datang mengambilnya!” Ancam Nelson Jong dengan tatapan mata kejam.“Oh ya, kenapa kau menolak ketemu dengan Lily, kau tau berapa kali dia kesini untuk membantu aku mengantarkan berkas kerjaanmu?” tanya Nelson Jong yang penasaran akan tingkah Chris belakangan ini.“Itu karena aku malu jika ketahuan oleh Lily saat rudal ini tiba-tiba di periksa oleh dokter yang masuk ke dalam,” alasan Chris yang tidak ingin siapa pu mengetahui hubungan dirinya dengan Lily.“Oh.. kirain kau terangsang setiap kali melihat Lily,” tebak Nelson Jong secara spontan.Chris terdiam, karena apa yang di katakan oleh Nelosn Jong memang benar. Setiap k
“Hiks... Lily..” tangisan Chris pecah, ia sangat merindukan Lily.Bahkan Nelson Jong yang mengantikan semua kegiatan Chris. Sampai kewalahan untuk mengerjakan semua perkerjaan yang menumpuk dari hari demi hari.Dalam hati, Nelson Jong memaki-maki Chris yang nafsuan kuat hingga melantarkan dirinya dan memilih masuk rumah sakit dengan luka besar di badan rudal.“Benar-benar keterlaluan dirimu Chris,” gerutu Nelson Jong kesal setelah tidak tidur berhari-hari. Lily yang melihat Nelson Jong berceloteh hanya bisa membantu Nelson Jong menghela nafas panjang.“Aku selalu ke rumah sakit untuk mengantarkan berkas kerjaan dan selalu di tolak oleh CEO Chris,” ucap Lily dengan menyerahkan berapa tumpukkan dokumen kembali ke atas meja Nelson Jong. Saking tingginya tumpukkan dokumen tersebut, Lily harus berjijing kaki untuk menaruh di bagian teratas dan sosok Nelson Jong yang tampan juga sudah tertutup semua tumpukkan dokumen di atas meja. lebih tepatnya terhalang oleh semua tumpukkan dokumen supe
“Cih, wanita jalang. Sekarang mengoda wakil CEO Nelson Jong.” gerutu Nana kesal dengan mengigit kuku di jempol secara kuat.Kirana yang melihat hubungan Lily dengan Nelson Jong hanya bersikap biasa saja. Karena sudah tau apa yag terjadi antara Lily dan Chris. Sehingga ia tidak ingin banyak mencampuri urusan keduanya. Selain Nelson Jong yang masih membujuk Lily untuk masih bertahan di perusahan.Salah satu alasan Nelson Jong meminta Lily bertahan di kantor, karena tingkah Chris yang selalu menghilang dari perusahan dan ada hal lain yang ingin di ketahui oleh Nelson Jong.“Mengenai produk palsu yang di tiru perusahan SANGREI. Bagaimana menurutmu Li?” Nelson Jong sengaja mencari topik pembicaraan.“Sejak aku memantau berapa hari lalu, pembeli sudah jeli untuk membedakannya dengan produk perusahan kita dan apa anda yakin ingin melanjutkan kerjasama dengan mereka lagi? Mengingat kerugian yang mereka timbulkan secara finasial memang sudah banyak merugi. Tapi yang aku takutkan bukan masalah
“Aku harus pulang,” Ucap Lily yang sudah puas menyiksa Chris secara batin.“Jangan.. Aku mohon jangan pergi, Li!” pinta Chris dengan memohon sendu.Chris ingin Lily lebih lama di sampingnya. “Aku akan datang besok lagi,” rayu Lily dengan sengaja mencium bibir Chris.“Tapi?” ragu Chris.“Aku sudah kembali bekerja untukmu,” balas Lily tegas dan berjalan pergi dari hadapan Chris dengan belengak lengok.Chris menatap kepergian Lily dari hadapannya, kemudian memukul ranjang yang ia tepati sekuat tenaga.Chris sungguh tidak rela, Lily pergi dari hadapannya dan luka yang di alami oleh rudal Chris kembali terbuka. Hingga Chris menjerit kesakitan, ketika rudal tersebut sudah lemas tak berdaya dengan tergenang lautan merah.Di luar, Lily terkekeh renyah ketika mendengar suara jeritan Chris yang memilukan.“Sungguh menyenangkan,” batin Lily yang Bahagia. Karena tujuannya memang membuat Chris menginap lebih lama di rumah sakit dan tersiksa secara batin dan ia akan mencari laptop lama yang di sit