"Si penjahat tubuh wanita tak mungkin macam-macam lagi kan?” ucap Lily dengan pertanyaan di dalam hatinya. Lily berbicara sambil memakai baju bawahan dan memakai baju atasan dengan santainya. Chris yang sudah masuk kedalam kamar hanya menyandarkan tubuh di dekat pintu. Ia menatapi setiap gerak-gerik Lily yang menarik perhatiannya. Sadar ada yang menatapinya, Lily melihat ke arah pintu kamar dan ia menatapi Chris sedang bersandar di tiang pintu kamar. Muka Lily langsung merah padam, bukan karena ketampanan Chris melainkan pikiran di dalam hati Lily. "Jangan katakan si penjahat tubuh wanita sudah lihat dari awal sampai akhir," Lily memaki Chris dalam hati yang tanpa etika dan sopan santun. "Kenapa? Sudah mulai berpikir yang tidak-tidak, huh?" tebak Chris dengan nada sinisnya kepada Lily yang menatapi dengan tatapan sinis. "Kau," seru Lily dengan suara penuh kekesalan. "Sorry saja. Aku sudah tak bernafsu lagi," oceh Chris mengelak dan masih menyandarkan badan di pintu dengan gaya
. ‘Sreeettt’ Baju atasan Lily disobek dengan kuat. Beberapa kancing baju sampai lepas. Tak puas dengan menyobek baju atasan yang di kenakan oleh Lily. Chris mulai mengecup setiap inchi leher Lily dengan menurun. Menambahkan beberapa bekas kiss mark di bagian kedua buah kembar Lily yang besar yang selalu menantang untuk di jamah. Lily tidak berani bersuara merdu, selain merasakan sakit di setiap gigitan dan pijitan di salah satu buah kembarnya. Melihat Lily menutup mulutnya, Chris semakin brutal memainkan kedua buah kembar Lily di sertai dengan remasan kuat. Tak henti-henti menjilat, menghisap dan memijitnya, seakan-akan ingin menelan semuanya. "Akh sakit," Lily yang sudah tidak tahan mulai mengeluarkan suara dan mendorong kepala Chris agar menjauh dari kedua dadanya yang sedari di gigit oleh Chris. "Suara manis mu sungguh mengoda, aku ingin mendengarkannya lagi." Tanpa rasa belas kasihan, Chris mengikat kedua tangan Lily ke belakang dengan kemeja lenga
"Li, ke mana saja kamu beberapa hari ini? Apa yang kamu lakukan?” cercah James Holland dengan segala pertanyaan. Lily memasang wajah bodoh, Karena ia sedang mencari alasan menipu James Holland. Kedua mata James Holland melihat wajah Lily yang memar dan bibir yang masih bengkak. "Ini?" ucap James Holland dengan menajamkan kedua matanya ke arah luka di wajah dan bibir Lily. Lily mengedipkan kedua mata almondnya. "Aku ditabrak orang, lalu kena tampar karena katanya aku merusak mobilnya. Kemudian minta ganti rugi, Tapi aku tidak mau. Lalu mendapat tamparan lagi," dusta Lily dengan jemari menyentuh bekas memar di wajahnya yang tirus dan cekung. Expresi tenang pada wajah tampan James Holland langsung berubah. "Siapa orang itu? Katakan padaku. Aku akan membuat perhitungan dengannya sekarang ini,” sahut James Holland dengan nada marahnya. Lily tidak ingin James Holland kena masalah, Ia segera menarik lengan James Holland. "Tidak tahu, soalnya kejadianya malam hari dan orang
"Kenapa?" tanya Lily dengan wajah polos dan lugu. "Jika tidak, luka di wajah dan bibirmu akan lama sembuh," jawab James Holland jujur. "Ah, iya. Aku lupa he...he.. he..he...." tawa Lily dengan gaya seperti anak kecil. Lily menyentuh wajahnya dengan tangan. Ia masih merasakan sakit yang masih terasa di berapa bagian wajahnya. Tamparan dan kekerasan fisik yang dilakukan oleh Chris membuat Lily tertekan secara batin, tapi dirinya harus kuat demi mendapatkan uang yang banyak untuk membiayai biaya pengobatan ibunya yang membutuhkan biaya banyak. "Ayo dimakan, bukan dipandangi terus!" ucap James Holland yang tidak ingin Lily semakin sedih. “Eh iya,” balas Lily tersipu malu. Dengan telaten, James Holland meletakkan makanan di piring Lily. Lily tersenyum ceria kepada James Holland untuk menutupi apa yang ia alami sebagai status sebagai wanita simpanan Christoper Vollente. "Semua ini demi uang, Jika bukan karena uang. Aku tidak sudih menjadi wanita simpananmu,"
"Ini hanya operasi kecil, Tidak perlu di takutkan. Semuanya akan baik-baik saja, Asal kamu mendengarkan apa yang aku katakan. Istirahat yang cukup dan jaga pola makan maka semuanya akan baik-baik," jelas James Holland yang masih menghibur Lily. "Iya," balas Lily dengan suara lemah. Setelah memastikan keandaan Lily sudah tenang, James Holland mengantar Lily pulang ke apertement kumuh yang merupakan apertemen yang selama ini di huni oleh Lily. "Terima kasih," pamit Lily yang hendak keluar dari dalam mobil James Holland. “Tidur awal,” nasehat James Holland kepada Lily, Tidak lupa memperlihatkan senyuman lembut. “Iya,” balas Lily yang keluar dari dalam mobil James Holland. Mata James Holland masih menatapi Lily dengan yang berjalan menjauh dengan tatapan rumit. Lily berjalan lelah memasuki apertemen kumuh yang ia tinggalkan berapa hari ini. Melihat banyak debu, Lily hanya sanggup membersihkan setengah saja dan memilih tidur karena besok dirinya harus kerja kembali seperti biasanya.
"Sial," umpat Chris yang kini semakin galau di dalam hati. "Aku tidak boleh membiarkan Lily pergi," seru Chris yang berjalan cepat untuk mengejar langkah kaki Lily. Pintutu yang di anggap menghalangi, Langsung di tendang kuat oleh salah satu kaki Chris. Bruukkk Bunyi pintu terbuka secara kasar oleh kuatnya tendangan kaki Chris yang sudah emosi tinggi. "Lily..." pekik Chris yang berlari untuk menyusul Lily, tapi keberadaan Lily sudah menghilang dari perusahaan. Akhirnya, Chris kembali dengan tangan kosong ke apertement. Ia melempar jasnya ke sofa serta membanting semua yang ada di apertement dan menemukan ponsel Lily yang masih edisi kuno tergeletak di salah satu sudut sofa. "Wanita itu?" gumam Chris pelan dengan kedua mata menatapi ponsel jadul tersebut. Chris mulai sadar. Beberapa hari ini mengapa dirinya susah menghubungi ponsel Lily. "Masa beli ponsel juga tidak sanggup," cibir Chris tak percaya dengan kenyataan tapi kedua mata masih menatap ponsel Lily yang jadul. Perasa
"Perasaan tentang Lily, dia sudah berubah banyak. Selain cantik dan tubuh bagus, tapi terasa tidak ada kehidupan pada tubuhnya. Seolah semuanya akan lenyap sebentar lagi, seperti yang pernah terjadi pada ibu dulu. Aku harap itu hanya perasaan aku saja," canda Nelson Jong yang sempat tertawa di atas penderitaan Chris yang kini sekujur tubuh sudah dingin seperti es. Perkataan Nelson Jong membuat hati Chris semakin ketakutan. Mengingat apa yang diperlihatkan Lily padanya semalam. Chris masih ingat tubuh Lily terdapat banyak luka dan semalam menerima sebuah tamparan kuat darinya. "Menurutku biasa saja dan tidak aneh," elak Chris yang berusaha untuk terlihat tenang dan tidak mencurigakan di mata Nelson Jong yang ahli menebak sesuatu. Nelson Jong menatap perubahan di wajah Chris yang kelihatan cemas dan ketakutan. "Semoga saja, Biasanya wanita yang akan pergi selamanya mempunyai aura seperti itu. seperti ibu aku waktu itu juga mempunyai aura seperti itu, lalu penyesalan selalu datang
James Holland menatapi makanan yang masih banyak di atas meja dengan tatapan ngeri. Ia juga tidak mampu menghabiskan semua makanan seorang diri. Mau tidak mau, James Holland meminta pelayan untuk membungkuskan semua makanan di atas meja. Kemudian di kasih ke para gelandangan di jalan, daripada di buang secara sia-sia. Apa yang di lakukan oleh James Holland di luar sana. Sudah di lihat oleh Lily di dalam mobil. Lily tahu James Holland selalu berhati mulia untuk menolong orang yang selalu kesusahan. "Aku iri dengan sikapmu yang bebas," gumam Lily yang merasa tertekan secara mental akan kehidupannya yang selalu pahit dan penuh penderitaan. Lily masih melamun tanpa menyadari James Holland sudah selesai membagikan makanan kepada gelandangan dan kini masuk ke dalam mobil. "Maaf lama," ucap James Holland yang duduk di kursi pengemudi dengan keringat bercucuran di dahinya. Lily tersenyum lembut menatapi James Holland untuk menutupi apa yang ia lamunkan tadi.
“Mana Hpmu?” tanya Chris setelah diam sejenak.Nelson Jong mengerutkan kening akan permintaan Chris.“Mana ponselmu,” seru Chris yang menaikkan volume suara.Nelson Jong meraih ponsel di balik jas hitam yang membalut tubuh rampingnya dan menyerahkan cepat pada Chris. sebelum ia mengalami kesialan seperti nasib barang yang hancur berserakan di lantai.Secepat kilat, Chris langsung membuka aplikasi instagram dan setelah mendapatkan apa yang ia cari dan menyulut emosinya kembali. Chris langsung memperlihatkan pada Nelson Jong.“Tuh, lihat?” ucap Chris sambil menyodorkan ponsel tersebut kepada Nelson Jong yang menatap dengan binggung.Nelson Jong meraih ponsel di tangan Chris. Ia memperhatikan layar ponsel dengan raut wajah penuh penasaran tinggi. Perlahan tapi pasti, wajah penasaran Nelson Jong berubah melotot ketika mengenali wajah orang yang ada di layar tersebut.“Ini Lily?” ucap Nelson Jong dengan suara kuat dari biasanya.“Menurutmu?” jawab Chris dengan nada kesal dan geram.“Benar-
Banjir mulai sulut di saat malam hari. Chris menghela nafas super panjang tidak lupa dengan kata-kata umpatan yang di lontarkan dari bibirnya.Lelah mengumpat, Chris memiluh untuk mengemudikan mobil kembali ke apertemen mewah dengan badan loyo dan lesu. Niat beli hp pupus bersama harapan barusan.Chris yang sudah telanjur malas untuk pergi jauh, ia memutuskan pulang dan memutuskan besok baru beli ponsel pada keesokan pagi.***Pagi hari dengan pakaian super mahal dan hp keluaran terbaru. Chris berjalan masuk ke dalam kanto dengan perasaan bahagia. Ia akan meneror Lily untuk secepatmya kembali ke Seoul. Hp baru di buka dan memasukkan nomor Lily dan Kirana. Setelah sekian lama menghubungi Lily, dahi Chris berkerut banyak. Ia semakin naik darah. Begitu juga menghubungi Kirana yang hasilnya juga sama. Tidak ada respon sama sekali.“Berani sekali menolak panggilan pria tampan seperti ku,” seru Chris kembali mengila, kemudian kembali meneror nomor Lily maupun Kirana. Setelah sekian lama ter
Tetiba, Nelson Jong melonggo dan ia semakin terkejut dengan perkataan James Holland soal koleksi yang membuatnya hampir mati di tempat. James Holland tidak menyangkah, James Holland sangat mesum dari Chris.Keringat membasahi dahi Nelson Jong dan James Holland terkekeh. Ia tidak menyangkah, Nelson jong juga tipe pria yang polos. Bahkan di kerjain sedikit saja sudah seperti itu. padahal dirinya tidak menyimpan video begituan di manapun. bukannya tidak tertarik, karena James Holland merasa privasi akan terancam jika simpan seperti itu dan para penjahat akan mudah mendapatkan info tentang keberadaan maupun kelemahan yang di miliki.“Sudah malam, ayo pulang!” ucap James Holland lembut dan melirik jam tangan di pergelangan kiri.Jika para pria memakai jam tangan di pergelangan tangan kanan. Berbeda dengan James Holland yang memakai pergelangan kiri. Ia memakainya di kiri demi mengenang Alexanlian yang merupakan wanita cinta pertama.Nelson Jong langsung berdiri dari tempat duduk, kemudian
“Jika tidak menganggu, maka aku terima dengan senang hati boleh ada yang mau aku bahas dengan dirimu juga,” balas Nelson Jong yang langsung duduk di samping James Holland.Sedangkan Kirana duduk di samping Lily. Lily sempat kaget dan melihat ke sampingnya dan mendapatkan keberadaab Kirana. sedangkan ke depan mendapatkan kebradaan Nelson Jong.“Eh.. kalian berdua?” tanya Lily mulai kepo. Terutama nanti ia akan mewancari Kirana Habis-habisan setelah selesai acara makan malam berakhir.“Kita lagi ada urusan di luar dan kebetulan ketemu,” jelas Kirana yang tidak di percayai oleh Lily.Pandangan mata Lily ke arah Nelson Jong dan James Holland yang sibuk berbicara satu sama lain. Dari arah pembicaraan keduanya, Lily dapat menebak apa yang di bicarakan keduanya. Jika bukan soal bahaya bahan kimia yang di gunakan untuk cosmetik.“Oh ya, Li. Tadi aku kembali ke dalam ruangan dan kamu sudah pergi, padahal aku telah membelikan minuman kesukaanmu yang tanpa bahan pengawet. Tapi-” ujar Kirana men
“Li.... kapan kau akan menikah?” tanya Chris yang masih saja dengan pembahasan soal nikah.Pertanyaan Chris membuat Lily semakin bingung dan juga berkerut kening,“Masih lama, aku masih mau bebas dulu. Anda ini sedang mengigau atau kerjain saya,” balas Lily yang langsung mendorong Chris menjauh darinya.“Tadi Nelson Jong datang dan mengatakan kau akan menikah dengan James Holland seminggu lagi,” ujar Chris dengan nada lirih dan air mata menetes lebih banyak dari sebelumnya.Kedua mata Lily terbelalak besar, Ia menganggap perkataan Chris sebagai lelucon yang tidak garing sama sekali.“Mustahil, tidak mungkin secepat itu!” teriak Lily yang langsung mendorong Chris sekuat tenaga.“Benarkah?” tanya Chris penasaran dan juga ingin mendapatkan jawaban yang menyakinkan untuk menghilangkan kegusaran di dalam hatinya.“Kenapa?” tanya Lily curiga dengan lirikan mata yang menunjukkan rasa tidak suka kepada Chris.“Aku hanya belum siap mencari karyawan peganti mu saja,” alasan Chris untuk menyemb
“Mustahil, kau jangan bermimpi sampai seperti itu!” teriak Chris yang tetiba mengila akan usul Nelson Jong yang di anggap tidak masuk akal sama sekali.Nelson Jong tertawa terbahak-bahak melihat sikap Chris yang emosional yang tidak bisa di ajak bercanda.“Jika masih punya waktu untuk emosi dan protes, lebih baik kau kerjakan semua dokumennya dan besok siang aku akan datang mengambilnya!” Ancam Nelson Jong dengan tatapan mata kejam.“Oh ya, kenapa kau menolak ketemu dengan Lily, kau tau berapa kali dia kesini untuk membantu aku mengantarkan berkas kerjaanmu?” tanya Nelson Jong yang penasaran akan tingkah Chris belakangan ini.“Itu karena aku malu jika ketahuan oleh Lily saat rudal ini tiba-tiba di periksa oleh dokter yang masuk ke dalam,” alasan Chris yang tidak ingin siapa pu mengetahui hubungan dirinya dengan Lily.“Oh.. kirain kau terangsang setiap kali melihat Lily,” tebak Nelson Jong secara spontan.Chris terdiam, karena apa yang di katakan oleh Nelosn Jong memang benar. Setiap k
“Hiks... Lily..” tangisan Chris pecah, ia sangat merindukan Lily.Bahkan Nelson Jong yang mengantikan semua kegiatan Chris. Sampai kewalahan untuk mengerjakan semua perkerjaan yang menumpuk dari hari demi hari.Dalam hati, Nelson Jong memaki-maki Chris yang nafsuan kuat hingga melantarkan dirinya dan memilih masuk rumah sakit dengan luka besar di badan rudal.“Benar-benar keterlaluan dirimu Chris,” gerutu Nelson Jong kesal setelah tidak tidur berhari-hari. Lily yang melihat Nelson Jong berceloteh hanya bisa membantu Nelson Jong menghela nafas panjang.“Aku selalu ke rumah sakit untuk mengantarkan berkas kerjaan dan selalu di tolak oleh CEO Chris,” ucap Lily dengan menyerahkan berapa tumpukkan dokumen kembali ke atas meja Nelson Jong. Saking tingginya tumpukkan dokumen tersebut, Lily harus berjijing kaki untuk menaruh di bagian teratas dan sosok Nelson Jong yang tampan juga sudah tertutup semua tumpukkan dokumen di atas meja. lebih tepatnya terhalang oleh semua tumpukkan dokumen supe
“Cih, wanita jalang. Sekarang mengoda wakil CEO Nelson Jong.” gerutu Nana kesal dengan mengigit kuku di jempol secara kuat.Kirana yang melihat hubungan Lily dengan Nelson Jong hanya bersikap biasa saja. Karena sudah tau apa yag terjadi antara Lily dan Chris. Sehingga ia tidak ingin banyak mencampuri urusan keduanya. Selain Nelson Jong yang masih membujuk Lily untuk masih bertahan di perusahan.Salah satu alasan Nelson Jong meminta Lily bertahan di kantor, karena tingkah Chris yang selalu menghilang dari perusahan dan ada hal lain yang ingin di ketahui oleh Nelson Jong.“Mengenai produk palsu yang di tiru perusahan SANGREI. Bagaimana menurutmu Li?” Nelson Jong sengaja mencari topik pembicaraan.“Sejak aku memantau berapa hari lalu, pembeli sudah jeli untuk membedakannya dengan produk perusahan kita dan apa anda yakin ingin melanjutkan kerjasama dengan mereka lagi? Mengingat kerugian yang mereka timbulkan secara finasial memang sudah banyak merugi. Tapi yang aku takutkan bukan masalah
“Aku harus pulang,” Ucap Lily yang sudah puas menyiksa Chris secara batin.“Jangan.. Aku mohon jangan pergi, Li!” pinta Chris dengan memohon sendu.Chris ingin Lily lebih lama di sampingnya. “Aku akan datang besok lagi,” rayu Lily dengan sengaja mencium bibir Chris.“Tapi?” ragu Chris.“Aku sudah kembali bekerja untukmu,” balas Lily tegas dan berjalan pergi dari hadapan Chris dengan belengak lengok.Chris menatap kepergian Lily dari hadapannya, kemudian memukul ranjang yang ia tepati sekuat tenaga.Chris sungguh tidak rela, Lily pergi dari hadapannya dan luka yang di alami oleh rudal Chris kembali terbuka. Hingga Chris menjerit kesakitan, ketika rudal tersebut sudah lemas tak berdaya dengan tergenang lautan merah.Di luar, Lily terkekeh renyah ketika mendengar suara jeritan Chris yang memilukan.“Sungguh menyenangkan,” batin Lily yang Bahagia. Karena tujuannya memang membuat Chris menginap lebih lama di rumah sakit dan tersiksa secara batin dan ia akan mencari laptop lama yang di sit