Sayang sekali, Richard malah menolak. Callista berdecak kesal dengan keberadaan pria itu. Tanpa memedulikannya, Callista pun berkata kepada sang bos bahwa dia sangat menolak apa yang diinginkan oleh Alberto. Callista merasa kalau percuma saja melakukan masa percobaan kalau akhirnya Callista akan bekerja bersama dengan tim. Untuk apa melakukan hal tersebut? Dia menghabiskan waktu tiga bulan hanya untuk menuruti perintah dari bosnya, bahkan meninggalkan tujuan utama dia bergabung dengan Forezsther. Dirinya begitu kecewa dengan Alberto, dia juga menyatakan kalau dia membencinya.
Selain itu, Callista mengingatkan kembali kepada sang Bos Forezsther tentang ucapannya yang akan membiarkan Callista untuk memilih antara bergabung dengan tim atau tidak setelah menjalankan masa percobaannya. Alberto harus menepati janjinya, bukan malah tidak peduli dengan apa yang sudah dilontarkan pada waktu itu.
“Keputusan akhirku adalah aku tidak akan masuk ke tim manapun dan memilih bek
Callista sempat berterima kasih karena sudah membuat Alberto menerima penolakannya. Kalau saja Richard tidak mengancam, mungkin pembicaraan tadi akan terus berlanjut entah sampai kapan. Perdebatan antara dia dengan bosnya membuat dirinya menjadi sangat kesal. Apalagi Alberto tampak sangat keras kepala, padahal Callista sudah berusaha untuk menuruti perintahnya yang lain. Bahkan ketika dia merelakan masa depannya yang dia harapkan, Alberto tetap memintanya melakukan sesuatu yang tidak ingin dia lakukan. Hal tersebut menyebabkan hati Callista menjadi semakin membencinya.Mendengar Callista berterima kasih, Richard hanya menganggukkan kepalanya. Sebagai balasan, dia ingin Callista menjelaskan tentang pembicaraan di markas Forezsther. Mau tak mau Callista menjelaskan semuanya walau tidak detail. Namun dia tidak memberi tahu tim mana yang dimaksud Alberto. Dia tidak ingin Richard tahu tentang tim rahasia yang dibentuk Forezsther. Bagaimanapun juga, dia adalah anggota Forezsther da
Richard terdiam, dia mencoba untuk mempertimbangkan ucapan Callista. Menceraikan? Kata itu terdengar menyakitkan. Meski dirinya yang mengatakannya duluan, tapi Richard tidak mengira akan mendengar kata cerai. Dia membenci kata tersebut, tapi karena wanita di depannya ini tidak memiliki perasaan kepadanya, hal itu wajar disebut oleh Callista. Richard pun menganggukkan kepala.“Baiklah. Kita akan bercerai, tapi aku tak mau kalau pernikahanku hanya berjalan selama dua atau tiga bulan. Aku ingin hubungan itu bertahan sampai satu tahun. Bagaimana?” ujarnya setelah beberapa menit terdiam.“Satu tahun? Cukup lama, tapi baiklah. Aku tak mau menolak lagi,” jawab Callista. Richard menganggukkan kepalanya menyetujui. Ada perasaan sedikit senang yang dirasakan pria ini, tapi di sisi lain dia juga merasa khawatir. Namun dirinya tidak mau memikirkan kekhawatiran itu, dia tidak ada waktu untuk memikirkannya dan memilih menikmati apa yang ada di depan dia.
Callista menutup mulutnya ketika dia melihat wajah pria yang ada di samping Gabriel. Wajahnya mirip dengan Fernando, sang mantan suami yang sudah tiada. Callista berusaha untuk menahan perasaannya. Dia pun menghampiri dua orang itu.“Ck! Kau lagi! Jangan seenaknya memanggil namaku!” omel Gabriel setelah Callista berhenti di depannya. Namun Callista tidak merespon, bahkan melihat ke arah Gabriel pun tidak. Dia hanya melihat ke arah teman Gabriel itu.“Fernando? Apakah kau Fernando?” tanya Callista kepada orang itu.“Aku bukan Fernando,” jawab pria itu. Callista semakin terkejut ketika mendengar suaranya yang juga mirip dengan Fernando.“Tidak mungkin. Kau sangat mirip dengannya, bahkan suara juga sama,” balas Callista. Terdengar nada bicaranya mulai bergetar. Tampaknya dia berusaha keras agar tidak mengeluarkan air mata.“Sudah ku bilang aku bukan orang yang kau sebutkan namanya itu!” omeln
“Meski aku bergabung, rasa bersalah kepada kalian tidak akan hilang. Justru membuatku kerepotan kalau bekerja dengan orang lain. Ya, meski kalian membantu, tapi tetap saja. Aku malas melindungi orang lain yang tidak ada hubungannya denganku. Lebih baik aku bekerja sendirian daripada bersama kalian,” lanjutnya. Perkataan Callista terdengar menyakitkan, tapi Callista terpaksa berkata begitu agar Justin tidak mengharapkan dirinya bergabung lagi dengan tim Chasseurs. Ditambah ada alasan lain yang membuatnya enggan kembali.“Sepertinya kau memang sudah benar-benar memutuskannya, ya? Baiklah. Tak apa. Aku tak akan memaksamu, tapi kalau kau ingin bergabung lagi, kami akan sangat senang, terutama aku.” Seusai berkata begitu, Justin langsung pergi meninggalkan Callista. Tampaknya pria tersebut begitu kecewa dengan jawaban wanita ini. Callista hanya memandangi Justin yang sudah masuk kembali ke dalam markas.Seraya berbalik dan berjalan meninggalkan marka
Pertanyaan tersebut membuat semuanya menoleh ke arah Callista, meminta agar wanita itu menjawab pertanyaan dari Vittoria. Tampaknya Callista enggan membalas, bahkan reaksinya menunjukkan ketidaksukaan atas kalimat yang dilontarkan. Callista menyandarkan dirinya di sandaran kursi seraya menundukkan kepala.“Tentu saja tidak. Mana mungkin aku memiliki perasaan kepada mafia sialan itu,” jawabnya tanpa menatap mereka.“Apakah kau yakin kau tak akan jatuh cinta kepadanya nanti?” tanya Vittoria lagi membuat Callista meliriknya.“Jatuh cinta? Jangan bergurau! Pria sepertinya tidak cocok denganku, ditambah dia seorang bos mafia. Aku tak akan jatuh cinta kepadanya, apalagi dia orang yang dikenali satu kota bahkan mungkin saja semua orang di negara ini mengenalnya. Akan sangat merepotkan kalau aku memiliki perasaan kepada orang seperti dia,” jawab dia lagi. Vittoria tidak lagi bertanya, wanita tersebut hanya membulatkan mulutnya saja. C
“Bulan depan, aku akan menikah dengan wanita yang aku cintai,” ungkap Richard kepada Vermont yang sedang menikmati makan malamnya. Vermont menghentikan tangan yang sempat memotong daging panggang lalu melirik sang anak dengan tatapan tajam.Vermont bertanya, “Menikah? Dengan wanita pembunuh itu?”Richard menganggukkan kepala. Dirinya menjelaskan, “Kami saling mencintai, dan aku ingin menjadikannya istriku. Kami sudah membahas hal ini sejak lama, sudah saling menyetujui satu sama lain serta aku sedang mempersiapkan penikahan kami. Kau tidak bisa mengganggu apa yang sedang aku kerjakan. Jadi, aku mohon kepadamu! Batalkan perjodohan tak penting itu karena aku sudah memilih pasangan hidupku sendiri.”BRAK!Dalam hitungan detik, semua makanan enak yang ada di atas meja berhamburan di atas lantai. Setelah menggebrak meja, Vermont melempar semua makanan itu tanpa sisa sedikitpun. Bahkan sampai berdiri dari duduknya akibat penj
Richard terbatuk-batuk sampai mengeluarkan darah. Kini dirinya terduduk di lantai dengan tubuh yang sudah sangat lemas dan lelah. Namun dia tak ingin menyerah begitu saja, dia ingin memenangkan pertarungan ini hingga ayahnya menerima keputusan Richard. Meski dia tahu bahwa pria itu keras kepala, tapi dia tak akan berhenti.“Kenapa kau keras kepala, Anakku?” tanya Vermont seraya melangkahkan kakinya mendekati Richard.“Ka-kau tahu sendiri jawaban dari pertanyaan itu,” jawab Richard. Tampak dia berusaha untuk berdiri.“Cih! Tubuhmu sudah tak bisa menerima pukulanku, kau sangat babak belur. Akan sangat memalukan kalau seorang Bos Mafia ValHolitz menyedihkan seperti ini. Menyerahlah! Sekeras apapun kau bertahan, aku tidak akan menyetujui keinginan naifmu itu!” balas Vermont.Richard berhasil berdiri walau dia terpaksa menopang tubuhnya yang hampir tumbang kembali. Seluruh tubuhnya terasa sakit serta remuk, tapi dia tidak in
Callista sempat tersentak mendengar perkataan Richard yang tiba-tiba. Sebenarnya dia sudah tahu kalau hal itu akan diucapkan, tapi dia tak menyangka akan secepat ini. Meski dia setuju, dia belum siap untuk melakukannya dalam waktu dekat. Namun desakan dari Alberto membuat Callista tak bisa menolak.Callista menarik napas lalu membuangnya dengan pelan. Dia bertanya, “Kenapa harus bulan depan? Tidakkah kau pikir terlalu cepat?”“Akan jauh lebih baik disegerakan karena aku tak mau ayahku berubah pikiran,” jawabnya.“Lakukan sesukamu!” balas Callista seraya menyeruput minuman yang dia pesan. Tampak sekali kalau raut wajahnya menyembunyikan sesuatu. Ada hal yang ingin dia katakan, tapi enggan untuk mengungkapkannya. Callista berpikir kalau percuma saja dia menolak perkataan Richard, dalam waktu dekat atau nanti juga pernikahan tersebut akan tetap dilaksanakan. Wanita ini tak bisa berbuat apapun selain menerima hidupnya yang sekaran
Hal tersebut mengejutkan Richard dan Callista. Alberto malah menodongkan benda itu kepada anak buahnya sendiri. Tentu saja Callista tidak terima. Dirinya langsung mengomel. “Apa-apaan kau ini? Kenapa kau menodongku?”“Ku bilang pilihlah! Kau berpihak kepada siapa? Aku atau orang itu hah?” tanya Alberto tanpa menjawab pertanyaan Callista.“Apa maksudmu aku harus memilih?” tanya Callista lagi.“Cih! Sadar dirilah, Wanita sialan! Belakangan ini kau terus membela pria itu. Bahkan kau menggagalkan misimu dan terus menentang aku. Aku curiga kalau kau memiliki perasaan khusus kepadanya sehingga kau bersikap begitu. Iya, kan?” geram Alberto membuat Callista menganga tak percaya. Sang bos malah mempertanyakan hal seperti itu kepadanya. Pertanyaan tersebut cukup sulit untuk dijawab Callista untuk saat ini.“Ja-jangan main-main denganku, Pak Tua! Mana mungkin aku memiliki perasaan seperti itu kepadanya. Bukankah
Sepertinya Richard tak begitu terkejut dengan apa yang dilakukan Callista kepadanya. Alih-alih menghindar, Richard malah berjalan maju sehingga ujung pisau tepat berada di leher dia. Hal ini membuat Callista mendesis lalu menurunkan benda tersebut. Richard yang sudah tahu reaksi Callista hanya tersenyum lalu memeluk wanita itu. Anehnya, meski kesal, Callista tak menghindar bahkan membiarkan Richard memeluk dirinya.“Kenapa kau begitu berani meski senjata tepat di depan matamu? Aku bisa saja membunuhmu dalam jarak sedekat ini,” tanya Callista yang keheranan.“Karena aku yakin kalau kau tak akan berani melakukannya. Buktinya saja sekarang kau menurunkan senjatamu,” jawab Richard. Lagi-lagi Callista tak menyangkal, dia hanya memasang wajah sedih. Karena Richard sedang memeluknya, bos mafia itu tidak melihat bagaimana raut wajah Callista sekarang.“Kau tahu? Aku merasa kalau kau tak memiliki alasan untuk membenciku. Ku akui aku menyembu
Callista terkejut ketika melihat Fernando membelalakkan matanya. Pria itu pun terjatuh begitu saja membuat Callista menjerit. Ternyata tembakan itu berasal dari belakang Fernando. Callista melihat ke arah pelaku yang sudah melepaskan pelurunya ke mantan suaminya itu. Ternyata Richard, Bos ValHolitz yang selama ini tidak terlihat. Callista terkejut karena Richard menembak Fernando.“Kenapa kau menembaknya?” tanya Callista.“Karena dia akan menembakmu,” jawab Richard seraya berjalan mendekati mereka. Callista melihat tubuh Fernando yang sudah dipenuhi darah. Pria tersebut mengerang kesakitan di area punggungnya.“Aku tidak mengenai titik vitalnya, dia akan baik-baik saja,” ucap Richard setelah berhasil mendekati mereka dan berdiri tak jauh dari keduanya.“B-bos?! Ke-kenapa kau ke sini?” tanya Fernando terbata-bata.“Karena aku melihat istriku akan dibunuh oleh anak buahku sendiri,” jawabnya.
Perang dimulai, lokasi yang ditentukan sudah dipenuhi oleh dua kelompok yang sedang bertarung. Sesuai dengan perjanjian bahwa tak ada pengeboman. Kini murni hanya pertarungan keduanya yang menggunakan senjata api dan senjata tajam. Suara tembak menembak terdengar di medan perang, tak sedikit yang sudah tumbang akibat terkena peluru musuh. Bahkan sniper tersembunyi juga melakukan aksinya dari suatu tempat yang tak diketahui oleh siapapun. Begitupula dengan para pemimpin.Demi menguatkan pasukan, Forezsther bergabung dengan anggota dari kelompok Fulgen Famiglia. Meski tak semua anggota dari kelompok tersebut turun tangan, tapi pasukan Forezsther menjadi bertambah. Tentu saja ValHolitz kewalahan karena tak ada kelompok pendukung, mereka berjuang sendiri. Jumlah mereka jauh lebih banyak dari Forezsther dan Fulgen Famiglia, sayangnya, kebanyakan orang yang terkapar di tanah dari kelompok mafia ternama di Kota Napoli itu. Untuk saat ini, Forezsther jauh lebih unggul ketimbang ValHo
“Secara langsung, aku melihat bagaimana Easter disiksa di depan mataku, bahkan tanpa hati mereka mempermainkannya. Aku yang sudah tidak sanggup mulai berbicara demi bisa menyelamatkan diriku serta temanku. Meski Easter terus memarahi, aku tetap mengatakan kepada mereka tentang Forezsther. Namun sialnya, mereka tidak menepati janji dan justru semakin mempermainkan Easter di depan mataku. Tubuhnya yang sudah dipenuhi darah, tanpa sehelai kain, dan terus menyiksanya tanpa henti meski dia tak lagi berteriak kesakitan. Aku … aku hanya bisa melihatnya, tanpa bisa melakukan apapun dan hanya bisa menangis dalam diam. Ba-bahkan ketika Easter disakiti, aku ….” Justin melihat Callista yang berusaha untuk menahan diri agar tidak menangis. Padahal sedari tadi Callista terus memegangi dadanya dengan tubuh yang bergemetar dan suara yang mulai bergetar. Namun wanita tersebut tetap melanjutkan. Justin mencoba untuk meminta Callista untuk berhenti, sayangnya, Callista terus berbicara.
Dalam satu jam, Kristian pun datang menghadap ke bosnya. Sang bos langsung mengomeli Kristian yang sudah lengah. Tentu saja pria itu tak mengerti kenapa dirinya sampai dimarahi. Richard menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya. Hal ini mengejutkan Kristian. Dirinya tak menyangka kalau Callista akan mengikutinya, bahkan mendengarkan pembicaraan dia dengan Gabriel.“Kau sangat bodoh, Kristian! Bukankah aku sudah peringati agar tidak usah menceritakannya kepada siapapun? Kau tidak menepati janjimu bahkan secara sembarangan mengungkapkan hal ini ke orang lain. Karena kecerobohanmu, Callista mengetahui semuanya dan dia malah menanyakannya kepadaku. Dengan terpaksa aku memberi tahu dia,” omel Richard seusai memberi tahu Kristian tentang kehadiran Callista satu jam lalu.“Maafkan aku, Bos! Gabriel sangat memaksa sehingga aku harus menceritakan kepadanya. Ka-““Jangan menyalahi orang lain karena kesalahanmu sendiri!” tukas Richard memb
Seusai berkata begitu, Richard pun melepaskan Callista. Wanita tersebut segera menjauhi Richard dan menatapnya dengan tajam. Meski dia tahu kalau dirinya akan kalah, Callista tetap ingin menyerang Richard karena baginya ini adalah kesempatan. Sayang sekali, Richard jauh lebih kuat daripada dia.“Jika kau melakukan hal itu di kantorku, para anak buahku tidak akan tinggal diam. Kau akan diserang oleh mereka, Callista! Lebih baik tahan dirimu sebelum waktunya tiba, lagi pula ketika penyerangan nanti, aku akan turun tangan langsung untuk menyerang kalian bersama dengan para anak buahku. Aku tak akan melarikan diri,” kata Richard lagi.“Harusnya aku membunuhmu waktu itu,” geram Callista membuat Richard tertawa pelan.“Sekarang kau menyesal tidak membunuhku?” tanya Richard. Callista tidak menjawab pertanyaan itu, wanita tersebut hanya menatap Richard dengan tajam. “Entah apa alasanmu, tapi kau memberikan aku kesempatan. Dengan
Callista terdiam, berusaha untuk mengingat tentang pasangan yang sudah dibunuhnya. Melihat Callista yang kebingungan, Richard pun mengambil dokumen dari dalam laci mejanya lalu memberikannya kepada wanita itu. Callista melihat isi dari dokumen tersebut yang menampilkan informasi tentang dua pasangan yang mereka bicarakan.“Mereka adalah kedua orang tua Kristian yang bekerja sebagai agen rahasia untuk beberapa kelompok mafia. Mereka hanya tinggal berdua di apartemen itu. Kau pergi ke sana untuk membunuh keduanya. Kebetulan Fernando berada di tempat lain dan ketika melihat orang tuanya, mereka sudah tiada dengan luka tusukan di mana-mana. Sempat ada perlawanan, terbukti dari beberapa barang yang hancur. Sekarang kau sudah mengingatnya?” ungkap Richard seraya melihat ke arah Callista.Wanita menganggukkan kepalanya. “Ya, aku baru ingat dengan misi itu. Misi yang diberikan oleh bosku karena mereka pernah bekerja dengannya dan berkhianat. Karena pengkhiana
“Hah?! Apa maksudmu?” tanya Callista.“Aku hanya ingin tahu, siapa yang akan kau bela ketika peperangan itu terjadi,” jawabnya.“Cih! Kau masih saja memikirkan hal seperti ini, bukankah seharusnya kau mengkhawatirkan kelompokmu sendiri? Ditambah kau sudah menyatakan perang kepadaku yang notabenenya adalah anggota Forezsther. Mungkin kau juga sudah memberi tahu Alberto,” kata Callista.Richard mengernyitkan dahi keheranan. Kemarin sang istri tampak berbeda seperti biasanya, tapi sekarang malah bersikap sama. Perubahan Callista membuat Richard menjadi bingung. Pria itu pun membalas, “Aku lebih khawatir kau akan menjadi korban atas peperangan yang akan terjadi. Akan jauh lebih baik kalau kau tidak terlibat dan tak perlu ikut perang. Ka-““Jangan naif, Bos Mafia! Sekeras apapun aku menyangkal, aku tetaplah anggota Forezsther dan tak mungkin bagiku untuk bersembunyi. Berjuang bersama temanku akan jauh lebih