Share

Bab 95

Bab 95

Akhirnya kami pun sampai di sebuah rumah makan yang dituju. Selama di dalam mobil tadi, aku sering kali bisa melihat dari kaca sein jika Mas Hasan sering kali mencuri pandang pada Nesya. Sepertinya dia kagum sekali pada gadis muda yang tak cantik itu, atau mungkin karena nafsu hewani yang sudah memuncak.

"Kita duduk di lesehan sebelah sana saja ya Mas, biar lebih lapang!" ucapku sambil menunjuk ke sebuah balai-balai berpikiran besar yang biasanya digunakan atau disewa oleh orang untuk acara pertemuan atau seminar.

"Boleh," jawab Mas Hasan dengan wajah yang sumringah.

Segera kugandeng tangan Mas Hasan menuju ke sana, ke balai yang ternyata juga sudah ada beberapa pembeli yang duduk disana. Kebetulan memang ada satu meja lesehan saja yang tersisa.

"Hey! Ngapain kok tiba-tiba wajah kamu cemberut gitu sih?" Fika tiba-tiba bergumam saat kami masih berjalan bersama.

"Eh nggak kok, Fika!" Jawab Nesya dengan diselingi tawa lirih.

Saat ini aku dan Mas Hasan bergandengan tangan dan berja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status