Bab 84Pov NesyaFika, bagiku dia selain sebagai seorang sahabat juga adalah sebagai tangga untuk menuju kesuksesan yang aku impikan selama ini. Mengapa bisa begitu? Karena aku sedang mengejar Papanya yang dua bulan terakhir ini sudah saya menjadi sugar daddy-ku. Jika dulu aku tak kenal dengan Fika dan membuat dia percaya jika aku ini adalah seorang gadis yatim piatu yang baik, tentu saja pasti sampai sekarang aku masih menjadi Nesya yang mengenaskan.Dulu aku selalu berpikiran jika Tuhan itu tak pernah adil padaku. Karena meski sejak kecil aku terus menjadi anak baik dan selalu menurut pada perintah-Nya, nyatanya hidupku tidak pernah bahagia, dan yang pasti tetap saja menderita.Oh iya, perkenalkan nama aku adalah Nesya Minawati dan saat ini aku genap berusia sembilan belas tahun. Usai yang terlalu menggebu untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, begitu sih menurutku.Sejak bayi, aku sudah tinggal di sebuah panti asuhan. Ibu panti bilang dulu ibuku menitipkan saat usiaku baru dua h
Bab 85Pov NesyaKemarin itu, sungguh memang kami berdua tak lagi bisa menahan hasrat. Malam itu, Om Hasan mengirimkan sebuah chat jika sedang suntuk dengan Bu Dewi. Tentu saja aku mengerti jika seperti itu berarti sugar daddy-ku itu sedang butuh kehangatan.[Ya sudah, sini Om. Aku buat kamu kembali bersemangat lagi.] Sebuah pesan balasan aku kirimkan dengan emot berbunga-bunga.[Mau banget dong. Tapi sepertinya saat ini bukanlah waktu yang tepat. Duh, padahal saat ini aku butuh kehangatan dari kamu loh.] Dengan kilat Om Hasan pun menjawab.Senyum segera berkembang di bibirku, ah siapa sih yang bisa tahan dari godaan gadis cantik dan menggemaskan seperti aku ini?[Pasti ada waktu Om. Lima menit saja susah bisa kok Om. Cepetan masuk kamar, pintunya nggak aku kunci kok Om. Cepetan gih, udah nggak sabar nih!] Rayuan terus aku lancarkan saat ini.Sebenarnya aku bukan ngebet sekali sama lelaki tua itu, tetapi aku berbuat seperti ini karena aku butuh banyak uang. Karena setiap aku selesai m
Bab 86Pov Nesya Aku tahu saat ini kemungkinan besar juga si Fika ini sudah mengendus kecurangan yang aku lakukan bersama Om Hasan. Oleh karena itu aku harus lebih berhati-hati lagi. Jangan sampai dong aku ketahuan sebelum aku mendapatkan banyak harta dulu. Eh tapi, ambiisiku sebenarnya bukan hanya untuk merusak hubungan dan mengambil harta Saja sih, tetapi aku ingin menjadi istri dari Om Hasan.Kalua hanya sekedar sugar daddy sementara kan dapatnya juga itu-itu saja bukan? Tapi jika jadi istrinya, maka sudah pasti kehidupan ku akan terjamin untuk selamanya. Jadi perempuan di masa kini itu harus smart! Semua harus dilihat dengan uang! Karena hanya dengan uang saja kita bisa merasakan bahagia."Yeay, akhirnya Papa mengirim lagi uang padaku. Lima puluh juta lagi loh, Nes!" teriak Fika riang sambil menunjukkan layar ponselnya padaku."Wah, selamat ya. Kamu memang gadis yang beruntung deh Fika. Memangnya uang seratus juta itu mau kamu gunakan untuk usaha apa?" tanyaku sambil berusaha u
Bab 87Syukur aku panjatkan lebih banyak hari ini pada sang penguasa jagat raya ini, karena meski belum seberapa, aku sudah bisa menyelamatkan apa yang menjadi hakku dan juga Fika. Terserah saja jika ada orang yang bilang aku ini bukan istri yang baik dan juga wanita yang matre. Tak menjadi soal jika aku mendapatkan cap seperti itu, yang penting adalah ini untuk masa depanku bersama Fika dan Lio.Toh jika nanti misal aku kelaparan atau kemungkinan buruk aku diusir dari rumah ini, tak ada kan orang lain yang akan membantu? Yang ada mereka hanya akan menyoraki dan mencibirku saja. Jadi, aku sekarang tak begitu memikirkan ucapan orang lain. Yang penting bagiku benar ya sudah aku lakukan saja.Kemarin Fika bilang juga akan melancarkan aksinya pada Mas Hasan, tetapi hari ini dia belum memberikan kabar sama sekali. Mungkin saja dia memang masih repot, toh aku juga hari ini sangat sibuk sekali.Ketika menunggu telepon dari Fika, malah saat ini yang menghubungiku adalah Mas Hasan. Segera saja
Bab 88Pov Author Setelah meletakkan sebuah kamera di kamar kost Nesya, Fika pun langsung pamit. Tentu saja gadis itu sudah tak sabar lagi ingin melihat kelakuan sahabat bermuka duanya itu."Sepertinya aku akan mendapatkan banyak harta karun malam ini!" gumam Fika sambil tersenyum membaringkan tubuhnya di kasur.Dengan segera, Fika pun langsung mengkoneksikan ponselnya dengan kamera yang telah dia tempel di sembarang tempat yang menurutnya aman dan tak dicurigai oleh si pemilik kamar."Tak masalah jika hanya mendengarkan suara saja, yang pasti aku bisa dapat informasi lebih!" Fika tetap optimis saat ini.Ternyata dari kamera pengintai itu, Fika hanya bisa melihat dari sisi ranjang si Nesya saja. Karena memang posisinya pun tak berada di atas.Senyum kecut menghiasi wajah Fika ketika mendengarkan Nesya sedang bertelepon dengan si sugar daddy-nya, siapa lagi kalau bukan Pak Hasan."Dasar ulat bulu! Selama ini aku memang tertipu dengan topeng kamu, tapi setelah ini justru semua akan ber
Bab 89Pov FikaEntah mengapa rasanya hari ini dan enam bulan yang lalu sangat berbeda sekali. Sungguh sangat jauh berbeda. Dulu, ketika aku pertama mengetahui kenyataan jika Papa punya banyak selingkuhan dan bahkan tega menghabisi nyawa Adelia yang telah melahirkan anaknya. Rasanya aku langsung shock, dunia rasanya berbalik dalam waktu yang singkat!Namun, saat ini entah mengapa aku malah merasa ringan dan seakan tak terjadi apa-apa. Entah mungkin ini karena aku menjadi sudah terbiasa, atau mungkin karena aku ingin tetap waras yang pasti untuk kali ini aku dan Mama akan main cantik.Kejadian enam bulan yang lalu benar-benar menjadi guru yang berharga bagi kami. Ternyata memang kadang memang kita harus menggunakan cara yang licik ketika berhadapan dengan orang-orang yang licik. Karena hal itu justru terasa mengasyikkan.[Fik sebentar ya. Aku sudah siap sih sebenarnya, tetapi rasanya perut aku sakit banget! Jadi aku ke kamar mandi sebentar ya!]Nesya mengirimiku sebuah pesan pagi ini.
Bab 90Pov FikaTernyata begitu mudah mendapatkan uang dari sertifikat tanah rumah Nesya ini. Karena memang didapatkan dengan cara yang tidak halal, maka tentu akan gampang sekali hilang dong. "Rasain kamu pasti nanti akan nangis-nangis deh, Nes!" ucapku saat menerima uang dari seorang rentenir.Sengaja saat ini aku memilih seorang rentenir yang bersalah dari luar jawa, yang terkenal dengan bunga tinggi dan juga jahat sekali.Jadi, nanti saat dua bulan lagi, sudah kupastikan rumah itu akan jatuh ke tangan sang rentenir."Aku nggak bisa bayangin deh. Bagaimana nanti wajah si Nesya jahat itu! Sebentar lagi kamu pasti akan mendapatkan gelar pelakor yang mengenaskan!" gumamku lirih sambil kembali tersenyum.Selanjutnya seperti instruksi dari Mama, aku pun akan menjual semua perhiasan milik Nesya yang juga hasil rampasan dari Papaku ini. Untuk tugas, tadi aku sudah mengumpulkan lebih dulu. Bisa diatur deh untuk masalah di kampus."Eh tapi, jika nanti Nesya tahu perhiasannya hilang, apa ngga
Bab 91Pov Fika"Akhirnya aku bisa bernafas lega hari ini!" teriakku dengan sedikit kencang sambil menjatuhkan bobot tubuh ke ranjang.Rasanya memang sangat bahagia ketika bisa mengambil hak kita yang telah dicuri oleh orang lain. Meski mungkin itu tak semuanya sih. Yang penting aku nanti bisa memberikan shock terapi pada pengkhianat itu.Hari masih sore sebenarnya, jam di dinding masih menunjukkan pukul empat sore, tapi rasanya mata ini sudah ngantuk sekali."Tapi kata Mama di jam seperti ini tak baik untuk tidur. Pamali!" ucapku sendiri yang kemudian langsung bangkit, untuk menghilangkan rasa kantuk yang terus menyerang."Aha! Aku punya cara yang bisa membuat mataku terbuka lebar!" ucapku sambil tersenyum.Gegas kubuka aplikasi di ponsel yang terhubung dengan kamera pengintai yang ada di kamar Nesya. Ya, kurasa untuk saat ini melihat aktivitas si pengkhianat itu adalah hal yang paling menyenangkan.Padahal dulu sih aku tak begitu mengurusi apa yang dilakukan oleh Nesya. Karena bagik