Beranda / Romansa / TAKDIR KEDUA / 41: ALASAN TERSEMBUNYI (1)

Share

41: ALASAN TERSEMBUNYI (1)

Penulis: ryanalexandra
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-23 16:12:21

Dirga dan Andien berjalan bergandengan memasuki pintu masuk utama Rumah Sakit. Pagi ini seusai sarapan dan memastikan ketiga malaikat kecil mereka sudah tuntas rutinitas paginya, mereka berdua pergi menjenguk Anggara.

“Kamu yakin kaki kamu ga apa-apa sayang?” tanya Dirga yang masih saja khawatir dengan keadaan kekasihnya. Jika saja Andien tak henti merajuk pagi tadi, dipastikan Dirga tak akan membawanya ikut ke Rumah Sakit.

“Iya. Ga apa-apa, kok.”

“Kita pakai kursi roda

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TAKDIR KEDUA   42: ALASAN TERSEMBUNYI (2)

    Andien yang mendengar ucapan Dirga menghentikan langkahnya. Rengkuhan Andien di pinggang Dirga menguat, membuat Dirga turut menghentikan langkahnya."Kok kamu ga bilang?" Lirih Andien.Dirga mengelus lembut punggung Andien, lalu kembali merengkuhnya, memberi isyarat agar mereka kembali melanjutkan langkah."Ga apa-apa sayang. Ga keras juga naboknya. Tapi Bang Irgi nangis pas nabok aku. Bukan karena Papa sakit, tapi karena aku selama ini diam. Bang Irgi

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • TAKDIR KEDUA   43: LEMBARAN MASA LALU (1)

    Dirga dan Andien memisahkan diri, duduk di tepi kolam renang, usai ketiga sahabat itu adu tanding kepiawaian karate dengan Irgi. Ian dan Borne yang kelelahan, terlentang tak tentu arah di ruang keluarga. Sementara Debby dan Meta asik menonton drama korea kesayangan mereka di Netflix."Sayang, nanti diantar Borne dan Debby ya... Aku mau balik lagi ke rumah sakit. Ga tega ninggal Papa.""Iya ga apa-apa." Andien menautkan jemari mereka berdua. "Yang penting sekarang Papa, beliau biar sehat dulu."

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • TAKDIR KEDUA   44: LEMBARAN MASA LALU (2)

    "Saat itu, Abah dan Ummah mendidik aku dengan keras. Mungkin karena merekapun dulu dididik seperti itu. Tapi, aku ga kuat dengan cara Abah dan Ummah. Akibat awalnya, aku jadi ga fokus belajar. Nilai-nilaiku hampir selalu di bawah rata-rata. Dulu kan ga seperti sekarang ya Kak, banyak psikolog anak yang bisa di ajak konsultasi. Ilmu-ilmu parenting juga sekarang mudah didapat. Jadi, merosotnya nilai-nilaiku justru membuat Ummah dan Abah berang. Itu salah satu penyebab yang bikin kamu jarang lihat aku keluar rumah."Andien memberi jeda. Dirga masih menyimak dengan seksama.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • TAKDIR KEDUA   45: PESAN

    Andien menumpang Borne dan Debby dalam perjalanan pulang dari Bandung. Dirga yang belum bisa meninggalkan Papanya, meminta tolong pada Borne agar mengantar Andien sampai ke kediamannya di Bogor. "Kedai buka non?" tanya Borne pada Andien. "Buka. Mau mampir makan dulu?" "Iye. Laper gue abis dihajar Bang Irgi."

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • TAKDIR KEDUA   46: PLEASE, NEVER LEAVE ME

    Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tetapi netranya belum juga terpejam. 'ting!' Bunyi notifikasi ponsel membuatnya terbangun untuk meraih benda pipih itu di atas nakas. [Ace]Baru banget sampe dari RS. Already miss you. Sleep tight baby.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • TAKDIR KEDUA   47: SEUTAS CANDA

    Beberapa hari kemudian. "Halo sayang..." Sapa Andien hangat kala mengangkat panggilan telpon dari Dirga malam itu. "Hey baby... Aku lagi di jalan. Baru keluar dari unit. Mau ke rumah sakit, nemenin Ian. Meta mau lahiran." "Oh, aku besok inshaaAllah ke sana ya sayang. Ga mungkin aku malam-malam begini pergi."

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • TAKDIR KEDUA   48: RASA DAN FAKTA

    "Dilarang ngomongin orang yang lagi tidur!" Ian bergumam dengan mata yang masih terpejam. "Bangun juga lo." "Bangunlah, kalian ngegibah di samping kuping gue!" Andien dan Meta terkekeh bersamaan.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • TAKDIR KEDUA   49: DITYA

    "Ditya? Ditya kan? Raditya Baskara?" sapa Andien. Ditya tertegun menatap Andien. Tak pernah disangkanya, perempuan yang menjadi rival Viona kini ada di hadapannya. Dan wanita ini mengenalnya? "Iya. Maaf siapa ya?" "Gue Keinara. Kita pernah satu fakultas waktu kuliah dulu. 'lo jangan pingsan dulu', lo inget?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23

Bab terbaru

  • TAKDIR KEDUA   120: EXTRA - BITTERSWEET MARRIAGE (12)

    Setelah memporak-porandakan ruang keluarga, Andien dan Dirga melanjutkan ronde kedua percintaan mereka di master bedroom rumah itu. Berbeda dengan ruangan lantai dasar yang di desain polos dengan gradasi warna cream ke putih di setiap dindingnya, lantai dua yang berisikan kamar-kamar para anggota keluarga dan sebuah ruang serbaguna, dinding-dindingnya berlukiskan hasil karya Edo – adik ipar Dirga. Wall mural yang kini menjadi salah satu order terbesar di perusahaan desain milik Dirga dan kawan-kawan memang membuat level hunian menjadi lebih nyaman dan terkesan mewah. Kamar Andien dan Dirga didominasi furniture yang terbuat dari kayu berwarna putih tulang, sementara untuk pernak pernik dan ornamen-ornamen pemanis - warna yang dipilih Dirga adalah warna-warna pastel sep

  • TAKDIR KEDUA   119: EXTRA - BITTERSWEET MARRIAGE (11)

    Tahun keenam pernikahan Dirga dan Andien.Dirga memeluk sang istri dari belakang, menempelkan bibirnya di daun telinga Andien.“Sudah siap?”Andien terkekeh geli.“Norak tau, Kak!”

  • TAKDIR KEDUA   118: EXTRA - BITTERSWEET MARRIAGE (10)

    “Sayang...” panggil Dirga saat Andien sedang merapihkan pakaian mereka ke dalam walk in closet.“Apa?”“Sini sebentar.”Andien menghentikan kegiatannya, lalu bergabung bersama Dirga di atas ranjang mereka.“Ada apa?”

  • TAKDIR KEDUA   117: EXTRA - BITTERSWEET MARRIAGE (9)

    Seperti biasa, Andien terbangun dari tidurnya di jam yang sama setiap malam. Yang berbeda, malam itu Dirga tak ada di sisinya, juga tak nampak di seantero kamar mereka. Andien beranjak dari ranjang, melangkah perlahan mendekati pintu penghubung kamar itu dengan ruang kerja Dirga, pendar cahaya masih nampak menembus celah antara pintu dengan lantai kayu rumah mereka.“Sayang?” tegur Andien saat mendapati suaminya yang duduk termenung seraya menyapukan ibu jari di pinggiran mug.“Hey, baby...”“Kok ga tidur?”

  • TAKDIR KEDUA   116: EXTRA - BITTERSWEET MARRIAGE (8)

    Dirga sekeluarga menyempatkan diri untuk pulang ke Indonesia ketika Summer Break. Jadwal pulang Dirga yang sebelum menikah mengikuti kalender islam – yaitu saat puasa Ramadhan, kini bergeser mengikuti libur anak-anaknya yang masih berstatus pelajar.Saat ini mereka sedang menghadiri acara pertunangan sepupu Dirga di salah satu ballroom hotel berbintang di Jakarta. Dirga yang memiliki prinsip untuk membopong semua anak-anaknya ke setiap acara keluarga sontak menjadi perhatian utama kerabat-kerabatnya selain pasangan calon mempelai.

  • TAKDIR KEDUA   115: EXTRA - BITTERSWEET MARRIAGE (7)

    “Kak...” sapa Andien seraya melangkah masuk ke kamar mereka. Andien mengambil pijakan kaki dari bawah meja riasnya, mendekat pada Dirga sebelum akhirnya meletakkan benda itu dan naik ke atasnya – hendak memasangkan dasi untuk sang suami. “Ada meeting ya hari ini?” “Iya. Mau ada tender lagi, sayang.”

  • TAKDIR KEDUA   114: EXTRA - BITTERSWEET MARRIAGE (6)

    “Mr. Harold?”Dirga tak menyangka dengan kehadiran seorang pria di balik pintu rumahnya. Pria itu membawa sebuah paper bag dengan nama toko mainan tempatnya bekerja.“Mr. Pranata.”“Ada yang bisa saya bantu?”

  • TAKDIR KEDUA   113: EXTRA - BITTERSWEET MARRIAGE (5)

    "Sayang, something happened with Anne."Dirga dan Ken baru saja turun dari deep black pearl Volkswagen Golf milik Dirga, bahkan handle pintu mobil itu masih digenggamannya. Dirga menutup pintu mobil, merangkul Andien, melabuhkan ciuman hangat di kening dan bibir isterinya."I'm home, sayang."

  • TAKDIR KEDUA   112: EXTRA - BITTERSWEET MARRIAGE (4)

    Andien turun dari mobilnya ingin bertandang sejenak ke sebuah toko yang menjual berbagai jenis rempah Asia. Ia baru saja mengantarkan Cantika ke play group yang tiga minggu terakhir menjadi salah satu tempat untuk belajar dan bersosialisasi bagi puteri kecilnya itu.Andien harus berjalan kaki beberapa ratus meter ke dalam untuk mencapai toko yang ia tuju. Langkahnya terhenti ketika melewati sebuah café dengan nuansa modern yang terasa begitu nyaman. Netranya terbelalak melihat Dirga sedang berbicara – jika bisa dibilang demikian – dengan seorang perempuan yang begitu... perfect

DMCA.com Protection Status