"Jaga kata-katamu! Sialan seperti kamu sangat mudah saya hilangkan dari dunia ini, jangan main-main!" Joan langsung berbalik dan berjalan menuju gerbang, tampak sekali jika wartawan itu memang memancing amarahnya agar meledak-ledak."Buat dia semakin marah! Aku menyukainya.""Mohon maaf, anda tidak punya wewenang atas kematian seseorang," ucapnya dengan nada songong, ia benar-benar berani membangkitkan singa yang tenang."Anda tidak lupa dengan rumor tentang hubungan istimewa anda dengan nona Alexa?" Ucapannya membuat kening Joan bertaut, memangnya hubungan apa yang terjadi antara dirinya dan Alexa? sepupu? itu memanglah benar."Alexa? Dia hanyalah sepupu saya, tidak lebih," Joan kembali menimpal dengan nada ketus, memasang ekspresi wajah datar."Tentang ciuman mesra itu? Kami para wartawan tak pernah tidur," wartawan gadung suruhan Alen kembali berucap, kini ia mulai menyalakan kobaran api yang nanti benar-benar akan membakar suasana.Kiana terkejut mendengarnya, ia juga ikut maju me
"Justru karena aku sepupumu, aku lebih berhak dari Kiana! Joan, coba sekali saja lihat aku, apa yang kurang dari diriku ini!?" Alexa menatap Joan dengan mata berkaca-kaca, sudah ratusan kali ia mengutarakan perasaan cinta namun sekalipun Joan tak pernah membalasnya. apakah harus kematian yang menjemputnya baru Joan akan memohon-mohon agar ia kembali hidup?nafas Alexa bersahut-sahutan, mata indahnya masih menatap Joan meminta agar segera di berikan jawaban yang jelas."Kau ingin tubuhku? Akan aku berikan!" Ucapan Alexa membuat Joan naik pitam, tangan kekarnya langsung beralih menampar pipi gadis itu. Alexa sudah benar-benar keterlaluan, ia bahkan dengan berani berucap seperti itu menganggap Joan lelaki rendahan yang mau dengan wanita mana saja.Plak!Satu tamparan keras mengenai pipi Alexa, gadis itu meringis kesakitan memegangi pipinya yang memerah."dengar, aku bukanlah lelaki yang ada untukmu. Hatiku tidak pernah sekalipun menerimamu sebagai seorang kekasih, aku selalu berusaha tak m
"Hah? Omong kosong apalagi ini? Maksudmu Kiana kabur?" Alexa terbelalak mendengar ucapan Joan, ia memasang ekspresi datar saat menatap lelaki tampan itu." dasar gadis sok penting, maksudnya apa kabur-kaburan seperti itu? minta untuk segera di nikahi oleh Joan!?" Alexa menggerutu sendiri sembari memandang setiap sudut rumah dengan malas."Jangan berbohong! Kau tidak mungkin tidak melihat Kiana," Joan bagai menenggelamkan tubuh Alexa, gadis itu hanya bisa mendongak tak berekspresi. apa yang harus ia jawab jika memang tak melihat Kiana Sama sekali? memaksa untuk membuat jawaban palsu? gila.Alexa memutar bola matanya dengan malas saat mendengar ucapan Joan."Kau ingin aku memantau kekasihmu itu? Bukan tugasku! Aku hanya akan memantau dirimu, kau ingin aku menjaganya bak pengawal?" Alexa berusaha meninggikan tubuhnya di hadapan Joan, lelaki tampan itu bagai menganggap dirinya seorang penjaga di rumah besar itu. "Ah, shit! Kemana ia akan membawa Jona!?" Joan menggaruk-garuk kepalanya berus
"Ini kunci ruangannya nona, jika sudah selesai anda bisa memberikan kunci ini ke meja resepsionis kembali," wanita itu meninggalkan Alexa sendirian, gadis itu lalu melangkah dengan perlahan memasuki ruangan itu."Hm, kurasa pelayan itu sudah mabuk. Pintunya bahkan tak di tutup rapat," Alexa memutar bola matanya dengan malas, melirik punggung pelayan itu dengan ketus. Saat memasuki ruangan itu, Alexa terdiam sejenak."Ah! Aku kembali mengingatnya lagi," Ia berdecak kesal merasa bodoh saat memandangi tiap sudut ruangan itu, apalagi bagian tempat tidur dimana bibir indahnya di curi begitu saja oleh lelaki asing dengan brutalnya."Shit! Mengapa tangan saya tiba-tiba berkeringat seperti ini," Alen ternyata berada di ruangan yang sama dengan Alexa, hanya saja lelaki arogan itu tengah berada di dalam kamar mandi. Ia memilih kembali datang ke club itu karena mencari gadis misterius yang ia curi ciumannya, sekaligus mengembalikan gelang yang ia temukan.Alen kembali mengambil gelang itu dari s
"Kau gila! Iya, aku membayar beberapa orang, dan beberapa yang lainnya memang asli wartawan yang tengah mencari berita hangat," Alexa juga ikut menjauh dari Alen, mengambil ancang-ancang jika memang lelaki arogan itu sedang tak waras. sebebas-bebasnya Alexa kesana kesini, ia juga bukan wanita murahan yang di pakai begitu saja."Bagaimana dengan dirimu? Apa motif dari perbuatan buruk mu itu?"Alen mendengus kasar kembali melayangkan tatapan dingin pada Alexa."Saya? Saya sengaja, saya suka menyajikan sebuah masalah. Menonton masalah itu menyebar dengan cepat sangatlah memuaskan," Alen tertawa kecil tanpa dosa, tampaknya ia sangat senang melihat siaran berita yang hampir memuat tentang kehidupan Alen dan perusahaan Jarxon Group yang di nilai memiliki calon CEO yang memalukan dan tak berwibawa, itulah hal yang paling ia ingin dengarkan dan lihat, kesengsaraan orang lain."Kau … siapa?" Pertanyaan Alexa membuat Alen langsung menyodorkan tangannya untuk di Jabat."Ah iya, kita belum berkenal
"Persetanan! Mampus kamu Sena!!" Ingin rasanya Sena mencabik-cabik bibirnya sendiri, bodoh! mengapa ia harus menimpal pertanyaan dari Joan!!"Ki-kiana? tidak … Dia tidak ada di sini, memangnya ada apa?" Sena masih berusaha memasang ekspresi lugu, berharap Joan segera pergi dari hadapannya, Lelaki tampan itu seperti malaikat maut yang ingin menjemput dirinya kembali pada ilahi. seberani- beraninya ia pada orang-orang, jika sudah Joan yang marah. nyalinya benar-benar ciut, ia bagai di ambang kematian.Joan tak menjawab, ia hanya menatap wajah Sena dengan mata Elangnya. Gadis itu mati-matian menahan rasa takutnya di depan Joan, sungguh ia tak pandai berbohong pada seorang lelaki." Tuh, pasti dia tidak akan percaya pada ucapanku. Tatapan itu sangat menggambarkan ketidakpuasannya pada jawaban payah yang aku lontarkan," Sena tanpa sadar terus saja menggaruk-garuk tekuknya, sangat tampak jika ia sedang mencari alasan lain."Ah, soal berita itu apak-" belum selesai Sena berucap, Joan kembali
"Entahlah, mungkin bunda iri dan berharap aku akan menyamakan sikapnya seperti mama Dania yang penuh perhatian, jelas-jelas beda kan, Sena? ia tidak bisa menyamakan kasih sayang darinya dengan Dania," Joan dengan bangganya memuji kebaikan Dania, benar-benar membandingkan Vera dan Dania bak langit dan bumi yang berbeda jauh.cukup lama Sena terdiam, ia diam bukan tanpa alasan. otaknya yang lalot cukup lama mencerna ucapan Joan."Tunggu … kau tadi bilang mencium Alexa lagi!? Sialan memang kamu ini Joan! Aku juga kalau jadi Kiana akan mengamuk dan kabur," Sena memukul bahu Joan cukup keras."Sena! Itu ketidak sengajaan," Joan berusaha menahan perih di bahunya, wanita memang titisan Hulk. Ia hanya bisa menahan kepedihan itu karena kedua tangannya tengah menimang Jona.keduanya cukup lama berada di situasi canggung, keduanya saling bungkam setelah pertengkaran kecil. "Asma Jona sering kambuh?" Sena berusaha mencari topik pembicaraan, tak ingin ada kecanggungan di suasana itu."Untuk sekarang
"Tergantung apanya, Joan sialan yang tampan bak pangeran?" Pekik Sena dengan kesal." Sok misterius sekali Joan ini, bagaimana pun aku tak akan pernah kesal dengan wajah tampannya itu," Sena bergumam sendiri, menatap wajah Joan dengan rambut berantakan yang membuatnya terlihat sangat berkharisma. di tambah lagi lehernya yang berkeringat membuat Sena hanya bisa menelan ludah."sadar Sena! ini jodoh masa depan sahabatmu, Jangan! lupakan dia, kau harus bisa membangun hubungan yang lebih istimewa dengan Jeremy.""Tergantung apakah calon suaminya aku atau orang lain, jika orang lain. Aku akan membunuhnya, kau ini bodoh ya!? Akulah yang akan menjadi jodoh untuk Kiana!" Joan berucap dengan bangganya, pertanyaan Sena sangat menganggu di telinganya." Apa gadis ini sulit sekali mencari topik sampai harus menanyakan pertanyaan bodoh itu?" Joan menggerutu sendiri sesekali melirik Sena dengan tatapan kesal. "Santai … aku hanya bertanya Men," Sena menjauhkan diri takut jika tiba-tiba Joan benar-bena