Share

BAB 3. FAKTA MENGEJUTKAN

Penulis: Mona Cim
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 06:41:08

Sebuah mobil Ferrari hitam melintas di jalanan dengan kecepatan sedang. Seorang pemuda dengan setelan jas dan kacamata hitam duduk di kursi penumpang sambil mengamati sebuah tab yang ada di tangannya. Pada tab tersebut terpampang jelas potret sang ayah yaitu David yang tersenyum lebar ketika adiknya diangkat menjadi Walikota. Senyum sinis Kelvin tampilkan ketika melihat berita yang tengah menjadi perbincangan public tersebut, sebab David mampu mengalahkan lawannya yang sangat berpengalaman.

"Tak kusangka aku anak dari pria jahat ini," ucapnya. "Senyum lebarmu akan memudar secara perlahan setelah kedatanganku, Tuan David," lanjutnya dingin.

Akhirnya mobil yang membawa Bintara a.k.a Kelvin sampai di depan sebuah gedung perusahaan yang sempat menjadi harapan besarnya dulu. Dulu, Bintara berharap bisa bekerja di sana untuk melanjutkan bisnis ayahnya. Namun, setelah tahu fakta bahwa ia tak diharapkan membuatnya membuang angan-angan tersebut.

Bintara keluar dari mobil di dampingi oleh asisten pribadinya, Dhani. Kaki jenjangnya melangkah memasuki perusahaan tersebut dengan percaya diri dan tampang yang dingin. Sesekali ia tersenyum pada karyawan yang membungkuk hormat padanya. Hingga sampailah ia di depan ruang meeting. Dhani segera mengetuk pintu beberapa kali dan membukanya sopan untuk Bintara. Bintara masuk dengan langkah percaya lagi. Sorot matanya menyorot pada seorang wanita paruh baya cantik berambut pendek hitam. Wanita itu tak lain adalah Laras, istri muda ayahnya. Laras tersenyum lebar melihat kedatangan Bintara yang merupakan klient spesailnya.

"Selamat Siang, Pak Bintara," ucap Laras.

"Siang," sahut Bintara langsung duduk di kursinya. Ia begitu dingin pada Laras, membuat wanita itu melunturkan senyumnya dan kembali duduk.

Meeting yang berlangsung dua jam penuh itu akhirnya selesai juga. Bintara segera beranjak dari tempat duduknya diikuti oleh Dhani. Laras buru-buru menyusulnya keluar untuk sekadar berbasa-basi dengan klientnya.

"Pak Bintara!"

Bintara menoleh ke belakang, ia mendapati wajah tersenyum Laras padanya.

"Terima kasih telah menghadiri rapat kali ini. Saya tahu Anda sangat sibuk," ucap Laras tersenyum manis.

Bintara melepas kacamata yang tadinya ia pakai, lalu menghadap pada Laras sepenuhnya. "Anda sungguh tak menggenal saya?" tanyanya terkekeh sinis.

Raut wajah Laras tiba-tiba berubah. Ia menatap lekat sosok pria muda di hadapannya. Memang terlihat familiar, tetapi ia tak ingat apapun tentang pria muda yang bernama Bintara tersebut.

"M-maksud Anda apa, ya, Pak? Tentu saya mengenali Anda karena Anda adalah klient saya," sahut Laras kembali tersenyum.

Bintara tertawa sumbang. "Setelah menyingkirkan kami berdua apakah kaian hidup sedamai ini? Sesekali renungilah dosa kalian. Tapi sekarang sudah terlambat untuk merenunginya, sebab ini waktunya kalian waspada dengan serangan dari arah mana saja," tutur Bintara sebelum memakai kacamatanya lagi dan pergi dari hadapan Laras.

Laras terbelalak mendengar hal itu. Bulu kuduknya seketika merinding begitu mulai menyadari siapa sosok Bintara yang sebenarnya.

"Kelvin ... Kelvin Bintara?" Laras menutup mulutnya panik. "A-apa dia masih hidup? B-bagaimana bisa ia berada di sini sekarang dengan keadaan seperti itu?"

Setelah meninggalkan gedung perusahaan tersebut, Bintara menuju sebuah kafe yang tak begitu besar. Ia melangkahkan kakinya ke dalam kafe tersebut dengan langkah percaya diri. Sebuah senyuman terbit di bibirnya ketika melihat sosok gadis cantik berambut panjang, berkulit putih, dan perawakan tinggi sedang sibuk dengan buku di hadapannya. Bintara pun melangkah menuju gadis itu.

"Viona," panggil Bintara.

Gadis itu mendongkak, seketika senyumnya mengambang begitu melihat sosok Bintara berdiri di hadapannya.

"BIN!" pekik gadis bernama Viona itu dengan senang. "Apa ini sungguh aku, Bin?"

"Memangnya siapa lagi?" sahut Bintara seraya duduk di kursi yang berhadapan dengan gadis itu.

Viona tersenyum senang. "Aku sungguh tak menyangka ketika kau membalas DM-ku. Setelah tiga tahun menghilang tanpa jejak kau membalasnya, aku sangat terkejut. Aku sungguh tak menduga kau benar-benar muncul di hadapanku sekarang," celoteh gadis itu tanpa jeda.

"Maaf karena menghilang tanpa kabar. Tapi yang terpenting, sekarang aku sudah ada di hadapanmu," ucap Bintara ramah.

Viona melihat ke arah telinga Bintara yang tak mengenakan alat bantu dengar seperti dulu. "Kau sudah tak memakai alat bantu dengar? Apa sudah sembuh?"

Bintara mengangguk. "Seperti yang kau lihat. Pengobatanku berjalan dengan baik, sekarang aku bukan tuna rungu lagi dan tak muda sakit seperti dulu."

Viona mengembuskan napas lega, gadis itu tak henti-hentinya menatap Bintara dengan tatapan penuh binar bahagia. "Aku sungguh merindukanmu, Bin. Aku bahkan memberi nama kafe ini dengan memakai sebagian namamu. Berharap suatu saat aku bisa bertemu denganmu seperti saat ini," ucapnya terdengar sendu.

"Kafe Binvi?"

"Bin dan Viona," sahut gadis itu dan berakhir mereka tertawa bersama.

Viona tiba-tiba merasa gugup, kedua tangannya saling meremas gelisah. Ia menatap Bintara yang sedang menyesap kopi yang baru saja di antar oleh pelayan. Ada sesuatu yang ingin Viona tanyakan pada pria itu.

"Bin," panggil Viona serius.

"Heum?" sahut Bintara menatap sepenuhnya gadis itu.

"Apa ... hubungan kita yang lama masih berlanjut? Bukankah kita sebelumnya ...." Viona menggigit bibirnya sendiri saking gugupnya.

Bintara yang paham pun tersenyum lebar. "Kau masih kekasihku, Vi. Kita tak pernah putus, bukan?"

Gadis itu langsung beranjak dari duduknya, lalu menarik lengan Bintara dengan semangat. "Kita harus berkencan sekarang! Enak saja kau tak melakukan apapun setelah lama menghilang dariku. Kau harus membayar jatah kencan kita hari ini!" rengek Viona sambil mengomel, membuat Bintara tertawa lepas.

"Baiklah-baiklah, kita berkencan seharian hari ini," sahut Bintara sambil beranjak dari duduknya. Lengannya langsung dipeluk oleh gadis itu sembari berjalan menuju pintu keluar kafe.

Mereka melakukan banyak hal hari ini. Mulai dari makan di kedai dekat sekolah dulu, ke taman hiburan, lalu berakhir berbelanja di mall. Dhani sebagai asisten pribadi Bintara dengan setia membawakan belanjaan Viona yang cukup banyak.

"Oh, ibuku katanya ingin menemuiku untuk menyerahkan cincinku yang dia temukan di kantornya. Bisakah kita menunggunya di sini, Bin?'' tanya Viona ketika selesai membaca pesan dari ibunya.

"Tentu saja. Kita akan menunggunya di sini," sahut Bintara seraya berjalan menuju sebuah kursi panjang. Mereka berdua duduk di sana menunggu kedatangan ibu Viona.

"Vi, bisakah kau tunggu di sini sementara aku ke toilet sebentar?" tanya Bintara.

Viona mengangguk patuh, Bintara mengusap rambutnya sebelum ia beranjak dari sana.

Kurang lebih sepuluh menit orang yang ditunggu Vioan datang juga. Ternyata wanita yang dipanggil ibu oleh Vioana adalah Laras. Laras menyerahkan sebuah cincin pada Viona.

"Lain kali jangan suka memainkan cincin, kau itu sangat pelupa, Viona," keluh Laras,

"Iya, Ma. Aku tak akan melepasnya lagi. Ini satu-satunya kenang-kenagan dari papa, jadi aku harus menjaganya," sahut Viona memakai kembali cincinnya.

"Apa Rendra tetap membiayaimu sampai sekarang?" tanya Laras.

"Tentu saja. Papa sangat menyayangiku. Dia bahkan membelikan sebuah kafe untukku," sahut Viona.

Laras berdecih tak suka. "Kalau kau mau ikut dengan Mama, suami Mama akan memberikan posisi yang bagus di perusahaannya. Sayangnya kau begitu bebal, Vioana."

Tak jauh dari mereka, Bintara terkejut melihat Viona sedang bersama Laras. Pikirannya sekarang tertuju pada ucapan Viona sebelumnya yaitu ingin menemui ibunya.

"Apakah ... wanita itu adalah ibu dari Viona?" gumam Bintara mencelos.

Bab terkait

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 4. TEROR PERTAMA

    Bintara mengantar Viona ke rumahnya usai selesai berbelanja. Sepanjang jalan Bintara terus memikirkan tentang hubungan Viona dan Laras. Jika benar mereka anak dan ibu, akan menjadi masalah besar untuk Bintara dalam rencana balas dendamnya."Vi, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Bintara menoleh sekali ke arah gadis di sampingnya."Seperti dengan siapa saja. Tanyakan puluhan pertanyaan, aku akan menjawab dengan senang hati untuk kekasih tampanku ini," sahut Viona membuat Bintara tersenyum."Yang kau temui di mall itu sungguh ibumu?"Viona langsung menoleh ke arah Bintara. "Kau melihat ibuku? Mengapa tak menghampiri kami? Jika kau menghampiri kami, aku akan mengenalkan kekasihku pada ibuku," kometar Viona cemberut."Hanya belum siap. Oh, jadi dia benar ibumu," sahut Bintara tersenyum kecut."Tak apa. Aku bisa mengenalkanmu pada ibu tiriku saja," sahut Viona."Ibu tiri?" tanya Bintara bingung.Viona mengangguk dengan raut wajah tiba-tiba sendu. "Ibu kandungku bercerai dengan papaku da

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 5. REKA ULANG RASA SAKIT

    Seorang pria perawakan tinggi dan berotot diseret memasuki sebuah markas yang terletak di ruangan bawah tanah kediaman kelima Bintara. Pria ia tak bisa meronta lagi, sebab dua orang yang mengapit lengannya jauh lebih besar dan berotot darinya. Pria yang merupakan pimpinan bodyguard David itu didorong hingga tersungkur di depan sepasang kaki yang berdiri tengak dengan sepatu hitam yang mengkilap.Bodyguard David itu pun mendongkak ke atas, mendapati wajah angkuh Bintara yang memandang remeh dirinya. Bodyguard bernama Dhani itu terbelalak melihat sosok pemuda yang teramat ia kenal. Ternyata yang membuatnya terseret ke ruangan ini adalah Kelvin Bintara anak dari David."Bagaimana, kau mengenaliku?" tanya Bintara berdecih angkuh setelahnya.Bintara melangkah menuju sebuah kursi hitam yang sangat mewah, lalu duduk bagaikan sedang di singasana. Ia menatap remeh pria yang berlutut di hadapannya dengan raut wajah dingin."Aku sama sekali tak mengenalmu! Memangnya kau siapa? Kau tak tahu sedan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 6. PEMBATALAN KONTRAK KERJA SAMA

    Dhani mengetuk ruangan David, lalu ia masuk ke dalamnya. Pimpinan bodyguard pribadi David itu menghadap Tuannya dan memberi hormat. David yang sedang mengetikkan sesuatu di ponselnya, beralih menatap Dhani yang tampak bermuka masam.“Apa ada masalah, Dhani? Kau tampak tak baik-baik saja hari ini,” tanya David.Dhani tiba-tiba berlutut di hadapannya, membuat David terheran-heran hingga menyimpan ponselnya. Sekarang ia fokus memerhatikan apa yang akan Dhani lakukan.“Aku ingin menyampaikan sesuatu, Tuan. Kemarin anak buah Kelvin Bintara menyekapku di markas pribadinya. Dia menyuntikkan cairan racun padaku seperti yang aku lakukan dulu padanya. Dia mengancamku agar berada dipihaknya jikalau mau penawar racun itu. Maka untuk mempertahankan nyawaku, aku menyetujui hal itu,” ungkap Dhani membuat David mengebrak mejanya marah.“Apa? Bagaimana bisa dia melakukan semua itu padamu? Dhani, kau bodyguard yang paling terkuat di antara semua bodyguard-ku. Kau sungguh mudah diperdaya olehnya?”“Mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 7. FITNAH UNTUK BINTARA

    Bintara memutuskan untuk memperkuat keamanan desa yang nenek dan kakeknya tinggali. Ia juga mengutus dua penjaga untuk senantiasa berjaga-jaga di sekitar rumah tersebut. Kejadian kemarin yang menimpa kakeknya menjadi peringatan keras untuk Bintara. Orang-orang yang membencinya akan selalu mencari kelemahannya dan salah satu kelemahannya adalah orang-orang yang ia sayang.Bintara saat ini sedang berada di sebuah kafe, menunggu kedatangan seseoang. Hingga seorang wanita berumur sekitar 35 tahun dengan dandanan yang modis, menghampiri mejanya. Bintara langsung berdiri dan mengulurkan tangan untuk bersalamaan.“Oh, Anda sudah datang. Selamat Siang, Bu Meta.”“Selamat Siang, Tuan Bintara.” Wanita itu pun langsung duduk di hadapan Bintara.“Aku memesan sesuatu yang mungkin Anda suka. Apa perlu memesan makanan lain?” tawar Bintara.“Ah, tidak perlu. Aku menyukai makanan ini,” sahut Bu Meta.“Syukurlah. Jadi … apa boleh kita langsung membahasnya?”“Tentu, Tuan Bintara. Aku dan Laras itu rival

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 8. SERANGAN BALIK DARI BINTARA

    David dan sang istri cekikikan di ruang kerja pribadinya melihat laman beberapa situs media yang melaporkan tentang komentarnya terhadap Bintara yang memutuskan kontrak kerja. Lalu bermunculan lagi berita Bintara yang kabur lewat pintu belakang perusahaan untuk menghindari awak media.“Aku bilang juga apa, dia pasti kalang kabut menghadapi rumor ini. Rasakan kamu, Anak nakal! Sudah berani kamu menentang ayahmu sendiri dengan kekayaan yang tak seberapa itu. Beginilah akibatnya telah melawanku.” David tampak puas sekali melihat layar komputernya.“Mungkin sebentar lagi dia akan menghubungimu dan merengek minta konfirmasi ulang ke pihak media untuk membersihkan namanya. Jangan mau, Mas. Biar saja kasih pelajaran buat dia,” ucap Laras menghasut suaminya. Ia sangat senang jika semakin hari semakin bisa mengendalikan David.“Tentu, Sayang. Dia sangat keterlaluan memutuskan kontrak kerja yang sukses begitu saja,” sahut David.Tiba-tiba mata David tertuju pada berita yang baru saja update. Ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 9. MEMILIH BERPISAH

    “Jika semisalnya aku dan keluargamu berselisih, apakah kau tetap ingin bersamaku?”Awalnya Viona terhenyak mendengar pertanyaan tersebut, tetapi setelahnya ia tersenyum. “Bahkan keluarga kita tak pernah bertemu, Bin. Bagaimana bisa mereka berselisih paham. Kau memikirkan sesuatu yang terlalu jauh,” sahutnya.Bintara menghela napasnya sambil kembali memegang kemudi. Ia tak mengharapkan respon demkian dari kekasihnya. Namun, Bintara juga bingung harus membahas semuanya dari mana. Pada bagian mana ia harus bercerita.Mereka pun sampai di sebuah pantai yang sangat indah dan juga sepi. Hanya ada mereka berdua di sana. Viona langsung berlari riang sambil merentangkan kedua tangannya. Gadis itu menghentikan laju larinya tepat di bibir pantai.“Ah, ini sangat indah dan menyegarkan,” ucap Viona membiarkan angin menerpa wajah cantiknya.“Tapi lebih indah gadis di sampingku,’’ celetuk Bintara yang berdiri di samping Viona.Viona mencibir dengan gerakan bibirnya, lalu menyenggol dengan lengannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 10. TAWA BINTARA DI PANTI ASUHAN

    David berusaha keras untuk memulihkan nama baiknya usai tersandung rumor yang dibuat oleh Bintara. Ia menjelaskan pada awak media jikalau ia sengaja mengganti bahan parfume untuk membantu masyarakat kota kecil agar dapat membeli parfume brand ternama dengan harga yang murah. David juga menyampaikan kata maaf pada Bintara Corp langsung di depan kamera secara live yang dilakukan tepat di depan kantor perusahaan David sendiri.“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya pada Pak Bintara karena telah menyebabkan kesalahpahaman soal parfume yang membuat beberapa Masyarakat iritasi. Tim saya sudah meninjaunya, ternyata laporan dari Masyarakat tersebut adalah palsu. Saya juga meminta maaf karena tidak konfirmasi pada pihak Bintara Corp karena tidak memberitahu soal pembuatan parfume untuk masyarakat kecil. Maksud saya itu baik, hanya saja saya kurang memperhatikan soal kontrak. Bahwa saya seharusnya membicarakan hal ini pada kolega bisnis saya yaitu Pak Bintara,” tutur David memasang tampang mani

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 11. KEMBALI MENJADI KEKASIH

    Viona memasuki kantor perusahaan Bintara Corp dengan setelan kuliah. Ia bertanya pada resepsionis di mana ruangan Bintara, tetapi ia malah ditanya apakah memiliki janji atau tidak dengan pimpinan perusahaan tersebut.“Maaf sebelumnya, Nona. Apakah Nona sudah ada janji pada Tuan Bintara sebelumnya?” tanya wanita resepsionis itu.“Dia kekasihku. Aku bisa menjumpainya tanpa membuat janji terlebih dahulu. Katakan dimana ruangannya,” sahut Viona.“Aku akan menghubungi Tuan Bintara terlebih dahulu. Mohon ditunggu sebentar, Nona.”Viona merotasikan matanya karena harus menunggu. Tak ada pilihan lain, ia biarkan saja wanita itu menghubungi Bintara. Namun, tampaknya Bintara tak memberikan izin pada wanita itu membuat Viona menatap dengan lamat raut tak menyenangkan resepsionis.“Apa katanya?” tanya Viona.“Maaf, Nona. Kata Tuan Bintara dia tak memiliki kekasih, jadi Nona ini ….”“Omong kosong apa yang dia katakan! Cepat hubungi dia lagi dan aku akan berbicara kali ini” desak Viona.Meski ragu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27

Bab terbaru

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 108. CINCIN PERMATA [ENDING]

    Bintara dan Viona melanjutkan makan malam mereka yang tertunda, membiarkan Rusmini dan David entah langsung pulang atau mengunjungi tempat lain. Setelah sekian lama Viona sudah tak melihat wajah bahagia yang polos kekasihnya. Terakhir ia lihat ketika zaman sekolah SMA dulu.“Kau ingat hari pertama kali kita menjadi sepasang kekasih? Aku yang menyatakan cinta lebih dulu,” sindir Viona tersenyum geli.Tentu saja Bintara merasa terlukai harga dirinya. Ia menatap malas Viona yang sedang menertawakannya. “Itu karena aku sadar diri. Dulu aku tak setampan ini dan memiliki banyak kekurangan. Aku tuli dan penyakitan. Aku juga bukan anak yang diharapkan oleh ayahku. Jadi kepercayaan diriku lenyap karena itu. Aku sungguh tak menduga bagaimana bisa kau menyukaiku yang dulu? Jika aku yang dulu adalah aku yang sekarang, sangat wajar kau menyukai pria tampan, hebat, dan mapan ini,” tutur Bintara yang awalnya merendahkan diri berakhir membanggakan diri. Viona berdecih mendengarnya.“Itu karena kau or

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 107. MAUKAH KAU?

    Bintara berdesis saking gemasnya dengan kelakuan Viona yang ternyata hadir ke kampus. Siang ini Bintara menjemput kekasihnya itu sekalian meminta penjelasan mengapa kekasihnya itu tak mendengarkan saran darinya.“Halo, Sayang aku!” Viona langsung memeluk Bintara yang tak membalas pelukannya.“Mengapa kau tak menurutiku?” Pertanyaan dingin dari Bintara membuat Viona melepaskan pelukan itu dengan tampang cemberut.“Hari ini ada test penting. Aku harus hadir ke kampus, Bin. Lagipula aku sudah tak apa. Kau jangan terlalu khawatir seperti ini. Yang harus kau khawatirkan adalah keadaan perutku, aku sangat lapar,” ucap Viona sedikit merengek.“Merengek memang andalanmu,” sahut Bintara berjalan lebih dulu ke arah mobilnya. Ia tetap membukakan pintu untuk Viona walau tak menunggu gadis itu masuk langsung berjalan ke arah pintu mobil bagian kemudi.Bintara menjelankan mobil meninggalkan kampus Viona. Tujuan mereka adalah sebuah restaurant ala Korea yang tak jauh dari kampus Viona. Bintara memes

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 106. PERMINTAAN BINTARA

    Rusmini telah pulang ke rumahnya, begitu pun dengan David. Sore ini Viona sudah diperbolehkan pulang, hanya saja ia menunggu infus habis. Bintara dengan setiap menungguinya.“Vi, apa menurutmu baiknya Ibu kembali pada ayah? Mendengar ayah akan pergi ke Paris dan memutuskan untuk menyendiri, rasanya aku juga merasakan kesepian yang ayahku rasakan. Ketulusan ayah juga tampak ketika ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah bercerai dengan ibumu,” lontar Bintara sembari mengupas buah apel.“Kalau menurutku … lebih baik persatukan mereka lagi, Bin. Walau aku tak begitu dekat dengan ibumu, tapi entah mengapa aku bisa melihat bahwa ibumu masih menyimpan perasaaan pada ayahmu. Hanya saja ibumu mempertimbangkan banyak hal hingga tak ingin menuruti kemauan hatinya. Salah satunya juga trauma yang ibumu miliki, Bin. Ibumu pasti takut jikalau ayahmu kembali seperti yang dulu dan menyakiti kalian lagi. Maka jalan satu-satunya yang bisa kau ambil adalah menyakinkan ibumu bahwa pemikiran buruk

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 105. SINDIRAN SOAL PERNIKAHAN

    Laras tertangkap saat mencoba melarikan diri ke luar kota bersama dengan anak buahnya. Berita tentang penangkapan itupun masuk berita pada pagi hari ini. Viona dan Bintara menatap layar televisi di rumah sakit. Tampak Laras dengan tampilan berantakan diborgol polisi. Tatapan wanita itu sangat kosong dan tubuhnya sangat lesu. Viona sudah mengetahui hal itu sejak ia bersama dengan ibunya di mobil.“Ibu pasti sangat tertekan hingga mentalnya terguncang. Ibu sangat mengerikan ketika membentakku di mobil waktu itu. Sorot matanya tak wajar, antara takut dan juga marah yang membumbung tinggi.” ungkap Viona.Bintara mengusap pundak kekasihnya dengan lembut dan memeluknya dari samping. “Mungkin kau sedih melihat ibuku seperti itu, Sayang. Tapi itulah yang terbaik untuk ibumu. Tak ada yang bisa mengendalikan ibumu selama ini. Dia terus saja membuat rencana-rencana jahat yang merugikan keluargaku, aku, dan juga dirimu. Aku tak ingin menyaksikan dan merasakan kesakitan keluargaku lagi karena dia,

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 104. MENGANCAM NYAWA

    Viona tak tahu kemana ia akan dibawa, tetapi ibunya terlihat sangat tenang. Walau bersama sang Ibu, tetapi Viona merasakan kekhawatiran yang luar biasa. Apakah ini normal? Mengapa ia justru merasa tak akan ketika bersama dengan ibunya sendiri? Viona menoleh ke belakang, tampak sebuah mobil mengikuti mereka. Bukan mobil Bintara, tetapi mobil anak buahnya.“Bu, sepertinya kita diikuti,” ucap Viona.“Tenang, Viona. Anak buah ibu adalah mantan pembalap dulunya. Dia lihai untuk menghindari kejaran itu. Kau tenang saja, mereka tak akan menemukan kita setelah ini,” sahut Laras tersenyum penuh arti.“Memangnya kita akan ke mana, Bu?”“Tentu saja ke tempat yang tenang dan tak ada siapapun yang dapat menemukan kita,” sahut Laras.“Mengapa tak ke kantor polisi saja? Mereka tak akan macam-macam kalau kita ke kantor polisi, Bu,” ucap Viona memberi saran.“Diam kau, Viona! Jangan sekali-sekali kau sebut nama tempat itu! Ibu tak ingin mendengar tempat terkutuk itu!” Hardik Laras dengan tatapan tajam

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 103. HASUTAN LARAS

    Usai membayar ganti rugi, Laras pun dibebaskan oleh polisi. Ia keluar dari kantor polisi dengan keadaan yang berantakan. Tatapannya kosong, eyeliner-nya luntur, dan rambutnya berantakan. Laras tak peduli dengan tatapan orang-orang padanya. Sesaat dirinya seperti tak memikirkan apa-apa, lalu tiba-tiba ia teringat kembali dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Bagaimana bahagianya ia berselfi dengan David, kedatangan Hendrik yang tiba-tiba merusak suasana, dan hadirnya Bintara yang menjadi akhir dari hubungan dengan suaminya.“Semua ini gara-gara Bintara! Dia pasti telah menyusun rencana ini untuk menghancurkan hidupku! Cih, baiklah. Lihat bagaimana aku bisa menghancurkan hidupmu Bintara! Lihat! Aku bahkan tak peduli meski harus mengorbankan putri Marvin itu!”Laras memesan taksi. Ia menunggu di pinggir jalan dengan berbagai rencana yang saling berlalu lalang di kepalanya. Berbagai kemungkinan buruk pun terbayang-bayang. Apa yang akan dilakukan David setelah ini? Menceraikannya atau

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 102. SEMPURNA

    “Apa benar semua itu, Laras?” David bertanya dengan nada dingin.Laras langsung bersujud di hadapan David sambil menangis tersedu untuk meminta ampun.“Mas, maafin aku. Aku nggak bermaksud membohongimu. Aku awalnya tak tahu jikalau Sonny adalah anak dari Hendrik. Aku pikir memang anak kita karena kita juga melakukan hubungan suami istri, bukan?”“Tapi kau tak bicara apapun setelah mengetahui Sonny bukan anakku! Kau menipuku hingga hari ini, Laras! Bahkan kau menikahiku karena orang tuamu memiliki dendam terhadap keluargaku? Pantas saja kau selalu memaksaku untuk mengalihkan kepemilikan perusahaan atas namamu dan juga Sonny. Begitu aku bangkrut, kau akan pergi dan bahagia dengan pria itu!” bentak David dengan tatapan berapi-api.Laras semakin menangis sambil menangkup kedua tangannya di hadapan wajah. Ia memohon pada David dengan sejadi-jadinya bahwa ia sangat menyesali perbuatannya. “Aku mohon maafkan aku, Mas. Kali ini saja maafkan aku. Aku memang awalnya menuruti permintaan orang tu

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 101. KEJUTAN UNTUK LARAS

    Laras berdandan dengan sangat cantik malam ini. Ia menggenakan gaun hitam selutut yang ketat dan lipstick yang tebal merah merona. Belum lagi highheel yang ia pakai membuatnya merasa bak modal di depan cermin ketika mematut dirinya sendiri. Laras sangat bangga dengan penampilannya malam ini. Hari ini adalah hari ulang tahunnya, Laras merasa jikalau David pasti sudah menyiapkan kejuatan ulangtahun untuknya, membayangkan saja sudah membuat Laras kegirangan bukan main.David sudah menunggu di dalam mobil. Ia menoleh ke arah pintu, Laras dan Sonny belum kunjung keluar juga. David memutuskan untuk menelepon Bintara untuk memastikan rencana mereka hari ini seperti apa.“Halo, Yah?’’“Halo, Bintara. Jadi gimana, Ayah dan Laras beserta Sonny akan segera berangkat ke restaurant itu. Kapan kalian akan datang? Takutnya setelah selesai makan, kalian baru datang. Timingnya nanti tidak tepat, Nak. Apa perlu Ayah kasih kode nanti lewat pesan?”“Tidak perlu, Yah. Kami sudah stand by di parkiran resta

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 100. MEMBUAT MUSUH MULAI GOYAH

    Rusmini datang bersamaan dengan Laras yang datang ke kantor. Laras mencoba tak peduli dengan wanita yang ia anggap musuh berat tersebut. Begitu pula dengan Rusmini yang memilih acuh tak acuh dengan raut wajah yang sangat tenang. Begitu mereka memasuki kantor, setiap karyawan yang mereka lewati lebih memilih menyapa Rusmini. Jika dibandingkan 7:3 yang menyapa mereka. Tentunya banyak yang menyapa Rusmini. Hal itu membuat hati Laras terasa terbakar. Mereka memasuki lift yang sama. Laras sengaja melakukanya karena ada sesuatu yang ingin ia ucapkan pada Rusmini.“Kemarin suamiku mengajak aku dan putraku makan bersama di hari ulang tahunku. Lega rasanya mendengar dia masih memperhatikanku. Aku pikir dia kepincut dengan janda rendahan di sekitarnya,” ucap Laras dengan nada menyindir.Rusmini tersenyum tenang mendengarnya. “Syukurlah dia tak kepincut janda di luar sana. Jadi ketika dia ingin kembali padaku, aku tak ragu untuk menerimanya.”Laras menatap nyalang Rusmini di sampingnya. “Kau tak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status