Share

BAB 3. FAKTA MENGEJUTKAN

Penulis: Mona Cim
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 06:41:08

Sebuah mobil Ferrari hitam melintas di jalanan dengan kecepatan sedang. Seorang pemuda dengan setelan jas dan kacamata hitam duduk di kursi penumpang sambil mengamati sebuah tab yang ada di tangannya. Pada tab tersebut terpampang jelas potret sang ayah yaitu David yang tersenyum lebar ketika adiknya diangkat menjadi Walikota. Senyum sinis Kelvin tampilkan ketika melihat berita yang tengah menjadi perbincangan public tersebut, sebab David mampu mengalahkan lawannya yang sangat berpengalaman.

"Tak kusangka aku anak dari pria jahat ini," ucapnya. "Senyum lebarmu akan memudar secara perlahan setelah kedatanganku, Tuan David," lanjutnya dingin.

Akhirnya mobil yang membawa Bintara a.k.a Kelvin sampai di depan sebuah gedung perusahaan yang sempat menjadi harapan besarnya dulu. Dulu, Bintara berharap bisa bekerja di sana untuk melanjutkan bisnis ayahnya. Namun, setelah tahu fakta bahwa ia tak diharapkan membuatnya membuang angan-angan tersebut.

Bintara keluar dari mobil di dampingi oleh asisten pribadinya, Dhani. Kaki jenjangnya melangkah memasuki perusahaan tersebut dengan percaya diri dan tampang yang dingin. Sesekali ia tersenyum pada karyawan yang membungkuk hormat padanya. Hingga sampailah ia di depan ruang meeting. Dhani segera mengetuk pintu beberapa kali dan membukanya sopan untuk Bintara. Bintara masuk dengan langkah percaya lagi. Sorot matanya menyorot pada seorang wanita paruh baya cantik berambut pendek hitam. Wanita itu tak lain adalah Laras, istri muda ayahnya. Laras tersenyum lebar melihat kedatangan Bintara yang merupakan klient spesailnya.

"Selamat Siang, Pak Bintara," ucap Laras.

"Siang," sahut Bintara langsung duduk di kursinya. Ia begitu dingin pada Laras, membuat wanita itu melunturkan senyumnya dan kembali duduk.

Meeting yang berlangsung dua jam penuh itu akhirnya selesai juga. Bintara segera beranjak dari tempat duduknya diikuti oleh Dhani. Laras buru-buru menyusulnya keluar untuk sekadar berbasa-basi dengan klientnya.

"Pak Bintara!"

Bintara menoleh ke belakang, ia mendapati wajah tersenyum Laras padanya.

"Terima kasih telah menghadiri rapat kali ini. Saya tahu Anda sangat sibuk," ucap Laras tersenyum manis.

Bintara melepas kacamata yang tadinya ia pakai, lalu menghadap pada Laras sepenuhnya. "Anda sungguh tak menggenal saya?" tanyanya terkekeh sinis.

Raut wajah Laras tiba-tiba berubah. Ia menatap lekat sosok pria muda di hadapannya. Memang terlihat familiar, tetapi ia tak ingat apapun tentang pria muda yang bernama Bintara tersebut.

"M-maksud Anda apa, ya, Pak? Tentu saya mengenali Anda karena Anda adalah klient saya," sahut Laras kembali tersenyum.

Bintara tertawa sumbang. "Setelah menyingkirkan kami berdua apakah kaian hidup sedamai ini? Sesekali renungilah dosa kalian. Tapi sekarang sudah terlambat untuk merenunginya, sebab ini waktunya kalian waspada dengan serangan dari arah mana saja," tutur Bintara sebelum memakai kacamatanya lagi dan pergi dari hadapan Laras.

Laras terbelalak mendengar hal itu. Bulu kuduknya seketika merinding begitu mulai menyadari siapa sosok Bintara yang sebenarnya.

"Kelvin ... Kelvin Bintara?" Laras menutup mulutnya panik. "A-apa dia masih hidup? B-bagaimana bisa ia berada di sini sekarang dengan keadaan seperti itu?"

Setelah meninggalkan gedung perusahaan tersebut, Bintara menuju sebuah kafe yang tak begitu besar. Ia melangkahkan kakinya ke dalam kafe tersebut dengan langkah percaya diri. Sebuah senyuman terbit di bibirnya ketika melihat sosok gadis cantik berambut panjang, berkulit putih, dan perawakan tinggi sedang sibuk dengan buku di hadapannya. Bintara pun melangkah menuju gadis itu.

"Viona," panggil Bintara.

Gadis itu mendongkak, seketika senyumnya mengambang begitu melihat sosok Bintara berdiri di hadapannya.

"BIN!" pekik gadis bernama Viona itu dengan senang. "Apa ini sungguh aku, Bin?"

"Memangnya siapa lagi?" sahut Bintara seraya duduk di kursi yang berhadapan dengan gadis itu.

Viona tersenyum senang. "Aku sungguh tak menyangka ketika kau membalas DM-ku. Setelah tiga tahun menghilang tanpa jejak kau membalasnya, aku sangat terkejut. Aku sungguh tak menduga kau benar-benar muncul di hadapanku sekarang," celoteh gadis itu tanpa jeda.

"Maaf karena menghilang tanpa kabar. Tapi yang terpenting, sekarang aku sudah ada di hadapanmu," ucap Bintara ramah.

Viona melihat ke arah telinga Bintara yang tak mengenakan alat bantu dengar seperti dulu. "Kau sudah tak memakai alat bantu dengar? Apa sudah sembuh?"

Bintara mengangguk. "Seperti yang kau lihat. Pengobatanku berjalan dengan baik, sekarang aku bukan tuna rungu lagi dan tak muda sakit seperti dulu."

Viona mengembuskan napas lega, gadis itu tak henti-hentinya menatap Bintara dengan tatapan penuh binar bahagia. "Aku sungguh merindukanmu, Bin. Aku bahkan memberi nama kafe ini dengan memakai sebagian namamu. Berharap suatu saat aku bisa bertemu denganmu seperti saat ini," ucapnya terdengar sendu.

"Kafe Binvi?"

"Bin dan Viona," sahut gadis itu dan berakhir mereka tertawa bersama.

Viona tiba-tiba merasa gugup, kedua tangannya saling meremas gelisah. Ia menatap Bintara yang sedang menyesap kopi yang baru saja di antar oleh pelayan. Ada sesuatu yang ingin Viona tanyakan pada pria itu.

"Bin," panggil Viona serius.

"Heum?" sahut Bintara menatap sepenuhnya gadis itu.

"Apa ... hubungan kita yang lama masih berlanjut? Bukankah kita sebelumnya ...." Viona menggigit bibirnya sendiri saking gugupnya.

Bintara yang paham pun tersenyum lebar. "Kau masih kekasihku, Vi. Kita tak pernah putus, bukan?"

Gadis itu langsung beranjak dari duduknya, lalu menarik lengan Bintara dengan semangat. "Kita harus berkencan sekarang! Enak saja kau tak melakukan apapun setelah lama menghilang dariku. Kau harus membayar jatah kencan kita hari ini!" rengek Viona sambil mengomel, membuat Bintara tertawa lepas.

"Baiklah-baiklah, kita berkencan seharian hari ini," sahut Bintara sambil beranjak dari duduknya. Lengannya langsung dipeluk oleh gadis itu sembari berjalan menuju pintu keluar kafe.

Mereka melakukan banyak hal hari ini. Mulai dari makan di kedai dekat sekolah dulu, ke taman hiburan, lalu berakhir berbelanja di mall. Dhani sebagai asisten pribadi Bintara dengan setia membawakan belanjaan Viona yang cukup banyak.

"Oh, ibuku katanya ingin menemuiku untuk menyerahkan cincinku yang dia temukan di kantornya. Bisakah kita menunggunya di sini, Bin?'' tanya Viona ketika selesai membaca pesan dari ibunya.

"Tentu saja. Kita akan menunggunya di sini," sahut Bintara seraya berjalan menuju sebuah kursi panjang. Mereka berdua duduk di sana menunggu kedatangan ibu Viona.

"Vi, bisakah kau tunggu di sini sementara aku ke toilet sebentar?" tanya Bintara.

Viona mengangguk patuh, Bintara mengusap rambutnya sebelum ia beranjak dari sana.

Kurang lebih sepuluh menit orang yang ditunggu Vioan datang juga. Ternyata wanita yang dipanggil ibu oleh Vioana adalah Laras. Laras menyerahkan sebuah cincin pada Viona.

"Lain kali jangan suka memainkan cincin, kau itu sangat pelupa, Viona," keluh Laras,

"Iya, Ma. Aku tak akan melepasnya lagi. Ini satu-satunya kenang-kenagan dari papa, jadi aku harus menjaganya," sahut Viona memakai kembali cincinnya.

"Apa Rendra tetap membiayaimu sampai sekarang?" tanya Laras.

"Tentu saja. Papa sangat menyayangiku. Dia bahkan membelikan sebuah kafe untukku," sahut Viona.

Laras berdecih tak suka. "Kalau kau mau ikut dengan Mama, suami Mama akan memberikan posisi yang bagus di perusahaannya. Sayangnya kau begitu bebal, Vioana."

Tak jauh dari mereka, Bintara terkejut melihat Viona sedang bersama Laras. Pikirannya sekarang tertuju pada ucapan Viona sebelumnya yaitu ingin menemui ibunya.

"Apakah ... wanita itu adalah ibu dari Viona?" gumam Bintara mencelos.

Bab terkait

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 4. TEROR PERTAMA

    Bintara mengantar Viona ke rumahnya usai selesai berbelanja. Sepanjang jalan Bintara terus memikirkan tentang hubungan Viona dan Laras. Jika benar mereka anak dan ibu, akan menjadi masalah besar untuk Bintara dalam rencana balas dendamnya."Vi, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya Bintara menoleh sekali ke arah gadis di sampingnya."Seperti dengan siapa saja. Tanyakan puluhan pertanyaan, aku akan menjawab dengan senang hati untuk kekasih tampanku ini," sahut Viona membuat Bintara tersenyum."Yang kau temui di mall itu sungguh ibumu?"Viona langsung menoleh ke arah Bintara. "Kau melihat ibuku? Mengapa tak menghampiri kami? Jika kau menghampiri kami, aku akan mengenalkan kekasihku pada ibuku," kometar Viona cemberut."Hanya belum siap. Oh, jadi dia benar ibumu," sahut Bintara tersenyum kecut."Tak apa. Aku bisa mengenalkanmu pada ibu tiriku saja," sahut Viona."Ibu tiri?" tanya Bintara bingung.Viona mengangguk dengan raut wajah tiba-tiba sendu. "Ibu kandungku bercerai dengan papaku da

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 5. REKA ULANG RASA SAKIT

    Seorang pria perawakan tinggi dan berotot diseret memasuki sebuah markas yang terletak di ruangan bawah tanah kediaman kelima Bintara. Pria ia tak bisa meronta lagi, sebab dua orang yang mengapit lengannya jauh lebih besar dan berotot darinya. Pria yang merupakan pimpinan bodyguard David itu didorong hingga tersungkur di depan sepasang kaki yang berdiri tengak dengan sepatu hitam yang mengkilap.Bodyguard David itu pun mendongkak ke atas, mendapati wajah angkuh Bintara yang memandang remeh dirinya. Bodyguard bernama Dhani itu terbelalak melihat sosok pemuda yang teramat ia kenal. Ternyata yang membuatnya terseret ke ruangan ini adalah Kelvin Bintara anak dari David."Bagaimana, kau mengenaliku?" tanya Bintara berdecih angkuh setelahnya.Bintara melangkah menuju sebuah kursi hitam yang sangat mewah, lalu duduk bagaikan sedang di singasana. Ia menatap remeh pria yang berlutut di hadapannya dengan raut wajah dingin."Aku sama sekali tak mengenalmu! Memangnya kau siapa? Kau tak tahu sedan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 6. PEMBATALAN KONTRAK KERJA SAMA

    Dhani mengetuk ruangan David, lalu ia masuk ke dalamnya. Pimpinan bodyguard pribadi David itu menghadap Tuannya dan memberi hormat. David yang sedang mengetikkan sesuatu di ponselnya, beralih menatap Dhani yang tampak bermuka masam.“Apa ada masalah, Dhani? Kau tampak tak baik-baik saja hari ini,” tanya David.Dhani tiba-tiba berlutut di hadapannya, membuat David terheran-heran hingga menyimpan ponselnya. Sekarang ia fokus memerhatikan apa yang akan Dhani lakukan.“Aku ingin menyampaikan sesuatu, Tuan. Kemarin anak buah Kelvin Bintara menyekapku di markas pribadinya. Dia menyuntikkan cairan racun padaku seperti yang aku lakukan dulu padanya. Dia mengancamku agar berada dipihaknya jikalau mau penawar racun itu. Maka untuk mempertahankan nyawaku, aku menyetujui hal itu,” ungkap Dhani membuat David mengebrak mejanya marah.“Apa? Bagaimana bisa dia melakukan semua itu padamu? Dhani, kau bodyguard yang paling terkuat di antara semua bodyguard-ku. Kau sungguh mudah diperdaya olehnya?”“Mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 7. FITNAH UNTUK BINTARA

    Bintara memutuskan untuk memperkuat keamanan desa yang nenek dan kakeknya tinggali. Ia juga mengutus dua penjaga untuk senantiasa berjaga-jaga di sekitar rumah tersebut. Kejadian kemarin yang menimpa kakeknya menjadi peringatan keras untuk Bintara. Orang-orang yang membencinya akan selalu mencari kelemahannya dan salah satu kelemahannya adalah orang-orang yang ia sayang.Bintara saat ini sedang berada di sebuah kafe, menunggu kedatangan seseoang. Hingga seorang wanita berumur sekitar 35 tahun dengan dandanan yang modis, menghampiri mejanya. Bintara langsung berdiri dan mengulurkan tangan untuk bersalamaan.“Oh, Anda sudah datang. Selamat Siang, Bu Meta.”“Selamat Siang, Tuan Bintara.” Wanita itu pun langsung duduk di hadapan Bintara.“Aku memesan sesuatu yang mungkin Anda suka. Apa perlu memesan makanan lain?” tawar Bintara.“Ah, tidak perlu. Aku menyukai makanan ini,” sahut Bu Meta.“Syukurlah. Jadi … apa boleh kita langsung membahasnya?”“Tentu, Tuan Bintara. Aku dan Laras itu rival

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 8. SERANGAN BALIK DARI BINTARA

    David dan sang istri cekikikan di ruang kerja pribadinya melihat laman beberapa situs media yang melaporkan tentang komentarnya terhadap Bintara yang memutuskan kontrak kerja. Lalu bermunculan lagi berita Bintara yang kabur lewat pintu belakang perusahaan untuk menghindari awak media.“Aku bilang juga apa, dia pasti kalang kabut menghadapi rumor ini. Rasakan kamu, Anak nakal! Sudah berani kamu menentang ayahmu sendiri dengan kekayaan yang tak seberapa itu. Beginilah akibatnya telah melawanku.” David tampak puas sekali melihat layar komputernya.“Mungkin sebentar lagi dia akan menghubungimu dan merengek minta konfirmasi ulang ke pihak media untuk membersihkan namanya. Jangan mau, Mas. Biar saja kasih pelajaran buat dia,” ucap Laras menghasut suaminya. Ia sangat senang jika semakin hari semakin bisa mengendalikan David.“Tentu, Sayang. Dia sangat keterlaluan memutuskan kontrak kerja yang sukses begitu saja,” sahut David.Tiba-tiba mata David tertuju pada berita yang baru saja update. Ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 9. MEMILIH BERPISAH

    “Jika semisalnya aku dan keluargamu berselisih, apakah kau tetap ingin bersamaku?”Awalnya Viona terhenyak mendengar pertanyaan tersebut, tetapi setelahnya ia tersenyum. “Bahkan keluarga kita tak pernah bertemu, Bin. Bagaimana bisa mereka berselisih paham. Kau memikirkan sesuatu yang terlalu jauh,” sahutnya.Bintara menghela napasnya sambil kembali memegang kemudi. Ia tak mengharapkan respon demkian dari kekasihnya. Namun, Bintara juga bingung harus membahas semuanya dari mana. Pada bagian mana ia harus bercerita.Mereka pun sampai di sebuah pantai yang sangat indah dan juga sepi. Hanya ada mereka berdua di sana. Viona langsung berlari riang sambil merentangkan kedua tangannya. Gadis itu menghentikan laju larinya tepat di bibir pantai.“Ah, ini sangat indah dan menyegarkan,” ucap Viona membiarkan angin menerpa wajah cantiknya.“Tapi lebih indah gadis di sampingku,’’ celetuk Bintara yang berdiri di samping Viona.Viona mencibir dengan gerakan bibirnya, lalu menyenggol dengan lengannya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 10. TAWA BINTARA DI PANTI ASUHAN

    David berusaha keras untuk memulihkan nama baiknya usai tersandung rumor yang dibuat oleh Bintara. Ia menjelaskan pada awak media jikalau ia sengaja mengganti bahan parfume untuk membantu masyarakat kota kecil agar dapat membeli parfume brand ternama dengan harga yang murah. David juga menyampaikan kata maaf pada Bintara Corp langsung di depan kamera secara live yang dilakukan tepat di depan kantor perusahaan David sendiri.“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya pada Pak Bintara karena telah menyebabkan kesalahpahaman soal parfume yang membuat beberapa Masyarakat iritasi. Tim saya sudah meninjaunya, ternyata laporan dari Masyarakat tersebut adalah palsu. Saya juga meminta maaf karena tidak konfirmasi pada pihak Bintara Corp karena tidak memberitahu soal pembuatan parfume untuk masyarakat kecil. Maksud saya itu baik, hanya saja saya kurang memperhatikan soal kontrak. Bahwa saya seharusnya membicarakan hal ini pada kolega bisnis saya yaitu Pak Bintara,” tutur David memasang tampang mani

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 11. KEMBALI MENJADI KEKASIH

    Viona memasuki kantor perusahaan Bintara Corp dengan setelan kuliah. Ia bertanya pada resepsionis di mana ruangan Bintara, tetapi ia malah ditanya apakah memiliki janji atau tidak dengan pimpinan perusahaan tersebut.“Maaf sebelumnya, Nona. Apakah Nona sudah ada janji pada Tuan Bintara sebelumnya?” tanya wanita resepsionis itu.“Dia kekasihku. Aku bisa menjumpainya tanpa membuat janji terlebih dahulu. Katakan dimana ruangannya,” sahut Viona.“Aku akan menghubungi Tuan Bintara terlebih dahulu. Mohon ditunggu sebentar, Nona.”Viona merotasikan matanya karena harus menunggu. Tak ada pilihan lain, ia biarkan saja wanita itu menghubungi Bintara. Namun, tampaknya Bintara tak memberikan izin pada wanita itu membuat Viona menatap dengan lamat raut tak menyenangkan resepsionis.“Apa katanya?” tanya Viona.“Maaf, Nona. Kata Tuan Bintara dia tak memiliki kekasih, jadi Nona ini ….”“Omong kosong apa yang dia katakan! Cepat hubungi dia lagi dan aku akan berbicara kali ini” desak Viona.Meski ragu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27

Bab terbaru

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 78. NYANYIAN UNTUK KEKASIH

    Viona sepanjang pelajaran di kampusnya tak kunjung fokus. Ia terus memikirkan Mira yang kini berusaha mendekati Bintara. Mendengar ceritanya saja sudah membuat Viona geram, apalagi langsung berhadapan dengan wanita itu.Usai kelas berakhir, Viona langsung bergegas menuju parkiran mobil. Viona bahkan menoleh ajakan temannya untuk jalan-jalan bersama. Bintara lebih penting, Ia ingin langsung mendatangi kantor Bintara. Kalau-kalau wanita bernama Mira itu mendatangi kekasihnya."Jangan sampai aku keduluan wanita itu. Lihat saja apa yang akan aku lakukan jikalau dia sungguh ada di kantor Bintara. Aku akan menjambak rambutnya hingga rontok dan menyeretnya keluar dari kantor Bintara," dumel Viona geram sendiri.Di sisi lain, Bintara sedang berbicara dengan Erdo di kantornya. Mereka duduk di sofa untuk membahas berita yang Erdo bawa."Jadi kau menemukan dukun yang bekerja sama dengan Laras?" tanya Bintara."Benar, Tuan. Nama dukun itu adalah Nyai Saruha. Kediamannya ada di sebuah desa terpenc

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 77. VIONA MERAJUK

    Bintara terkejut melihat Viona yang sudah ada di dalam mansionnya. Kekasihnya itu duduk di sofa dengan tangan bersedekap dan raut wajah yang datar. Bintara merasakan hawa yang tak enak, perlahan ia mendekati Viona dan duduk di samping, tetapi Viona lekas berpindah ke samping tanpa melepaskan lipatan tangannya di depan dada.“Apa yang terjadi? Apa aku melakukan kesalahan?” Bintara bertanya dengan raut wajah yang polos. Ia merasa tak melakukan kesalahan apapun pada Viona, mengapa kekasihnya itu terlihat marah sekali padanya?Viona menoleh pada Bintara dengan raut wajah sebal. “Kau tak tahu apa kesalahanmu, Bin? Pikirkanlah lagi apa salahmu. Aku ingin kau peka tanpa harus aku yang menyebutkannya. Menyebalkan!” Viona memunggungi Bintara yang terheran-heran dengan sikap Viona.“Apa yang aku lakukan?” gumam Bintara sambil mengingat-ingat kalau-kalau ia melupakan sesuatu. “Anniversary kita masih enam bulan lagi. Ulang tahunmu juga pada bulan yang sama. Apa yang aku lewatkan? Aku aku ada janj

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 76. WANITA PEMAKSA

    Bintara telah tiba di mansion beberapa menit yang lalu. Viona sudah pulang ke rumahnya untuk beristirahat. Saat ini Bintara berdiri di balkon sambil memikirkan soal Laras yang memiliki ilmu hitam. Helaan napasnya terdengar lelah, matanya menatap ke arah langit.“Apa aku boleh mengeluh sekarang? Rasanya semuanya terasa begitu memuakkan dari hari ke hari. Laras begitu kejam padaku hingga melakukan apa saja yang ingin lakukan. Aku takut jikalau suatu saat menyalahgunakan kekuatan yang aku miliki,” monolog Bintara.“Jika hanya tentangku, aku tak akan sepusing ini memikirkannya. Aku khawatir Laras mengusik orang-orang yang aku sayangi dengan ilmu hitam itu. Aku tak akan bisa berkutik jika itu terjadi. Maka aku harus segera mencegah perbuatan licik wanita itu.”Dari arah belakang datang Erdo yang berdiri tak jauh dari Bintara. “Tuan memanggilku?’’Bintara menoleh ke arah belakang. Mendapati Erdo yang siap mendapatkan perintah darinya. “Kau selidiki soal Laras yang memiliki ilmu hitam. Ke du

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 75. TERSENYUMLAH

    Viona menelisik Bintara yang tak kunjung menampakkan diri. Tak lama Bintara muncul dari arah dalam rumah. Viona langsung menghampiri Bintara yang berjalan dengan pelan ke arahnya.“Bin, bagaimana? Kau menemukan ruangan itu?”“Bawa aku keluar dulu, Viona. Aku akan jelaskan nanti di jalan. Kita harus pergi sebelum ibumu mencariku kembali,” ucap Bintara.“Baiklah aku kita keluar,” sahut Viona menuntun Bintara menuju pintu utama,Viona membukakan pintu mobil untuk Bintara. Viona yang mengemudi kali ini, sebab Bintara masih belum terlalu sehat. Walau tubuhnya membaik dengan cepat, tapi bohong jikalau Bintara tidak merasa lemah. Usai membantu Bintara memasang sabuk pengaman, Viona langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah David.Di perjalanan, Bintara masih tak memulai obrolan. Viona sejujurnya ingin menunggu pria itu untuk bercerita lebih dulu. Namun, tampaknya Bintara akan diam saja jika ia tak segera menanyakannya.“Bin, kau tak ingin bercerita padaku apa yang kau temukan? Kau men

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 74. RUANG BAWAH TANAH

    Acara ulang tahun Sonny telah tiba. Ada banyak sekali tamu undangan yang datang. Seketika rumah David dipenuhi oleh kerabat dan temannya bersama anak-anak mereka. Cukup berlebihan hanya untuk pesta anak berumur sebelas tahun. Acara tersebut sangat meriah seperti acara pernikahan yang meriah. Laras dan David berdiri di teras untuk menyambut para tamu undangan. Wajah Laras sungguh sangat berseri-seri hingga kedatangan sepasang kekasih membuat senyuman Laras luntur seketika.Bintara berdiri di hadapan Laras yang menatapnya tajam. Bintara menyunggingkan senyuman manis yang justru mengejek bagi Laras.“Mau apa kau ke sini?” Laras bertanya dengan nada dingin.“Manis sekali ucapan untuk tamu special sepertiku. Harusnya kau sangat tersanjung korban kecelakaan sepertiku masih menyempatkan diri untuk datang. Beruntungnya kakiku tak mengalami masalah yang serius. Aku masih kuat berjalan untuk masuk ke rumah ibuku dan duduk di kursi yang telah disediakan, kekasihku yang baik hati akan mengambilka

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 73. AYAH MINTA MAAF

    “Aku sudah bertanya pada Laras soal keterlibatannya dengan kecelakaan Bintara. Tapi aku tak bisa memastikan apapun karena dia memang pandai menutupi sesuatu. Ibumu tentu saja membela dirinya ketika disalahkan. Jadi sulit memprediksi apakah memang benar dia tidak terlibat atau memang terlibat tetapi pandai menutupinya,” tutur David atas pertanyaan Viona mengenai keterlibatan Laras pada kecelakaan Bintara.Di perjalanan menuju rumah sakit tempat Bintara dirawat, Viona dan David saling bicara. Berawal dari Viona yang bertanya soal keanehan yang Laras lakukan selama beberapa hari ini. David pun menyuarakan fakta yang membuat Viona mendapatkan keyakinan lebih terhadap dugaannya.“Apa Om melihat gelagat berbeda dari ibu belakangan ini? Atau ibu sering menghilang dan datang dari ruangan tertentu untuk melakukan sesuatu?” Viona kembali melayangkan pertanyaan.David berpikir untuk beberapa saat, mencoba mengingat hal janggal apa yang ia dapatkan dari tindakan Laras. Hingga akhirnya matanya sed

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 72. PERDEBATAN

    Laras sedang mengarahkan para pekerja yang sedang mendekor rumahnya untuk acara ulang tahun Sonny. Hiasan rumah itu bernuansa biru dan kuning. Ada banyak sekali balon berwarna biru yang memenuhi dinding. Lalu di tengahnya ada tulisan nama Sonny dengan balon warna kuning. Besok adalah hari ulang tahun Sonny yang ke sebelas. Laras tak ingin ada yang kurang dari persiapan acara itu.“Bonita, bagaimana kue yang aku pesan kemarin? Jangan lupa untuk membawanya besok pagi karena acaranya mulai jam sembilan pagi. Aku tak terima kendala apapun, pastikan kau membuat kue Cadangan apabila kue pertama gagal dibawa ke sini. Aku tak mau putraku kecewa karena kue ulangtahunnya tak sesuai harapan,” ucap Laras berbicara lewat telepon.Laras kembali mengawasi pekerja yang mendekorasi. Tak sengaja ia melihat Viona ada di depan pintu. Laras mengeryit heran melihat putrinya datang. Ia pun melangkah mendekati Viona yang tersenyum padanya.“Viona, kau ke mari? Tumben sekali,” sindir Laras.“Aku ingin menemui

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 71. KEMBALIKAN IBUKU

    “Bu, sekarang aku harus bagaimana? Ayah ingin kembali pada kita, tetapi Ayah yang menjadi penyebab semua masalah yang terjadi pada kita.”David menunggu tanggapan dari Bintara, tetapi sepertinya putra tersebut tak berniat untuk menanggapi ucapan panjang lebarnya itu. Maka pria baru baya itu lekas bangkit dari duduknya berniat untuk meninggalkan ruangan.“Kembalikan ibuku,” ucap Bintara membuat langkah David terhenti. David menatap punggung Bintara yang masih pada posisi yang sama.“Bagaimana cara Ayah melakukannya? Jika dengan terungkapnya keberadaan ibumu membuat kami di penjara. Tidak, sepertinya hanya Ayah yang akan berada di balik jeruji besi. Kau tak tahu bagaimana liarnya Laras sampai detik ini. Jika hanya Ayah yang masuk penjara, semua menjadi kacau. Semua perusahaan ayah dan ibumu bangun bisa jadi jatuh ke tangannya. Ayah memang diam selama ini, tapi Ayah tahu Laras diam-diam ingin mengalihkan satu per satu perusahaan menjadi miliknya dan juga anak kami. Saat ini Ayah sedang m

  • TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA   BAB 70. DERAI AIR MATA DAN PENYESALAN

    Bintara tak menunjukkan tanda-tanda ia akan sadar dari lelapnya. Viona dengan setia menunggu kekasihnya untuk bangun. Viona mendapatkan pesan dari ayahnya yang datang ke polres. Viona merasa janggal ketika membaca pesan tersebut.From : AyahViona, ayah datang ke polres untuk mengetahui hasil penyelidikan. Ayah dengar kecelakaan Bintara murni kecelakaan Tunggal yang tak melibatkan siapapun. Tak ada sabotase pada mobilnya. Dugaan sementara Bintara mengemudi dalam keadaan mengantuk atau mengonsumsi alcohol. Dari rekaman CCTV di sekitar sana, mobil yang dikemudikan Bintara oleng berkali-kali hingga menabrak pembatas jalan. Viona mengembuskan napasnya berat. Ia menoleh pada Bintara yang masih setia menutup matanya. “Bagaimana aku menyakinkan semua orang jikalau aku sangat mengenal kekasihku? Bin orang yang sangat hati-hati dan dewasa. Ia tak pernah mengemudi ketika ia mengantuk. Aku sudah sangat sering berjalan jauh dengan Bintara. Setiap kali ia merasa mengantuk dan lelah, ia pasti mene

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status