HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 34.**Mata Ferdi membola melihat pemandangan yang membuatnya terkejut. Riana turun dari mobil bersama suaminya Aryo. Dini, anak mereka. Kemudian mereka masuk ke dalam rumah tepat di sebelah rumah mereka yang baru saja dikontrak oleh Ferdi. Ferdi mengucek lagi matanya. Siapa tahu dia salah melihat. Tetapi beberapa kali dikucek sampai dia pun mengintip dari pintu dengan cara sembunyi-sembunyi tetap itu adalah Riana dan anaknya, Dini. Dia tidak sangka kalau Riana menjadi tetangga mereka. Saat hendak masuk lagi ke dalam rumahnya. Riana dan suaminya sudah masuk rumah mereka terlebih dahulu jadi Ferdi juga handak masuk ke rumahnya menenangkan dirinya sekaligus membersihkan rumah. Barang-barang masih banyak karena pindahan. "Astaga!"Felisha sudah ada di depannya. Ferdi terkejut. Kenapa tiba-tiba Felisha ada di depannya membuat kesal saja!"Kenapa sih kamu, Mas? Kayak lihat hantu aja. Kamu sepertinya serius sekali!" Ketika itu Aryo
Riana kini masih dalam selimut. Mereka baru saja memadu kasih. Maklum saja pengantin baru yang cintanya masih menggebu-gebu. Setelah mengantarkan Dini mengaji. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh pasangan pengantin baru ini. "Terima kasih, Sayang." Aryo mencium kening istrinya. Riana masih tampak malu-malu. "Mas, ada tetangga baru deh di samping rumah kita. Apakah kita harus berkenalan sama mereka? Tapi tadi aku mendengar mereka itu ribut kayak berantem gitu," kata Riana memeluk suaminya. "Suami istri?" tanya Aryo"Aku nggak tahu juga karena belum lihat. Mungkin aja memang suami istri atau keluarga juga nggak ngerti.""Udah biarin aja dulu. Nanti kalau mereka keluar kita sapa. Sekarang aku mau mandi dulu. Nanti mau jemput Dini. Kamu juga kalau bisa istirahat aja dulu. Nanti Mas bangunkan.""Terima kasih, Sayang." Riana tersenyum ke suaminya. "Always for you, Beb," kata Aryo ke Riana. **Pagi harinya mereka pergi ke kantor seperti biasa. Namun tetangga baru sepertinya belum mem
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 35.**PoV Riana. Aku terkejut ketika melihat ibu mertua datang ke rumah kontrakan di sebelah rumah kami. Dan yang lebih membuat aku terkejut yang mengontrak Rumah itu ternyata Mas Ferdi dan Felisha, istrinya. Tentu saja sudah bisa dipastikan kalau kami akan bertengkar di sini. Pertengkaran sengit tidak bisa dielakkan. Aku menyuruh anakku Dini masuk ke dalam rumah. Sementara suamiku masih berada di kantor. Katanya dia pulang sore hari dan hari ini juga aku akan mengantar anakku ke Rumah tahfidz untuk belajar mengaji. Mantan Ibu mertua marah-marah kepadaku. Dia menganggap aku yang mengikuti Mas Ferdi untuk mengontrak di sini. Padahal kami lebih dulu masuk. Dialah yang mungkin mengikuti kami. Belum lagi Felisha yang tiba-tiba datang serta tidak senang ketika ibu mertuanya hendak masuk ke dalam rumah. Dia berniat mengusir mertuanya sendiri. Aku lalu beranjak masuk ke dalam rumahku. Namun tidak disangka ibu mertua roboh. Dia ping
Huhuhu … Aku minta maaf yang sebesar-besarnya sama kamu karena selama ini aku juga mungkin turun andil karena kalian bercerai. Aku menang sendiri dan selalu bersikap kasar sama kamu. Sekarang mungkin balasan yang diberikan Tuhan kepada kami. Yumna menjadi korban KDRT dari suaminya dan sekarang dia akan bercerai dari suaminya. Dia menggugat suaminya ke Pengadilan Agama. Gak sangka, Riana. Banyak sekali kejadian yang tidak mengenakkan dari keluarga kami." Aku kemudian mengelus pundak Mbak Rahmi merasa kasihan juga dengan apa yang dialaminya. Begitulah kalau kita menzalimi orang lain. Di dunia ini hidup cuma sementara dan balasan baik buruk selalu ada. Allah tidak tidur. Sebagai manusia kita hanya perlu bersabar atas apa yang kita kerjakan karena apa yang kita kerjakan itulah yang akan kita hasilkan nantinya. "Sudahlah, Mbak yang penting Mbak Rahmi mau berubah menjadi orang yang jauh lebih baik tidak egois lagi. Aku sudah memaafkan Mbak Rahmi. Semoga kehidupan Mbak Rahmi dan juga kelua
HANYA AKU YANG TIDAK DIBERIKAN SERAGAM KELUARGA OLEH KELUARGA SUAMIKU 36. **Riana gak enak pada suaminya. Dalam perjalanan pulang sang suami hanya diam dan cemberut. Riana menjadi salah tingkah. Sampai di rumah pun sang suami masih cemberut dan membuat Riana semakin bingung menghadapinya. "Mas, kamu masih marah sama aku?" tanya Riana saat Dini sang anak sudah tidur. Dia bersama Aryo di kamar. Sang suami masih cemberut. Riana semakin bersalah karena tahu suaminya cemburu. "Maafkan aku, Mas." Aryo melirik Riana merasa tak enak hati. Dia menghembuskan napas kasar. Butiran embun mengalir lewat netra Riana. Wanita itu menangis karena bersalah apalagi dia teringat kebaikan Aryo setelah mereka menikah. Suaminya ini orangnya lembut dan baik. "Aku nggak suka kamu dekat dengan Ferdi kamu tahu kan kalau dia bukan mahram kamu lagi. Kenapa kamu bisa ada di rumah sakit. Ferdi pegang tangan kamu. Aku nggak suka, Sayang." Akhirnya ucapan itu keluar juga dari bibir Aryo. Riana mengelap kasar
Ferdi terdiam ketika keluarganya mengatakan itu. Dia akan melakukan tes DNA saja seperti yang di sampaikan oleh Yumna. Bila anaknya, mungkin saja itu anak Aryo. Ferdi bisa dibebankan kepada laki-laki tersebut karena Ferdi tidak ingin mengurus bayi yang dilahirkan Felisha. **Ferdi pun melakukan rencananya. Dia mengambil sampel bayi itu diam-diam. Dia memotong kuku bayi itu kemudian dia mengambil rambut bayi itu untuk dilakukan tes DNA. Dia akan nekat saja karena kalau meminta izin dari Felisa maka wanita itu tidak akan mengizinkan. Kalau terbukti itu bukan anaknya maka Ferdi tidak akan segan lagi. Tidak akan pernah memaafkan Felisha. "Felie, untuk sementara waktu kamu tinggal saja dulu di rumah orang tuamu karena nggak ada juga yang bisa ngerawat kamu kalau tinggal bersamaku." Orang tua Felisha saat itu datang menjenguk anak mereka. Mereka sedang menggendong bayi yang dilahirkan Felisha. Bayi itu perempuan dengan bobot 3,3 kg lahir dalam keadaan sehat secara operasi sesar. "Oke ak
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 37. **Aryo kepikiran terus dengan ucapan Ferdi yang mengatakan kalau anak Felisha itu anaknya. Bagaimana kalau benar anak Felisha adalah anaknya karena seperti yang dikatakan kalau pernikahan mereka baru 7 bulan tetapi Felisha sudah melahirkan. Dia terakhir kali tidak melakukan hubungan badan dengan Felisha 3 bulan yang lalu sebelum mereka berpisah saat Felisha ketahuan selingkuh dengan lelaki lain dan jalan bareng dengan Ferdi. Apakah itu anaknya karena waktunya mepet-mepet sekali membuat kepala Aryo mau pecah memikirkannya. Jalan satu-satunya adalah dengan tes DNA. "Mas, kamu dari tadi belum makan. Bagaimana kalau kamu sakit. Kamu nggak usah mikirin itu," kata Riana lembut. Dia memegang bahu suaminya itu agar suaminya bersabar dengan cobaan yang sedang mereka hadapi. "Bagaimana aku tidak kepikiran, Riana. Kalau anak itu adalah anakku bagaimana? Sejujurnya aku nggak mau punya anak dari Felisa. Dia nggak pantas jadi seorang
Felisha juga tidak bisa bebas seperti dulu lagi karena dia melahirkan secara sesar, jadi dia harus menjaga bentuk tubuhnya agar lebih ideal. Dia harus lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisinya sehabis melahirkan. Kertas yang dilempar Ferdi itu jatuh tepat ke wajah Felisha. Felisha tidak mengerti kenapa Ferdi datang marah-marah padanya. Sudah hampir sebulan dia tidak datang kemari bahkan tidak menafkahi. Apakah ini lelaki yang disebut suami?Ferdi dan keluarganya hanya membuat Felisha susah saja. Felisa menikah hanya untuk mendapatkan kebahagiaan. Namun, kini dia mendapat sengsara. Kalau kayak gini lebih bagus anak yang dilahirkannya diserahkannya saja kepada Ferdi. "Apa ini, Mas. Kenapa kamu datang tiba-tiba marah-marah sama aku dan kamu ngelempar kertas ini ke wajahku. Aku nggak suka kayak gitu kamu udah hampir 1 bulan nggak datang bahkan nggak menafkahi. Apa maksud kamu? Kamu mau menelantarkan aku!" kata Felisha geram. Pertengkaran yang terjadi di antara mereka di dengar
TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA BAG 3 S2. **PoV FERDI**"Riana, ini sudah malam apakah kamu nggak bisa menginap di sini aja?" tanyaku ke Riana. Perkataan itu terlontar begitu saja. Entah kenapa aku ingin melihat Riana dan Dini lebih lama lagi. Aku juga baru tahu mereka tetanggaku dan aku belum menikmati masa-masa bersama mereka. Kalau saja aku tahu lebih lama mereka tetanggaku mungkin aku bisa betah di rumah dan tidak perlu banyak keluar rumah bisa mengamati Riana. Walaupun dia bukan Istriku lagi. Dia tertawa kecil. Entah kenapa tawanya Itu membuat hatiku gusar. Hatiku gusar, aku hanya bisa melihatnya tidak bisa melakukan hal lebih seperti dulu lagi. Kenapa rasa itu bisa sesakit ini tapi begitulah kehidupan. Ku melepas sesuatu yang seharusnya tidak ku lepaskan. Namun justru aku harus kehilangan segalanya setelah Riana pergi dariku dan itu adalah penyesalan terbesar dalam hidupku yang tidak bisa hindari dan membuatku semakin terpuruk sedih ketika mengingat itu. "Maaf, Mas Ferdi kaya
TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA S2 BAB 2. **PoV FERDI.Kulihat Riana sudah keluar dari rumah yang ada di samping rumah kontrakan kami. Rumah kontrakan kami itu berjejer jadi dia tinggal di sebelah rumahku. Aku sangat miris dari dulu sampai sekarang Riana selalu saja ingin membeli rumah sendiri. Tetapi bersamaku justru dia tidak mendapatkan hal tersebut. Pernah suatu saat kami itu saling bercerita satu sama lain di mana Riana mengatakan kalau lebih bagus kami menabung bersama-sama. Tidak boleh ada uang yang seharusnya ditutup-tutupi. Tapi aku sama sekali nggak mau hal itu terjadi karena bagiku uangku adalah milikku dan bukan punya Riana. Jadi aku bebas sesuka ku melakukan apa saja dengan uang yang ku dapatkan dari pekerjaan. Padahal aku menyadari tujuan Riana sebenarnya baik. Agar kami memiliki rumah bersama tidak perlu mengontak rumah lagi di dekat rumah ibu yang dulu selalu saja mengatur-ngatur kehidupan kami sebagai suami istri. Namun nasi sudah menjadi bubur. Aku menyesali segalany
TAK DI BERI SERAGAM KELUARGA SEASON2 BAG 1. **POV FERDI. hatiku begitu hampa dengan kebohongan yang diciptakan Felisha. Kenapa dia tega sekali membohongi ku di saat aku sudah mulai percaya dia. Sampai anaknya lahir aku tetap percaya kepadanya kalau itu adalah anakku. Kenyataannya itu bukan anakku sampai sekarang aku juga nggak tahu Itu anak siapa. Tapi tes DNA membuktikan kalau bayi yang dilahirkan Felisha memang bukan anakku. Malam ini aku merasa benar-benar terpuruk. Saat rumah di sebelah kami sudah tidak ada lagi penghuninya. Biasanya tinggal Riana bersama Aryo dan juga Dini anakku di sana. Aku juga baru tahu kalau mereka sebenarnya tetangga ku tapi kenapa aku baru tahu sekarang dan hanya sebentar aku mengetahui dia tetanggaku. Tapi sekarang mereka sudah tidak ada lagi di sini membuat hatiku sedih. Aku berpikir beberapa saat. Apakah Riana mau kembali lagi kepadaku. Entah kenapa aku menyesal menceraikan dia aku membuang berlian berharga dan mendapatkan batu akik. Tidak seperti
Kami membangun rumah impian kami. Suamiku juga membuat rumah itu atas nama ku dan juga kebahagiaan kami yang sebentar lagi akan memiliki anak dia tidak ragu melakukan itu karena katanya anak dan diriku lebih berhak atas dirinya. Aku sangat bahagia dipertemukan oleh laki-laki yang baik seperti Mas Aryo yang bisa memberikan aku kebahagiaan. "Riana, kamu jadi pindah?" kata Mas Ferdi saat kami sibuk berbenah barang-barang yang akan membawa kami ke rumah baru. "Alhamdulillah, Iya, Mas." Aku melihat wajah kecewa Mas Ferdi ketika aku mengatakan akan pindah rumah. Saat itu Mas Aryo juga melihat kami sedang berbicara dan dia segera menghampiri. "Terima kasih Ferdi karena selama ini sudah menjadi tetangga yang baik bagi kami.""Kalian pindah ke mana? Bagaimanapun Dini adalah anakku dan aku berhak untuk tahu di mana kepindahan kalian karena aku ingin bertemu dengan Dini seterusnya dan kalian tidak boleh menghalang-halangi aku!" kata Mas Ferdi. "Tentu saja aku akan memberikan alamatnya kepad
Mas Ferdi terdiam sejenak. Dia memandangku sendu. Ada rasa sedih ketika aku mengatakan itu tetapi aku harus mengatakan di depan Felisha agar dia tahu bagaimana sikap Mas Ferdi ketika kami menikah dulu dan dia jangan menuduhku sembarangan. "Cukup, Felisha. Kenapa kamu malah bawa-bawa Riana dalam hal ini. Lagi pula aku dan Riana sudah berpisah dan Dini memang anakku. Aku yakin karena Riana juga sudah bersumpah itu anak kami. Yang pasti Riana tidak seperti kamu Felisha. Wanita ular yang tukang selingkuh. Hari ini juga aku menceraikanmu. Kamu bukan Istriku lagi. Dari dulu seharusnya aku menceraikanmu dan tidak menerimamu sebagai istri. Aku tidak mau lagi hidup dengan perempuan penjahat seperti ini yang menipuku serta keluargaku!" Mas Ferdi mengatakan begitu saja kalau dia muak dengan segalanya yang diciptakan Felisha. "Ferdi. Kenapa kamu mengambil keputusan kayak gini. Tidak seharusnya kamu menceraikan anak saya dalam keadaan kayak gini!" kata Ibunya gak terima. "Sadar, Bu. Anak kamu
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 38. **POV RIANA. Saat aku diajak oleh suamiku untuk melihat hasil tes DNA. Kami pergi ke rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Suamiku sudah bergetar dan dia merasa takut sebenarnya untuk melihat hasil dari tes DNA itu. Beberapa kali dia menggenggam tanganku dengan erat untuk memberikan ku sugesti agar bisa menerima jika benar anak yang dilahirkan Felisha adalah anaknya maka aku juga harus menerima anak itu. Namun, kami bisa bernapas lega karena ketika Dokter memberikan hasil tes itu hasilnya negatif. Anak yang dilahirkan Felisha bukan anak dari Mas Aryo. Aku bisa bernafas lega dan saat itu Mas Aryo memelukku. Aku nggak tahu kenapa dia begitu bahagia saat tahu kalau Felisha bukan mengandung anaknya. "Terima kasih, Sayang. Karena kamu sudah percaya padaku. Alhamdulillah hasilnya negatif." "Kenapa kamu begitu bahagia, Mas tidak mempunyai anak dari Felisha. Apakah dia perempuan yang begitu buruk?" Aku bertanya begitu saja
Felisha juga tidak bisa bebas seperti dulu lagi karena dia melahirkan secara sesar, jadi dia harus menjaga bentuk tubuhnya agar lebih ideal. Dia harus lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisinya sehabis melahirkan. Kertas yang dilempar Ferdi itu jatuh tepat ke wajah Felisha. Felisha tidak mengerti kenapa Ferdi datang marah-marah padanya. Sudah hampir sebulan dia tidak datang kemari bahkan tidak menafkahi. Apakah ini lelaki yang disebut suami?Ferdi dan keluarganya hanya membuat Felisha susah saja. Felisa menikah hanya untuk mendapatkan kebahagiaan. Namun, kini dia mendapat sengsara. Kalau kayak gini lebih bagus anak yang dilahirkannya diserahkannya saja kepada Ferdi. "Apa ini, Mas. Kenapa kamu datang tiba-tiba marah-marah sama aku dan kamu ngelempar kertas ini ke wajahku. Aku nggak suka kayak gitu kamu udah hampir 1 bulan nggak datang bahkan nggak menafkahi. Apa maksud kamu? Kamu mau menelantarkan aku!" kata Felisha geram. Pertengkaran yang terjadi di antara mereka di dengar
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 37. **Aryo kepikiran terus dengan ucapan Ferdi yang mengatakan kalau anak Felisha itu anaknya. Bagaimana kalau benar anak Felisha adalah anaknya karena seperti yang dikatakan kalau pernikahan mereka baru 7 bulan tetapi Felisha sudah melahirkan. Dia terakhir kali tidak melakukan hubungan badan dengan Felisha 3 bulan yang lalu sebelum mereka berpisah saat Felisha ketahuan selingkuh dengan lelaki lain dan jalan bareng dengan Ferdi. Apakah itu anaknya karena waktunya mepet-mepet sekali membuat kepala Aryo mau pecah memikirkannya. Jalan satu-satunya adalah dengan tes DNA. "Mas, kamu dari tadi belum makan. Bagaimana kalau kamu sakit. Kamu nggak usah mikirin itu," kata Riana lembut. Dia memegang bahu suaminya itu agar suaminya bersabar dengan cobaan yang sedang mereka hadapi. "Bagaimana aku tidak kepikiran, Riana. Kalau anak itu adalah anakku bagaimana? Sejujurnya aku nggak mau punya anak dari Felisa. Dia nggak pantas jadi seorang
Ferdi terdiam ketika keluarganya mengatakan itu. Dia akan melakukan tes DNA saja seperti yang di sampaikan oleh Yumna. Bila anaknya, mungkin saja itu anak Aryo. Ferdi bisa dibebankan kepada laki-laki tersebut karena Ferdi tidak ingin mengurus bayi yang dilahirkan Felisha. **Ferdi pun melakukan rencananya. Dia mengambil sampel bayi itu diam-diam. Dia memotong kuku bayi itu kemudian dia mengambil rambut bayi itu untuk dilakukan tes DNA. Dia akan nekat saja karena kalau meminta izin dari Felisa maka wanita itu tidak akan mengizinkan. Kalau terbukti itu bukan anaknya maka Ferdi tidak akan segan lagi. Tidak akan pernah memaafkan Felisha. "Felie, untuk sementara waktu kamu tinggal saja dulu di rumah orang tuamu karena nggak ada juga yang bisa ngerawat kamu kalau tinggal bersamaku." Orang tua Felisha saat itu datang menjenguk anak mereka. Mereka sedang menggendong bayi yang dilahirkan Felisha. Bayi itu perempuan dengan bobot 3,3 kg lahir dalam keadaan sehat secara operasi sesar. "Oke ak