HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 30. **"Enak banget masakan kamu, Riana. Rendang daging. Dah lama Tante gak masak begini. Wiih baunya juga enak." Riana tersenyum ketika Bu Yanti memuji masakannya. Hari ini dia bersama Monika datang ke rumah Bu Yanti. Di mana rumah Bu Yanti adalah rumah dari orang tua Monika serta orang tua Aryo. Dia sengaja datang ke sana karena diundang oleh Bu Yanti langsung. Riana datang bersama Dini, anaknya dan Monika lah yang mempromosikan Riana. Apa saja akan diceritakan oleh Monika yang baik-baik tentang Riana. Apalagi Monika mengatakan kalau Riana punya hubungan dekat dengan Aryo. Mereka sudah jadian. Riana calon istri Aryo dan sebentar lagi abangnya akan melamar. Bu Yanti merasa senang ketika melihat langsung bagaimanakah Riana. Apalagi mereka sudah masak bersama dan berbicara satu sama lain. Dia seakan-akan setuju saja kalau Aryo menikah dengan Riana. Sempat Bu Yanti stres gara-gara Aryo bercerai dari Felisha apalagi anaknya itu
Dari perkataan Aryo jelas sekali kalau anaknya itu sudah memiliki calon istri dan pastinya Riana yang dimaksud. Bu Yanti memaksa anaknya itu datang ke rumah untuk melihat sendiri pilihan ibunya seperti apa. Pasti dia akan senang ketika melihat Riana yang dipilih ibunya untuk menjadi istrinya karena sudah beberapa kali ibunya menjodohkan Aryo. Aryo itu seperti stres ketika kehilangan Felisha bukan karena apa-apa dia nyaris dibuat bangkrut oleh Felisa. Namun begitu bertemu Riana semangat hidupnya datang lagi. Dia bergairah kembali dan menjalankan kehidupan dengan senang kembali. Sehingga Ibu Yanti tidak merasa ragu untuk menjodohkan Riana dengan Aryo. Karena kebahagiaan anaknya adalah di atas segalanya mungkin anaknya perlu menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru. "Assalamualaikum." "Waalaikumsalam. Aryo ..." Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga Aryo masih berada di depan pintu. Kemudian Bu Yanti menyambut kedatangan anaknya itu. Kedatangan Aryo benar-benar membuat Bu Y
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 31. **Riana tersipu malu ketika Aryo mengatakan lagi cintanya. Sekali lagi dia mengatakan ke Riana kalau dia menginginkan Riana menjadi istrinya. "Bagaimana, Dek. Apa kamu mau menerima Mas Aryo?" tanyanya. Riana menatap Aryo sekilas kemudian dia melirik anaknya yang sedang bermain-main dengan anaknya Monika sepertinya Dini dan Dito akrab. Tetapi bukan karena itu Riana menerima Aryo. Namun dia sudah beberapa kali melaksanakan salat istikharah dan jawabannya adalah iya. "Iya, Mas. Aku terima." "Serius?" tanya Aryo dengan wajah berbinar. Riana menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan Aryo. Lelaki itu tiba-tiba merasa senang, begitu senang. Melihat mereka berdua berekspresi sedemikian rupa, ibu dan Monica tertawa-tawa. Tadi Ibunya berada di dapur sengaja untuk memberikan kesempatan kepada Aryo dan Riana untuk saling berbicara sembari mereka menyiapkan makanan dan camilan. "Gimana jawabannya, Riana? Kamu nerima cowok jelek ini
Panggilan diakhiri. Riana merasa sedih ketika dikabarkan sedemikian oleh mantan kakak iparnya. Sungguh malang sekali nasib Chikita yang tidak terlalu dirawat oleh orang tuanya sekarang dia meninggal dunia. "Ada masalah apa, Dek?" tanya Aryo. "Mas Aryo.""Maaf, Mas datang ke sini. Hanya khawatir sama kamu kayaknya lagi ada masalah makanya lama di luar. Kamu dari tadi udah selesai menghubungi seseorang ditelepon tapi berpikir sesuatu yang membuat lama. Mas khawatir bener-bener deh. Sebenarnya ada apa, Riana? Kamu bisa cerita sama Mas Aryo. Aku akan membantumu." "Itu, Mas. Chikita Dia anak mantan kakak ipar ku. Dia meninggal dunia sedang berada di rumah duka mungkin besok dikebumikan. Aku nggak tahu apakah bisa atau tidak besok datang karena pekerjaan di kantor banyak. Apakah Mas Aryo mau menemaniku pergi ke sana? rumahnya tidak terlalu jauh. Tetapi maaf sekali bila merepotkan Mas Aryo." "Apa sih Dek ngomong kayak gitu. Ngerepotin apa kamu kan calon istriku. Aku senang kok direpotin
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 32. **PoV Ferdi. Aku tersentak ketika Riana datang bersama dengan Aryo dan juga Dini anakku. Aku tidak menyangka dia datang saat Chikita di semayamkan. Mbak Rahmi histeris menangis kehilangan anaknya. Aku tidak mengetahui apakah Mbak Rahmi ini benar-benar menyesal atau dibuat-buat. Soalnya ketika anaknya itu berada di Rumah Sakit. Dia jarang sekali menjenguk anaknya. Lebih memilih bekerja merasa sibuk sendiri. Bahkan Mbak Rahmi juga sakit karena keguguran beberapa waktu yang lalu. Jujur saja aku lepas tangan menghadapinya. Entah dia minum ramuan apa untuk menggugurkan kandungannya. Siapa ayah dari bayi nya juga gak tahu. Entah kenapa keluargaku jadi begini. Saat ini, aku fokus pada Riana. Dia terlihat bahagia bersama Aryo. Hatiku sakit melihatnya. Aku juga nggak tahu kenapa hatiku sakit melihatnya. Saat aku bertanya kepada Riana. Mantan istriku itu mengatakan kalau dia dan Aryo akan segera menikah. Persendianku lemas ketik
Aku menghela nafas panjang. Aku udah muak dengan apa yang diinginkan oleh ibuku. Gara-gara keinginan yang aneh-aneh aku jadi berpisah dengan Riana. "Aku nggak bisa menceraikan dia begitu saja, Bu karena dia itu hamil dan aku kasihan sama dia. Dulu aku pernah berbuat zalim kepada Riana. Saat ini aku masih berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Felie. Meskipun dia masih bersikap seperti itu.""Tapi dia udah mulai membangkang dan dia itu miskin. Ternyata selama ini dia membohongi kita. Untuk apa kamu mempertahankan pernikahan dengan perempuan kayak gitu. Mending kamu ceraikan aja dia! Dia nggak akan pernah berubah dan akan terus menjadi perempuan yang sama penipu dan tukang selingkuh tidak seharusnya kamu menikahi dia!" Lama-lama di rumah Ibu membuat kepalaku semakin pusing. Dia terus saja mengintimidasi dan menyuruhku melakukan hal yang sesuai dengan apa yang diinginkannya. Aku merasa mulai muak dan bosan. Tetapi menghadapi orang tua aku nggak bisa kasar-kasar. Aku hanya bersikap
ISTRIKU TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 33. **POV AUTHOR. Dengan perasaan sedih Ferdi datang menyalami Riana dan Aryo yang terlihat bahagia. Sedangkan dirinya nelangsa. Pesta pernikahan pun dilakukan biasa saja tidak terlalu meriah. Bisa di katakan apa adanya. Hanya Aryo memberikan mas kawin tiga puluh gram emas ke Riana. Orang tua Riana juga datang mengunjungi. Bapak dan Ibunya dari kampung. Ketika melihat Ferdi ada rasa marah juga di hari orang tuanya karena Ferdi sudah menyakiti hati anak mereka, Riana. Orang tua Riana ini memang benar-benar masih dari pedesaan yang selalu menerima apa adanya. Saat Riana bercerai. Mungkin saat itu Riana sedang dalam masalah besar. Sebab menghadapinya sendirian. Tetapi orang tuanya di kampung selalu menguatkan dirinya dengan cara menghubungi dia secara rutin. Ibu dan bapaknya ingin datang ke kota tetapi Riana mengatakan jangan dulu sebab perjalanan jauh pasti membuat mereka lelah. Riana mengatakan bisa mengatasi masalah ini dan kuat b
"Sayang, aku ada kejutan buat kamu. Tara ..." Mata Riana membola ketika Aryo memberikan dia cincin emas. Padahal ketika menikah Aryo sudah memberikan gelang 30 gram mahar pernikahannya. "Mas, kamu serius. Ini buat aku." "Iya, Alhamdulillah. Aku dapat bonus dari hasil kerja aku dan usaha kita sudah mulai maju." Riana secara cepat memeluk sang suami. Aryo merasa bahagia menerima sambutan hangat dari sang istri. "Aku ada kejutan lagi buat kamu. Aku mau buat rumah. Alhamdulillah Allah kasih rezeki buat kita." "Kamu serius, Mas." "Iya, walaupun masih rencana. Kita akan merencanakannya bersama-sama. Sebelum itu kita ngontrak rumah dulu ya. Aku sudah pilihkan kontrakan yang tepat untuk kita tinggal. Hanya beberapa bulan saja kita tinggal di sana setelah itu kalau ada rezeki benar-benar kita membangun rumah walaupun kontrakannya sederhana. Apakah kamu mau?"!"Tentu, Mas. Aku mau." "Di mana Dini. Ini ada hadiah buat dia. Mainan dan alat belajar." Aryo kemudian memanggil Dini untuk mem