HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA 20. **POV RIANA. "Bunda, kasihan sekali ya Chikita. Apakah dia bisa sembuh?" tanya Dini sebelum kami turun dari mobil.Aku dan anakku sudah berada di parkiran Rumah Sakit. Kami menaiki mobil karena kendaraan ini, kami bisa lebih mudah bepergian kemana-mana. Sekarang aku sudah sendiri jadi aku harus mandiri. Aku juga harus mengantar jemput anakku. Apalagi Dini sekarang sudah mau mengaji. Bila sore hari dia akan mengaji ramai-ramai dengan anak-anak yang lainnya juga di Rumah tahfidz. Tak terlalu jauh dari aku mengontrak rumah. Bersyukurlah anakku ini mengerti keadaan kami. Dia tahu kalau hubunganku dengan suamiku kurang baik. Apalagi anakku ini kurang mendapat kasih sayang dari ayahnya. "Bunda gak tahu, Sayang. Tetapi kita harus menjenguknya karena dia ingin bertemu dengan Dini juga. Kita berdoa aja semoga Chikita sehat dan bisa sekolah lagi. Bisa bermain lagi sama Dini." Aku tersenyum ke anakku. Alangkah aku merasa anakku jauh lebih beru
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 21.**POV AUTHOR. Riana sentak kaget dengan apa yang dilakukan oleh Ferdi. Dia tidak menyangka ketika Ferdi menariknya. Riana berpikir Ferdi akan memarahinya bahkan melakukan kekerasan padanya. Biasanya Ferdi kalau marah akan melempar sesuatu ke depan wajahnya. Misalnya bantal, pakaian tetapi sesuatu yang lembut di lemparkannya ke Riana. Namun, dia lempar secara kasar jika tidak sesuai apa yang dia mau. Contohnya, saat Riana meminta uang tambahan belanja ketika Ferdi memberikan hanya satu juta lima ratus. Karena kesal Ferdi melempar bantal secara kasar padanya. "Dasar! Gak bersyukur kamu jadi istri!" Itu yang dia katakan. Lalu Ferdi pergi. Walaupun dia hanya melempar bantal dan benda-benda lembut seperti kain. Tetapi, tetap saja hati Riana sakit dengan kelakuan kasar sang suami. Dia selama ini sabar selama beberapa tahun karena Riana memang tak punya kerja dan mengharapkan selalu dari Ferdi. Jangankan bergaya bagus, buat be
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 22.**POV Author. "Ferdi kenapa kamu jadi lelaki bodoh sekali. Ceraikan wanita belagu itu. Dia pikir bisa sombong seperti itu dengan punya mobil bekas. Felisha jauh dari segalanya. Dia anak orang kaya. Ibu minta sama kamu. Ceraikan dia!" Ibu berkata garang saat Ferdi tiba di rumah. Ibu sengaja menunggu Ferdi agar lelaki itu tak terus-terusan mengulur waktu untuk menikahi Felisha. "Ibu. Kapan datang. Kenapa datang-datang menyusahkan aku. Aku pusing, Bu. Lebih baik Ibu ngurus Mbak Rahmi yang hamil entah anak siapa!" "Ferdi. Keluarga kita sudah tercoreng namanya gara-gara Rahmi. Jadi aku minta sama kamu. Kamu nikahi Felisha agar nama keluarga kita kembali naik lagi. Ibu udah pusing ditambah Riana yang sombong dan belagu membuat Ibu makin benci dengan dia." Mata Ibu menatap nyalang Ferdi. Ferdi menghela napas panjang. Dia cemburu melihat Riana dekat dengan Aryo dan merindukan istrinya itu. Kemarin Riana dia cium dan itu selalu
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 23. **Riana merasa lega karena sudah berpisah dari Ferdi. Akhirnya dia ketuk palu perceraian juga dengan lelaki itu. Riana merasa hidupnya lebih ringan. Dia bisa fokus membesarkan anaknya. Kalau dipikir-pikir buat apa dia menderita hanya untuk membuat keluarga Ferdi bahagia. Sementara dia sengsara. Melihat Ibu Imah, Ibunya Ferdi dan sekarang mantan mertuanya. Riana terkadang sakit hati. Dia selalu saja berkata ketus dan sampai mereka bercerai tak juga berubah. Apa salah Riana padanya, dia pun gak tahu? Riana bisa tersenyum sekarang karena masa Iddah juga sudah selesai. Dia bisa bebas. Selama masa Iddah pun Ferdi tak memberi nafkah padanya. Riana cukup sadar diri karena percuma meminta pada sang mantan. Ferdi tak akan memberikan apa-apa padanya. Yang ada dia sakit hati. Allah memang maha baik. Rezeki yang sepenuhnya diberikan saat itu pada Ferdi sudah Allah berikan lagi untuk Riana. Rezekinya Allah kembalikan. Dulu Riana seba
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 24.**PoV Author. Riana tengah bersiap untuk pergi ke pesta pernikahan mantan suaminya dan juga Felisha. Entah kenapa dia kemarin mengiyakan perkataan dari Aryo Kalau mereka akan pergi bersama ke sana. Nggak ada salahnya juga mereka pergi bersama. Apapun yang dikatakan Ferdi. Riana udah nggak peduli lagi mau dicap selingkuh atau tidak. Kenyataannya dia tidak selingkuh dan sekarang mereka sudah bercerai. Riana tidak pernah sekalipun selingkuh dengan lelaki lain. Dia selalu menjaga martabatnya ketika menikah dengan Ferdi. Namun Ferdi menyia-nyiakan kepercayaannya dengan cara tidak menafkahi secara layak dan tidak memberi kasih sayang secara layak pula untuk Riana dan juga dini. Ferdi selalu beranggapan bahwa keluarga adalah nomor satu. Sedangkan istri hanya orang lain yang tidak sengaja dipungut untuk dijadikan teman hidup. Jadi selagi masih bisa berbakti kepada orang tua maka dia akan berbakti sebanyak-banyaknya kepada orang t
Ketika Riana bergiliran akan menyalami mantan ibu mertua. Wanita paruh baya itu melihatnya dengan tatapan menghina. Terlihat jelas kalau sebenarnya dia datang ke sini hanya untuk mempermalukan Riana saja dan merasa bangga sudah memisahkan mereka sebagai suami istri. "Jadi kamu punya hubungan sama mantan suami Felisha. Ternyata kamu sama aja. Gak berkelas banget cari laki. Kamu juga pelakor kali yang ngerebut suami orang." Riana kesal dengan ucapan mantan ibu mertua. Walaupun dia berbicara dengan suara yang pelan. Tetap saja ucapannya Itu menyakiti Riana. "Yang pasti aku udah bercerai dari Mas Ferdi, Bu. Mau menjalin hubungan dengan siapapun selama aku menikah dengan dia nggak ada bukti kalau aku merebut suami orang. Apalagi menjalin hubungan dengan orang lain saat pernikahanku. Kalau sekarang aku jalan sama laki-laki lain itu bukan urusan ibu dan juga Mas herdi lagi. Jadi kalian nggak usah ikut campur dengan apa yang sekarang aku kerjakan. Karena aku bukan istri Mas Ferdi lagi yang
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 25. **PoV Author.Malam ini adalah malam pertama buat Ferdi dan Felisha. Kamar pengantin sudah dihias dan mereka sebagai pengantin baru pastilah berbahagia di malam ini. Senyum sumringah terus hadir di wajah Felisha Karena dia sudah menjadi Nyonya Ferdi. Tetapi pikiran Ferdi entah kemana-mana di malam pertamanya ini. Dia tidak fokus sama sekali. Lagian malam pertama apa maksudnya? Dia dan Felisha sudah sering melakukan hubungan suami istri dalam sebulan ini. Ya, Ferdi mengingat kalau dia dan Felisha melakukan hubungan suami istri dalam dua bulan ini. Tak tahu sudah berapa kali. Felisha selalu meminta begitupun dengan Ferdi. Keduanya sama saja hanyut dalam buaian setan. "Mas, kamu kok kayak nggak bersemangat gitu sih. Kamu kayak nggak senang banget nikah sama aku. Kamu nggak bahagia ya di malam ini!" kata Felisha ketus. Ferdi menghela napas panjang. Ferdi masih teringat akan perkataan Felisha ketika mereka berada di pelaminan
"Makasih ya, Mas. Makasih juga Monika." Riana mengulas senyum kepada mereka berdua karena Aryo sudah mengantarnya pulang. "Iya, Sama-sama." Aryo menjadi salah tingkah. Entah kenapa dia begitu cepat bisa melupakan Felisha sang mantan istri dan beralih senang melihat Riana. Mungkin awalnya karena masakan Riana yang enak dan selalu habis dimakannya. Lagi pula mereka juga memiliki nasib yang sama dikhianati oleh pasangan masing-masing. Kalau Aryo sendiri bukan cuma sekali dua kali dikhianati oleh Felisa sudah ada tiga kali Felisha itu selingkuh dengan laki-laki. Namun dia masih memaafkan Felisha karena Felisha menangis terus menerus. Sampai akhirnya Aryo memang nggak bisa memaafkan Felisha ketika Felisha jalan dengan lelaki lain sampai ke Hotel. Di sana Aryo sakit hati. Dia lalu memergoki Felisha dengan pacarnya. Tapi, bukan Ferdi saat itu dan orang lain. Felisha masih mencoba minta maaf. Namun, Aryo selalu bersikap dingin padanya. Sampai Felisha mencari pelampiasan lain dan bersama Fe
TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA BAG 3 S2. **PoV FERDI**"Riana, ini sudah malam apakah kamu nggak bisa menginap di sini aja?" tanyaku ke Riana. Perkataan itu terlontar begitu saja. Entah kenapa aku ingin melihat Riana dan Dini lebih lama lagi. Aku juga baru tahu mereka tetanggaku dan aku belum menikmati masa-masa bersama mereka. Kalau saja aku tahu lebih lama mereka tetanggaku mungkin aku bisa betah di rumah dan tidak perlu banyak keluar rumah bisa mengamati Riana. Walaupun dia bukan Istriku lagi. Dia tertawa kecil. Entah kenapa tawanya Itu membuat hatiku gusar. Hatiku gusar, aku hanya bisa melihatnya tidak bisa melakukan hal lebih seperti dulu lagi. Kenapa rasa itu bisa sesakit ini tapi begitulah kehidupan. Ku melepas sesuatu yang seharusnya tidak ku lepaskan. Namun justru aku harus kehilangan segalanya setelah Riana pergi dariku dan itu adalah penyesalan terbesar dalam hidupku yang tidak bisa hindari dan membuatku semakin terpuruk sedih ketika mengingat itu. "Maaf, Mas Ferdi kaya
TAK DIBERI SERAGAM KELUARGA S2 BAB 2. **PoV FERDI.Kulihat Riana sudah keluar dari rumah yang ada di samping rumah kontrakan kami. Rumah kontrakan kami itu berjejer jadi dia tinggal di sebelah rumahku. Aku sangat miris dari dulu sampai sekarang Riana selalu saja ingin membeli rumah sendiri. Tetapi bersamaku justru dia tidak mendapatkan hal tersebut. Pernah suatu saat kami itu saling bercerita satu sama lain di mana Riana mengatakan kalau lebih bagus kami menabung bersama-sama. Tidak boleh ada uang yang seharusnya ditutup-tutupi. Tapi aku sama sekali nggak mau hal itu terjadi karena bagiku uangku adalah milikku dan bukan punya Riana. Jadi aku bebas sesuka ku melakukan apa saja dengan uang yang ku dapatkan dari pekerjaan. Padahal aku menyadari tujuan Riana sebenarnya baik. Agar kami memiliki rumah bersama tidak perlu mengontak rumah lagi di dekat rumah ibu yang dulu selalu saja mengatur-ngatur kehidupan kami sebagai suami istri. Namun nasi sudah menjadi bubur. Aku menyesali segalany
TAK DI BERI SERAGAM KELUARGA SEASON2 BAG 1. **POV FERDI. hatiku begitu hampa dengan kebohongan yang diciptakan Felisha. Kenapa dia tega sekali membohongi ku di saat aku sudah mulai percaya dia. Sampai anaknya lahir aku tetap percaya kepadanya kalau itu adalah anakku. Kenyataannya itu bukan anakku sampai sekarang aku juga nggak tahu Itu anak siapa. Tapi tes DNA membuktikan kalau bayi yang dilahirkan Felisha memang bukan anakku. Malam ini aku merasa benar-benar terpuruk. Saat rumah di sebelah kami sudah tidak ada lagi penghuninya. Biasanya tinggal Riana bersama Aryo dan juga Dini anakku di sana. Aku juga baru tahu kalau mereka sebenarnya tetangga ku tapi kenapa aku baru tahu sekarang dan hanya sebentar aku mengetahui dia tetanggaku. Tapi sekarang mereka sudah tidak ada lagi di sini membuat hatiku sedih. Aku berpikir beberapa saat. Apakah Riana mau kembali lagi kepadaku. Entah kenapa aku menyesal menceraikan dia aku membuang berlian berharga dan mendapatkan batu akik. Tidak seperti
Kami membangun rumah impian kami. Suamiku juga membuat rumah itu atas nama ku dan juga kebahagiaan kami yang sebentar lagi akan memiliki anak dia tidak ragu melakukan itu karena katanya anak dan diriku lebih berhak atas dirinya. Aku sangat bahagia dipertemukan oleh laki-laki yang baik seperti Mas Aryo yang bisa memberikan aku kebahagiaan. "Riana, kamu jadi pindah?" kata Mas Ferdi saat kami sibuk berbenah barang-barang yang akan membawa kami ke rumah baru. "Alhamdulillah, Iya, Mas." Aku melihat wajah kecewa Mas Ferdi ketika aku mengatakan akan pindah rumah. Saat itu Mas Aryo juga melihat kami sedang berbicara dan dia segera menghampiri. "Terima kasih Ferdi karena selama ini sudah menjadi tetangga yang baik bagi kami.""Kalian pindah ke mana? Bagaimanapun Dini adalah anakku dan aku berhak untuk tahu di mana kepindahan kalian karena aku ingin bertemu dengan Dini seterusnya dan kalian tidak boleh menghalang-halangi aku!" kata Mas Ferdi. "Tentu saja aku akan memberikan alamatnya kepad
Mas Ferdi terdiam sejenak. Dia memandangku sendu. Ada rasa sedih ketika aku mengatakan itu tetapi aku harus mengatakan di depan Felisha agar dia tahu bagaimana sikap Mas Ferdi ketika kami menikah dulu dan dia jangan menuduhku sembarangan. "Cukup, Felisha. Kenapa kamu malah bawa-bawa Riana dalam hal ini. Lagi pula aku dan Riana sudah berpisah dan Dini memang anakku. Aku yakin karena Riana juga sudah bersumpah itu anak kami. Yang pasti Riana tidak seperti kamu Felisha. Wanita ular yang tukang selingkuh. Hari ini juga aku menceraikanmu. Kamu bukan Istriku lagi. Dari dulu seharusnya aku menceraikanmu dan tidak menerimamu sebagai istri. Aku tidak mau lagi hidup dengan perempuan penjahat seperti ini yang menipuku serta keluargaku!" Mas Ferdi mengatakan begitu saja kalau dia muak dengan segalanya yang diciptakan Felisha. "Ferdi. Kenapa kamu mengambil keputusan kayak gini. Tidak seharusnya kamu menceraikan anak saya dalam keadaan kayak gini!" kata Ibunya gak terima. "Sadar, Bu. Anak kamu
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 38. **POV RIANA. Saat aku diajak oleh suamiku untuk melihat hasil tes DNA. Kami pergi ke rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Suamiku sudah bergetar dan dia merasa takut sebenarnya untuk melihat hasil dari tes DNA itu. Beberapa kali dia menggenggam tanganku dengan erat untuk memberikan ku sugesti agar bisa menerima jika benar anak yang dilahirkan Felisha adalah anaknya maka aku juga harus menerima anak itu. Namun, kami bisa bernapas lega karena ketika Dokter memberikan hasil tes itu hasilnya negatif. Anak yang dilahirkan Felisha bukan anak dari Mas Aryo. Aku bisa bernafas lega dan saat itu Mas Aryo memelukku. Aku nggak tahu kenapa dia begitu bahagia saat tahu kalau Felisha bukan mengandung anaknya. "Terima kasih, Sayang. Karena kamu sudah percaya padaku. Alhamdulillah hasilnya negatif." "Kenapa kamu begitu bahagia, Mas tidak mempunyai anak dari Felisha. Apakah dia perempuan yang begitu buruk?" Aku bertanya begitu saja
Felisha juga tidak bisa bebas seperti dulu lagi karena dia melahirkan secara sesar, jadi dia harus menjaga bentuk tubuhnya agar lebih ideal. Dia harus lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisinya sehabis melahirkan. Kertas yang dilempar Ferdi itu jatuh tepat ke wajah Felisha. Felisha tidak mengerti kenapa Ferdi datang marah-marah padanya. Sudah hampir sebulan dia tidak datang kemari bahkan tidak menafkahi. Apakah ini lelaki yang disebut suami?Ferdi dan keluarganya hanya membuat Felisha susah saja. Felisa menikah hanya untuk mendapatkan kebahagiaan. Namun, kini dia mendapat sengsara. Kalau kayak gini lebih bagus anak yang dilahirkannya diserahkannya saja kepada Ferdi. "Apa ini, Mas. Kenapa kamu datang tiba-tiba marah-marah sama aku dan kamu ngelempar kertas ini ke wajahku. Aku nggak suka kayak gitu kamu udah hampir 1 bulan nggak datang bahkan nggak menafkahi. Apa maksud kamu? Kamu mau menelantarkan aku!" kata Felisha geram. Pertengkaran yang terjadi di antara mereka di dengar
HANYA AKU YANG TAK DIBERI SERAGAM OLEH KELUARGA SUAMIKU 37. **Aryo kepikiran terus dengan ucapan Ferdi yang mengatakan kalau anak Felisha itu anaknya. Bagaimana kalau benar anak Felisha adalah anaknya karena seperti yang dikatakan kalau pernikahan mereka baru 7 bulan tetapi Felisha sudah melahirkan. Dia terakhir kali tidak melakukan hubungan badan dengan Felisha 3 bulan yang lalu sebelum mereka berpisah saat Felisha ketahuan selingkuh dengan lelaki lain dan jalan bareng dengan Ferdi. Apakah itu anaknya karena waktunya mepet-mepet sekali membuat kepala Aryo mau pecah memikirkannya. Jalan satu-satunya adalah dengan tes DNA. "Mas, kamu dari tadi belum makan. Bagaimana kalau kamu sakit. Kamu nggak usah mikirin itu," kata Riana lembut. Dia memegang bahu suaminya itu agar suaminya bersabar dengan cobaan yang sedang mereka hadapi. "Bagaimana aku tidak kepikiran, Riana. Kalau anak itu adalah anakku bagaimana? Sejujurnya aku nggak mau punya anak dari Felisa. Dia nggak pantas jadi seorang
Ferdi terdiam ketika keluarganya mengatakan itu. Dia akan melakukan tes DNA saja seperti yang di sampaikan oleh Yumna. Bila anaknya, mungkin saja itu anak Aryo. Ferdi bisa dibebankan kepada laki-laki tersebut karena Ferdi tidak ingin mengurus bayi yang dilahirkan Felisha. **Ferdi pun melakukan rencananya. Dia mengambil sampel bayi itu diam-diam. Dia memotong kuku bayi itu kemudian dia mengambil rambut bayi itu untuk dilakukan tes DNA. Dia akan nekat saja karena kalau meminta izin dari Felisa maka wanita itu tidak akan mengizinkan. Kalau terbukti itu bukan anaknya maka Ferdi tidak akan segan lagi. Tidak akan pernah memaafkan Felisha. "Felie, untuk sementara waktu kamu tinggal saja dulu di rumah orang tuamu karena nggak ada juga yang bisa ngerawat kamu kalau tinggal bersamaku." Orang tua Felisha saat itu datang menjenguk anak mereka. Mereka sedang menggendong bayi yang dilahirkan Felisha. Bayi itu perempuan dengan bobot 3,3 kg lahir dalam keadaan sehat secara operasi sesar. "Oke ak