Share

Choice

Penulis: ZaiJeeLea
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Cowok itu lagi!

Sumpah mati Lala tidak sudi melihat mukanya lagi.

“Permisi,” pamit Lala sambil melepaskan tangan Aiden dari bahunya.

Aiden menggeram. Detik berikutnya dia menyeret Lala keluar kelab.

“Kenapa main seret-seret sih?!” maki cewek itu saat mereka sudah di luar kelab.

Aiden memandangi Lala dari atas sampai bawah. Wajahnya yang beraut hangat berubah datar dan dingin. “Kamu ngapain di sini?”

Lala membuang muka. “Bukan urusan kamu.”

Tubuh tinggi Aiden semakin menjulang karena badan laki-laki itu menegap. “Jawab aku, La. Kamu ngapain ada di sini? pakai baju kayak gini, lagi. Baju kurang kain. Kayak bukan kamu aja. Terus, aku liat kamu tadi duduk bareng Deson. Kamu nggak sedang godain dia, kan?”

“Aku nggak ada waktu untuk menjawab pertanyaan kamu. Aku sibuk.”

Lala berlalu. Bermaksud kembali ke dalam kelab.

Aiden menyentak lengannya dan langsung meneriakinya. “Aku tanya kamu ngapain di sini?!”

Tubuh Lala kontan mematung. Kaget dengan sikap Aiden. Detik berikutnya dia ikut-ikutan berteriak. “Kerja! Aku kerja di sini!"

"Kerja?" ulang Aiden, tidak percaya.

"Iya! Kenapa? Kamu mau nyewa aku? Mau jadiin aku wanita simpanan juga? Mau jadikan aku mainan lagi?” Dadanya naik turun cepat setelah mengucapkan rentetan kalimat itu.

Aiden tampak kesulitan meneguk ludah. Tangannya terulur ingin memeluk Lala tapi urung ketika melihat tatapan benci yang dilayangkan perempuan itu padanya.

“Kamu nggak cocok kerja di sini, La. Tempat ini terlalu keras buat kamu.”

Lala menggeleng lemah. “Cuma tempat ini yang mau menerimaku.”

 “Banyak tempat lain yang lebih bagus, La. Tapi kenapa kamu malah milih kerja di sini? Kamu emang suka godain pria-pria pengusaha itu, ya? yang duitnya banyak. Kamu jual tubuh kamu ke-.”

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Aiden dan membuatnya terdiam. Matanya mengerjap dan tangannya terulur lambat untuk mengusap pipinya yang kebas karena ditampar Lala.

“Cukup kamu menghinaku! Kamu kira aku mau kerja di tempat beginian? Nggak! Kamu pikir hidupku semulus hidupmu? Nggak, Mas! Aku tetap kayak dulu, yang miskin melarat tapi sok jual mahal. Aku kerja di sini karena lagi perlu uang banyak buat biaya pengobatan ibuku.” Lala menyapu pipinya yang basah dengan kasar. Tidak peduli jika dandanannya luntur dan penampilannya akan berubah seperti hantu penunggu kamar kosnya, seperti yang diceritakan Stef. Bahkan hantu itu sepertinya lebih beruntung dari dirinya.

Aiden terkesiap. Mengerjap. Sadar sudah menyakiti hati Lala. “La … aku nggak bermaksud ngomong kayak gitu. Maaf, tadi aku cuma terbawa emosi ….”

Sialnya, Lala sudah terlanjur sakit hati. Bahunya semakin bergetar hebat. Tangannya kini menutupi seluruh wajah. Isakan kecil keluar dari mulutnya.

“Tolong berhenti kerja di sini. Kamu kerja di rumah aku aja, ya. Jadi guru privatnya Ruli. Sekalian jadi pengasuhnya ya, mau, kan? Masalah gaji, berapapun kamu minta aku nggak keberatan.”

Perempuan yang tingginya hanya sedada Aiden itu menggeleng pelan. “Aku nggak butuh belas kasihan kamu.”

Aiden mendesah lirih. “Nggak masalah kalau kamu nggak mau dikasihani. Aku cuma kasihan sama Ruli, La. Kamu nggak kasihan sama dia? Dia nangis-nangis saat kamu pergi sore itu. Dia nggak mau diajar sama yang lain. Dia maunya sama kamu.”

“Aku nggak mau. Aku akan tetap kerja di sini.”

Helaan napas berat keluar dari mulut Aiden. Laki-laki berambut hitam itu melepas jas dan menyampirkannya ke bahu Lala. Dia menangkap tangan Lala yang mencoba melepas jasnya. “Udara malam itu dingin, La. Jangan dilepas kalau kamu nggak mau masuk angin.”

Lalu Stefani datang dari pintu kelab dengan wajah agak panik. Tergesa-gesa menghampiri Lala. Dia melirik sekilas ke arah Aiden sebelum membulatkan mata. Tapi buru-buru diputusnya pandangannya. Dia lalu memandang Lala.

“Kak, tante kakak nelepon tadi. Nggak sempat kuangkat. Telepon balik gih. Siapa tahu penting.”

Lala menerima ponselnya. Dia menghubungi sang tante setelah Stefani kembali ke dalam kelab sebelum mengerling nakal padanya.

“Kenapa, Tan?” tanya Lala saat telepon sudah terhubung.

“Uangnya belum kamu kirim?”

“Ah … itu …, aku belum gajian, Tan. Bos juga lagi di luar kota jadi nggak bisa ditemui.” Lala menggigiti bibir. “ Umm, Tante bisa ngomong sama pihak rumah sakit dulu, nggak, supaya kasih waktu beberapa hari ….”

“Tante udah coba ngomong tadi, La. Kata mereka nggak bisa.”

Lala memijit pelipis. Dengan suara bergetar dia berkata, “Mungkin Lala harus pinjam ke pak Damar, Tan.”

“Nggak bisa deh, kayaknya La. Kamu nggak lihat berita? Rumah pak Damar kebakaran. Ludes semua.”

Saat itu Lala merasa langit runtuh dan menindih tubuh kurusnya. Menghimpit dada. Membuatnya kesulitan bernapas. Kenapa takdir begitu kejam mempermainkan hidupnya?

Lala menjauhkan ponselnya dari telinga. Menggenggam benda itu sampai buku-buku tangannya memutih. Dengan gontai Lala menghampiri Aiden yang masih berdiri di tempatnya. Dia mengembalikan jas Aiden dan berlalu.

“Ada apa?” Aiden mencegat langkahnya.

“Nggak ada apa-apa.”

“Sepuluh juta, La.”

Langkah Lala terhenti dan dia berbalik menghadap Aiden.

“Sepuluhjuta sebulan. Kamu cuma perlu ngajarin Ruli membaca, menulis dan berhitung, terus jagain Ruli sementara aku kerja. Cuma itu aja.”

Alis Lala bertautan. Dia memandang Aiden dengan ekspresi tidak percaya.

“Kamu udah gila ngeluarin uang sebanyak itu,” cibirnya.

“Aku pernah lebih gila dari ini.”

Perempuan itu menghela napas. Baginya gaji dua puluh juta sangat luar biasa. Orang waras mana yang menolak?

Sayangnya Lala bukanlah orang waras. Hatinya masih kukuh, menolak. Lagipula, denyutan sakitnya masih terasa di sana. Jika menerima tawaran Aiden sama saja mengizinkan hatinya disakiti secara cuma-cuma.

“Aku nggak bisa.”

“Kenapa?”

Lal menggeleng pelam. “Aku nggak mau ketemu kamu lagi.”

Aiden mendekati Lala. Kembali menyampirkan jasnya di bahu kecil itu. “Itu gampang diatur, La. Aku akan pergi saat kamu datang. Kamu bisa pulang sebelum aku kembali dari kantor. Pokoknya akan aku usahain kamu nggak liat wajahku selama kamu ada di rumahku.”

Melihat raut bingung Lala Aiden kembali berkata, “Atau gini aja, Ruli aku antar ke kos kamu deh, pagi-pagi. Setelah aku pulang kerja aku jemput dia lagi. Itu lebih mudah, kan? Mau, ya La?”

“Aku-.”

“Sepuluh juta aku bayar sekarang,” kata Aiden, memotong ucapan Lala. “Tugas kamu cuma jadi pengajar sekaligus pengasuh Ruli. Dan ….”

“Dan?”

“Berhenti kerja di sini.”

Aiden menarik tangan Lala menjauhi kelab malam itu. Sampai di mobil hitam, Aiden berhenti. Membukakan pintu mobil untuk Lala.

Gadis itu menatap Aiden, keheranan.

“Masuk. Aku antar kamu pulang.”

“Aku nggak mau pulang.”

Cowok itu kembali menghela napas. Meremas bahu Lala lembut dan berkata, “Gimana kalau aku naikin bayaran kamu? Lima belas juta sebulan, La. Tanpa ketemu aku sedetikpun. Aku jamin.”

“Oh?” Lala mengerjap.

“Aku anggap kamu setuju.”

Bab terkait

  • SweetShit Marriage   Night With You

    Alis Lala bertaut. Pagi-pagi, jam enam, pintu kamar kosnya diketuk. Dia yang tengah sibuk menyetitka baju bangkit perlahan. Berjalan menuju pintu penuh pertimbangan. Habisnya, beberapa tahun dia tinggal di kamar sederhana ini, baru kali ini ada yang mengetuk sepagi ini. Tidak mungkin bu Meira karena wanita setengah baya itu sedang keluar kota.Wajahnya memucat. Sambil menggigit bibir, Lala membuka pintu. Pupil matanya langsung melebar ketika melihat Aiden berdiri gagah di depan pintu kamarnya.“Hai.” Aiden menyapa dengan senyum menawan. Senyuman yang sama persis seperti delapan tahun silam.Lala membeku. Denyutan itu terasa lagi. Membuat sesak. Susah bernapas. Bibir Aiden yang tersungging senyum memaksanya kembali ke memori masa lalu. Indah sekaligus menyakitkan itu.Sweet but shit!Meskipun sudah delapan tahun berlalu, tapi sakit hatinya tidak pernah membaik. Lala dibuat heran dengan dirinya sendiri. Orang lain bis

  • SweetShit Marriage   Kejutan

    Sepulang dari sekolah, Lala duduk di sofa menemani Ruli belajar membaca. Setelah selesai merapikan rumah –yang-sebenarnya-tidak-pernah-berantakan-, tapi karena Lala merasa sungkan, digaji puluhan juta sedangkan kerjaannya semrawutan. Akhirnya dia secara sukarela menjadi pembantu di sini. Bersih-bersih rumah, menyiapkan makan siang untuk Ruli dan mencuci piring. Bahkan semua itu tidak sepadan dengan gajinya yang luar biasa.Aiden memang gila. Rela mengeluarkan uang puluhan juta cuma untuk membayar tenaganya yang tidak seberapa. Tanpa sadar Lala menggelengkan kepala. Dia kembali memerhatikan Ruli yang sibuk menulis huruf-huruf di bukunya. Lala akui, anak Aiden ini, kepintarannya di atas rata-rata. Saat anak seusianya masih sibuk menghapal huruf, dia sudah bisa membaca. Saat anak-anak lain masih menghapal angka, Ruli sudah hapal perkalian tiga. Gila!Pasti otak encernya ketularan sang papa. Lala ingat saat masih SMA Aiden pasti, selalu, memenangkan olimpiade. Membua

  • SweetShit Marriage   Benci atau Tidak

    Lala menyesal karena sudah menerima tawaran Aiden untuk bekerja dengannya. Semuanya jadi runyam. Hidupnya yang sekarang, juga yang akan datang semakin tidak jelas arahnya. Harusnya dia menolak saja tawaran Aiden itu. Peduli setan dengan gaji puluhan juta jika akhirnya akan begini jadinya. Dia merasa semakin terperosok jauh ke dalam lubang gelap. Semakin gelap ketika Marina mengatakan sepatah kalimat yang tidak pernah Lala sangka sebelumnya.“Menikah dengan Aiden, ya, La.”Menikah dengan Aiden? Sialan! Gila apa?! Menikah dengan Aiden tidak pernah ada dalam kamus hidupnya. Bahkan bertemu dengan cowok itu pun tidak pernah dia harapkan. Dia sudah bertekad akan berhenti bekerja dengan Aiden ketika ibunya sudah sembuh. Lala yakin itu tidak akan lama lagi. Karena kata tante, kesehatan ibunya sudah jauh lebih baik.Hanya satu niatnya berkerja untuk Aiden. Uang. Adien adalah ATM berjalannya. Setelah dia tidak

  • SweetShit Marriage   Gaun dan Tuksedo

    Lala harus segera berhenti bekerja dengan Aiden. Pokoknya dia harus bisa melepaskan diri dari sana sebelum ketahuan ibunya. Bisa mati dirajam dia kalau sampai wanita kesayangannya itu tahu kalau dia kembali berhubungan dengan Aiden. Cowok yang sudah membuatnya dan sang ibu terpuruk selama delapan tahun.Setelah mengetahui kebenaran perasaan Aiden dari mulut Dauni saat itu, yang Lala rasakan adalah langit runtuh menimpa dirinya dan bumi menghimpit tubuhnya. Seketika itu juga Lala merasa mati adalah pilihan yang tepat daripada harus menahan hati yang terus menggaungkan luka. Tambah lagi, dia harus menanggung akibat dari perbuatan mereka saat merayakan anniversary itu.Lala pernah hamil. Lima bulan. Lalu janin yang sangat dia sayangi itu pergi meninggalkannya untuk selamanya. Padahal, Lala bersumpah akan menyayangi anak itu sepenuh hatinya. Dia rela berhenti sekolah karena tidak mau menggugurkan kandungannya.Dia tahu ibu sangat kecewa padanya. Untungnya w

  • SweetShit Marriage   First Kiss After Eight Years

    Lala mengerjap beberapa kali. Menyesuaikan dengan cahaya terang dari tempat asing ini. Ruangan yang serba putih. Bau obat tercium kuat semakin membuatnya pusing. Hampir muntah. Lala sungguh tidak tahan berada di sini. Ruangan yang dia yakin sebagai rumah sakit ini terasa begitu sunyi.Dia menoleh ketika pintu terbuka. Aiden masuk sambil membawa makanan. Lala bangun dan menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang. Baru diasadari di tangan kirinya tertanam selang infus. Tangannya sedikit berdenyut nyeri ketika benda itu tak sengaja tertarik.“Kamu tiduran aja dulu, La.” Aiden mengganjal punggungnya dengan bantal lain.“Aku mau pulang.”Lala memalingkan wajah karena tidak tahan mencium bau tubuh Aiden yang tidak pernah bisa dialupakan.“Nggak boleh.” Aiden mengambil kursi kecil dan duduk di samping ranjang. “Kata dokter kamu nggak boleh pulang dulu. Kumpulin stamina kamu. Baru bisa pulang.”&

  • SweetShit Marriage   Alergi Udang

    Lala turun dari mobil Aiden dan tergesa-gesa masuk ke taman. Tidak dipedulikannya teriakan Aiden yang menyuruhnya hati-hati. Bodo, lah! Gara-gara cowok itu dia sampai terlambat menemui Mario. Dia sudah sangat tega membiarkan kekasihnya menunggu lama. Seorang diri di taman ini.“Mas Mario!”Senyum Lala terkembang ketika Mario berlalu di hadapannya setelah membeli camilan.Mario menoleh lalu menghampiri Lala. “Hai, Sayang.” Dia menyeka keringat di pelipis gadis itu. “Kok ngos-ngosan gitu?”Lala nyengir. “Mas udah nunggu lama, ya? Maaf, Mas. Tadi ada sedikit masalah,” ujar Lala merasa sangat bersalah.Cowok berkumis tipis itu tersenyum manis dan menggeleng. “Nggak pa-pa, La. Aku juga baru datang kok. Malah aku kira kamu yang udah nunggu lama.”Dia menggenggam tangan Lala dan membawanya ke salah satu bangku taman yang menghadap danau.Mereka duduk bersisian. Mario merengkuh pingg

  • SweetShit Marriage   Janur Kuning

    Lagi-lagi Ruli menangis ketika akan ditinggal Lala pulang ke kosnya. Anak laki-laki itu terus duduk di pangkuan Lala dan memeluk lehernya erat-erat. Seolah takut Lala akan pergi ketika pelukannya melonggar sedikit saja.“Ruli … Kakak harus pulang, Sayang. Kakak nggak bisa tinggal di sini terus-terusan. Besok nanti Kakak ke sini lagi, ya?” bujuk Lala.Sayangnya Ruli kukuh menggelengkan kepala dan tangisannya semakin kuat saja.Lala akhirnya pasrah. Jam dinding sudah menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh. Harusnya Aiden sudah pulang setengah jam yang lalu, tapi tidak. Lala berharap cowok ganteng itu ada di sini sekarang dan membantunya membujuk Ruli agar membiarkannya pulang. Sumpaaah, menginap di rumah Aiden ini enak banget. Meskipun enak begitu tetap dia tidak mau menginap di sini. Apa kata tetangga Aiden nanti? Bisa hancur nama baik keluarga Baratya karena membiarkan seorang cewek dekil menginap di rumah super mewah ini. Sialnya, baik Aiden

  • SweetShit Marriage   Dirundung Tetangga Julid

    Panas, panas! Kuping Lala benar-benar panas. Pasalnya, sejak sepuluh menit setelah Lala dan Ruli pulang dari Taman Kanak-kanak, anak-anak perempuan di komplek perumahan elit ini menatap sinis padanya. Satu hal yang Lala tahu adalah mereka tidak suka Lala dekat-dekat dengan Aiden. Lala maklum, Aiden memang cowok yang most wanted, tapi acuh. Tidak heran cewek-cewek iri padanya karena berhasil dekat dengan Aiden.Dia sebenarnya dekat karena terpaksa loh, ya. Ingat baik-baik. Ter-pak-sa. Kalau ada pilihan lain kenapa harus memilih Aiden? Tapi Lala tidak ingin menceritakan kisah pilunya kepada empat orang perempuan labil ini. Nggak ada gunanya. Mereka pasti tidak akan percaya, juga. Jadi, biar sajalah mereka berpikiran miring padanya.Ruli sudah dia suruh masuk ke rumah lebih dulu. Tidak mungkin Lala meminta jagoan kecil itu tinggal bersamanya menghadapi cemoohan anak-anak manja ini. Ya, Lala menyebut mereka anak-anak manja karena di umur setua itu beraninya keroyo

Bab terbaru

  • SweetShit Marriage   Jaga Jarak

    Jaga jarak adalah hal yang Lala gaung-gaungkan sejak lima menit yang lalu mereka sampai di mal ini. Dia hanya tidak mau orang-orang menggunjingkannya. Masalahnya bukan di dirinya saja, tapi di Aiden juga akan digunjingkan. Bayangkan kalau Aiden yang notabenenya adalah pewaris tunggal perusahaan Baratya kedapatan jalan dengan wanita dekil sepertinya. Pasti akan gempar seantero jagat raya. Tapi ujung-ujungnya yang di-judge pasti Lala. Yang tidak bersalah menjadi bersalah karena mereka bukan siapa-siapa. Iya, kan? Lala tahu betul itu karena dia sering mengalaminya.Belum lagi jika dia ketahuan Mario. Bisa sangat gawat ceritanya. Lalu, dari Mario sampai ke tante dan ibunya. Duh, bener deh! Lala pasti akan mati dirajam! Ini meskipun Aiden sudah Lala suruh menyamar dengan memakai topi dan kacamata hitam, tetap saja perempuan itu masih ketar-ketir.“La, aku sudah pakai topi sama kacamata gini lho! Kok kamu masih nggak mau jalan di samping aku?” Aiden yang

  • SweetShit Marriage   Panggilan Sayang

    Urusan menata hati itu hanya menjadi daftar nomor sekian di hidup Lala yang sekarang. Mulai saat ini dia berusaha memainkan peran sebagai seorang mama yang baik untuk anak berumur lima tahun yang sangat haus kasih sayang mamanya. Lala rela mengesampingkan jeritan perih hatinya ketika Aiden memberikan perlakuan manis. Seperti mengelap sudut bibirnya yang belepotan minyak atau cokelat, menuangkan segelas air untuknya, mengikat rambutnya saat tangannya kotor. Dan banyak lagi perlakuan manis yang Aiden lakukan di depan Ruli.Ingat, La. Semua ini demi Ruli. Setidaknya, berkat ini dia berharap Ruli tidak tumbuh besar menjadi anak nakal.“Besok Ruli ulang tahun.” Aiden mengagetkan Lala yang sibuk memasak sarapan. Cowok itu melingkarkan tangannya di perut Lala dan menopangkan dagunya di tengkuk Lala.“Lepas, Mas.” Lala berontak kecil dalam dekapan Aiden. “Ruli lagi tidur, kan? Kita sepakat nggak kontak fisik kalau nggak ada Ruli di sekitar

  • SweetShit Marriage   Will You Marry Me

    Pintu kamar kos Lala diketuk berkali-kali, tapi perempuan itu tidak beranjak sejengkalpun dari tempat tidurnya untuk membukakan pintu. Dia tahu siapa gerangan yang ada di balik pintu itu. Siapa lagi kalau bukan Aiden. Sudah sepuluh menit cowok itu memintanya membuka pintu kamar dan meminta Lala mendengarkan penjelasannya.Menjelaskan tentang apalagi sih? Tentang rencana pernikahan mereka? Lala bukan seseorang yang perlu dijelaskan berkali-kali dulu sampai bisa paham. Sepertinya Marinalah yang perlu diberi penjelasan sejelas-jelasnya. Entah di bagian mana dari kalimat “Saya sudah punya tunangan” yang tidak wanita paruh baya itu pahami.“La, tolong buka pintunya.”Lala tetap bergeming.“Lala, plis, buka. Kalau kamu tetap nggak mau buka pintu terpaksa aku dobrak.”Gila! Edan! Aiden benar-benar sudah sinting!Tidak mau menimbulkan keributan lain, Lala akhirnya membuka pintu. Wajah kusut Aiden terpampang di had

  • SweetShit Marriage   Panggil Mama

    “Berhenti! Apa yang kalian lakukan, hah?!”Keempat cewek itu sontak berhenti. Mereka menoleh ke sumber suara. Lala juga ikut menoleh dengan ekor matanya. Di samping mobil mewah hitam berdiri Marina dan Aiden. Mereka berdua segera menghampirinya.Aiden merengkuh Lala sambil mengumpat. Entahlah, mungkin Aiden mengumpat karena melihat wajahnya yang pasti ada lebam. Yang Lala yakin, bibirnya pasti robek karena dia merasa amis ketika meneguk ludah.“Kalian apain Lala, hah!” gigi Aiden bergemerutuk. Detik berikutnya dia mengusap sudut bibir Lala“La, ya ampun. Untung Ruli cepat nelepon aku sama mama. Kalau nggak, kamu bisa mati, La ….” Aiden memeluk Lala dan menciumi pucuk kepalanya berkali-kali.“Mati kayaknya lebih enak.” Lala tersenyum mengejek.“Ssttt! Kamu ngomong apa sih?”“Jika aku punya pilihan, aku lebih memilih mati daripada harus ketemu sama kamu lagi. Sebel

  • SweetShit Marriage   Dirundung Tetangga Julid

    Panas, panas! Kuping Lala benar-benar panas. Pasalnya, sejak sepuluh menit setelah Lala dan Ruli pulang dari Taman Kanak-kanak, anak-anak perempuan di komplek perumahan elit ini menatap sinis padanya. Satu hal yang Lala tahu adalah mereka tidak suka Lala dekat-dekat dengan Aiden. Lala maklum, Aiden memang cowok yang most wanted, tapi acuh. Tidak heran cewek-cewek iri padanya karena berhasil dekat dengan Aiden.Dia sebenarnya dekat karena terpaksa loh, ya. Ingat baik-baik. Ter-pak-sa. Kalau ada pilihan lain kenapa harus memilih Aiden? Tapi Lala tidak ingin menceritakan kisah pilunya kepada empat orang perempuan labil ini. Nggak ada gunanya. Mereka pasti tidak akan percaya, juga. Jadi, biar sajalah mereka berpikiran miring padanya.Ruli sudah dia suruh masuk ke rumah lebih dulu. Tidak mungkin Lala meminta jagoan kecil itu tinggal bersamanya menghadapi cemoohan anak-anak manja ini. Ya, Lala menyebut mereka anak-anak manja karena di umur setua itu beraninya keroyo

  • SweetShit Marriage   Janur Kuning

    Lagi-lagi Ruli menangis ketika akan ditinggal Lala pulang ke kosnya. Anak laki-laki itu terus duduk di pangkuan Lala dan memeluk lehernya erat-erat. Seolah takut Lala akan pergi ketika pelukannya melonggar sedikit saja.“Ruli … Kakak harus pulang, Sayang. Kakak nggak bisa tinggal di sini terus-terusan. Besok nanti Kakak ke sini lagi, ya?” bujuk Lala.Sayangnya Ruli kukuh menggelengkan kepala dan tangisannya semakin kuat saja.Lala akhirnya pasrah. Jam dinding sudah menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh. Harusnya Aiden sudah pulang setengah jam yang lalu, tapi tidak. Lala berharap cowok ganteng itu ada di sini sekarang dan membantunya membujuk Ruli agar membiarkannya pulang. Sumpaaah, menginap di rumah Aiden ini enak banget. Meskipun enak begitu tetap dia tidak mau menginap di sini. Apa kata tetangga Aiden nanti? Bisa hancur nama baik keluarga Baratya karena membiarkan seorang cewek dekil menginap di rumah super mewah ini. Sialnya, baik Aiden

  • SweetShit Marriage   Alergi Udang

    Lala turun dari mobil Aiden dan tergesa-gesa masuk ke taman. Tidak dipedulikannya teriakan Aiden yang menyuruhnya hati-hati. Bodo, lah! Gara-gara cowok itu dia sampai terlambat menemui Mario. Dia sudah sangat tega membiarkan kekasihnya menunggu lama. Seorang diri di taman ini.“Mas Mario!”Senyum Lala terkembang ketika Mario berlalu di hadapannya setelah membeli camilan.Mario menoleh lalu menghampiri Lala. “Hai, Sayang.” Dia menyeka keringat di pelipis gadis itu. “Kok ngos-ngosan gitu?”Lala nyengir. “Mas udah nunggu lama, ya? Maaf, Mas. Tadi ada sedikit masalah,” ujar Lala merasa sangat bersalah.Cowok berkumis tipis itu tersenyum manis dan menggeleng. “Nggak pa-pa, La. Aku juga baru datang kok. Malah aku kira kamu yang udah nunggu lama.”Dia menggenggam tangan Lala dan membawanya ke salah satu bangku taman yang menghadap danau.Mereka duduk bersisian. Mario merengkuh pingg

  • SweetShit Marriage   First Kiss After Eight Years

    Lala mengerjap beberapa kali. Menyesuaikan dengan cahaya terang dari tempat asing ini. Ruangan yang serba putih. Bau obat tercium kuat semakin membuatnya pusing. Hampir muntah. Lala sungguh tidak tahan berada di sini. Ruangan yang dia yakin sebagai rumah sakit ini terasa begitu sunyi.Dia menoleh ketika pintu terbuka. Aiden masuk sambil membawa makanan. Lala bangun dan menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang. Baru diasadari di tangan kirinya tertanam selang infus. Tangannya sedikit berdenyut nyeri ketika benda itu tak sengaja tertarik.“Kamu tiduran aja dulu, La.” Aiden mengganjal punggungnya dengan bantal lain.“Aku mau pulang.”Lala memalingkan wajah karena tidak tahan mencium bau tubuh Aiden yang tidak pernah bisa dialupakan.“Nggak boleh.” Aiden mengambil kursi kecil dan duduk di samping ranjang. “Kata dokter kamu nggak boleh pulang dulu. Kumpulin stamina kamu. Baru bisa pulang.”&

  • SweetShit Marriage   Gaun dan Tuksedo

    Lala harus segera berhenti bekerja dengan Aiden. Pokoknya dia harus bisa melepaskan diri dari sana sebelum ketahuan ibunya. Bisa mati dirajam dia kalau sampai wanita kesayangannya itu tahu kalau dia kembali berhubungan dengan Aiden. Cowok yang sudah membuatnya dan sang ibu terpuruk selama delapan tahun.Setelah mengetahui kebenaran perasaan Aiden dari mulut Dauni saat itu, yang Lala rasakan adalah langit runtuh menimpa dirinya dan bumi menghimpit tubuhnya. Seketika itu juga Lala merasa mati adalah pilihan yang tepat daripada harus menahan hati yang terus menggaungkan luka. Tambah lagi, dia harus menanggung akibat dari perbuatan mereka saat merayakan anniversary itu.Lala pernah hamil. Lima bulan. Lalu janin yang sangat dia sayangi itu pergi meninggalkannya untuk selamanya. Padahal, Lala bersumpah akan menyayangi anak itu sepenuh hatinya. Dia rela berhenti sekolah karena tidak mau menggugurkan kandungannya.Dia tahu ibu sangat kecewa padanya. Untungnya w

DMCA.com Protection Status