Share

23.

Penulis: RedSky Note
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-12 01:13:30

"Apa maksudmu dengan diberhentikan?!" Pekik Misha saat melihat Tom, salah satu atasannya menyodorkan sebuah amplop coklat ke arahnya.

"Yah, kau izin terlalu lama kemarin. Kami sudah menggantimu dengan pegawai baru," ujar Tom dengan senyum tak enak.

Misha merasakan amarah membuat tubuhnya gemetaran hebat.

"Aku diculik dan hampir mati, Tom! Bisa-bisanya kalian tega memutuskan pekerjaanku saat aku terkena musibah!" Protes Misha dengan lantang.

Tom meringis seraya mengibaskan tangan kekarnya dengan ekspresi tak acuh.

"Kami butuh staf yang bekerja penuh, Nak. Entah apapun alasan kalian, kami tidak peduli. Mau kau sekarat atau bahkan mati pun, yang penting tidak menghambat kinerja tim kita." Ujar pria bertubuh tegap itu dengan kejam.

Misha melotot tak percaya. Mata birunya menyorot tajam dengan campuran marah dan rasa kecewa.

"Tom... aku butuh pekerjaan ini. Beri aku satu kesempatan lagi. Apakah aku harus memohon juga? Aku akan berusaha untuk menjaga diri agar tidak sekarat atau mati!" Mis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sweet Revenge   24.

    Harry mematung dengan tangan mengepal kencang. Hatinya sakit disertai gelegak kemarahan dan rasa tersinggung yang besar pada ucapan Misha."Aku tidak suka kau yang sekarang, Mish. Kemana perginya sikap penurutmu yang manis itu?" Gumam Harry dengan mata berkilat sakit hati.Tangannya lalu meraba ponsel yang ada di saku jas yang dipakainya. Dengan rahang mengetat karena emosi, dia menghubungi satu-satunya orang yang mungkin bisa jadi pelampiasannya saat ini. "Miranda, bisakah kau datang ke hotelku? Aku merindukanmu, Sayang." Ucap pria itu dengan nada merayu, tapi mata tak ada ekspresi sama sekali."Harry? Ah ayolah, aku sudah mapan sekarang. Kau bisa mencari orang lain untuk menemanimu," jawab mantan calon iparnya itu do seberang sana.Harry memicing kesal."Aku malas, datanglah saja. Ada yang ingin aku bahas juga denganmu di sana," desak pria itu.Miranda terdiam beberapa saat."Tentang apa?" tanya wanita itu terdengar penasaran."Misha." Jawab Harry singkat.Miranda terdengar tertawa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-12
  • Sweet Revenge   25.

    "Kau sudah pulang?" Andreas yang baru saja pulang dari luar kota, menyambut Misha di depan kamarnya.Misha yang masih sedih karena kontrak kerjanya diputus sepihak, hanya berdiri menatap pria itu dengan muram."Kenapa?" tanya Andreas dengan cemas.Misha menggigit bibirnya menahan gumpalan rasa sedih yang mendesak di dadanya."Aku dipecat," jawab gadis itu dengan muram.Andreas menarik nafas panjang, lalu merentangkan tangannya di depan gadis itu."Kemarilah." Misha berjalan cepat lalu menyusup masuk ke pelukan pria itu seketika."Kumohon, jangan sedih. Kau milikku sekarang, jadi kau tidak harus bersusah payah bekerja, Misha." Ucap Andreas dengan lembut.Misha masih merasa muram. Bagaimanapun hidup tanpa pekerjaan itu tidak enak baginya."Misha," panggil Andreas dengan hati-hati. "Hm?" Misha menjawab dengan gumaman."Menikahlah denganku. Aku ingin memilikimu dengan cara yang benar." Andreas melepas dekapannya dan menatap Misha dengan sorot memuja.Misha tertegun seraya memandang pria

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Sweet Revenge   26.

    "Miranda." Misha nyaris berbisik memanggil kakak perempuannya.Miranda terlihat lebih cantik dari terakhir kali mereka bertemu. Perempuan itu memakai sebuah sweater panjang berwarna hijau tua yang tampak begitu pas di kulitnya yang putih namun tidak sepucat Misha."Sedang apa kau di sini, Mish?" Sinis Miranda meski matanya melirik penasaran pada butik terkenal yang baru dimasuki adiknya.Misha tergagap dengan wajah merona tanpa sadar."Aku akan menikah, Mira." Misha menantang mata sang kakak dengan sorot percaya diri.Miranda terkesiap kencang. Rahangnya mengencang dengan ekspresi penuh kebencian pada adiknya."Kau? Menikah lebih dulu dari aku? Sulit dipercaya. Siapa pria buta yang menikahi Adikku yang kumal ini, hah?" Miranda menghina dengan suara yang terdengar cukup kencang."Aku!" Miranda tersentak dan langsung berbalik mendengar suara bariton yang mendekat ke arah mereka.Andreas Maxwell terlihat berjalan dan menatap lurus hanya ke arah Misha. Seolah Miranda hanya serangga yang t

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Sweet Revenge   Prolog

    "Aku ingin ganti pelayan. Aku tidak suka perempuan gemuk!" ujar sebuah suara bariton yang terdengar tegas.Misha melotot kesal pada seorang pengusaha terkenal yang menjadi pelanggan VIP di tempat kerjanya hari ini."Aku hanya mengantar ayam panggang pesananmu, Sir." Misha meletakkan senampan hidangan mewah yang tampak lezat di meja marmer ruang VIP restoran itu.Andreas Maxwell mengangguk dengan raut bosan. Sesekali matanya mencuri pandang ke arah gadis berambut kemerahan yang melayaninya kali ini."Sandy sudah tahu standar pelayananku. Dan itu bukan kau!" ujar laki-laki itu terlihat kesal.Misha menahan bibirnya berusaha agar tidak merespon pelanggan dengan kalimat kasar. Gadis itu lalu tersenyum selebar mungkin."Carry sedang izin sakit, Sir. Jadi hanya ada aku yang melayani area VIP hari ini," jawab Misha dengan sopan.Andreas terlihat mengernyit tak suka. "Pelayan yang terlalu besar mengganggu selera makanku," ucap laki-laki itu terlihat jengkel.Misha menarik nafas tajam dan me

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Sweet Revenge   1.

    "Aku akan menjenguk Harry. Selesai jam istirahat aku pasti sudah kembali, Sandy." Ucap Misha seraya merapikan rambutnya yang lembab dan kusut.Sandi menoleh lalu mendengkus pelan, meski akhirnya mengangguk mengiyakan."Pergilah! Semoga tunanganmu cepat sehat, Mish!" ucap manajernya itu.Misha tersenyum, lalu bergegas pergi dan memanggil taksi menuju apartemen tunangannya.Setelah sampai di depan sebuah gedung apartemen kelas menengah, Misha berjalan masuk dengan terburu-buru.Gadis itu menyusuri koridor apartemen tunangannya dengan wajah cemas. Kemarin Harry, tunangannya itu sedang sakit dan tidak masuk kerja di kantor firma hukum yang kebetulan tak jauh dari restoran tempat Misha bekerja.Misha merasa cemas sepanjang hari ini karena tunangannya itu tidak mengabarinya sejak pagi.Senyum lega tampak di wajah lelah gadis 22 tahun itu saat akhirnya sampai di depan pintu kamar tunangannya.Dengan perlahan, dia menekan beberapa angka untuk membuka pintu. Dia tidak mau mengganggu istiraha

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-30
  • Sweet Revenge   2.

    Misha memasuki sebuah flat sederhana berkamar 1 yang baru saja disewanya untuk beberapa bulan ke depan.Dia memakai sebagian uang simpanannya untuk membiayai hidupnya di tempat lain yang cukup jauh dari kota asalnya, setelah dia mengundurkan diri dari restoran tempatnya bekerja. Misha juga memutus semua komunikasi dengan orang-orang yang dikenalnya.Gadis itu mengembuskan nafas dengan keras, saat menatap satu persatu ke arah koper dan kotak yang masih berserakan setelah diturunkan salah satu mobil ekspedisi tadi."Baiklah...Misha. Mari mulai hidupmu dari awal," gumam gadis itu pada dirinya sendiri.Sebuah dering ponsel terdengar memenuhi seisi ruangan kecil itu kemudian.Misha tersenyum kecil melihat nama Howard di layar ponselnya.Dia begitu beruntung memiliki sahabat seperti Howard yang bisa memudahkan nyaris seluruh proses kepergiannya."Hallo temanku yang sebaik peri!" sapa Misha sebelum menyalakan fitur speaker di ponselnya."Hei! Berhentilah mengejekku, bodoh! Bagaimana sarang

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • Sweet Revenge   3.

    Matahari masih belum muncul sepenuhnya. Langit bahkan masih sedikit gelap, namun Misha sudah terbangun dan tengah duduk diam di kasurnya dengan wajah muram.Senyum ceria dan ekspresi ramab yang sebelumnya Misha tunjukkan di hadapan tetangganya hilang tak berbekas saat dia sendirian.Wajah cantik Misha masih sesedih sebelumnya. Juga luka yang masih basah di hatinya masih berdenyut perih dan memicu rasa benci yang semakin membesar."Aku harus berhenti peduli pada apapun, selain diriku sendiri mulai hari ini," batin gadis itu.Misha melirik sekilas bayangannya yang tampak muram di cermin besar kamarnya.Karena tak ingin terlambat, dia bergegas mandi tanpa memikirkan hal tak penting lagi.Dia tidak ingin membuat Lizzie menunggu, jadi dengan cepat Misha mengikat rambut panjangnya dan hanya memoleskan sebuah pelembab berwarna pink samar di bibirnya yang sedikit pucat.Tak lama, suara ketukan pelan terdengar di pintu kamarnya."Aku datang!" teriak gadis itu lalu berlari pergi setelah mengamb

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Sweet Revenge   4.

    Misha menemukan seorang laki-laki setengah telanjang yang tampak tak sadarkan diri dengan sebuah pisau kecil masih menancap di pinggangnya."Ya Tuhan! Kau baik-baik saja?" pekiknya dengan gemetar.Misha merasakan tubuhnya dingin karena ketakutan.Dia takut malah menemukan mayat justru di hari pertamanya bekerja.Dengan kakinya yang terbungkus sepatu olahraga, gadis itu memberanikan diri menyentuh betis laki-laki yang tampak tak bergerak. "Hei! Kau masih sadar?" tanya gadis itu dengan suara semakin goyah.Misha lalu mengeluarkan ponselnya dan dengan cepat menghubungi layanan darurat. Dia tidak ingin jadi saksi jika orang itu benar-benar sudah atau nyaris mati.Dengan suara nyaris terbata-bata karena panik dan takut, gadis itu menyebutkan nama komplek sekaligus nomor rumah ini. Misha tidak ingin kelak ditanyai sendirian jika ada hal buruk yang terjadi pada orang itu.Tapi sebelumnya, dia berusaha memeriksa orang itu sekali lagi.Dengan ngeri, Misha melangkahi noda darah di lantai kama

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24

Bab terbaru

  • Sweet Revenge   26.

    "Miranda." Misha nyaris berbisik memanggil kakak perempuannya.Miranda terlihat lebih cantik dari terakhir kali mereka bertemu. Perempuan itu memakai sebuah sweater panjang berwarna hijau tua yang tampak begitu pas di kulitnya yang putih namun tidak sepucat Misha."Sedang apa kau di sini, Mish?" Sinis Miranda meski matanya melirik penasaran pada butik terkenal yang baru dimasuki adiknya.Misha tergagap dengan wajah merona tanpa sadar."Aku akan menikah, Mira." Misha menantang mata sang kakak dengan sorot percaya diri.Miranda terkesiap kencang. Rahangnya mengencang dengan ekspresi penuh kebencian pada adiknya."Kau? Menikah lebih dulu dari aku? Sulit dipercaya. Siapa pria buta yang menikahi Adikku yang kumal ini, hah?" Miranda menghina dengan suara yang terdengar cukup kencang."Aku!" Miranda tersentak dan langsung berbalik mendengar suara bariton yang mendekat ke arah mereka.Andreas Maxwell terlihat berjalan dan menatap lurus hanya ke arah Misha. Seolah Miranda hanya serangga yang t

  • Sweet Revenge   25.

    "Kau sudah pulang?" Andreas yang baru saja pulang dari luar kota, menyambut Misha di depan kamarnya.Misha yang masih sedih karena kontrak kerjanya diputus sepihak, hanya berdiri menatap pria itu dengan muram."Kenapa?" tanya Andreas dengan cemas.Misha menggigit bibirnya menahan gumpalan rasa sedih yang mendesak di dadanya."Aku dipecat," jawab gadis itu dengan muram.Andreas menarik nafas panjang, lalu merentangkan tangannya di depan gadis itu."Kemarilah." Misha berjalan cepat lalu menyusup masuk ke pelukan pria itu seketika."Kumohon, jangan sedih. Kau milikku sekarang, jadi kau tidak harus bersusah payah bekerja, Misha." Ucap Andreas dengan lembut.Misha masih merasa muram. Bagaimanapun hidup tanpa pekerjaan itu tidak enak baginya."Misha," panggil Andreas dengan hati-hati. "Hm?" Misha menjawab dengan gumaman."Menikahlah denganku. Aku ingin memilikimu dengan cara yang benar." Andreas melepas dekapannya dan menatap Misha dengan sorot memuja.Misha tertegun seraya memandang pria

  • Sweet Revenge   24.

    Harry mematung dengan tangan mengepal kencang. Hatinya sakit disertai gelegak kemarahan dan rasa tersinggung yang besar pada ucapan Misha."Aku tidak suka kau yang sekarang, Mish. Kemana perginya sikap penurutmu yang manis itu?" Gumam Harry dengan mata berkilat sakit hati.Tangannya lalu meraba ponsel yang ada di saku jas yang dipakainya. Dengan rahang mengetat karena emosi, dia menghubungi satu-satunya orang yang mungkin bisa jadi pelampiasannya saat ini. "Miranda, bisakah kau datang ke hotelku? Aku merindukanmu, Sayang." Ucap pria itu dengan nada merayu, tapi mata tak ada ekspresi sama sekali."Harry? Ah ayolah, aku sudah mapan sekarang. Kau bisa mencari orang lain untuk menemanimu," jawab mantan calon iparnya itu do seberang sana.Harry memicing kesal."Aku malas, datanglah saja. Ada yang ingin aku bahas juga denganmu di sana," desak pria itu.Miranda terdiam beberapa saat."Tentang apa?" tanya wanita itu terdengar penasaran."Misha." Jawab Harry singkat.Miranda terdengar tertawa

  • Sweet Revenge   23.

    "Apa maksudmu dengan diberhentikan?!" Pekik Misha saat melihat Tom, salah satu atasannya menyodorkan sebuah amplop coklat ke arahnya."Yah, kau izin terlalu lama kemarin. Kami sudah menggantimu dengan pegawai baru," ujar Tom dengan senyum tak enak. Misha merasakan amarah membuat tubuhnya gemetaran hebat."Aku diculik dan hampir mati, Tom! Bisa-bisanya kalian tega memutuskan pekerjaanku saat aku terkena musibah!" Protes Misha dengan lantang.Tom meringis seraya mengibaskan tangan kekarnya dengan ekspresi tak acuh."Kami butuh staf yang bekerja penuh, Nak. Entah apapun alasan kalian, kami tidak peduli. Mau kau sekarat atau bahkan mati pun, yang penting tidak menghambat kinerja tim kita." Ujar pria bertubuh tegap itu dengan kejam.Misha melotot tak percaya. Mata birunya menyorot tajam dengan campuran marah dan rasa kecewa."Tom... aku butuh pekerjaan ini. Beri aku satu kesempatan lagi. Apakah aku harus memohon juga? Aku akan berusaha untuk menjaga diri agar tidak sekarat atau mati!" Mis

  • Sweet Revenge   22.

    "Putuskan kontrak kerja Misha Aileen! Usahakan dia tidak bisa melamar pekerjaan di manapun lagi di kota ini!" Andreas menutup panggilannya setelah memberi perintah terakhir pada salah satu orang yang selalu mengerjakan tugas darinya secara diam-diam.Pria itu lalu termenung sendiri di ruang kerjanya di sebuah stasiun televisi berita ternama. Rencananya masih berlanjut pada Misha. Bedanya kini setiap kali dia bertindak, rasa tak nyaman selalu mengganggunya."Kau sudah mendapatkan gadis itu. Bukankah tindakanmu tadi berlebihan?" Andreas tersentak kaget melihat sepupunya yang tiba-tiba masuk dengan wajah kesal. "Berhentilah ikut campur, Xavier!" desis Andreas tak suka."Apa lagi yang kau butuhkan? Misha sudah ada di rumahmu, dia bahkan sudah mulai menggantungkan hidupnya darimu. Apa itu tidak cukup?" Sinis Alan sambil duduk di kursi di depan meja kerja saudaranya itu.Andreas termenung. Dia merasa masih ada yang kurang. Misha harus sepenuhnya jadi miliknya dan ada di bawah kendalinya

  • Sweet Revenge   21.

    "Apa yang kau lakukan?" Eddie menerobos apartemen Miranda yang beberapa bulan ini jadi simpanannya.Miranda yang tengah tertidur seketika tersentak bangun dan menatap pria paruh baya yang menjadi sumber uangnya dengan bingung."Apa maksudmu?" tanya perempuan itu."Maxwell akan menendangku dalam rapat akhir direksi. Dia bilang itu bayaran karena kau menyentuh pacarnya!" Hardik pria itu dengan kesal.Mata Miranda melebar kaget, dia tentu tidak akan menyangka jika perbuatannya akan terlacak dengan cepat."Aku tidak melakukan apapun, Ed," kilah perempuan itu dengan gugup.Eddie Morgan berkacak pinggang dengan kesal ke arah wanita itu."Kau benar-benar bodoh. Aku harus keluar banyak uang untuk lolos dari kasusku dengan si brengsek Maxwell. Dan sekarang kau malah menjerumuskanku lagi pada bajingan itu!" Bentak Eddie dengan marah.Miranda menelan ludah dengan sedikit takut. Jadi dengan manja perempuan itu bangun dan menghampiri pria separuh tua yang menjadi sumber materi pentingnya akhir-akh

  • Sweet Revenge   20.

    Andreas berlari menuju rumah sakit dengan hati yang berat. Setiap detik terasa sangat lama baginya. Apalagi melihat Misha malah terlihat semakin pucat selama perjalanan tadi.Saat dia tiba di rumah sakit, dia segera menuju ruangan baru tempat Misha dirawat. Wanita itu sempat dalam kondisi kritis akibat racun yang dikonsumsinya. Setelah mendapat penanganan serius beberapa jam, akhirnya dokter memindahkannya ke sebuah ruang ICU yang justru menambah kecemasan Andreas pada kondisi gadis itu."Aku akan masuk," ujar Andreas pada perawat perempuan yang berjaga."Tidak bisa, Mr. Maxwell. Kondisinya tidak baik saat ini," jawab si perawat dengan tegas."Tunggu selama 1 jam. Jika dia stabil, aku akan meminta izin khusus agar kau bisa masuk ke sana," lanjut perawat itu dengan senyum ramah.Andreas mengalah dan duduk di depan ruangan itu tanpa mengeluh lagi.Sekitar 2 jam setelahnya, setelah mendapat izin khusus Andreas diizinkan masuk dengan didampingi seorang petugas medis. Akhirnya dia bisa meli

  • Sweet Revenge   19.

    Sesuatu yang mirip rasa takut membuat Andreas nyaris mencengkram kemudinya sekencang mungkin. Dia sudah berkeliling di sekitaran perkakas 24 jam yang dikunjungi Misha awal malam kemarin. Dan tidak ada apapun yang ditemukannya."Maxwell! Aku berhasil mendapat rekaman cctv dari sebuah kedai pizza yang berada di sebrang tempat Misha berada sebelumnya." Alan datang dengan wajah serius dan napas terengah-engah.Andreas bergegas keluar dari mobilnya."Apa yang kau lihat di rekamannya?" tanya Andreas dengan gusar.Alan terdiam. Bukannya menjawab, dia malah memandang sepupunya dengan gelisah."Andre, kau tidak..." Alan menghentikan ucapannya saat melihar sorot murka di mata sepupunya."Tidak! Aku tidak melakukan apapun yang bisa membuatnya celaka, Xavier!" desis Andreas dengan kesal. Alan mengangguk lega tanpa berkomentar. Ya, dia akan berusaha percaya pada sepupunya itu. Bagaimana pun Andre tidak akan sejahat itu pada Misha."Ada 2 orang yang membawa Misha dari cctv yang kulihat," Alan seol

  • Sweet Revenge   18.

    "Cari informasi lengkap mengenai Miranda Doner. Aku ingin tahu di mana dia tinggal, siapa mucikari hingga lingkungannya!" Andreas memberikan sebuah perintah tegas pada seseorang yang dihubunginya."Anak Stevan bukan cuma Misha. Aku akan melakukan hal yang sama pada keduanya," Andreas nyaris berbisik pada lawan bicara di ponselnya.Misha yang melihat pria itu menjauh dan terlihat sibuk dengan ponselnya mengernyit penasaran.'Harusnya dia tak di sini jika banyak pekerjaan,' Misha membatin dengan tak enak.Tak lama, Andreas terlihat menyimpan ponselnya dan kembali membantu Misha yang masih mengemasi sisa barang yang akan dibawanya ke rumah pria itu esok hari. Misha diam-diam melirik Andreas yang sedang membantunya sejak beberapa jam lalu hingga tak terasa sekarang sudah hampir malam hari . Untung barangnya tak banyak perabot yang besar dan sulit dibereskan, hingga tidak membuatnya harus repot menyewa truk.Dalam keheningan, Misha menyelami perasaannya untuk laki-laki itu. Ada debaran y

DMCA.com Protection Status