Beranda / Romansa / Sweet Love With CEO / Rosella menjual tanahnya

Share

Rosella menjual tanahnya

Penulis: CitraAurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Daffa bersikap layaknya dirinya, dia berbincang dengan wartawan mengenai perusahaannya serta hal lain, tentu kesempatan emas ini tidak disia-siakan oleh wartawan karena kapan lagi bisa mewawancarai Daffa Anderson.

Pak Sony meminta Daffa untuk mempromosikan restorannya, dan tentu Daffa menyaggupinya meski enggan.

Melihat sikap Daffa yang seperti itu membuat Rosella puyeng, entah bagaimana jadinya sandiwaranya malam ini.

"Mas ganteng, cukup sudah, akting kamu benar-benar over, ingat woy kamu bukan Daffa Anderson," bisik Rosella sembari menyenggol kaki Daffa.

"Tenang, biar semua percaya memang harus seperti ini Rose," bisik Daffa balik.

Acara sudah usai, Rose dan Daffa berpamitan pulang.

Di dalam mobil Rosella terus diam, dia mengingat kembali sandiwara over Daffa, dia benar-benar pasrah jika besok muncul berita hoax, dan juga juga akan menerima konsekuensinya apalagi Daffa yang asli marah.

"Apa yang kamu pikirkan Rose?" tanya Daffa.

"Nasib aku besok Mas," jawab Rosella dengan lemas.

Daffa hanya tertawa melihat Rosella sungguh dia benar-benar puas melihat Rosella cemas seperti ini.

"Sudah tenang saja," hibur Daffa.

Dia menghela nafas dalam-dalam.

Tak berselang lama, mobil Daffa telah tiba di rumah Rosella, dia rencananya ingin langsung pulang namun panggilan alam membuatnya harus numpang sebentar ke kamar mandi.

Entah mengapa tiba-tiba bayangan Daffa menciumnya hadir, dia juga mengingat bagaimana Daffa memeluknya dengan erat.

"Aku kok kepikiran hal itu ya," sambil senyum-senyum sendiri.

Daffa yang sudah selesai buang hajat, merasa heran karena melihat Rose senyum-senyum sendiri.

"Rose are you okay?" tanya Daffa.

"Eh, iya mas" jawabnya.

"Sebenarnya aku memikirkan akting kamu tadi Mas, bisa-bisanya memeluk dan mencium aku."

Daffa tertawa, sebenarnya bisa jadi dia berakting biasa tapi entah mengapa dia melakukan hal itu.

"Biar lebih menjiwai saja Rose," ungkap Daffa.

"Lalu selanjutnya bagaimana ini mas, biaya buat semua ini."

Inilah moment yang ditunggu Daffa, Rosella mulai kebingungan bagaimana membayar semua, dan kemungkinan untuk melunasi semua dia mau menjual tanahnya.

"Ntah lah Rose, aku juga tidak bisa membantu. Hutang makan bakso ku kapan hari saja belum bisa aku bayar." Daffa berakting kembali, dia benar-benar menyakinkan Rosella jika dirinya miskin.

"Ngapain sih mas mikir hal itu, baksonya juga udah jadi kotoran," timpal Rose.

Lagi-lagi Daffa hanya tersenyum, kini keduanya saling diam, Rosella bingung dengan biaya sedangkan Daffa puas dengan semuanya.

"Oh ya mas, tadi barang-barang branded nya juga menyewa?" tanya Rose yang tiba-tiba memecah keheningan

"Iya Rose. Semua aku memakai barang branded, orang sekelas Daffa Anderson pasti selalu memakai barang branded jadi aku mengikutinya," jawab Daffa

Mendengar jawaban Daffa membuat Rosella semakin frustasi, dia dapat uang dari mana untuk melunasi hutang itu.

"OMG mas ganteng, bagaimana ini."

Beban pikiran Rose semakin bertambah, dia sungguh bingung akan hal ini.

"Memangnya biaya menyewa mobil dan lain-lain berapa mas" tanya Rosella

"Jujur aku tadi disuruh bawa dulu, masalah biaya nanti diberitahukan mengingat apa yang aku bawa sangat banyak," jawab Daffa.

"O begitu."

Walaupun terkesan licik namun hanya ini satu-satunya cara untuk membuat Rosella menjual tanahnya. Dengan memanfaatkan jiwa sosial Rosella dan juga memanfaatkan rasa bersalahnya.

"Kasian juga dia, kamu pasti tidak ada cara lain selain menjual tanah mu pada kami Rose," batin Daffa penuh kemenangan.

Malam semakin larut, Daffa pamit pulang karena dia harus mengembalikan mobil, jika terlalu lama biayanya akan terus bertambah.

Selepas kepergian Daffa, Rose merebahkan diri di kamar kecilnya, dia berpikir keras, apa perlu dia menjual tanah untuk membayar biaya sewa luxury car dan lain-lainnya?

Arrrgggg

"Mas ganteng ini juga karena kamu, menyewa barang-barang branded tanpa berdiskusi dulu padaku."

Sampai tengah malam Rosella tidak dapat memejamkan matanya, pikirannya tertuju pada biaya sewa mobil dan lain-lain.

"Tapi kalau dipikir-pikir kasian juga mas ganteng harus ikut memikirkan biayanya semua." Dia terus bermonolog dengan diriku sendiri.

Meskipun sulit tidur namun Rosella tetap memejamkan matanya hingga akhirnya dia terlelap juga.

Keesokan harinya, setelah puas memikirkan semalaman, akhirnya dia memutuskan untuk menjual tanahnya pada Anderson Grup.

"Tak ada cara lain lagi untuk mendapatkan uang selain menjual tanah ini, maafkan Rosella ibu dan ayah karena Rosella tidak bisa menjaga amanat ibu dan ayah."

Hanya gara-gara akting, Rose akhlhirnya menjual tanah peninggalan kedua orang tuanya.

Pagi ini dia pergi ke Anderson Grup untuk menjual tanahnya langsung, namun sebelumnya dia sudah meminta ijin untuk off kerja hari ini.

Ketika dia sampai di Aderson Grup, bola matanya tak berhenti memandang kemegahan bangunan itu.

"Pasti Daffa Anderson adalah orang yang sangat kaya," gumamnya lalu masuk.

Dia bertanya pada resepsionis, meminta ijin untuk bertemu dengan Daffa/atau Ray.

"Apa sudah buat janji?" tanya Resepsionis.

"Apa memang harus buat janji dahulu?"

"Iya dong mbk."

Rosella menggaruk kepalanya yang tidak gatal, untuk bertemu saja harus ada janji.

Karena Ray melintas lobi saat melihat Rosella dia segera mendekat.

"Nona?" panggilnya.

Rosella menoleh, melihat Ray dia begitu senang.

"Eh Mas cakep," teriaknya.

Semua memandangi Rose karena memanggil Ray dengan sebutan Mas ganteng.

"Ada urusan apa kesini?" tanya Ray.

Rosella menceritakan alasan dia kemari, hal ini membuat Ray tersenyum penuh kemenangan.

"Finally, minggu depan proyes terealisasi." batinnya.

"Jadi kamu berubah pikiran sekarang nona?" tanya Ray

"Iya," jawab Rosella dengan tersenyum.

Ray mulai penasaran siasat apa yang membuat Daffa berhasil menggoyahkan kekerasan hati Rose.

Tak ingin lama-lama Daffa segera membuat surat jual beli mereka, kebetulan Rosella juga sudah membawa surat tanahnya.

Setelah deal, Ray meminta sertifikat tanahnya setelah itu dia memberikan cek pada Rosella dengan nominal yang sudah disepakati sebelumnya.

"Terima kasih nona, keputusan anda kali ini tepat sekali," kata Ray.

"Sama-sama, semoga saja," sahutnya.

Rosella pamit undur diri, saat keluar dari ruangan Rey, Rosella langsung menelpon Daffa untuk diajak ketemuan pagi ini juga.

Tut, Tut

Panggilan tersambung namun tidak diangkat, karena sibuk dengan ponselnya akhirnya Rosella tak sengaja menabrak seseorang dan orang yang ditabraknya mengumpat.

"Kalau jalan pakai mata," umpatnya

Rosella menatap kesal laki-laki yang ditabraknya,

"Dimana-mana jalan tu pakai kaki pak, bukan pakai mata," sahutnya kesal.

Pria itu pergi dengan rasa kesalnya, begitu pula dengan Rose.

Saat di parkiran Rosella tanpa sengaja melihat mobil yang persis dipakai oleh Daffa.

"Bukankah ini mobil mas ganteng kemarin?" batin Rosella.

Rosella mendekat untuk mengamati mobil itu namun tiba-tiba Petugas keamanan segera mengusir Rosella karena mereka curiga pada Rosella yang terus melihat mobil Daffa.

"Saya cuma lihat saja kok Pak," protesnya lalu menjauh.

Sebelum meninggalkan gedung perkantoran Daffa, Rose kembali mengirim pesan, tapi Daffa tidak membalasnya.

"Aneh, apa mas ganteng sakit ya karena memikirkan hal ini."

Di sisi lain Daffa yang sudah tahu Rose telah menjual tanahnya segera menghubungi Ray untuk membahas proyek mereka.

"Kenapa dia tiba-tiba menjual tanahnya Pak?" tanya Ray yang penasaran.

"Kepo," sahut Daffa.

"Ceritalah," pinta Ray.

Daffa tersenyum penuh kemenangan, "Aku hanya memanfaatkan jiwa sosial serta rasa bersalahnya."

Tak ingin membahas Rose, Daffa meminta Ray untuk mengadakan meeting.

"Baik Pak."

######

Di rumahnya Rosella berkali-kali mengecek ponselnya, dia mengharpkan notofikasi dari Daffa yang tak kunjung muncul.

"Apa yang terjadi dengannya ya, apa mas ganteng terlibat masalah dengan pemilik mobil kemarin?" Rosella bermonolog dengan dirinya sendiri merasa khawatir dengan Daffa.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ayda Ghidook
wah masalah nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sweet Love With CEO   Kedatangan Daffa

    Beberapa hari setelah Rosella menjual tanahnya Daffa tidak bisa dihubungi tentu hal ini membuat Rosella resah tak menentu juga gelisah di hati. Ingin sekali dia datang ke rumah Daffa namun dia tidak tahu alamatnya, sebenarnya Rosella takut jika Daffa kenapa-napa. "Mas ganteng kamu dimana sih, ada masalah apa? kenapa telepon dan juga pesanku nggak pernah dijawab. Aku sangat khawatir padamu apalagi aku mempunyai hutang banyak padamu," gumam Rosella sambil menatap langit di depan rumahnya. Dia terus saja menatap Sirius, bintang yang paling terang diantara yang lainnya. Dari kecil Rosella ingin seperti Sirius yang bersinar terang diantara lainnya. Lelah dan ngantuk menghampirinya, dengan langkah malas Rosella masuk dalam rumah. Setelah di kamar dia mengecek ponselnya dan lagi-lagi zonk, Daffa sungguh tak menghubunginya sama sekali. "Sudahlah, anggap saja dia tidak pernah ada. Stop thinking about him Rose." Rosella pun menyemangati dirinya sendiri Hari-hari berlalu, Daffa sibuk d

  • Sweet Love With CEO   Tinggal Bilang Calon Istri Aja Repot

    Hari sudah malam, Daffa memutuskan untuk pamit. "Aku pamit ya Rose, udah malam takutnya nanti ada grebegan lagi," kata Daffa dengan terkekeh. "Kamu tu ada-ada saja mas," sahut Rosella dengan tertawa. Daffa menatap wajah Rosella yang tertawa lepas, terbesit sebuah rasa aneh tapi Daffa segera menghalaunya. "Kalau digrebeg gawat Rose, pasti kita dinikahkan. Aku belum siap, untuk makan sendiri saja aku masih kurang apalagi punya istri." Daffa memegang tengkuknya. Setelah kepulangan Daffa, Rosella senyum-senyum sendiri sambil menutup wajahnya dengan tangan. "Mas cakep, aku sangat bahagia," gumamnya. Rosella seperti tanaman layu yang diguyur air hujan, "Rasa apa ini ya Tuhan." Sepanjang perjalanannya pulang, Daffa terus memikirkan Rose, dia bingung mau digunakan untuk apa uang Rose, padahal Daffa tau jika Rose juga memerlukan uang itu. Sesampainya di rumah, Daffa segera merebahkan diri di tempat tidurnya, dia merasa bersalah pada wanita berjiwa sosial itu. "Arrrgggg biarlah," teri

  • Sweet Love With CEO   Kerinduan Rose

    "Sembarangan, calon istri dari Hongkong," sahut Daffa kesal. Ray hanya tertawa, memang terkadang dia suka sekali menggoda atasan serta kakak sepupunya itu. Pesawat pribadinya telah siap, kini saatnya dia terbang ke US, rasa rindu kepada keluarga tercinta disana sudah tidak bisa dia bendung. Dari Bandara Internasional Los Angels, Daffa memerlukan waktu sekitar dua puluh tujuh menit untuk tiba ke Beverly Hills, rumah keluarganya. Kini pria itu telah tiba di rumah keluarganya, ketika dia keluar dari mobil pandangannya tertuju pada sesosok wanita yang sangat dia cintai. "Put," ucapnya sambil tersenyum. Dia mengambil koper miliknya, lalu berjalan mendekat ke arah Kakak iparnya. "Mas Daffa." Melihat Daffa Putri sangat senang. Putri segera meletakkan majalah yang dia bawa, dia berdiri dan membuka tangannya. Daffa mempercepat langkahnya lalu dia segera memeluk kakak iparnya. "I Miss you," kata Daffa sembari memeluk erat Putri. "I miss you too," sahut Putri. Rindu Daffa dan Putri be

  • Sweet Love With CEO   Aku Akan Segera Menikah

    Di US, Daffa bahagia tapi juga tersiksa, bagaimana tidak setiap hari dia harus melihat kemesraan Putri dan juga Sean. Hatinya meronta ingin memecah kemesraan mereka tapi dia tidak memiliki hak akan hal itu. "Put, andaikan kamu tahu rasa ini menyiksaku." Di balik pintu dia menahan kesakitan hatinya. Tepat di depan kamarnya, ada balkon dalam dan memang disitu adalah tempat Putri dan Sean bercanda bersama setiap harinya selain di kamar pribadi mereka.Sean yang ingat akan sang adik menyudahi bercandanya, dia beranjak dan berjalan menuju kamar Daffa. "Daffa." Sean langsung saja masuk.Daffa sudah duduk di sofa segera merespon panggilan kakaknya. "Ada apa kak?" "Bergabunglah bersama kami, ngapain menyendiri di kamar.""Tidak, aku lagi malas ngobrol." Tak mau tahu, Sean pun menarik tangan sang adik, dia memaksa Daffa untuk bergabung dengannya dan juga Putri. "Kamu ini pemaksa sekali sih!" gerutu Daffa."Sudah jangan cerewet!"Ketika mereka asik bercengkerama, Sean tiba-tiba dapat p

  • Sweet Love With CEO   Akan Beli Motor

    "Ada masalah apa sih Mas?" "Aku harus menikah," jawab Daffa yang membuat Ray terkejut."Menikah?!" ujarnya.Daffa mengangguk, dia menceritakan semua kepada Ray, dan sontak pria itu tertawa. "Astaga Mas, mas, masalah kamu itu muter saja di Kak Putri." "Terus tertawa potong gaji!" Seketika Ray terdiam, Daffa selalu saja mengancamnya dengan hal itu, lagipula tidak ada hubungannya sama sekali antara gaji dan tertawa."Kalau harus menikah ya menikah saja memangnya kamu sudah memiliki calon?" tanya Ray."Rosella." Lagi-lagi pria itu dibuat terkejut oleh Daffa, "Mas si Rosella yang menjual tanahnya pada kita itu!" "Iya," sahut Daffa."Kamu yakin?" sekali lagi Ray meyakinkan Daffa akan keputusannya."Entahlah." "Kalau kamu mau, aku bisa mencarikan wanita lain Mas, nggak harus Rosella." Daffa menggeleng, Rosella lah wanita yang beberapa lalu dikenalkan di publik olehnya jadi sandiwara harus berlanjut.Keesokan harinya, sepulang dari kerja Daffa pergi ke rumah Rosella, hal ini membuat ga

  • Sweet Love With CEO   Mendadak Sekali

    "Manusia mana yang tidak bisa mengendarai motor." Daffa terus menyahut enteng ucapan dari Ray. "Tapi ini sudah malam, mana ada dealer buka?" Daffa hanya melirik Ray, dia seakan nggak mau tahu. Melihat lirikan Daffa membuat asisten itu mengambil ponselnya, dia menghubungi langsung manager dealer salah satu produk dari Jepang. Tau Daffa ingin membeli motor, sang manager segera meminta anak buahnya untuk membuka dealer yang sudah tutup. Ditemani manager itu sendiri, Daffa berkeliling memilih motor yang cocok. "Motor moge kah Mas?" tanya Ray. "Ogah, tulangku bisa encok dan urat kalau mengendarai motor moge," jawabnya. "Sadar diri juga kalau udah tua," sahut Ray dengan tertawa. "Tertawa terus potong gaji." Seketika Ray terdiam, kemudian dia menyarankan sebuah motor matic yang nyaman. "Lebih baik ini saja." Dia menunjuk motor matic warna abu-abu. "Ini cocok sekali untuk digunakan pak Daffa, bodinya yang besar membuatnya lebih stabil saat dikendarai." Sang Manager tu

  • Sweet Love With CEO   Menikah Secara Sederhana

    Pernikahan sederhana telah siap, baik Rosella maupun Daffa sama-sama memakai pakaian yang sederhana. "Mana mas orang tua kamu?" tanya Rosella. "Masih latihan di dalam," jawab Daffa. Jawaban Daffa tentu membuat Rosella bingung, latihan apa? memangnya pernikahan mereka adalah pentas seni sehingga harus latihan. "Latihan apa Mas?" tanya Rosella bingung. "Latihan jadi orang tua aku," jawab Daffa sambil membolakan matanya. "Jadi orang tua kamu?" Segera Daffa meralat ucapannya, "Maksud aku mempersiapkan diri untuk bertemu menantunya." Rosella mengangguk, kemudian dia juga latihan untuk bertemu orang tua Daffa. Daffa yang melihat apa yang dilakukan Rosella hanya bisa menggelengkan kepala. Tak selang kemudian kedua orang tua pura-pura Daffa keluar, dengan senyum yang mengembang mereka mendatangi Daffa dan Rosella. "Ini menantu kami?" tanya kedua orang tuanya yang merupakan pegawai di kantor juga. "Iya Pak, Bu," jawab Daffa. Sebagai seoarang mantu, tentu Rosella menunjukkan rasa h

  • Sweet Love With CEO   Ajak Saja Bulan Madu

    Di ruangannya, Daffa nampak memijat lengannya tidurnya semalam sungguh tidak enak sekali, apalagi harus terus miring. "Kamu kenapa Pak?" tanya Ray yang tiba-tiba muncul. "Mengagetkan saja, kenapa tidak ketuk pintu terlebih dahulu!" Protes Daffa. Ray hanya terkekeh, biasanya juga tidak mengetuk pintu. "Pegal Mas?" tanyanya. "Banget, aku tidak bisa tidur," jawab Daffa. "Memangnya berapa ronde? gimana rasanya malam pertama, enak nggak?" Ray segera menarik bangku di hadapannya tak sabar menunggu cerita sepupunya tersebut. "Enak sekali mangkanya cepatlah menikah." Ray menghela nafas, bagaimana mau nikah jika waktu kencan saja dia hampir tak punya waktu. "Mana bisa aku menikah sedang berkenaan saja aku nggak sempat." Daffa tertawa mendengar keluhan Ray, lagipula dia tidak diktator banget, tidak seperti CEO pada umumnya. "Oh ya Mas, apa kamu tidak berbulan madu?" "Tidak," jawab Daffa tegas. "Lah kenapa? kan kasian istri kamu Mas, seorang wanita juga ingin moment

Bab terbaru

  • Sweet Love With CEO   Jadi OB

    "Belum, memangnya apa jawabannya." "Dapat hadiah dari kantor lah!" sahut Ray enteng. "Ok." Seusai jam kantor selesai, Daffa segera pulang ke rumah, kali ini dia tidak pergi ke apartemennya karena takut ketiduran seperti kemarin lagi. "Mas tumben pulang cepat?" tanya Rosella. "Iya, oh ya aku punya sesuatu untuk kamu." Daffa menunjukkan dua tiket bulan madu ke pulau dewata. "Mas ini kan tiket ke pulau Bali, kamu dapat darimana?" tanya Rosella. "Hadiah dari kantor," jawab Daffa. Rosella mengerutkan alisnya, dia nampak heran, bagaimana bisa kantor Daffa memberinya dua tiket ke Bali. "Mas bukannya kamu hanya bekerja sebagai ob, mana mungkin kantor kamu memberikan hadiah seperti ini? memangnya kamu kerja dimana sih Mas?" Mendengar jawaban dari Rosella membuat Daffa bingung kembali, memang kalau dipikir-pikir tidak mungkin kantor biasa memberikan hadiah ke pulau dewata apalagi tiket yang dipesan oleh Ray adalah tiket business class. Mau nggak mau Daffa mengatakan jika dia bekerja

  • Sweet Love With CEO   Ajak Saja Bulan Madu

    Di ruangannya, Daffa nampak memijat lengannya tidurnya semalam sungguh tidak enak sekali, apalagi harus terus miring. "Kamu kenapa Pak?" tanya Ray yang tiba-tiba muncul. "Mengagetkan saja, kenapa tidak ketuk pintu terlebih dahulu!" Protes Daffa. Ray hanya terkekeh, biasanya juga tidak mengetuk pintu. "Pegal Mas?" tanyanya. "Banget, aku tidak bisa tidur," jawab Daffa. "Memangnya berapa ronde? gimana rasanya malam pertama, enak nggak?" Ray segera menarik bangku di hadapannya tak sabar menunggu cerita sepupunya tersebut. "Enak sekali mangkanya cepatlah menikah." Ray menghela nafas, bagaimana mau nikah jika waktu kencan saja dia hampir tak punya waktu. "Mana bisa aku menikah sedang berkenaan saja aku nggak sempat." Daffa tertawa mendengar keluhan Ray, lagipula dia tidak diktator banget, tidak seperti CEO pada umumnya. "Oh ya Mas, apa kamu tidak berbulan madu?" "Tidak," jawab Daffa tegas. "Lah kenapa? kan kasian istri kamu Mas, seorang wanita juga ingin moment

  • Sweet Love With CEO   Menikah Secara Sederhana

    Pernikahan sederhana telah siap, baik Rosella maupun Daffa sama-sama memakai pakaian yang sederhana. "Mana mas orang tua kamu?" tanya Rosella. "Masih latihan di dalam," jawab Daffa. Jawaban Daffa tentu membuat Rosella bingung, latihan apa? memangnya pernikahan mereka adalah pentas seni sehingga harus latihan. "Latihan apa Mas?" tanya Rosella bingung. "Latihan jadi orang tua aku," jawab Daffa sambil membolakan matanya. "Jadi orang tua kamu?" Segera Daffa meralat ucapannya, "Maksud aku mempersiapkan diri untuk bertemu menantunya." Rosella mengangguk, kemudian dia juga latihan untuk bertemu orang tua Daffa. Daffa yang melihat apa yang dilakukan Rosella hanya bisa menggelengkan kepala. Tak selang kemudian kedua orang tua pura-pura Daffa keluar, dengan senyum yang mengembang mereka mendatangi Daffa dan Rosella. "Ini menantu kami?" tanya kedua orang tuanya yang merupakan pegawai di kantor juga. "Iya Pak, Bu," jawab Daffa. Sebagai seoarang mantu, tentu Rosella menunjukkan rasa h

  • Sweet Love With CEO   Mendadak Sekali

    "Manusia mana yang tidak bisa mengendarai motor." Daffa terus menyahut enteng ucapan dari Ray. "Tapi ini sudah malam, mana ada dealer buka?" Daffa hanya melirik Ray, dia seakan nggak mau tahu. Melihat lirikan Daffa membuat asisten itu mengambil ponselnya, dia menghubungi langsung manager dealer salah satu produk dari Jepang. Tau Daffa ingin membeli motor, sang manager segera meminta anak buahnya untuk membuka dealer yang sudah tutup. Ditemani manager itu sendiri, Daffa berkeliling memilih motor yang cocok. "Motor moge kah Mas?" tanya Ray. "Ogah, tulangku bisa encok dan urat kalau mengendarai motor moge," jawabnya. "Sadar diri juga kalau udah tua," sahut Ray dengan tertawa. "Tertawa terus potong gaji." Seketika Ray terdiam, kemudian dia menyarankan sebuah motor matic yang nyaman. "Lebih baik ini saja." Dia menunjuk motor matic warna abu-abu. "Ini cocok sekali untuk digunakan pak Daffa, bodinya yang besar membuatnya lebih stabil saat dikendarai." Sang Manager tu

  • Sweet Love With CEO   Akan Beli Motor

    "Ada masalah apa sih Mas?" "Aku harus menikah," jawab Daffa yang membuat Ray terkejut."Menikah?!" ujarnya.Daffa mengangguk, dia menceritakan semua kepada Ray, dan sontak pria itu tertawa. "Astaga Mas, mas, masalah kamu itu muter saja di Kak Putri." "Terus tertawa potong gaji!" Seketika Ray terdiam, Daffa selalu saja mengancamnya dengan hal itu, lagipula tidak ada hubungannya sama sekali antara gaji dan tertawa."Kalau harus menikah ya menikah saja memangnya kamu sudah memiliki calon?" tanya Ray."Rosella." Lagi-lagi pria itu dibuat terkejut oleh Daffa, "Mas si Rosella yang menjual tanahnya pada kita itu!" "Iya," sahut Daffa."Kamu yakin?" sekali lagi Ray meyakinkan Daffa akan keputusannya."Entahlah." "Kalau kamu mau, aku bisa mencarikan wanita lain Mas, nggak harus Rosella." Daffa menggeleng, Rosella lah wanita yang beberapa lalu dikenalkan di publik olehnya jadi sandiwara harus berlanjut.Keesokan harinya, sepulang dari kerja Daffa pergi ke rumah Rosella, hal ini membuat ga

  • Sweet Love With CEO   Aku Akan Segera Menikah

    Di US, Daffa bahagia tapi juga tersiksa, bagaimana tidak setiap hari dia harus melihat kemesraan Putri dan juga Sean. Hatinya meronta ingin memecah kemesraan mereka tapi dia tidak memiliki hak akan hal itu. "Put, andaikan kamu tahu rasa ini menyiksaku." Di balik pintu dia menahan kesakitan hatinya. Tepat di depan kamarnya, ada balkon dalam dan memang disitu adalah tempat Putri dan Sean bercanda bersama setiap harinya selain di kamar pribadi mereka.Sean yang ingat akan sang adik menyudahi bercandanya, dia beranjak dan berjalan menuju kamar Daffa. "Daffa." Sean langsung saja masuk.Daffa sudah duduk di sofa segera merespon panggilan kakaknya. "Ada apa kak?" "Bergabunglah bersama kami, ngapain menyendiri di kamar.""Tidak, aku lagi malas ngobrol." Tak mau tahu, Sean pun menarik tangan sang adik, dia memaksa Daffa untuk bergabung dengannya dan juga Putri. "Kamu ini pemaksa sekali sih!" gerutu Daffa."Sudah jangan cerewet!"Ketika mereka asik bercengkerama, Sean tiba-tiba dapat p

  • Sweet Love With CEO   Kerinduan Rose

    "Sembarangan, calon istri dari Hongkong," sahut Daffa kesal. Ray hanya tertawa, memang terkadang dia suka sekali menggoda atasan serta kakak sepupunya itu. Pesawat pribadinya telah siap, kini saatnya dia terbang ke US, rasa rindu kepada keluarga tercinta disana sudah tidak bisa dia bendung. Dari Bandara Internasional Los Angels, Daffa memerlukan waktu sekitar dua puluh tujuh menit untuk tiba ke Beverly Hills, rumah keluarganya. Kini pria itu telah tiba di rumah keluarganya, ketika dia keluar dari mobil pandangannya tertuju pada sesosok wanita yang sangat dia cintai. "Put," ucapnya sambil tersenyum. Dia mengambil koper miliknya, lalu berjalan mendekat ke arah Kakak iparnya. "Mas Daffa." Melihat Daffa Putri sangat senang. Putri segera meletakkan majalah yang dia bawa, dia berdiri dan membuka tangannya. Daffa mempercepat langkahnya lalu dia segera memeluk kakak iparnya. "I Miss you," kata Daffa sembari memeluk erat Putri. "I miss you too," sahut Putri. Rindu Daffa dan Putri be

  • Sweet Love With CEO   Tinggal Bilang Calon Istri Aja Repot

    Hari sudah malam, Daffa memutuskan untuk pamit. "Aku pamit ya Rose, udah malam takutnya nanti ada grebegan lagi," kata Daffa dengan terkekeh. "Kamu tu ada-ada saja mas," sahut Rosella dengan tertawa. Daffa menatap wajah Rosella yang tertawa lepas, terbesit sebuah rasa aneh tapi Daffa segera menghalaunya. "Kalau digrebeg gawat Rose, pasti kita dinikahkan. Aku belum siap, untuk makan sendiri saja aku masih kurang apalagi punya istri." Daffa memegang tengkuknya. Setelah kepulangan Daffa, Rosella senyum-senyum sendiri sambil menutup wajahnya dengan tangan. "Mas cakep, aku sangat bahagia," gumamnya. Rosella seperti tanaman layu yang diguyur air hujan, "Rasa apa ini ya Tuhan." Sepanjang perjalanannya pulang, Daffa terus memikirkan Rose, dia bingung mau digunakan untuk apa uang Rose, padahal Daffa tau jika Rose juga memerlukan uang itu. Sesampainya di rumah, Daffa segera merebahkan diri di tempat tidurnya, dia merasa bersalah pada wanita berjiwa sosial itu. "Arrrgggg biarlah," teri

  • Sweet Love With CEO   Kedatangan Daffa

    Beberapa hari setelah Rosella menjual tanahnya Daffa tidak bisa dihubungi tentu hal ini membuat Rosella resah tak menentu juga gelisah di hati. Ingin sekali dia datang ke rumah Daffa namun dia tidak tahu alamatnya, sebenarnya Rosella takut jika Daffa kenapa-napa. "Mas ganteng kamu dimana sih, ada masalah apa? kenapa telepon dan juga pesanku nggak pernah dijawab. Aku sangat khawatir padamu apalagi aku mempunyai hutang banyak padamu," gumam Rosella sambil menatap langit di depan rumahnya. Dia terus saja menatap Sirius, bintang yang paling terang diantara yang lainnya. Dari kecil Rosella ingin seperti Sirius yang bersinar terang diantara lainnya. Lelah dan ngantuk menghampirinya, dengan langkah malas Rosella masuk dalam rumah. Setelah di kamar dia mengecek ponselnya dan lagi-lagi zonk, Daffa sungguh tak menghubunginya sama sekali. "Sudahlah, anggap saja dia tidak pernah ada. Stop thinking about him Rose." Rosella pun menyemangati dirinya sendiri Hari-hari berlalu, Daffa sibuk d

DMCA.com Protection Status