Share

Part 15

Penulis: Ida Saidah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-17 07:00:08

Suasana pagi hari ini agak sedikit berbeda karena tidak ada lagi canda tawa. Zafir yang biasanya bersikap manja menjadi lebih banyak diam, bahkan makanan yang terhidang sejak tadi belum tersentuh sama sekali.

“Sarapan dulu, Sayang. Nanti makanannya keburu dingin!” titahku sambil menarik kursi lalu mendaratkan bokong secara perlahan.

“Saya belum lapar, Bunda!” jawabnya sambil menunduk. Aku lihat sudut mata anakku sudah mulai basah.

Mengambil napas dalam-dalam, rasanya dada ini kian terasa sesak. Rasanya ingin berteriak, akan tetapi cara itu tidak akan mengubah keadaan yang telah berantakan.

Kembali beranjak, mendorong kursi ke belakang berniat pergi, akan tetapi dengan sigap Zafir mencekal lenganku sambil mendongak.

“Bunda mau ke mana? Kenapa Bunda tidak sarapan dulu?”

“Bunda nggak akan makan kalau Zafir juga enggak makan!”

“Nanti Bunda sakit.”

“Zafir tahu kan, kalau kita tidak sarapan bisa sakit? Lantas kenapa Z
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
juwain1964
semoga yg berzina sgra dpt hidayah
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
pelacur dan pelakor luknut begitu lahh ..
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
bangganya jdi wanita murahan pezina tunggu azabmu berdua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Surga yang Telah Retak    Part 16

    "Kamu benar-benar sudah keterlaluan, Bun. Bukannya saya sudah berkali-kali mengatakan kalau saya tidak ingin berpisah?" Mas Abi berkata dengan nada pelan. Aku lihat sudut mata Mas Abi sudah basah."Tidak ada yang perlu ditangisi, Mas. Bukannya sekarang kamu malah bahagia bisa hidup bebas bersama wanita pilihan kamu? Saya sudah mengabulkan mimpimu bukan?" Aku menjeda kalimat sesaat, sekedar untuk mengatur napas yang mendadak terasa sesak. "Sekarang mimpi kamu sudah terwujud. Bisa hidup dengan Elfira yang masih muda, kencang, dan masih terasa enak jika digauli di atas ranjang. Tidak seperti saya yang sudah mendekati menopause, juga sudah tidak bisa memuaskan kamu lagi!""Ayah tidak pernah berpikir seperti itu, Bun. Karena Bunda adalah wanita tercantik yang pernah Ayah temui. Ayah tidak mencintai Fira. Ayah mau kembali sama kamu!" ujarnya memohon.Entahlah, semua yang dikatakan oleh Mas Abi menurutku hanyalah sebuah bualan saja, sebab sekarang ini tidak ada satu kata pun yang bisa diperc

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Surga yang Telah Retak    Part 17

    "Kamu serius mau cerai dengan Mas Abi, Nin? Kamu nggak lagi mabuk kecubung kan?" Amira, teman sekolahku dulu bertanya seraya menatap tidak percaya.Hari ini aku memang mengajak dia bertemu untuk membahas masalah perceraianku, karena ternyata kakaknya Amiralah yang akan membantuku mengurus masalah itu."Iya, Mir. Aku serius ingin bercerai dengan Mas Abi, tetapi kalau bisa jangan sampai ada yang tahu dulu tentang masalah ini!" jawabku yakin."Why? Kenapa? Seorang Abimanyu, laki-laki alim, sopan, romantis, agamis yang mendekati sempurna malah kamu tinggalkan, Nin? Dia itu porsi lengkap, idaman semua wanita loh? Memangnya kamu mau nyari yang kaya apa lagi?" brondongnya, memuji Mas Abi karena tidak tahu seperti apa aslinya."Ada banyak hal yang membuat aku memutuskan untuk bercerai, Mir!" Punggung ini menyandar di penopang kursi yang terbuat dari kayu jati."Contohnya?" Dua bulat beningnya terus terpantik ke wajah."Apa perlu aku baha

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Surga yang Telah Retak    Part 18

    Menyalakan mesin mobil, tujuanku kali ini adalah rumah sakit, sebab Revan sudah memberitahu kalau Zarina hari ini sudah diizinkan pulang ke rumah.Zafran sudah berada di depan kamar inap kakaknya saat aku sampai, membuat diri bisa bernapas lega juga tidak lagi mengkhawatirkannya."Dari mana, Kak? Kenapa nomor kamu selalu berada di luar jangkauan?" tanyaku sambil menatap paras tampannya."Menenangkan diri sebentar, biar otak dan hati saya sedikit tenang!" jawabnya."Bunda minta maaf karena sudah membuat hari-hari kamu menjadi berantakan!""Bunda tidak bersalah!""Itulah alasan mengapa Bunda lebih memilih menyembunyikan masalah Bunda sendiri, supaya tidak menjadi seperti ini. Bunda memilih menggenggam luka ini sendiri tanpa memberitahu kalian bertiga, karena takut mengganggu mental kalian semua. Tolong jangan membenci Bunda, Kak. Kalau kamu marah sama Bunda, ungkapkan saja. Biar Bunda bisa memperbaiki kesalahan Bunda!"Sud

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-20
  • Surga yang Telah Retak    Part 19

    "saya bisa menjadi saksi perselingkuhan Ayah karena saya melihat dengan mata kepala saya sendiri!" ucap Zafran sambil menatapku."Saya juga, Bu Hanin. Karena saya juga mempunyai video pas suaminya Bu Hanin lagi digerebek, dan kayaknya itu bisa dijadikan bukti juga!" sambung Bu RT.Alhamdulillah, semua urusanku sepertinya akan dipermudah. Semoga saja ke depannya tidak akan ada masalah yang lebih besar dari sekarang, sebab rasanya sudah begitu ingin lepas dari belenggu rumah tangga ini.Pendaftaran gugatan cerai sudah selesai, kini tinggal menunggu sidang pertama yang akan diagendakan tidak lama setelah gugatan disetujui oleh majelis hakim.Kini tinggal aku mencari cara agar tetap bisa menghasilkan uang, karena takut Mas Abi tidak lagi menafkahi anak-anak, terutama Zafir karena dia masih butuh biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi, seperti apa yang dia ucapkan tempo hari.Sepertinya aku akan membuka bisnis jual makanan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • Surga yang Telah Retak    Part 20

    [Mas, besok Zafir wisuda. Kalau bisa Mas datang, karena biar bagaimanapun dia anak kamu. Jangan patahkan hatinya lagi, sebab Zafir mau kamu mendampingi.]Mengirimkan pesan kepada Mas Abi, memberitahu kalau besok acara wisuda di Sekolah Menengah Atas tempat si bungsu menimba ilmu.Centang dua biru, akan tetapi Mas Abi tidak membalasnya. Tidak masalah, yang penting sudah memberitahu dia.Aku pun segera menyiapkan pakaian yang akan dikenakan besok, juga berkas-berkas yang dibutuhkan untuk mendaftar kuliah di universitas impian anak terakhirku. Semoga Allah mengabulkan doa anakku, bisa mendapatkan universitas favorit seperti yang selama ini diinginkan, supaya lukanya karena ditinggal sang ayah menikah lagi bisa sedikit terobati.Setelah semuanya siap aku segera mengecek keadaan Zafir, sebab setelah tahu Mas Abi telah membagi hati dia lebih sering terlihat menyendiri. Aku harus terus mendampingi dia, menguatkan juga menghibur hatinya supaya tidak terus

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Surga yang Telah Retak    Part 21

    Acara wisuda pun telah selesai, kini tiba waktunya sesi foto bersama keluarga.Aku lihat Zafir terus menoleh ke kanan serta kiri, seperti sedang mencari-cari seseorang, dan aku tahu kalau saat ini ia sedang mencari keberadaan sang ayah yang begitu ia tunggu kedatangannya.Sebagai kakak lelakinya Zafran menghampiri, merangkul pundak sang adik lalu membawa dia menghampiri aku dan menyuruhnya untuk sungkeman, sambil mengingatkan kalau dia bisa masuk sepuluh besar karena doaku yang selalu menyertai dirinya.“Jangan terus mengingat orang yang tidak pernah peduli dengan kamu, Dek. Lupakan dia yang telah melupakan kita, anggap saja kalau dia tidak pernah ada di dunia ini!” ucap Zafran sambil menepuk pundak adiknya.Zafir mengangguk patuh, duduk bersimpuh di hadapanku sambil meminta maaf, menangis tersedu meluapkan rasa bahagia sebab bisa lulus dengan nilai yang sempurna, juga mencurahkan rasa sedihnya karena sang ayah terkesan telah melupakan dirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-23
  • Surga yang Telah Retak    Part 22

    “Sertifikat rumahnya balik nama saja, Bun. Atas nama Zafran atau siapa, jangan nama Ayah!” Mas Abi berkata ketika kami baru selesai membangun rumah yang kami tinggali.“Kenapa harus atas nama anak-anak, Yah? Kenapa enggak atas nama Ayah saja?” tanyaku, sambil melingkarkan tangan di pinggang, disambut kecupan hangat oleh Mas Abi.“Supaya nanti kalau Ayah tiba-tiba khilaf dan berbuat macam-macam setidaknya rumah ini aman, tetap jadi milik kalian!” jawabnya seraya mengusap lembut rambutku yang tergerai.“Kok Ayah ngomong begitu? Memangnya Ayah mau selingkuh? Ayah tega gitu ninggalin Bunda sama anak-anak?”“Itu hanya seumpama, Bun. Kalau Ayah sih insya Allah akan selalu setia sampai mati sama Bunda!”“Makanya jangan ngomong yang macem-macem. Bunda jadi takut kehilangan Ayah kalau begini kan?”“Namanya manusia, Bun. Terkadang godaan datang darimana saja, dan belum tentu Ayah bisa menangkal godaan itu. Makanya untuk jaga-jaga lebih bai

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-24
  • Surga yang Telah Retak    Part 23

    "Assalamualaikum, Bi?" sapa Mas Rendi, sambil mengulurkan tangannya.Ragu, Mas Abi menyambut uluran tangan itu, terlihat salah tingkah, apalagi ketika aku menatap tajam ke arahnya.Awalnya aku hendak memilih langsung pergi, akan tetapi Mas Rendi mencegah, memintaku untuk menemani agar nanti tidak ada prasangka lagi. Dia ingin aku mendengar pengakuan langsung dari Mas Abi."Ka--kamu apa kabar, Ren?" Bahkan ketika menanyakan kabar saja Mas Abi berkata dengan nada terbata, kelihatan sekali kalau saat ini dia merasa takut kepada Mas Rendi."Seperti yang kamu lihat, saya sehat wal afiat!" jawab yang ditanya sambil mengulas senyum. "Omong-omong saya dan Mbak Hanin tidak dipersilakan duduk nih?" "Oh, iya silakan!" Mas Abi semakin terlihat salah tingkah.Dengan senyum terus terkembang di bibir Mas Rendi mendaratkan bokong di kursi rotan yang ada di teras rumah Elfira, pun dengan diriku yang sebenarnya merasa malas jika harus kembali ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25

Bab terbaru

  • Surga yang Telah Retak    Part 87 (Ending)

    Esok harinya, aku kembali datang ke rumah sakit menyusul Zafran yang sejak kemarin masih setia menunggui Mas Abi, ditemani oleh Safania, karena aku berniat mengenalkan dia dengan calon ayah mertuanya sebagai bentuk ikhtiar, siapa tahu setelah melihat calon menantunya Mas Abi bisa memiliki semangat hidup kembali.“Tadi dokter baru saja memeriksa, dan kata dokter keadaan Ayah semakin bertambah parah, Bun. Dokter juga sudah angkat tangan,” ujar Zafran ketika aku baru saja sampai.“Innalillahi, ya Allah. Terus, apa kata dokter lagi?” tanyaku.“Tidak ada. Dokter hanya menyuruh kita untuk terus berdoa supaya ada keajaiban dari Allah,” jawab anakku, membuat dada ini terasa semakin sesak karenanya.Kupandangi wajah pucat Mas Abi, ekspresinya terlihat begitu sedih juga kelelahan.“Mas, saya minta maaf karena belum berhasil membuat anak-anak datang ke sini menjenguk Mas Abi. Tetapi lihat, saya bawa calon menantu kita. Namanya Safania. Dia adalah ca

  • Surga yang Telah Retak    Part 86

    Aku menatap lekat wajah Zafran yang tengah berdiri di sebelahku.“Maaf, Dokter. Saya tidak mau menandatangani surat pernyataan ini, karena saya yakin kalau ayah saya masih bisa sembuh,” tolak anakku kemudian.“Untuk masalah itu terserah Mas dan Ibu, karena keputusan mutlak ada di tangan kalian,” kata dokter lagi. “Tapi sebagai sesama muslim, saya hanya ingin mengingatkan supaya Bapak ditunggui, minimal oleh putra-putrinya jika memang beliau sudah bercerai dengan Ibu, karena di saat seperti ini Bapak juga butuh dukungan dari orang-orang terdekat. Dan jika pun beliau tidak panjang umur, beliau akan merasa bahagia karena ketika sedang sakaratul maut semua anaknya mendampingi dan mendoakan beliau,” imbuhnya, benar-benar mengena di hati.Sepertinya aku harus terus berusaha membujuk Zarina dan Zafir untuk menjenguk ayahnya, sebab takut kalau Mas Abi memang sudah hendak pergi, hanya saja merasa berat karena sedang menunggu mereka berdua.“Ya sudah, kalau

  • Surga yang Telah Retak    Part 85

    Dua hari sudah berlalu setelah acara pertunangan Zafran dengan Safania, dan sekarang mereka sudah mulai mencicil barang-barang yang akan dijadikan seserahan.Sebagai seorang ibu aku menyarankan supaya Zafran membawa calon istrinya saat berbelanja barang yang akan dibawanya nanti, supaya menyesuaikan selera Safania dan tidak salah beli. Takut mubazir jika hanya kami yang berbelanja.“Calon istrinya Zafran cantik banget, ya Bunda Zarina. Anak orang kaya tapi kelihatan kalem, sopan, juga kelihatan sayang banget sama Bunda Zarina,” komentar salah seorang tetangga ketika tanpa sengaja bertemu di warung sayur.“Alhamdulillah, Bu. Doain ya, semoga pernikahan mereka berdua lancar nantinya. Jangan lupa juga nanti pada ikut ngebesan,” jawabku sambil mengukir senyum.“Iya. Omong-omong tapi kok Pak Abi nggak ikut nganter ya? Padahal kemarin sebelum kita jalan beliau ada loh, malah nanya ke saya ada acara apa, saya jawab ada acara lamaran, tapi habis itu

  • Surga yang Telah Retak    Part 84

    POV Hanina.“Fran, coba kamu lihat ke depan. Ayah sudah sampai apa belum?” Aku meminta anak keduaku untuk mencari Mas Abi di antara para tamu yang datang, karena sebentar lagi rombongan akan berangkat menuju rumah Pak Sadewa untuk melamar Safania putrinya.“Iya, Bun.” Zafran yang sudah terlihat gagah dengan kemeja berwarna abu-abu segera mengayunkan kaki ke depan, akan tetapi katanya tidak melihat sang ayah dan tidak ada tanda-tanda kedatangannya.Aku pun segera menghubungi nomor Mas Abi, akan tetapi nomor mantan suami malah sedang berada di luar jangkauan.Apa dia lupa kalau hari ini aku mengundangnya datang untuk mendampingi sang anak melamar pujaan hatinya?“Abi belum datang, Mbak?” tanya Mas Rendi sambil melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.“Belum, Mas. Nomornya juga enggak aktif,” jawabku.“Ke mana dia kira-kira. Tapi Mbak Hanina udah kasih tahu kalau hari ini ada acara kan?” tanyanya lagi.

  • Surga yang Telah Retak    Part 83

    Hari ini, aku datang menjenguk Elfira sekaligus membawakan makanan kesukaannya. Kupandangi dari kejauhan wajah cantiknya, karena semenjak menjadi pasien rumah sakit jiwa dia selalu berpenampilan rapi, selalu memoles wajahnya dengan make-up dan kata dokter yang menangani dia selalu mengatakan kalau saat ini sedang menunggu aku pulang dari restoran.“Kalau menurut saran dan pendapat saya, Pak. Sebaiknya Bapak merujuk Ibu, siapa tahu dengan cara kembali hidup bersama Bapak beliau memiliki semangat hidup, karena obat penyakit jiwa yang sesungguhnya adalah dukungan dari orang-orang terdekat. Soalnya kalau saya perhatikan, Ibu itu sangat mencintai Bapak, sementara Bapak setiap membesuk saja selalu bersembunyi, tidak mau menemui Ibu dengan alasan trauma dianiaya. Padahal, bisa jadi jika Bapak melakukan pendekatan, membantu kami tim medis untuk mengobatinya mungkin penyakit Bu Elfira tidak akan separah sekarang,” ujar dokter panjang lebar ketika aku hendak pamit setelah s

  • Surga yang Telah Retak    Part 82

    “Mas?” Aku yang sudah terpejam membuka mata secara perlahan karena mendengar Elfira memanggil namaku.“Apa kita sudah berada di surga? Tadi Bina ngajak aku ke surga loh?” racunnya sambil mengedarkan pandang.“Ini rumah sakit, bukan surga!” ketusku.“Kenapa aku ada di rumah sakit?” Wajah wanita itu terlihat kebingungan. Entah dia sedang bersandiwara dan berpura-pura, atau memang akibat dari halusinasi.“Kamu mencoba mengakhiri hidup dengan cara memotong nadi.”“Bunuh diri?” “Iya. Lihat tangan kamu, diperban kan? Tolong jangan bertingkah konyol, Fira. Jangan bikin Mas tambah susah. Lagian bunuh diri itu bukan jalan keluar dari semua masalah, tetapi justru malah menambah masalah baru. Memangnya dengan bunuh diri semuanya langsung selesai dan kamu bakalan masuk surga? Yang ada kamu bakalan jadi kerak di neraka untuk selamanya,” nasihatku panjang lebar, siapa tahu Elfira paham dengan apa yang tengah aku katakan.“A

  • Surga yang Telah Retak    Part 81

    "Teruslah sakiti perasaan Bunda sampai rasa benci semakin memenuhi rongga dada kami!" Aku terkesiap ketika mendengar suara Zafir, menoleh ke arahnya lalu berjalan menghampiri, hendak mengusap pipi anak yang teramat kurindukan namun dia malah menghindari sentuhanku.Remaja berusia sembilan belas tahun itu kemudian berjalan mengikuti ibunya, terlihat kepayahan saat melangkah karena dia masih harus menggunakan tongkat.Pun dengan Zarina. Anak perempuanku satu-satunya itu terus menatap penuh dengan kebencian, lalu segera bergabung bersama dengan yang lainnya.Dan herannya, mereka terlihat begitu menghormati Rendi, seolah sahabatku itu yang perlu mereka hargai, bukan aku yang notabene adalah ayah kandung mereka.Perlahan mobil yang dikemudikan oleh suaminya Zarina berjalan meninggalkan parkiran. Aku terus menatap kendaraan roda empat tersebut hingga menghilang di balik tikungan, kembali merema* dada yang terasa sesak seolah tidak ada lagi pas

  • Surga yang Telah Retak    Part 80

    “Ayah minta maaf, Fran. Ayah mengaku salah,” kataku penuh dengan penyesalan.Zafran kemudian kembali melajukan mobilnya karena di belakang banyak yang meneriaki juga menekan klakson berkali-kali, akan tetapi kali ini dia tetap fokus mengemudi, tidak lagi mau berbicara kepadaku seperti sebelumnya.Bodoh. Aku sudah merusak suasana yang sudah mulai mencair dengan pertanyaan konyol yang aku ajukan.Zafran menepikan mobilnya ketika kami sampai, akan tetapi dia menolak ketika aku ajak singgah. Pasti dia marah karena perkataanku tadi. Ya Allah ...“Saya pulang, semoga Ayah cepet sehat. Jangan lupa melakukan salat taubat, banyak-banyak beristigfar supaya hati Ayah terasa lapang!” pamit Zafran.“Kamu tidak mampir dulu, Fran?” Menatap wajah tampan anakku.“Lain kali saja. Assalamualaikum!”Tanpa menunggu aku menjawab salam, Zafran sudah terlebih dahulu menutup kaca mobil dan langsung pergi begitu saja.Bodoh. Aku memang b

  • Surga yang Telah Retak    Part 79

    Sepertinya ada yang sengaja memanfaatkan momen retaknya hubunganku dengan Hanina untuk mendekati dia, sebab jika dilihat-lihat, kayaknya ada perasaan spesial di hati Rendi, dan mungkin secepatnya dia akan menggantikan posisiku di tengah-tengah mereka.Ya Allah ... apa jadinya aku jika suatu saat nanti melihat Rendi bersanding dengan mantan istri? Pasti rasanya sakit sekali, jika melihat wanita yang masih begitu aku cintai harus melabuhkan cintanya kepada sahabatku sendiri.Kembali meletakkan ponsel, mengurungkan niat untuk meminta bantuan kepada Rendi, sebab takut dia semakin besar kepala juga semakin merasa begitu dibutuhkan. Aku tidak mau menjatuhkan harga diri di depannya.Tidak lama kemudian pintu kamar inapku terbuka, seiring munculnya dokter Umar dengan stetoskop menggantung di leher. Dokter muda dengan wajah penuh kharisma itu tersenyum sambil mengucapkan salam, lalu berjalan menghampiri dan menanyakan keadaanku saat ini.“Alhamdulillah sud

DMCA.com Protection Status