Share

Penyebab?

Penulis: Nitaosh94
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-28 07:04:02

Begitu marahnya Weni karena Chersta tidak membalas pesannya itu dan dia memutuskan untuk menelepon Chersta.

Weni pura-pura pergi ke Toilet agar semua orang tidak mencurigai dia saat menelepon Chersta. Tetapi saat ditelepon oleh Weni, Chersta tidak menjawab panggilan tersebut, inilah yang membuat Weni menjadi sangat murka.

"Baiklah, aku akan bongkar semuanya kepada Yudha."

Ketika hendak menuju Ruangan Yudha, Weni terpikir satu hal bahwa jika dia membongkar semuanya maka tidak aman juga bagi dia, jadi dia memutuskan untuk mengurung niatnya itu lalu kembali ke Ruangannya.

Di Rumahnya, Chersta tersenyum lebar.

"Sangat pendek banget pikirannya, mana mungkinlah aku memberikan mobil semahal itu kepadanya, haha."

Tring! Tring! Suara pesan masuk dari handphone Chersta, lalu dia langsung mengecek pesan tersebut dan membacanya.

~Si pembantu Weni~

✓Jika kamu tidak membelikan aku mobil itu, aku akan membongkar semuanya kepada Yudha.

✓Yudha akan mengetahui perbuatan busukmu itu.

Chersta langsung menutup handphonenya, "Haha, dia mau mengancam aku? Dia pikir aku percaya begitu saja dengan ancamannya itu? Mana mungkin dia berani membongkarnya, itu sama saja dia membuka aibnya sendiri."

Sementara itu Weni duduk termenung di Ruangannya sambil memikirkan perbuatan yang telah ia perbuat kepada Sun yang sama sekali Sun tidak pernah berbuat jahat padanya.

"Weni." Panggil Yudha sambil berdiri di Ruangannya.

"Iya, Pak."

"Sekarang juga kamu ke Ruangan saya."

"Baik, Pak." Weni langsung meninggalkan Ruangannya dan berlalu pergi ke Ruangan Yudha tanpa membawa handphonenya.

Setelah Weni sampai di Ruangan Yudha, Yudha langsung menanyakan berbagai hal pada Weni.

"Ada yang ingin kamu sampaikan pada saya, Weni?"

"Tidak ada, Pak."

"Tidak ada pengakuan?"

Weni hanya menggeleng.

"Baiklah, kalau begitu saya saja yang bertanya. Apa yang membuat kamu kesal barusan?"

"Tidak ada, Pak."

"Apa kamu mengetahui bahwa di Kantor ini ada cctv?"

"C-cctv, Pak?"

"Iya, kenapa wajahmu berubah? Kamu kaget mendengarnya?"

'Gawat, aku telah melupakan hal penting ini. Aduh kenapa aku bisa lupa sih bahwa ada cctv yang mengintai disetiap Ruangan di Kantor ini.' Weni berbatin.

"Ada apa Weni? Sepertinya kamu ketakutan." Ucap Disa yang baru saja masuk sambil membawa handphone Weni.

Weni kaget melihat Disa membawa handphone miliknya, "Jangan lancang ya kamu!"

"Jangan meneriaki adikku!" Yudha menjadi sangat emosi.

Disa bertepuk tangan, "Pintar sekali ya kamu. Tapi ada pepatah yang bilang begini bahwa sepintar-pintarnya tupai melompat, dia akan terjatuh juga. Sama seperti kamu contohnya, betapa liciknya dirimu Weni."

Weni berusaha merebut handphonenya dari tangan Disa tetapi Yudha menahannya.

"Akuilah perbuatan yang telah kamu perbuat, Weni."

"Dugaan kita benar Kak Yudha, aku telah mengeceknya melalui handphone ini."

"Oke, Disa."

Weni menunduk karena perbuatannya telah diketahui.

"Ayo minta maaflah pada Sun." Perintah Yudha kepada Weni.

"Tidak Pak. Saya gak mau Pak, lagipula saya gak ada salah apa-apa terhadap Sun." Weni menolak perintah dari Yudha.

"Baiklah jika kamu tidak mau mengakui perbuatanmu itu. Lebih baik biarkan pihak kepolisian yang mengurusnya."

"Maaf Pak, saya mohon jangan laporkan saya ke polisi Pak, saya mohon. Saya hanya disuruh oleh Chersta."

"Akhirnya kamu mengakuinya juga."

"Jangan meminta maaf pada kami, tapi minta maaflah pada Sun yang telah kamu buat buruk namanya itu." Ucap Disa.

"Benar kata Disa, saya gak akan bawa masalah ini kepada pihak kepolisian tetapi kamu harus meminta maaf dulu kepada Sun." Ucap Yudha.

"Baik, Pak. Saya akan melakukannya." Weni keluar dari Ruangan lalu menemui Sun.

Sementara itu Sun masih duduk termenung di tempat duduknya.

"Sun, maafkan aku ya." Ucap Weni.

Sun masih terdiam, dia bingung dengan tingkah Weni saat ini.

"Maaf aku telah menjebakmu, maaf aku telah membuat namamu buruk dimata semua orang."

"Apa? Jadi kamu dalang dari semua ini, Weni? Aku benar-benar gak menyangka bahwa kamu bisa melakukan hal serendah ini." Ucap Girwi teman dekat Weni selama bekerja di Kantor ini.

"Perhatian semuanya, Weni telah melakukan hal yang melanggar SOP di Kantor ini dan semua bukti sudah dikumpulkan bahwa Sun memang tidak bersalah, Weni telah menuduh Sun mencuri uangnya padahal hal itu tidak dilakukan oleh Sun. Maka saya nyatakan Weni dikeluarkan dari Kantor ini atas perbuatan buruk yang telah dia perbuat." Yudha kembali masuk kedalam Ruangannya.

Bab terkait

  • Sun in My Heart   Rasa campur aduk menghampiri

    Weni segera membereskan barang-barangnya dan meninggalkan Kantor tersebut tanpa berpamitan dengan siapapun, dia merasa bersalah dan mengakui bahwa dirinya memang tidak pantas berada di Kantor ini serta tidak pantas juga untuk dimaafkan.Penyesalan selalu datang terlambat, inilah yang saat ini Weni rasakan. Weni sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia perbuat, karena iri dan nafsu terhadap sesuatu yang sangat diinginkan membuatnya kehilangan segalanya yaitu pekerjaan yang telah dia tekuni sejak lama, kepercayaan orang-orang terdekat menjadi musnah, teman dekatnya menjadi menjauh. Tapi, ada satu orang yang tetap memahaminya dan memaafkan perbuatannya itu serta tidak ada rasa dendam terhadapnya, dia adalah Sun."Maaf Kak Weni." Sun datang menghampiri Weni dan meminta maaf, Weni menjadi semakin tidak nyaman dengan situasi ini, orang yang telah dia buat buruk namanya tetapi hanya orang itulah yang bisa memahaminya bahkan memaafkan segala yang telah dia perbuat."Oh, kamu tidak perlu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • Sun in My Heart   Sangat Menusuk

    Nama aku disebutkan dalam pertengkaran tersebut, suasana semakin mencekam. Perdebatan semakin memanjang sampai tibanya kami masuk kedalam, suasana semakin ricuh. Chersta yang melihat keberadaanku disana menjadi sangat murka, dia mendekatiku lalu mendorongku dan mencaci-maki diriku."Cukup, Chersta! Kamu sangat keterlaluan!" ucap Yudha dengan wajah memerah, api amarah telah menyelimutinya, dia benar-benar marah dengan apa yang telah Chersta perbuat pada diriku.""Kamu yang lebih keterlaluan, Yudha!" Chersta masih tidak mau kalah, dia mengambil sapu dan mengarahkan sapu tersebut kearah diriku.Yudha menghadang itu semua lalu melempar sapu tersebut hampir mengenai lengan Chersta. Chersta kaget akan itu semua, dia benar-benar tidak menyangka bahwa Yudha bisa berbuat seperti itu demi membela perempuan miskin seperti diriku ini."Eh, Chersta! Kamu benar-benar keterlaluan! Kamu yang salah, bukan Sun!" Disa juga diselimuti rasa emosi setelah melihat perlakuan Chersta barusan terhadapku."Kelua

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-30
  • Sun in My Heart   Berusaha Menjauh Tetapi Semakin Dekat

    Keesokan harinya, seperti biasa Sun menyiapkan makanan untuk adiknya terlebih dahulu setelah itu dia langsung pergi ke Kantor.Saat tiba di Kantor, Sun masih kepikiran pesan yang dia terima kemarin dan memutuskan untuk tidak terlalu dekat dengan Yudha, anak atasannya itu. Kini dia telah menyadari satu hal, hal yang sangat tidak mungkin bisa bersama dan pada akhirnya dia pun memilih untuk menjauh, walaupun kini tidak dipungkiri bahwa dia sangat menyukai Yudha. Akibat dari keprihatinan Yudha kepada Sun yang membuat rasa itu timbul begitu saja."Sun, gimana kakimu? Sudah membaik, bukan?""Sudah, Pak. Terima kasih," ucap Sun sembari melanjutkan pekerjaannya.'Sepertinya ada yang janggal, perubahan sikapnya, sangat berbeda dari biasanya,' batin Yudha.Semua ini sangat menyiksa Yudha, Yudha tidak ingin menyerah begitu saja, dia akan terus berusaha agar bisa menaklukkan Sun, bagaimana pun caranya akan dia lakukan. Dia akan terus berusaha."Sun, nanti jam istirahat bawa berkas itu ke Ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-26
  • Sun in My Heart   Pertemuan

    Hari yang sangat cerah, matahari menyinari kota Jakarta. Terlihat seorang gadis sedang membawa sebuah amplop coklat berisikan lamaran kerja, kesana-kemari dia memasukkan lamaran kerja di setiap perusahaan sampai hari berganti menjadi sore, gadis tersebut masih terus memberikan surat lamaran kesetiap Perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.Tak mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan karena dia belum mempunyai pengalaman apapun, dia baru saja lulus dari study-nya di SMA. Di Zaman modern ini sangat begitu keras, kalian harus memiliki skill yang bagus dan otak yang cerdas pula tentunya dengan lulusan sarjana serta pengalaman di dunia kerja yang menjadi prioritas agar kamu bisa diterima kerja di suatu perusahaan apalagi seperti di Kota Jakarta ini.Gadis malang bernama Sun, telah sebulan dia menganggur. Begitu banyak lamaran yang dia dimasukkan, tapi tidak ada satu pun yang menerimanya, semua lamaran tertolak begitu saja."Aku harus bagaimana lagi?" Dengan lesu tak habis-habisnya dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-26
  • Sun in My Heart   Ingin pendekatan?

    Hari ini merupakan hari kedua Sun bekerja. Saat jam menunjukkan pukul 12.00, waktunya karyawan beristirahat, Disa pun menghampiri Sun dan mengajaknya makan bersama.Sun yang masih sibuk dengan pekerjaannya, dia pun menolak secara halus. "Maaf, pekerjaan saya masih belum selesai kak, mungkin kakak bisa makan duluan soalnya kalau menunggu saya nanti kakak bisa telat makan.""Yasudah, aku duluan ya." Disa berlalu pergi.Tidak terasa, sudah menunjukkan pukul 12.30. Yudha yang masih berada didalam Ruangannya pun keluar sambil membawa bekal. Saat dia keluar dari Ruangannya, dilihatnya Sun yang masih berada didepan komputer, sibuk mengerjakan pekerjaannya itu. "Sun? Kamu belum istirahat?""Belum, Pak." Jawab Sun singkat."Kenapa? Istirahatlah, waktumu tinggal 30 menit lagi.""Sebentar lagi, Pak.""Jangan menunda-nunda, kalau waktunya istirahat ya harus istirahat." Yudha menarik Sun untuk ikut bersamanya.Sesampainya di Kantin, Yudha memberikan sebuah menu kepada Sun. "Silakan pesan.""Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-16
  • Sun in My Heart   Ingin menaklukkan Sun

    Sun kembali duduk ditempat kerjanya, dia mulai menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda."Sun, mau pesan jus?" Tanya Gilang yang merupakan asisten Yudha."Maaf, belum dulu Pak. Makasih.""Kalau sop buah, bagaimana?""Belum dulu Pak, maaf."Yudha yang mendengar itu pun langsung keluar dari Ruangannya."Ada apa ini? Berisik sekali.""Gak ada apa-apa, Pak." Jawab Gilang mewakili seluruh karyawan."Terus ini apa?" Ucap Yudha sembari menunjuk menu yang dipegang oleh Gilang."Menu minuman, Bos.""Oh.""Bos mau?""Oh, jadi ini yang diperdebatkan dari tadi?""Pesan saja yang kalian mau, saya traktir.""Baik, Bos." Gilang semangat.Gilang kembali menawari Sun, "Silakan pilih apa yang kamu mau, Sun.""Nggak Pak, Makasih.""Dibayarin Pak Bos lho, masa kamu gak mau?""Saya lagi gak nafsu makan, Pak.""Sudah, pesan sop buah aja 2 porsi ya." Ucap Disa sambil mendekat kearah Sun dan Gilang."Banyak benar, lapar ya Dis?""Nggak, cuma 1 doang. Yang satunya lagi kan untuk Sun.""Gak perlu kak, m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-17
  • Sun in My Heart   Perjumpaan tak terduga

    Pukul 06.30 Sun sudah tiba di Kantor, disana masih begitu sepi, belum ada satu pun karyawan yang datang.Sun begitu gugup, karena ini merupakan meeting pertamanya. Dia merasa takut, dia takut tidak bisa menjelaskan materi dengan begitu baik, dia takut gagal dan nantinya perusahaan kalah tender."Sun." Yudha menepuk pundak Sun dan seketika Sun tersadarkan dari lamunannya."Sudah mau meeting, Pak?" Tanya Sun gugup."Belum, masih lama. Sekarang baru pukul 06.40. Pagi sekali kamu datang?""Iya Pak. Saya takut terlambat nanti, takutnya nanti meeting sudah mulai duluan.""Kamu gugup ya?""Iya Pak. Ini pertama kalinya dan saya merasa minder, saya merasa gak pantes aja gitu Pak, saya rasa masih ada yang lebih baik daripada saya.""Jangan minder terhadap prestasi kamu. Kamu sangat berprestasi dan kamu memang bisa dibidang ini. Mungkin ini baru pertama kali ya, kalau sudah kedua kalinya pasti gak akan gugup lagi dan satu hal yang ingin saya sampaikan kepada kamu ialah jangan minder dan jangan m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-23
  • Sun in My Heart   Ingin bertemu lagi

    Sun terus-menerus mengisi pikiran Trinsyo, dia bahkan sampai terbawa mimpi bertemu Sun dan pergi makan bersama di sebuah Restoran mewah, hanya mereka berdua saja.Trinsyo memutuskan besok siang menemui Sun di Kantornya dan ingin mengajaknya makan siang bersama.Disatu sisi, Yudha yang sedang bersantai di Rumahnya tiba-tiba dipikirannya terlukis wajah Sun. "Aku gak sabar ingin menanti hari esok, hari yang sangat menyenangkan."Tring! Tring! Terdengar nada dering dari handphone Yudha. Terdapat beberapa pesan masuk, dan Yudha segera mengeceknya.~Chersta~✓Yudha, apa kabar?✓Sudah lama ya kita tidak berjumpa.✓Rasanya aku ingin bertemu kamu lagi, Yudha.✓Apa kamu masih kangen aku?✓Atau sudah tidak?✓Aku harap kamu belum punya yang lain.✓Aku harap kamu masih menungguku disana.✓Sampaikan salamku untuk Om disana.✓Aku pun berharap kamu gak kecewa.✓Harapanku yang terdalam adalah kamu masih mau menerimaku Yudha.Yudha hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya.Sejam telah berlalu, Ch

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-25

Bab terbaru

  • Sun in My Heart   Berusaha Menjauh Tetapi Semakin Dekat

    Keesokan harinya, seperti biasa Sun menyiapkan makanan untuk adiknya terlebih dahulu setelah itu dia langsung pergi ke Kantor.Saat tiba di Kantor, Sun masih kepikiran pesan yang dia terima kemarin dan memutuskan untuk tidak terlalu dekat dengan Yudha, anak atasannya itu. Kini dia telah menyadari satu hal, hal yang sangat tidak mungkin bisa bersama dan pada akhirnya dia pun memilih untuk menjauh, walaupun kini tidak dipungkiri bahwa dia sangat menyukai Yudha. Akibat dari keprihatinan Yudha kepada Sun yang membuat rasa itu timbul begitu saja."Sun, gimana kakimu? Sudah membaik, bukan?""Sudah, Pak. Terima kasih," ucap Sun sembari melanjutkan pekerjaannya.'Sepertinya ada yang janggal, perubahan sikapnya, sangat berbeda dari biasanya,' batin Yudha.Semua ini sangat menyiksa Yudha, Yudha tidak ingin menyerah begitu saja, dia akan terus berusaha agar bisa menaklukkan Sun, bagaimana pun caranya akan dia lakukan. Dia akan terus berusaha."Sun, nanti jam istirahat bawa berkas itu ke Ruangan

  • Sun in My Heart   Sangat Menusuk

    Nama aku disebutkan dalam pertengkaran tersebut, suasana semakin mencekam. Perdebatan semakin memanjang sampai tibanya kami masuk kedalam, suasana semakin ricuh. Chersta yang melihat keberadaanku disana menjadi sangat murka, dia mendekatiku lalu mendorongku dan mencaci-maki diriku."Cukup, Chersta! Kamu sangat keterlaluan!" ucap Yudha dengan wajah memerah, api amarah telah menyelimutinya, dia benar-benar marah dengan apa yang telah Chersta perbuat pada diriku.""Kamu yang lebih keterlaluan, Yudha!" Chersta masih tidak mau kalah, dia mengambil sapu dan mengarahkan sapu tersebut kearah diriku.Yudha menghadang itu semua lalu melempar sapu tersebut hampir mengenai lengan Chersta. Chersta kaget akan itu semua, dia benar-benar tidak menyangka bahwa Yudha bisa berbuat seperti itu demi membela perempuan miskin seperti diriku ini."Eh, Chersta! Kamu benar-benar keterlaluan! Kamu yang salah, bukan Sun!" Disa juga diselimuti rasa emosi setelah melihat perlakuan Chersta barusan terhadapku."Kelua

  • Sun in My Heart   Rasa campur aduk menghampiri

    Weni segera membereskan barang-barangnya dan meninggalkan Kantor tersebut tanpa berpamitan dengan siapapun, dia merasa bersalah dan mengakui bahwa dirinya memang tidak pantas berada di Kantor ini serta tidak pantas juga untuk dimaafkan.Penyesalan selalu datang terlambat, inilah yang saat ini Weni rasakan. Weni sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia perbuat, karena iri dan nafsu terhadap sesuatu yang sangat diinginkan membuatnya kehilangan segalanya yaitu pekerjaan yang telah dia tekuni sejak lama, kepercayaan orang-orang terdekat menjadi musnah, teman dekatnya menjadi menjauh. Tapi, ada satu orang yang tetap memahaminya dan memaafkan perbuatannya itu serta tidak ada rasa dendam terhadapnya, dia adalah Sun."Maaf Kak Weni." Sun datang menghampiri Weni dan meminta maaf, Weni menjadi semakin tidak nyaman dengan situasi ini, orang yang telah dia buat buruk namanya tetapi hanya orang itulah yang bisa memahaminya bahkan memaafkan segala yang telah dia perbuat."Oh, kamu tidak perlu

  • Sun in My Heart   Penyebab?

    Begitu marahnya Weni karena Chersta tidak membalas pesannya itu dan dia memutuskan untuk menelepon Chersta. Weni pura-pura pergi ke Toilet agar semua orang tidak mencurigai dia saat menelepon Chersta. Tetapi saat ditelepon oleh Weni, Chersta tidak menjawab panggilan tersebut, inilah yang membuat Weni menjadi sangat murka. "Baiklah, aku akan bongkar semuanya kepada Yudha." Ketika hendak menuju Ruangan Yudha, Weni terpikir satu hal bahwa jika dia membongkar semuanya maka tidak aman juga bagi dia, jadi dia memutuskan untuk mengurung niatnya itu lalu kembali ke Ruangannya. Di Rumahnya, Chersta tersenyum lebar. "Sangat pendek banget pikirannya, mana mungkinlah aku memberikan mobil semahal itu kepadanya, haha." Tring! Tring! Suara pesan masuk dari handphone Chersta, lalu dia langsung mengecek pesan tersebut dan membacanya. ~Si pembantu Weni~ ✓Jika kamu tidak membelikan aku mobil itu, aku akan membongkar semuanya kepada Yudha. ✓Yudha akan mengetahui perbuatan busukmu itu. Chersta la

  • Sun in My Heart   Semakin rumit

    Yudha menghampiri mereka disana, "Ada apa ini ribut-ribut?"Semua karyawan menjadi terdiam.Weni mulai membuka suaranya, "Sun mencuri uang saya Pak.""Kamu ada buktinya?" Tanya Yudha."Sun telah membuka laci saya, Pak.""Apa benar kamu telah membuka laci Weni, Sun?""Benar, Pak. Tapi..." Omongan Sun terpotong, Weni memotong omongan Sun secara sepihak."Nah, dia mengakuinya Pak.""Tapi, Pak..." Lagi-lagi omongan Sun terpotong untuk kedua kalinya."Sudah, cukup. Saya tidak perlu penjelasan lagi dari kamu Sun, sekarang juga kamu ikut ke Ruangan saya."Sun hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan oleh Yudha, dia merasa begitu sedih karena telah dituduh begitu padahal dia tidak melakukannya dan yang paling menyakitkan itu adalah pimpinan perusahaan ini tidak memberikannya kesempatan untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya telah terjadi, dia merasakan Yudha hanya mendengarkan dari satu pihak saja tanpa mempertimbangkan lagi penjelasan dari orang lain.Sun tiba di Ruangan Yudha dan dia

  • Sun in My Heart   Mencoba menjatuhkan

    Semua pikiran menjadi begitu kacau, pikiran jelek selalu menghantui Chersta."Kamu belum mengetahui siapa aku, bukan? Sebentar lagi kamu akan mengetahuinya." Chersta tersenyum licik.Sore hari pun tiba, semua karyawan pulang ke Rumahnya masing-masing tanpa ada yang lembur seorang pun."Sun." Sapa Yudha.Sun yang awalnya sedang berkemas untuk pulang, memberhentikan kegiatannya dan menanggapi ucapan Yudha, "Iya Pak?""Maaf soal yang tadi.""Enggak Pak, saya tidak apa-apa Pak.""Maafkan Chersta yang sudah berlaku tidak sopan terhadap kamu ya.""Gak masalah, Pak. Lagipula saya cuma karyawan Pak, saya bukan siapa-siapa yang patut dihargai dan dijunjung tinggi keberadaannya.""Disini kita berhak mengutarakan pendapat dan kita berhak mendapatkan itu semua. Kita semua sama, tanpa ada perbedaan yang mencolok. Mengerti?"Sun hanya mengangguk.Dari kejauhan seseorang memperhatikan mereka berdua, sepertinya orang itu tidak begitu senang.Sementara orang itu masih berada disana, sedangkan Sun dan

  • Sun in My Heart   Ingin bertemu lagi

    Sun terus-menerus mengisi pikiran Trinsyo, dia bahkan sampai terbawa mimpi bertemu Sun dan pergi makan bersama di sebuah Restoran mewah, hanya mereka berdua saja.Trinsyo memutuskan besok siang menemui Sun di Kantornya dan ingin mengajaknya makan siang bersama.Disatu sisi, Yudha yang sedang bersantai di Rumahnya tiba-tiba dipikirannya terlukis wajah Sun. "Aku gak sabar ingin menanti hari esok, hari yang sangat menyenangkan."Tring! Tring! Terdengar nada dering dari handphone Yudha. Terdapat beberapa pesan masuk, dan Yudha segera mengeceknya.~Chersta~✓Yudha, apa kabar?✓Sudah lama ya kita tidak berjumpa.✓Rasanya aku ingin bertemu kamu lagi, Yudha.✓Apa kamu masih kangen aku?✓Atau sudah tidak?✓Aku harap kamu belum punya yang lain.✓Aku harap kamu masih menungguku disana.✓Sampaikan salamku untuk Om disana.✓Aku pun berharap kamu gak kecewa.✓Harapanku yang terdalam adalah kamu masih mau menerimaku Yudha.Yudha hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya.Sejam telah berlalu, Ch

  • Sun in My Heart   Perjumpaan tak terduga

    Pukul 06.30 Sun sudah tiba di Kantor, disana masih begitu sepi, belum ada satu pun karyawan yang datang.Sun begitu gugup, karena ini merupakan meeting pertamanya. Dia merasa takut, dia takut tidak bisa menjelaskan materi dengan begitu baik, dia takut gagal dan nantinya perusahaan kalah tender."Sun." Yudha menepuk pundak Sun dan seketika Sun tersadarkan dari lamunannya."Sudah mau meeting, Pak?" Tanya Sun gugup."Belum, masih lama. Sekarang baru pukul 06.40. Pagi sekali kamu datang?""Iya Pak. Saya takut terlambat nanti, takutnya nanti meeting sudah mulai duluan.""Kamu gugup ya?""Iya Pak. Ini pertama kalinya dan saya merasa minder, saya merasa gak pantes aja gitu Pak, saya rasa masih ada yang lebih baik daripada saya.""Jangan minder terhadap prestasi kamu. Kamu sangat berprestasi dan kamu memang bisa dibidang ini. Mungkin ini baru pertama kali ya, kalau sudah kedua kalinya pasti gak akan gugup lagi dan satu hal yang ingin saya sampaikan kepada kamu ialah jangan minder dan jangan m

  • Sun in My Heart   Ingin menaklukkan Sun

    Sun kembali duduk ditempat kerjanya, dia mulai menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda."Sun, mau pesan jus?" Tanya Gilang yang merupakan asisten Yudha."Maaf, belum dulu Pak. Makasih.""Kalau sop buah, bagaimana?""Belum dulu Pak, maaf."Yudha yang mendengar itu pun langsung keluar dari Ruangannya."Ada apa ini? Berisik sekali.""Gak ada apa-apa, Pak." Jawab Gilang mewakili seluruh karyawan."Terus ini apa?" Ucap Yudha sembari menunjuk menu yang dipegang oleh Gilang."Menu minuman, Bos.""Oh.""Bos mau?""Oh, jadi ini yang diperdebatkan dari tadi?""Pesan saja yang kalian mau, saya traktir.""Baik, Bos." Gilang semangat.Gilang kembali menawari Sun, "Silakan pilih apa yang kamu mau, Sun.""Nggak Pak, Makasih.""Dibayarin Pak Bos lho, masa kamu gak mau?""Saya lagi gak nafsu makan, Pak.""Sudah, pesan sop buah aja 2 porsi ya." Ucap Disa sambil mendekat kearah Sun dan Gilang."Banyak benar, lapar ya Dis?""Nggak, cuma 1 doang. Yang satunya lagi kan untuk Sun.""Gak perlu kak, m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status