Home / Romansa / Sun in My Heart / Ingin bertemu lagi

Share

Ingin bertemu lagi

Author: Nitaosh94
last update Last Updated: 2022-05-25 16:53:16

Sun terus-menerus mengisi pikiran Trinsyo, dia bahkan sampai terbawa mimpi bertemu Sun dan pergi makan bersama di sebuah Restoran mewah, hanya mereka berdua saja.

Trinsyo memutuskan besok siang menemui Sun di Kantornya dan ingin mengajaknya makan siang bersama.

Disatu sisi, Yudha yang sedang bersantai di Rumahnya tiba-tiba dipikirannya terlukis wajah Sun. "Aku gak sabar ingin menanti hari esok, hari yang sangat menyenangkan."

Tring! Tring! Terdengar nada dering dari handphone Yudha. Terdapat beberapa pesan masuk, dan Yudha segera mengeceknya.

~Chersta~

✓Yudha, apa kabar?

✓Sudah lama ya kita tidak berjumpa.

✓Rasanya aku ingin bertemu kamu lagi, Yudha.

✓Apa kamu masih kangen aku?

✓Atau sudah tidak?

✓Aku harap kamu belum punya yang lain.

✓Aku harap kamu masih menungguku disana.

✓Sampaikan salamku untuk Om disana.

✓Aku pun berharap kamu gak kecewa.

✓Harapanku yang terdalam adalah kamu masih mau menerimaku Yudha.

Yudha hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya.

Sejam telah berlalu, Chersta masih saja menunggu balasan dari Yudha tapi tak kunjung diterimanya balasan tersebut. Chersta mulai gelisah, dia kepikiran satu hal bahwa hatinya Yudha bukan untuk dirinya lagi.

Chersta memutuskan untuk menelepon Yudha untuk memastikan bahwa yang dia dipikirkan tentang perasaan Yudha yang telah berpaling itu salah besar. Dia masih kekeh bahwa Yudha masih memiliki perasaan padanya.

Dia telah berkali-kali menelepon Yudha tapi hasilnya nihil, Yudha tidak mengangkat teleponnya sama sekali walaupun sudah 3 kali dia menelepon.

Yudha merasa gelisah dan khawatir, apakah Chersta akan menjadi frustasi karena dia tidak mengangkat panggilan tersebut? Itulah yang ada dibenak Yudha saat ini.

"Bagaimana ya? Tapi, kalau aku jawab telepon dari Chersta nanti dia malah berpikir aku memberinya kesempatan. Yasudah, biarkan saja deh."

Chersta mulai mengamuk, dia sangat kesal terhadap Yudha karena tidak membalas pesannya sama sekali dan tidak menjawab teleponnya juga.

"Tidak apa Yudha, kamu boleh mengabaikan pesan dan panggilan telepon dariku. Tapi besok pagi, akan aku pastikan kita akan bertemu."

Siska, adiknya Sun sangat ketakutan setelah menonton film horor, dia berteriak memanggil kakaknya, "Kak Sun! Sini kak, temani aku. Aku gak bisa tidur, aku takut."

Sun mendekati adiknya itu dan menenangkannya, "Gak perlu takut Siska, ada kakak disini. Kakak akan menemani kamu, tenang ya."

"Beneran ya kak? Kakak tidur disini bersamaku ya kak? Aku takut sendirian."

Sun mengiyakan ajakan adiknya itu, "Iya, kakak temani kamu disini. Ayo tidur kamu."

Siska mengangguk dan tersenyum, "Hore."

Keesokan harinya, Sun pergi ke Kantor dan tak lupa untuk mengantar adiknya ke Sekolah terlebih dahulu.

Sesampainya di Kantor, Yudha sudah standby di Ruangannya.

"Pagi, Pak." Sapa Sun kepada Yudha dan dibalas senyuman oleh Yudha.

"Sun, bisa ke Ruangan saya sebentar? Untuk membahas proyek kita bersama Ibu Fidi."

"Baik, Pak." Sun mengikuti Yudha menuju Ruangannya.

"Yudha!" Seseorang masuk begitu saja kedalam Ruangan Yudha.

"Chersta?" Yudha kaget melihat keberadaan Chersta saat ini di Kantornya.

"Oh, jadi ini alasan kamu mengabaikan aku kemarin?"

"Maaf Pak, saya permisi." Sun tidak mau ikut campur dengan masalah mereka berdua dan memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Mau apa lagi, Chersta? Sudah cukup."

"Kamu enggak menghargai perasaanku, Yudha."

"Bukannya ini yang kamu mau? Kamu ingin aku menjauhimu."

"Itu dulu."

"Haha, dulu dan sekarang apa bedanya?"

"Beda, sangat berbeda Yudha."

"Berbeda? Ya, coba jelaskan dimana letak perbedaan itu?"

Chersta terdiam sejenak.

"Baiklah, aku mengalah. Kamu sudah bukan Yudha yang aku kenal dulu, kamu telah berubah." Chersta berlari keluar sembari menghapus air matanya yang menetes.

Semenjak kejadian tadi, suasana di Kantor menjadi hening. Sampai tibanya jam istirahat, semua karyawan keluar dari Ruangannya masing-masing.

"Sun, bisa kita bicara sebentar?"

"Maaf Pak, saya tidak mau ada kesalahpahaman tentang kita. Saya permisi." Sun berlalu pergi meninggalkan Yudha disana.

Diperjalanan ke Kantin, Sun mendengar seseorang memanggil namanya dan dia pun menoleh kebelakang.

"Hei, Sun. Kita bertemu lagi." Trinsyo tersenyum.

"Trinsyo? Ada apa? Apa ada meeting lagi?"

Trinsyo menggeleng, "Tidak ada."

"Terus?"

"Aku hanya ingin menemuimu. Maukah kamu makan siang bersamaku?"

"Maaf Trins, aku tidak bisa. Jam istirahatku hanya sebentar, jadi jika untuk pergi makan diluar Kantor tidak akan memungkinkan. Sekali lagi aku minta maaf ya."

"Oh, tidak masalah. Kita bisa makan disini saja."

"Masalahnya, Kantin disini hanya diperbolehkan untuk karyawan saja, tidak diperuntukkan bagi orang lain. Maaf, Trins."

"Baiklah, mungkin lain waktu kita bisa makan bersama? Seperti waktu weekend mungkin?"

"Maaf, aku tidak bisa juga. Aku tidak bisa meninggalkan adikku sendirian di Rumah. Kasihan dia."

"Oke deh, tidak apa. Aku tidak akan memaksamu lagi Sun, aku paham." Trinsyo berusaha tetap tersenyum didepan Sun, walaupun hatinya begitu sakit mendengar jawaban yang dilontarkan oleh Sun kepadanya.

"Maaf ya."

"Kamu tidak perlu merasa tidak enak denganku, semua baik-baik saja. Tidak apa-apa Sun." Trinsyo tersenyum lagi walaupun terasa begitu berat.

Related chapters

  • Sun in My Heart   Mencoba menjatuhkan

    Semua pikiran menjadi begitu kacau, pikiran jelek selalu menghantui Chersta."Kamu belum mengetahui siapa aku, bukan? Sebentar lagi kamu akan mengetahuinya." Chersta tersenyum licik.Sore hari pun tiba, semua karyawan pulang ke Rumahnya masing-masing tanpa ada yang lembur seorang pun."Sun." Sapa Yudha.Sun yang awalnya sedang berkemas untuk pulang, memberhentikan kegiatannya dan menanggapi ucapan Yudha, "Iya Pak?""Maaf soal yang tadi.""Enggak Pak, saya tidak apa-apa Pak.""Maafkan Chersta yang sudah berlaku tidak sopan terhadap kamu ya.""Gak masalah, Pak. Lagipula saya cuma karyawan Pak, saya bukan siapa-siapa yang patut dihargai dan dijunjung tinggi keberadaannya.""Disini kita berhak mengutarakan pendapat dan kita berhak mendapatkan itu semua. Kita semua sama, tanpa ada perbedaan yang mencolok. Mengerti?"Sun hanya mengangguk.Dari kejauhan seseorang memperhatikan mereka berdua, sepertinya orang itu tidak begitu senang.Sementara orang itu masih berada disana, sedangkan Sun dan

    Last Updated : 2022-05-26
  • Sun in My Heart   Semakin rumit

    Yudha menghampiri mereka disana, "Ada apa ini ribut-ribut?"Semua karyawan menjadi terdiam.Weni mulai membuka suaranya, "Sun mencuri uang saya Pak.""Kamu ada buktinya?" Tanya Yudha."Sun telah membuka laci saya, Pak.""Apa benar kamu telah membuka laci Weni, Sun?""Benar, Pak. Tapi..." Omongan Sun terpotong, Weni memotong omongan Sun secara sepihak."Nah, dia mengakuinya Pak.""Tapi, Pak..." Lagi-lagi omongan Sun terpotong untuk kedua kalinya."Sudah, cukup. Saya tidak perlu penjelasan lagi dari kamu Sun, sekarang juga kamu ikut ke Ruangan saya."Sun hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan oleh Yudha, dia merasa begitu sedih karena telah dituduh begitu padahal dia tidak melakukannya dan yang paling menyakitkan itu adalah pimpinan perusahaan ini tidak memberikannya kesempatan untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya telah terjadi, dia merasakan Yudha hanya mendengarkan dari satu pihak saja tanpa mempertimbangkan lagi penjelasan dari orang lain.Sun tiba di Ruangan Yudha dan dia

    Last Updated : 2022-05-27
  • Sun in My Heart   Penyebab?

    Begitu marahnya Weni karena Chersta tidak membalas pesannya itu dan dia memutuskan untuk menelepon Chersta. Weni pura-pura pergi ke Toilet agar semua orang tidak mencurigai dia saat menelepon Chersta. Tetapi saat ditelepon oleh Weni, Chersta tidak menjawab panggilan tersebut, inilah yang membuat Weni menjadi sangat murka. "Baiklah, aku akan bongkar semuanya kepada Yudha." Ketika hendak menuju Ruangan Yudha, Weni terpikir satu hal bahwa jika dia membongkar semuanya maka tidak aman juga bagi dia, jadi dia memutuskan untuk mengurung niatnya itu lalu kembali ke Ruangannya. Di Rumahnya, Chersta tersenyum lebar. "Sangat pendek banget pikirannya, mana mungkinlah aku memberikan mobil semahal itu kepadanya, haha." Tring! Tring! Suara pesan masuk dari handphone Chersta, lalu dia langsung mengecek pesan tersebut dan membacanya. ~Si pembantu Weni~ ✓Jika kamu tidak membelikan aku mobil itu, aku akan membongkar semuanya kepada Yudha. ✓Yudha akan mengetahui perbuatan busukmu itu. Chersta la

    Last Updated : 2022-05-28
  • Sun in My Heart   Rasa campur aduk menghampiri

    Weni segera membereskan barang-barangnya dan meninggalkan Kantor tersebut tanpa berpamitan dengan siapapun, dia merasa bersalah dan mengakui bahwa dirinya memang tidak pantas berada di Kantor ini serta tidak pantas juga untuk dimaafkan.Penyesalan selalu datang terlambat, inilah yang saat ini Weni rasakan. Weni sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia perbuat, karena iri dan nafsu terhadap sesuatu yang sangat diinginkan membuatnya kehilangan segalanya yaitu pekerjaan yang telah dia tekuni sejak lama, kepercayaan orang-orang terdekat menjadi musnah, teman dekatnya menjadi menjauh. Tapi, ada satu orang yang tetap memahaminya dan memaafkan perbuatannya itu serta tidak ada rasa dendam terhadapnya, dia adalah Sun."Maaf Kak Weni." Sun datang menghampiri Weni dan meminta maaf, Weni menjadi semakin tidak nyaman dengan situasi ini, orang yang telah dia buat buruk namanya tetapi hanya orang itulah yang bisa memahaminya bahkan memaafkan segala yang telah dia perbuat."Oh, kamu tidak perlu

    Last Updated : 2022-06-21
  • Sun in My Heart   Sangat Menusuk

    Nama aku disebutkan dalam pertengkaran tersebut, suasana semakin mencekam. Perdebatan semakin memanjang sampai tibanya kami masuk kedalam, suasana semakin ricuh. Chersta yang melihat keberadaanku disana menjadi sangat murka, dia mendekatiku lalu mendorongku dan mencaci-maki diriku."Cukup, Chersta! Kamu sangat keterlaluan!" ucap Yudha dengan wajah memerah, api amarah telah menyelimutinya, dia benar-benar marah dengan apa yang telah Chersta perbuat pada diriku.""Kamu yang lebih keterlaluan, Yudha!" Chersta masih tidak mau kalah, dia mengambil sapu dan mengarahkan sapu tersebut kearah diriku.Yudha menghadang itu semua lalu melempar sapu tersebut hampir mengenai lengan Chersta. Chersta kaget akan itu semua, dia benar-benar tidak menyangka bahwa Yudha bisa berbuat seperti itu demi membela perempuan miskin seperti diriku ini."Eh, Chersta! Kamu benar-benar keterlaluan! Kamu yang salah, bukan Sun!" Disa juga diselimuti rasa emosi setelah melihat perlakuan Chersta barusan terhadapku."Kelua

    Last Updated : 2022-08-30
  • Sun in My Heart   Berusaha Menjauh Tetapi Semakin Dekat

    Keesokan harinya, seperti biasa Sun menyiapkan makanan untuk adiknya terlebih dahulu setelah itu dia langsung pergi ke Kantor.Saat tiba di Kantor, Sun masih kepikiran pesan yang dia terima kemarin dan memutuskan untuk tidak terlalu dekat dengan Yudha, anak atasannya itu. Kini dia telah menyadari satu hal, hal yang sangat tidak mungkin bisa bersama dan pada akhirnya dia pun memilih untuk menjauh, walaupun kini tidak dipungkiri bahwa dia sangat menyukai Yudha. Akibat dari keprihatinan Yudha kepada Sun yang membuat rasa itu timbul begitu saja."Sun, gimana kakimu? Sudah membaik, bukan?""Sudah, Pak. Terima kasih," ucap Sun sembari melanjutkan pekerjaannya.'Sepertinya ada yang janggal, perubahan sikapnya, sangat berbeda dari biasanya,' batin Yudha.Semua ini sangat menyiksa Yudha, Yudha tidak ingin menyerah begitu saja, dia akan terus berusaha agar bisa menaklukkan Sun, bagaimana pun caranya akan dia lakukan. Dia akan terus berusaha."Sun, nanti jam istirahat bawa berkas itu ke Ruangan

    Last Updated : 2022-10-26
  • Sun in My Heart   Pertemuan

    Hari yang sangat cerah, matahari menyinari kota Jakarta. Terlihat seorang gadis sedang membawa sebuah amplop coklat berisikan lamaran kerja, kesana-kemari dia memasukkan lamaran kerja di setiap perusahaan sampai hari berganti menjadi sore, gadis tersebut masih terus memberikan surat lamaran kesetiap Perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.Tak mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan karena dia belum mempunyai pengalaman apapun, dia baru saja lulus dari study-nya di SMA. Di Zaman modern ini sangat begitu keras, kalian harus memiliki skill yang bagus dan otak yang cerdas pula tentunya dengan lulusan sarjana serta pengalaman di dunia kerja yang menjadi prioritas agar kamu bisa diterima kerja di suatu perusahaan apalagi seperti di Kota Jakarta ini.Gadis malang bernama Sun, telah sebulan dia menganggur. Begitu banyak lamaran yang dia dimasukkan, tapi tidak ada satu pun yang menerimanya, semua lamaran tertolak begitu saja."Aku harus bagaimana lagi?" Dengan lesu tak habis-habisnya dia

    Last Updated : 2022-04-26
  • Sun in My Heart   Ingin pendekatan?

    Hari ini merupakan hari kedua Sun bekerja. Saat jam menunjukkan pukul 12.00, waktunya karyawan beristirahat, Disa pun menghampiri Sun dan mengajaknya makan bersama.Sun yang masih sibuk dengan pekerjaannya, dia pun menolak secara halus. "Maaf, pekerjaan saya masih belum selesai kak, mungkin kakak bisa makan duluan soalnya kalau menunggu saya nanti kakak bisa telat makan.""Yasudah, aku duluan ya." Disa berlalu pergi.Tidak terasa, sudah menunjukkan pukul 12.30. Yudha yang masih berada didalam Ruangannya pun keluar sambil membawa bekal. Saat dia keluar dari Ruangannya, dilihatnya Sun yang masih berada didepan komputer, sibuk mengerjakan pekerjaannya itu. "Sun? Kamu belum istirahat?""Belum, Pak." Jawab Sun singkat."Kenapa? Istirahatlah, waktumu tinggal 30 menit lagi.""Sebentar lagi, Pak.""Jangan menunda-nunda, kalau waktunya istirahat ya harus istirahat." Yudha menarik Sun untuk ikut bersamanya.Sesampainya di Kantin, Yudha memberikan sebuah menu kepada Sun. "Silakan pesan.""Tidak

    Last Updated : 2022-05-16

Latest chapter

  • Sun in My Heart   Berusaha Menjauh Tetapi Semakin Dekat

    Keesokan harinya, seperti biasa Sun menyiapkan makanan untuk adiknya terlebih dahulu setelah itu dia langsung pergi ke Kantor.Saat tiba di Kantor, Sun masih kepikiran pesan yang dia terima kemarin dan memutuskan untuk tidak terlalu dekat dengan Yudha, anak atasannya itu. Kini dia telah menyadari satu hal, hal yang sangat tidak mungkin bisa bersama dan pada akhirnya dia pun memilih untuk menjauh, walaupun kini tidak dipungkiri bahwa dia sangat menyukai Yudha. Akibat dari keprihatinan Yudha kepada Sun yang membuat rasa itu timbul begitu saja."Sun, gimana kakimu? Sudah membaik, bukan?""Sudah, Pak. Terima kasih," ucap Sun sembari melanjutkan pekerjaannya.'Sepertinya ada yang janggal, perubahan sikapnya, sangat berbeda dari biasanya,' batin Yudha.Semua ini sangat menyiksa Yudha, Yudha tidak ingin menyerah begitu saja, dia akan terus berusaha agar bisa menaklukkan Sun, bagaimana pun caranya akan dia lakukan. Dia akan terus berusaha."Sun, nanti jam istirahat bawa berkas itu ke Ruangan

  • Sun in My Heart   Sangat Menusuk

    Nama aku disebutkan dalam pertengkaran tersebut, suasana semakin mencekam. Perdebatan semakin memanjang sampai tibanya kami masuk kedalam, suasana semakin ricuh. Chersta yang melihat keberadaanku disana menjadi sangat murka, dia mendekatiku lalu mendorongku dan mencaci-maki diriku."Cukup, Chersta! Kamu sangat keterlaluan!" ucap Yudha dengan wajah memerah, api amarah telah menyelimutinya, dia benar-benar marah dengan apa yang telah Chersta perbuat pada diriku.""Kamu yang lebih keterlaluan, Yudha!" Chersta masih tidak mau kalah, dia mengambil sapu dan mengarahkan sapu tersebut kearah diriku.Yudha menghadang itu semua lalu melempar sapu tersebut hampir mengenai lengan Chersta. Chersta kaget akan itu semua, dia benar-benar tidak menyangka bahwa Yudha bisa berbuat seperti itu demi membela perempuan miskin seperti diriku ini."Eh, Chersta! Kamu benar-benar keterlaluan! Kamu yang salah, bukan Sun!" Disa juga diselimuti rasa emosi setelah melihat perlakuan Chersta barusan terhadapku."Kelua

  • Sun in My Heart   Rasa campur aduk menghampiri

    Weni segera membereskan barang-barangnya dan meninggalkan Kantor tersebut tanpa berpamitan dengan siapapun, dia merasa bersalah dan mengakui bahwa dirinya memang tidak pantas berada di Kantor ini serta tidak pantas juga untuk dimaafkan.Penyesalan selalu datang terlambat, inilah yang saat ini Weni rasakan. Weni sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia perbuat, karena iri dan nafsu terhadap sesuatu yang sangat diinginkan membuatnya kehilangan segalanya yaitu pekerjaan yang telah dia tekuni sejak lama, kepercayaan orang-orang terdekat menjadi musnah, teman dekatnya menjadi menjauh. Tapi, ada satu orang yang tetap memahaminya dan memaafkan perbuatannya itu serta tidak ada rasa dendam terhadapnya, dia adalah Sun."Maaf Kak Weni." Sun datang menghampiri Weni dan meminta maaf, Weni menjadi semakin tidak nyaman dengan situasi ini, orang yang telah dia buat buruk namanya tetapi hanya orang itulah yang bisa memahaminya bahkan memaafkan segala yang telah dia perbuat."Oh, kamu tidak perlu

  • Sun in My Heart   Penyebab?

    Begitu marahnya Weni karena Chersta tidak membalas pesannya itu dan dia memutuskan untuk menelepon Chersta. Weni pura-pura pergi ke Toilet agar semua orang tidak mencurigai dia saat menelepon Chersta. Tetapi saat ditelepon oleh Weni, Chersta tidak menjawab panggilan tersebut, inilah yang membuat Weni menjadi sangat murka. "Baiklah, aku akan bongkar semuanya kepada Yudha." Ketika hendak menuju Ruangan Yudha, Weni terpikir satu hal bahwa jika dia membongkar semuanya maka tidak aman juga bagi dia, jadi dia memutuskan untuk mengurung niatnya itu lalu kembali ke Ruangannya. Di Rumahnya, Chersta tersenyum lebar. "Sangat pendek banget pikirannya, mana mungkinlah aku memberikan mobil semahal itu kepadanya, haha." Tring! Tring! Suara pesan masuk dari handphone Chersta, lalu dia langsung mengecek pesan tersebut dan membacanya. ~Si pembantu Weni~ ✓Jika kamu tidak membelikan aku mobil itu, aku akan membongkar semuanya kepada Yudha. ✓Yudha akan mengetahui perbuatan busukmu itu. Chersta la

  • Sun in My Heart   Semakin rumit

    Yudha menghampiri mereka disana, "Ada apa ini ribut-ribut?"Semua karyawan menjadi terdiam.Weni mulai membuka suaranya, "Sun mencuri uang saya Pak.""Kamu ada buktinya?" Tanya Yudha."Sun telah membuka laci saya, Pak.""Apa benar kamu telah membuka laci Weni, Sun?""Benar, Pak. Tapi..." Omongan Sun terpotong, Weni memotong omongan Sun secara sepihak."Nah, dia mengakuinya Pak.""Tapi, Pak..." Lagi-lagi omongan Sun terpotong untuk kedua kalinya."Sudah, cukup. Saya tidak perlu penjelasan lagi dari kamu Sun, sekarang juga kamu ikut ke Ruangan saya."Sun hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan oleh Yudha, dia merasa begitu sedih karena telah dituduh begitu padahal dia tidak melakukannya dan yang paling menyakitkan itu adalah pimpinan perusahaan ini tidak memberikannya kesempatan untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya telah terjadi, dia merasakan Yudha hanya mendengarkan dari satu pihak saja tanpa mempertimbangkan lagi penjelasan dari orang lain.Sun tiba di Ruangan Yudha dan dia

  • Sun in My Heart   Mencoba menjatuhkan

    Semua pikiran menjadi begitu kacau, pikiran jelek selalu menghantui Chersta."Kamu belum mengetahui siapa aku, bukan? Sebentar lagi kamu akan mengetahuinya." Chersta tersenyum licik.Sore hari pun tiba, semua karyawan pulang ke Rumahnya masing-masing tanpa ada yang lembur seorang pun."Sun." Sapa Yudha.Sun yang awalnya sedang berkemas untuk pulang, memberhentikan kegiatannya dan menanggapi ucapan Yudha, "Iya Pak?""Maaf soal yang tadi.""Enggak Pak, saya tidak apa-apa Pak.""Maafkan Chersta yang sudah berlaku tidak sopan terhadap kamu ya.""Gak masalah, Pak. Lagipula saya cuma karyawan Pak, saya bukan siapa-siapa yang patut dihargai dan dijunjung tinggi keberadaannya.""Disini kita berhak mengutarakan pendapat dan kita berhak mendapatkan itu semua. Kita semua sama, tanpa ada perbedaan yang mencolok. Mengerti?"Sun hanya mengangguk.Dari kejauhan seseorang memperhatikan mereka berdua, sepertinya orang itu tidak begitu senang.Sementara orang itu masih berada disana, sedangkan Sun dan

  • Sun in My Heart   Ingin bertemu lagi

    Sun terus-menerus mengisi pikiran Trinsyo, dia bahkan sampai terbawa mimpi bertemu Sun dan pergi makan bersama di sebuah Restoran mewah, hanya mereka berdua saja.Trinsyo memutuskan besok siang menemui Sun di Kantornya dan ingin mengajaknya makan siang bersama.Disatu sisi, Yudha yang sedang bersantai di Rumahnya tiba-tiba dipikirannya terlukis wajah Sun. "Aku gak sabar ingin menanti hari esok, hari yang sangat menyenangkan."Tring! Tring! Terdengar nada dering dari handphone Yudha. Terdapat beberapa pesan masuk, dan Yudha segera mengeceknya.~Chersta~✓Yudha, apa kabar?✓Sudah lama ya kita tidak berjumpa.✓Rasanya aku ingin bertemu kamu lagi, Yudha.✓Apa kamu masih kangen aku?✓Atau sudah tidak?✓Aku harap kamu belum punya yang lain.✓Aku harap kamu masih menungguku disana.✓Sampaikan salamku untuk Om disana.✓Aku pun berharap kamu gak kecewa.✓Harapanku yang terdalam adalah kamu masih mau menerimaku Yudha.Yudha hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya.Sejam telah berlalu, Ch

  • Sun in My Heart   Perjumpaan tak terduga

    Pukul 06.30 Sun sudah tiba di Kantor, disana masih begitu sepi, belum ada satu pun karyawan yang datang.Sun begitu gugup, karena ini merupakan meeting pertamanya. Dia merasa takut, dia takut tidak bisa menjelaskan materi dengan begitu baik, dia takut gagal dan nantinya perusahaan kalah tender."Sun." Yudha menepuk pundak Sun dan seketika Sun tersadarkan dari lamunannya."Sudah mau meeting, Pak?" Tanya Sun gugup."Belum, masih lama. Sekarang baru pukul 06.40. Pagi sekali kamu datang?""Iya Pak. Saya takut terlambat nanti, takutnya nanti meeting sudah mulai duluan.""Kamu gugup ya?""Iya Pak. Ini pertama kalinya dan saya merasa minder, saya merasa gak pantes aja gitu Pak, saya rasa masih ada yang lebih baik daripada saya.""Jangan minder terhadap prestasi kamu. Kamu sangat berprestasi dan kamu memang bisa dibidang ini. Mungkin ini baru pertama kali ya, kalau sudah kedua kalinya pasti gak akan gugup lagi dan satu hal yang ingin saya sampaikan kepada kamu ialah jangan minder dan jangan m

  • Sun in My Heart   Ingin menaklukkan Sun

    Sun kembali duduk ditempat kerjanya, dia mulai menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda."Sun, mau pesan jus?" Tanya Gilang yang merupakan asisten Yudha."Maaf, belum dulu Pak. Makasih.""Kalau sop buah, bagaimana?""Belum dulu Pak, maaf."Yudha yang mendengar itu pun langsung keluar dari Ruangannya."Ada apa ini? Berisik sekali.""Gak ada apa-apa, Pak." Jawab Gilang mewakili seluruh karyawan."Terus ini apa?" Ucap Yudha sembari menunjuk menu yang dipegang oleh Gilang."Menu minuman, Bos.""Oh.""Bos mau?""Oh, jadi ini yang diperdebatkan dari tadi?""Pesan saja yang kalian mau, saya traktir.""Baik, Bos." Gilang semangat.Gilang kembali menawari Sun, "Silakan pilih apa yang kamu mau, Sun.""Nggak Pak, Makasih.""Dibayarin Pak Bos lho, masa kamu gak mau?""Saya lagi gak nafsu makan, Pak.""Sudah, pesan sop buah aja 2 porsi ya." Ucap Disa sambil mendekat kearah Sun dan Gilang."Banyak benar, lapar ya Dis?""Nggak, cuma 1 doang. Yang satunya lagi kan untuk Sun.""Gak perlu kak, m

DMCA.com Protection Status