Evan terbangun ketika dia mendengar suara gedoran di pintu kamarnya. Evan langsung membangunkan Valen yang tidur di sampingnya. "Bangun, Valen. Mungkin Jojo datang."Mendengar itu, Valen langsung ketakutan. Dia segera menyambar semua bajunya. Dia segera memakai rok dan kemejanya. Tetapi dia tidak menemukan celana dalamnya. Evan berbisik di telinga Valen. "Nanti aku akan membuka pintu. Kemudian aku akan mengarahkan istriku ke ruang kerjaku sementara kamu langsung keluar dan menuju ke ruang tamu dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Mengerti?"Valen mengangguk tapi dia ketakutan. Ada perasaan takut dia akan ketahuan dan dipukul oleh Jojo sebagai istri sahnya Evan. Evan sendiri sudah menyambar piyama tidurnya. Kemudian dia memberi isyarat kepada Valen yang sedang mencari celana dalam untuk sembunyi di belakang pintu. Evan berencana membuka pintu dan kemudian berusaha mengalihkan Jojo ke arah lain. Tapi saat Evan membuka pintu, dia tidak melihat siapapun di depan pintu. Sayup-sa
Perkataan Jojo ini membuat Evan terdiam. Perceraian dia dengan Jojo, adalah sesuatu yang membuat dia sangat ketakutan. Karena dia banyak kali melihat teman-temannya yang hancur hidupnya gara-gara berasal dari keluarga broken home.Dia juga pernah mempunyai teman wanita yang berasal dari keluarga broken home parah, yang membuat temannya itu menjadi cewek nakal, menjadi pecandu narkoba dan menurut temannya itu, dia melakukan semua itu untuk dendam kepada orang tuanya yang berpisah di tengah jalan dan tidak memberi perhatian kepadanya. Karena itu, walaupun persoalannya dengan Jojo sangatlah parah, di mana Jojo selingkuh darinya, tapi Evan masih berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Jojo, karena dia tidak mau anak-anaknya harus hidup dalam keluarga yang hancur. Jojo mendengus melihat ketidakberdayaan Evan itu. Dia masuk ke dalam kamar mandi dan mandi sambil bersenandung. Sepertinya dia merasa menang karena sekali lagi ancamannya untuk berpisah, membuat Evan terdiam, membuat E
"Kenapa?" tanya Valen sambil menatap Evan dengan mata indahnya. "Di luar dingin. Aku ingin kamu memakai jaketku." Evan mengambil jaketnya yang dia taruh di jok paling belakang. Untuk itu, dia harus turun dari mobil, memutari mobil, membuka pintu belakang mobil dan mengambil jaketnya. Saat Evan mendatanginya dengan sebuah jaket berwarna coklat di tangannya, Vallen berkata, "mungkin bapak lebih memerlukannya, karena Bapak terlihat sakit. Apalagi aku sempat memegang tangan Bapak dan tangan Bapak agak hangat."Evan tersenyum. "Aku laki-laki, miss. Tubuhku lebih kuat darimu." Dan tanpa penolakan lagi, Evan langsung memakaikan jaketnya yang berukuran cukup besar itu untuk melingkari tubuh Valen. Valen langsung merasakan tubuhnya hangat setelah Evan memakaikan jaket tebal milik Evan ini. Setelah mengunci pintu mobil, Evan melangkah duluan ke rumah makan sambil berbisik, "ayo, miss."Valen mengikuti langkah panjang Evan ini. Langkahnya yang kecil karena tubuhnya yang mungil membuat dia c
Evan menatap Valen sebelum akhirnya dia menghela nafas berat. "Baiklah. Aku akan cerita. Tapi kamu langsung makan, ya?"Valen langsung tersenyum. Dia merasa jurusnya berhasil membuat dia mendapatkan keinginannya. Karena itu, dia pun langsung duduk makan dengan lahap dan membesarkan matanya ke arah Evan sebagai isyarat kalau dia sudah siap untuk mendengar cerita dari Evan. Evan menghela nafas berat sebelum dia memulai ceritanya. "Wanita Pertamaku adalah wanita yang kukenal sekitar 1 tahun setelah kegagalan Pertamaku untuk menaklukkan hati Jojo.""Jadi kamu mengenal Jojo duluan sebelum mengenal wanita ini?"Evan mengangguk. "Iya. Namanya adalah Cella.""Nama yang cantik. Orangnya pasti cantik. Iya kan?""Saat itu boleh dibilang dia hanya jadi pelarianku karena cintaku ditolak oleh Jojo.""Berarti kamu sangat mencintai Jojo ya? Sejak lama ya?""Ya. Sejak lama.""Oke. Teruskan ceritamu.""Setelah cintaku ditolak Jojo, karena Jojo sama sepertimu memiliki gebetan lain yang selalu mengisi
"Aku memutuskan sesuatu berdasarkan suatu pertimbangan yang tidak adil," jawab Evan akhirnya setelah didesak terus oleh Valen"Maksud kamu apa?" Valen menajamkan penglihatannya ke arah Evan. Dia belum bisa meraba akan apa maksud perkataan Evan barusan. "Begini, saat Cella merasa aku sudah sangat serius untuk melamarnya, dia mengakui sesuatu kepadaku. Sesuatu yang merubah segalanya.""Apa itu? Dia mengakui apa, sih?" Valen tampak semakin penasaran. "Dia mengakui kalau di masa SMA-nya dulu, tepat saat ujian akhir, dia sudah menyerahkan keperawanannya kepada pacarnya semasa SMA dulu.""Jadi dia sudah tidak perawan?""Ya.""Apakah hal itu memang merupakan masalah besar bagi seorang cowok?""Bagiku ya. Saat itu. Tapi waktu itu aku sangat bodoh. Tapi, yang membuatku marah itu, karena dia berbohong padaku.""Berbohong?""Iya. Padahal sebelum aku melamarnya, tepatnya saat mulai jadian, aku sudah menanyakan soal itu padanya dan dia bilang, dia belum pernah jauh melangkah dengan pacarnya sebe
Dengan tegas Evan langsung menggelengkan kepalanya. "Aku dulu berbeda dengan aku yang sekarang. Aku yang sekarang mungkin gampang tergoda tapi tidak dengan aku yang dulu. Dulu, walaupun aku tidak mendapatkan jatah dari istriku, Tapi aku tidak pernah selingkuh."Valen langsung menundukkan kepalanya. "Maafkan aku, pak. Aku yang sekarang telah membuat bapak... ""Aku tidak bermaksud menyinggungmu, Valen. Aku hanya ingin mengungkapkan jati diriku yang sebenarnya. Lelaki lain pasti sudah lama selingkuh karena istrinya jarang mau berhubungan dengannya. Selama 17 tahun pernikahan, mungkin aku cuma mendapatkan jatah tidak lebih dari 30 kali dan itu sangat sedikit untuk sepasang suami istri. Bahkan dijumlah sekitar 30 kali itu, itu pun kebanyakan terjadi di saat aku dan istriku sedang dalam program mencari anak."Valen yang banyak kali mendapatkan curhatan dari temannya sesama guru yang pernah selingkuh cuma karena istrinya tidak mau berhubungan selama sebulan karena baru saja melahirkan, sang
Jojo memperhatikan dirinya dan tubuhnya di cermin dan terbuai oleh puja dan puji yang diberikan Rahul atas kecantikan dan keindahan tubuhnya. Dan ini adalah sesuatu yang tidak dia dapatkan di rumahnya karena selama menikah belasan tahun dengan Evan, Evan jarang sekali memuji tubuhnya. Sekali-sekali Evan hanya memuji wajahnya tapi tidak tubuhnya. Evan juga tidak pernah bersikap romantis dan hanya menunjukkannya di acara tertentu seperti di acara ulang tahun pernikahan ataupun acara ulang tahun kelahiran Jojo. Selama ini, Jojo juga tidak mempermasalahkan hal itu, tetapi ketika dia bertemu dengan Rahul dan tubuhnya terus dipuji-puji oleh Rahul, maka entah kenapa ada sesuatu Candu di dalam dirinya yang mendorongnya untuk terus ingin mendengar pujian-pujian dari Rahul itu. Sikap romantis Rahul juga sudah membuai Jojo sejak awal dia mengenal Rahul. Karena itu, saat belakangan Rahul ingin melihat tubuhnya maka dia mulai memperlihatkannya dari mulai buah dada berlanjut hingga ke bagian b
"Sekarang aku mau punyaku masuk di itu-mu," Rahul mengerang. "Datanglah," tantang Jojo. Rahul menubruk Jojo dengan liar, dia terus berusaha sekuat tenaga untuk memasukkan barangnya dan menyatukan tubuh dengan istri orang itu. Jojo melebarkan kakinya lebih lebar lagi, mengangkat pantatnya yang telanjang dari tempat tidur agar Rahul bisa mendekatinta dengan lebih baik.Jojo menggeliat. Dia putuskan untuk naik di atas tubuh Rahul. Dia ingin memulai dengan tubuhnya di atas Rahul. Dan Rahul sudah mendorong kemaluannya yang keras lurus, naik dan masuk ke dalam liang surga Jojo yang licin. Jojo tersentak dengan sensasi nakal dari tusukan besar partner kenikmatannya yang meluncur ke dalam liang panasnya. Lututnya terbuka lebih lebar lagi saat Rahul memasukkan dagingnya ke dalam tubuh Jojo.Payudara Jojo yang kuat ditekan ke dadanya Rahul dan dia bisa merasakan ada benda yang berdenyut-denyut di dalam tubuhnya. Rahul mulai meniduri Jojo dan Jojo mulai mengerang, pinggulnya bergerak naik
"Apa itu?" tanya Evan tanpa melihat ke arah Jojo."Ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta denganku. Momen yang pernah kamu bilang padaku. Momen saat pertama kalinya kamu melihatku. Momen saat kamu menatap wajahku dan bagai terkena magic, menembus hingga di kedalaman hatimu sehingga hari-harimu selanjutnya, kamu habiskan hanya untuk memikirkanku. Ingatlah itu, Evan. Please ..." pinta Jojo.Evan terdiam. Momen seperti yang diceritakan Jojo itu, memang adalah momen indah yang pernah dialami Evan belasan tahun yang lalu. Saat dia pertama kali bertemu dan jatuh cinta pada Jojo.Tapi kemudian Evan mendengus dan berkata, "Aku akui. Momen itu pernah menjadi saat terindah dalam hidupku. Pernah menjadi saat paling membahagiakan dalam hidupku. Tapi, semuanya sudah hilang lenyap tersapu angin saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri akan perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Rahul itu!""Please, Evan. Berikan aku satu kesempatan. Ingatlah momen itu, momen yang membuat kamu bersemangat untu
Beberapa waktu kemudian, sebuah acara megah dilangsungkan di kompleks mega proyek, mega building yang sebelumnya sebenarnya akan dinamakan Jojo Land itu, kini berubah nama menjadi Valen Land.Selain perubahan nama, acara pada hari ini, juga bertajuk acara peresmian untuk mega proyek yang sudah dijalankan dibuat selama belasan tahun terakhir ini dan memakan areal terbesar di negeri ini bahkan terbesar se Asia Tenggara. Mega proyek ini menyerap banyak sekali tenaga kerja dan menjadi kebanggaan negeri ini karena di tempat ini, ada banyak sekali gedung-gedung tinggi yang dibangun, yang tingginya bahkan menyaingi gedung-gedung tinggi di Dubai. Gedung-gedung itu ada yang berupa perkantoran, perhotelan, apartemen yang di bagian bawahnya ada mall-mall besar yang siap untuk menantang mall-mall yang sudah ada di kota ini.Banyak sekali petinggi negeri yang hadir dalam acara ini karena ini adalah proyek prestisius yang membuat banyak petinggi negeri yang diundang yang langsung menyempatkan dir
Tubuh Valen sudah agak condong ke depan, tidak lagi berposisi duduk seperti tadi, dia agak condong ke depan dan melepaskan dua tangannya dari pegangan tangan Evan.Karena tubuh Valen yang agak condong ke depan ini, membuat Evan langsung menyentuh tonjolan di bukit kembar yang terawat bagus milik Valen ini.Tonjolan itu sudah tegak karena sejak tadi merasakan kenikmatan yang berkesinambungan sehingga saat jari-jari tangan Evan mulai menyentuh tonjolan itu, maka hal ini menjadikan arus kenikmatan yang lebih lagi bagi tubuh Valen.Batang gede milik Evan masih berukuran maksimal dan masih terus menyentuh bagian-bagian sensitif di dalam tubuh Valen sehingga Valen menggelinjang semakin hebat dan ditambah dengan sentuhan-sentuhan jari yang sangat berpengalaman yang dilakukan oleh Evan, membuat beberapa saat kemudian Valen langsung menjerit kencang lagi, dia mendapatkan lagi kenikmatan yang dia cari.Setelah itu, Valen langsung merebahkan tubuhnya ke pembaringan di samping Evan dengan tubuh m
Valen kembali menarik-narik rambut Evan, pertanda ada suatu rasa yang tidak tertahankan yang sedang dia rasa.Valen terus berteriak-teriak, meracau tanpa arti, menjerit untuk mengungkapkan apa yang sedang dia rasakan saat ini.Hingga akhirnya Valen berteriak kencang seiring dia merasakan ada suatu cairan yang meninggalkan tubuhnya.Valen terhenyak dalam kenikmatan, merasakan puncak kenikmatan pertamanya pada malam ini dan puncak kenikmatan itu diraihnya dengan sangat istimewa karena dilakukan dengan penuh kenikmatan oleh seorang pria yang sangat mempesona hatinya.Evan tersenyum mendapati kalau aksinya mulai berhasil. Itu terbukti dengan basahnya bagian inti tubuh wanita yang dia cintai ini.Evan ingin berkreasi, lidahnya kembali menyusuri benda kenyal milik Valen di depan wajahnya ini.Hingga beberapa saat kemudian, dengan ahlinya, Valen yang sudah sempat merasakan puncak pertamanya, kini mulai menggerak-gerakkan pinggulnya tanda hasratnya mulai naik lagi.Evan sangat senang melihat
Tak henti, Valen mengerang nikmat. Gemas menahan geli yang diwujudkan Evan di tubuhnya. Diremasnya pundak Evan dengan sentuhan yang tidak kalah panas.Evan masih merajalela di bagian dada Valen, membuat gairah Valen semakin melonjak tinggi.Lidah Evan melakukan variasi di pucuk bukit kembar nan ranum ini. Kadang menjilat, kadang menghisap untuk membuat Valen semakin berhasrat.Jerit dan rintihan Valen, sesekali terdengar, melukiskan betapa dia telah hanyut terbawa arus kenikmatan yang mencekam jiwanya.Jeritan dan rintihan itu juga menandakan kalau Valen semakin melambung dalam gairah yang tak bertepi.Evan mengerti kalau kekasih cantiknya ini telah semakin terlena dalam menikmati kebersamaan mereka.Karena itu, Evan tidak mau kehilangan momentum ini, tangan kanannya dengan lembut ia gerakkan untuk merebahkan tubuh indah Valen ke permukaan satu-satunya ranjang di kamar ini.Mata Valen terbuka dan menatap ke arah baju yang dipakai oleh Evan.Tanpa berkata-kata Valen seolah meminta Evan
Evan sempat ke apartemen sebelah untuk menemui anak-anaknya. Setelah itu, dia kembali kembali ke apartementnya Valen. Saat Valen membuka pintu apartemennya, dia melihat Evan berbincang-bincang dengan beberapa orang yang terus memanggil Evan dengan sebuah 'bos besar."Setelah mereka pergi, Valen bertanya, "kenapa mereka memanggilmu bos besar, Evan?" tanya Valen sambil menggeser tubuhnya agar Evan bisa masuk ke dalam apartemennya. "Mereka adalah karyawanku. Mereka adalah anak buahku.""Berarti kata-katamu sebelumnya, itu memang betul. Kamu memang memiliki banyak gedung seperti yang kamu bilang tempo hari?""Ya dan aku sementara siapkan sebuah megaproyek yang terdiri dari apartemen, hotel, mall dan perkantoran khusus untukmu dan akan aku beri nama Valen Land.""Valen Land?""Ya." Evan tersenyum. Sebenarnya dia tahu, mega proyek itu awalnya dia siapkan untuk Jojo. Mega proyek itu sudah dia siapkan sejak belasan tahun yang lalu untuk wanita yang sangat dicintainya saat itu, tapi belaka
Saat Evan turun ke arah gundukan harta karun Valen, dia mulai menggigit lembut kulit Valen... membawanya ke dalam mulut dan menggigitnya dengan lembut.Lalu pindah ke tempat lain dan mulai lagi. Evan mencium bau kewanitaan yang indah dari cairan panasnya Valen saat dia mendekati gundukan Valen.Pinggul Valen menekuk ke atas mencoba mendorong liangnya ke wajah Evan. Evan menjilat dengan lembut di atas dan di sekitar gundukan Valen dan kemudian melanjutkan untuk mencium dan menjilati paha lainnya. Rasa frustrasi Valen memuncak, Evan mendengar erangan keras Valen dan berjuang untuk melepaskan tidak hanya ikatannya tetapi juga gairah pria di atas tubuhnya itu. Saat Evan mencapai bagian atas paha Valen yang lain, tangan Evan mengembara di sepanjang bagian dalam paha dan dengan lembut menyentuh liangnya Valen.Jari-jari Evan meluncur di sepanjang pintu masuk yang licin saat lidahnya menyusuri paha Valen. Kaki Valen merapat lagi mencoba menangkap tangan dan kepala Evan saat tubuhnya berg
Evan menarik syal yang disembunyikan Valen di bawah bantal. Mengikat kedua tangan Valen dengan erat, Evan mengikatnya ke kepala tempat tidur. "Apa yang kamu lakukan?" Valen bertanya setengah dari rasa takut dan setengah dari keinginan."Saya ingin kamu merasakan efek penuh dari pijatan ini dan memastikan bahwa kamu tidak bisa pergi sampai saya selesai memuaskanmu," kata Eva sambil tersenyum sambil mengambil lebih banyak minyak pijat."Aku akan membiarkan kakimu tidak terikat sehingga kamu bisa bergerak saat aku menyentuh dan merasakan seluruh tubuhmu sebelum aku memasukkan batangku yang keras dan panas ke dalam liangmu yang mengepul," kata Evan sambil mulai mengoleskan lebih banyak minyak ke payudara Valen. "Ohhh sayang buat aku sangat terangsang sampai aku mulai berteriak." Valen mulai berteriak. Dia menggoyangkan tubuh untuk menguji ikatannya.Tangan dan jari-jari Evan berkeliaran di atas dan di bawah payudara Valen, menarik... mencubit... saat Valen bergerak perlahan di bawahn
Batang Evan mulai berkedut dan mengeras karena keindahan tubuh Valen yang terpampang di depan matanya. Pinggul Valen bergerak sedikit membiarkan batangnya Evan bersandar pada gundukannya. Valen mulai memijat batangnya Evan. "Ohhh" Evan mengerang sambil menutup mata dan merasakan sensasi dari jari-jari Valen. "Itu adalah batangku yang sudah mengeras dan dia milikmu untuk kamu lakukan sesukamu" bisik EvanSaat mereka berbaring tertindih tempat tidur. Ujung jari Valen mengusap lembut sisi dan perut Evan, turun ke pinggang Evan dan kembali lagi. "Ohhh sayang, rasanya enak sekali," erang Evan lirih. Valen merasakan pinggul Evan mulai bergerak sedikit demi sedikit saat hasrat seksual Evan mulai bangkit kembali.Valen memposisikan dirinya lebih jauh ke bawah pada tubuh Evan, mengangkangi paha Evan dan melihat pantat bulat Evan yang bagus menatap wajahnya. Valen terus menambahkan lebih banyak minyak ke seluruh tubuh Evan saat tangannya bergerak perlahan di sisi dan punggung Evan. Aro