Setelah beberapa hari tenang, keluarga David mulai merasakan perubahan positif di rumah mereka. Namun, mereka tetap waspada dan terus mempelajari lebih dalam mengenai artefak dan informasi yang telah mereka kumpulkan.Suatu hari, saat sedang membersihkan ruang tamu, Lisa menemukan sebuah liontin yang tersembunyi di dalam laci meja tua.Liontin itu terlihat kuno, dengan ukiran simbol-simbol yang asing di permukaannya. Lisa merasakan energi aneh saat menyentuh liontin tersebut. Dia segera memanggil David dan menunjukkan penemuannya.“Lihat ini, David. Liontin ini sepertinya memiliki sesuatu yang istimewa,” kata Lisa dengan mata penuh penasaran.David mengamati liontin itu dengan seksama.“Kita harus mencari tahu lebih lanjut tentang ini. Mungkin ini bisa membantu kita menyelesaikan masalah di rumah ini.”Mereka memutuskan untuk membawa liontin tersebut kepada Dr. Anwar, sejarawan lokal yang sudah membantu mereka sebelumnya. Dr. Anwar menerima mereka dengan hangat dan tertarik untuk meli
Ketenangan yang dirasakan keluarga David tak berlangsung lama. Hanya beberapa minggu setelah ritual penutupan, mereka mulai merasakan kehadiran bayangan yang lebih agresif di rumah mereka.Meski semula tampak seperti gangguan kecil, bayangan tersebut semakin menunjukkan intensitas dan keberanian yang mengkhawatirkan.Malam itu, saat mereka tengah menikmati makan malam bersama, lampu tiba-tiba berkedip-kedip dan suara berderak terdengar dari loteng.Lisa meraih tangan David dengan cemas, sementara Michael dan Lily saling berpandangan dengan ketakutan."Apa itu?" bisik Michael.David berdiri, mencoba untuk tetap tenang. "Aku akan memeriksanya," katanya,mengambil senter dan menuju ke loteng. Lisa mengikutinya, tidak ingin suaminya pergi sendiri.Saat mereka membuka pintu loteng, udara dingin menyapu wajah mereka. Di sudut ruangan, mereka melihat bayangan yang tampak bergerak dengan cepat, seolah-olah menghindari cahaya senter.Lisa merasa bulu kuduknya berdiri, sementara David berusaha
Setelah upacara pembersihan, suasana di rumah keluarga David mulai terasa lebih ringan. Namun, mereka tahu bahwa ancaman bayangan belum sepenuhnya hilang. Mereka terus berjaga dan melakukan segala upaya untuk menjaga rumah tetap aman.Suatu pagi, saat Michael dan Lily bermain di loteng, mereka menemukan sesuatu yang menarik perhatian mereka. Di sudut loteng yang jarang dijamah, tersembunyi di balik tumpukan barang-barang lama, mereka menemukan sebuah peti kayu kecil.Dengan penuh rasa ingin tahu, mereka membuka peti tersebut dan menemukan sejumlah dokumen tua dan sebuah peta yang tampak kuno."Michael, lihat ini!" seru Lily sambil menunjuk peta itu."Sepertinya ini peta rumah kita dan daerah sekitarnya."Michael memeriksa peta tersebut dengan seksama. Di salah satu sudut peta, terdapat tanda-tanda yang tampak seperti simbol okultisme yang pernah mereka lihat dalam buku harian Mr. Blackwood."Ini bisa menjadi petunjuk penting," katanya dengan penuh semangat.Mereka segera membawa peta
Malam itu, suasana di rumah keluarga Wijaya terasa lebih dingin dan mencekam daripada biasanya. Hembusan angin malam yang masuk melalui celah-celah jendela membuat tirai bergoyang pelan, seolah menari mengikuti irama tak terlihat. Jam di ruang tamu berdentang dua belas kali, menandakan tengah malam telah tiba.Rina, sang ibu, sedang mempersiapkan teh hangat di dapur. Tangannya gemetar, bukan karena dingin, tapi karena perasaan cemas yang tak kunjung hilang sejak beberapa malam terakhir. Suara-suara aneh sering kali terdengar, dan bayangan-bayangan misterius kerap muncul di sudut mata mereka.Sementara itu, Michael dan Lily berkumpul di ruang tamu bersama ayah mereka, Pak Wijaya. Mereka tengah membahas petunjuk yang ditemukan di loteng tadi siang.“Kita harus pergi ke lokasi yang ditunjukkan oleh peta ini,” kata Michael dengan suara tegas. “Ini mungkin satu-satunya cara untuk menghentikan semua ini.”“Benar,” tambah Lily. “Jika kita bisa menghentikan ritual yang dilakukan oleh Mr. Blac
Malam itu, suasana di rumah keluarga Wijaya terasa lebih dingin dan mencekam daripada biasanya. Hembusan angin malam yang masuk melalui celah-celah jendela membuat tirai bergoyang pelan, seolah menari mengikuti irama tak terlihat. Jam di ruang tamu berdentang dua belas kali, menandakan tengah malam telah tiba.Rina, sang ibu, sedang mempersiapkan teh hangat di dapur. Tangannya gemetar, bukan karena dingin, tapi karena perasaan cemas yang tak kunjung hilang sejak beberapa malam terakhir. Suara-suara aneh sering kali terdengar, dan bayangan-bayangan misterius kerap muncul di sudut mata mereka.Sementara itu, Michael dan Lily berkumpul di ruang tamu bersama ayah mereka, Pak Wijaya. Mereka tengah membahas petunjuk yang ditemukan di loteng tadi siang.“Kita harus pergi ke lokasi yang ditunjukkan oleh peta ini,” kata Michael dengan suara tegas. “Ini mungkin satu-satunya cara untuk menghentikan semua ini.”“Benar,” tambah Lily. “Jika kita bisa menghentikan ritual yang dilakukan oleh Mr. Blac
Setelah mendapatkan bantuan dari Pak Arman dan jimat perlindungan dari wanita tua, keluarga Wijaya merasa lebih tenang. Namun, mereka tahu bahwa mereka belum sepenuhnya bebas dari ancaman supranatural. Pak Arman menyarankan agar mereka melakukan ritual penutupan portal untuk memastikan bahwa tidak ada celah bagi kekuatan jahat untuk kembali. "Kita harus benar-benar menutup portal itu," kata Pak Arman saat mereka duduk di ruang tamu. "Portal yang terbuka bisa menjadi jalur bagi energi gelap untuk masuk kembali. Ritual ini akan memastikan bahwa portal itu tertutup selamanya." Pak Wijaya mengangguk setuju. "Apa yang kita butuhkan untuk ritual ini, Pak Arman?" Pak Arman membuka buku tua yang selalu dibawanya. "Kita akan membutuhkan beberapa benda khusus yang memiliki energi spiritual tinggi. Benda-benda ini tidak mudah ditemukan, tetapi dengan usaha bersama, saya yakin kita bisa mendapatkannya." Rina bertanya, "Benda apa saja yang kita perlukan?" Pak Arman menjelaskan satu per sa
Ketenangan yang baru saja dinikmati keluarga Wijaya tidak berlangsung lama. Meskipun ritual penutupan portal telah berhasil, ada perasaan tidak nyaman yang tetap ada di rumah mereka. Pada awalnya, mereka menganggapnya sebagai perasaan paranoid akibat pengalaman mereka sebelumnya. Namun, ketika bayangan-bayangan mulai muncul, mereka tahu bahwa ancaman belum sepenuhnya hilang. Suatu malam, Michael terbangun dari tidurnya karena suara berderak di luar kamarnya. Dia bangun dan berjalan perlahan menuju jendela. Ketika dia melihat ke luar, dia melihat bayangan gelap bergerak cepat melewati halaman rumah. Hatinya berdebar kencang, tetapi dia mencoba menenangkan diri. "Mungkin hanya bayangan pohon," pikirnya, meski dia merasa ada yang tidak beres. Keesokan paginya, Michael menceritakan apa yang dilihatnya kepada keluarganya saat sarapan. Rina, yang sudah merasakan kehadiran sesuatu yang aneh, merasa cemas. "Kita harus waspada. Mungkin ada sesuatu yang kita lewatkan dalam ritual itu," katan
Setelah menyadari bahwa bayangan-bayangan masih mengintai meski ritual penutupan portal sudah dilakukan, Lisa dan David memutuskan bahwa mereka perlu mencari lebih banyak informasi tentang Mr. Blackwood. Mereka merasa bahwa rahasia yang masih tersimpan tentang pria misterius itu mungkin menjadi kunci untuk memahami dan mengatasi ancaman yang terus muncul.Mereka sepakat untuk mengunjungi kota lain yang lebih besar, di mana mereka berharap bisa menemukan arsip yang lebih lengkap atau orang-orang yang mungkin pernah berhubungan dengan Mr. Blackwood. Kota itu, bernama Riverton, dikenal sebagai pusat sejarah dan kebudayaan yang memiliki perpustakaan dan museum yang menyimpan banyak informasi tentang masa lalu.Pagi-pagi sekali, Lisa dan David berangkat dengan mobil menuju Riverton. Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam, memberi mereka kesempatan untuk berdiskusi tentang rencana mereka. "Kita harus memulai dari perpustakaan kota," kata Lisa sambil mengamati peta."Mungkin kita bisa mene