Beranda / Rumah Tangga / Suara Suamiku di Kamar Pembantu / Bab 49. Menjual Perhiasan Palsu!

Share

Bab 49. Menjual Perhiasan Palsu!

Penulis: Author Remahan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-14 13:01:00

SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU

PART 49

"Sesuai aplikasi, Neng?" tanya Tukang ojek online yang menerima orderan Mona.

"Iya, Bang."

Mona mengambil alih helem yang diberikan oleh tukang ojek. Dan setelah helm tersebut bertengger di kepala, ia bergegas naik di boncengan. Hingga tak berselang lama, kendaraan matic itu mulai bergerak melesat membelah jalan raya.

Butuh waktu 20 menit untuk Mona sampai di toko emas tempat ia akan menjual beberapa perhiasan miliknya.

"Mbak, saya mau jual ini." Mona menyerahkan beberapa macam perhiasan berikut juga dengan surat-suratnya.

"Baik, Mbak. Mohon tunggu sebentar," ucap seorang wanita berusia 45 tahun yang merupakan pemilik toko tersebut.

Wanita itu mengambil emas-emas yang diberikan oleh Mona. Dan, yang pertama kali diambil olehnya adalah sebuah liontin.

Kening wanita itu berkerut. Tak lama kemudian, ia letakkan liontin lalu berganti mengambil perhiasan yang lainnya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 50. Pencuri!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU PART 41"Gimana sih, Mas, kok toko itu juga bilang kalau emas ini palsu? Sengaja ya kamu kasih aku barang palsu?!" seru Mona. Wanita itu melangkah dengan perasaan kesal. Bagaimana tidak, ia mendatangi toko emas dimana dulu Johan membeli perhiasan tersebut, namun pihak toko mengatakan jika emas yang hendak dijual itu palsu. "Sumpah, Sayang. Demi Allah, aku nggak kasih kamu barang palsu. Semua asli. Kamu lihat sendiri kan kalau surat-suratnya asli." Johan mensejajari langkah Mona."Surat mah bisa dibuat, Mas! Bisa saja kan kamu pakai surat perhiasan milik istri kamu lalu kamu pesan barang palsu kayak gini!" rutuk Mona. Tiba-tiba saja langkah Mona terhenti, membuat Johan turut menghentikan langkahnya."Keterlaluan kamu, Mas!" Mona melemparkan emas-emas palsu yang ada di tangannya mengenai dada Johan. Sejatinya, lelaki itu juga merasa bingung. Sebab ia masih ingat betul kapan dan dimana ia membelikan perhiasan itu untuk Mona. Johan membungkuk, mengamb

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 51. Berhasil atau Tidak?

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU PART 41Lima belas menit telah berlalu, dan sepasang suami istri itu masih berada di tempat persembunyiannya. Keduanya, saling melempar tanya melalui sorot mata lalu memberikan jawaban dengan mengedikkan bahu. Hingga tak terasa, 30 menit berlalu. Perlahan, Johan mulai bergerak, hendak keluar dari kolong ranjang. Namun, saat baru saja kepala itu menyembul, suara derit ranjang terdengar. Pertanda ada pergerakan dari atas ranjang. Johan kembali bergerak mundur, khawatir jika sang ibu tiba-tiba bangun lalu melihatnya bersama Mona tengah bersembunyi. Jarum jam terus berputar. Hingga genap dua jam sudah tidur Bu Susan, dan dua jam pula Johan dan Mona masih bertahan di persembunyiannya. Bagaimana tidak, setiap Johan dan Mona hendak keluar, tubuh sang ibu bergerak. Membuat keduanya mengurungkan niat untuk keluar dari persembunyian. Tok!Tok!Tok!Sayup-sayup suara ketukan pintu menelusup gendang telinga Bu Susan. Wanita paruh baya itu hanya menggeliat pel

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 52. Mencari Kontrakan

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 52"Silakan dipilih dulu, Mbak," ujar pemilik toko emas begitu mendengar permintaan pelanggannya. Mona mengangguk. Ia pun mulai menatap secara bergantian seluruh perhiasan yang terdapat di dalam etalase. "Cari kalung aja?" "Nggak lah, Mas. Aku mau uang segitu dapat kalung, cincin, sama gelang. Biar tangan, leher dan jari terisi. Kalau cuma dibelikan kalung doang, leher aja yang dapat. Lainnya telanjang. Malu juga lah, masa aku nggak punya perhiasan.""Yaudah terserah kamu."Mona menunjuk ke arah beberapa perhiasan yang ia pilih setelah puluhan menit menimbangnya. "Jadi ini saya mengembalikan uang sebesar 5,4 juta ya, Mbak." Pemilik toko menyerahkan uang sisa penjualan emas kepada Mona. Wanita itu mengangguk. Mengambil uang yang diterima dari pemilik toko lalu memasukkan ke dalam tas. Selanjutnya, Mona menunggu sang pemilik toko membungkus perhiasan yang ia beli. Namun, saat sang pemilik toko menyerahkan barang-barang itu, dan Mona belum sempa

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 53. Awal Kehancuran Johan?

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 53"Bu, besok Johan sama Mona mau pindahan." Bu Susan yang semula pandangannya tertuju ke arah layar televisi seketika tersita. Ia menoleh ke arah Johan yang tanpa ia sadari tengah terduduk di sampingnya. "Pindah? Kemana?""Kami sudah dapat kontrakan, Bu." Mendengar ucapan Johan, senyuman sinis terlihat di bibir Bu Susan. "Memang ada uang buat bayar kontrakan?""A–ada, Bu." "Baguslah, biar nggak nambah beban ibu di sini." Johan menelan salivanya dengan susah payah begitu mendengar respon dari ucapan wanita paruh baya itu. Apalagi dalam pengucapannya, Bu Susan sama sekali tak merasa canggung. Setiap kata, lolos dengan mudahnya dari mulut tajamnya. Sungguh, ia sama sekali tak memikirkan perasaan putranya. Sebenarnya, sejak dulu Johan pun merasa jika sang ibu seperti terkesan membencinya. Namun, Johan tak tau alasan pastinya. Sikap Bu Susan, berbanding terbalik saat memperlakukan dirinya dengan sang adik. Bahkan, bisa dikatakan sebagai langit

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 54. Usaha Mika

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 43Mika menoleh ke arah jarum jam yang menggantung di dinding. Dan ternyata waktu masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, dan semua olahan telah tersaji. Bibir Mika tersenyum saat ia melihat sudah tersedia risoles, lumpia dan donat. Masing-masing tersedia hanya satu nampan berukuran lumayan besar.Sengaja Mika hanya membuat sedikit, sebab ini adalah hari pertama berjualan. Khawatir jika tak akan habis semuanya. Oleh sebab itu, Mika membuat masing-masing hanya satu nampan. Sebelum Mika membawa semua kue ke toko yang berdiri di depan rumah, Mika akan memandikan dan menyuapi sang anak, yang sudah sejak pukul lima pagi sudah bangun dan Mika baringkan di kasur bayi dan ia letakkan tak jauh darinya. Tak bisa dipungkiri, Mika sedikit kewalahan harus membuat dagangan dan menjaga sang buah hati dalam waktu yang bersamaan. Tak jarang Mika harus mematikan kompor terlebih dahulu saat sang buah hati merengek atau hanya sekedar memberikan ASI untuk bayi

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 55. Pesan dari ...?

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 55Dan benar saja, ponsel Mika terus berdering sebab ada beberapa nama yang mengomentari story Mika.Cukup lama Mika membalas pesan-pesan tersebut. Ada beberapa orang yang hanya sekedar bertanya, dan ada beberapa orang yang berminat memesan dagangan Mika. [Mbak bisa antar nggak? Soalnya saya lagi nungguin bayiku tidur. Nggak mungkin kalau aku tinggal.]Salah satu pesan membuat Mika berpikir. "Kenapa, Mik?" "Ini ada satu pelanggan mau beli, tapi nyuruh antar. Gimana dong.""Lah, kenapa bingung? Kan ada aku di sini. Biar aku yang jaga toko sama Nando. Kamu antar dulu saja.""Gapapa?" tanya Mika dengan ekspresi ragu. Tak enak jika ia harus merepotkan sahabatnya itu. "Nggak apa-apa. Terima saja," ucap Elisa. Mika pun akhirnya mengangguk. Lalu, ia bergegas mengetikkan pesan balasan untuk calon pembeli kedua. [Bisa, Mbak. Mau berapa?][Risoles 1, lumpia 2, sama donatnya 2, Mbak. Oh ya, Mbak, tolong bawa uang kembalian sekalian ya. Uangku 20 ribu, n

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 56. Ketahuan?

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 56Sebuah mobil taksi online mulai melambatkan laju kendaraannya begitu sampai di alamat pemesannya. Mona dan Johan yang menyadari adanya mobil berhenti lekas keluar kamar lalu melihat ke arah depan. Dan benar saja, taksi online yang ia tunggu telah tiba. "Mas, ayo berangkat," ajak Mona, dan Johan pun mengangguk. Gegas, keduanya pun melangkah masuk ke dalam kamar. Membawa satu koper dan 2 tas jinjing berukuran besar keluar. "Bu, kami pamit dulu, ya," ucap Johan begitu ia sampai di ruang tamu, dan melihat sang ibu tengah berbaring di sofa. Sang ibu yang mendengar ucapan Johan pun bergegas bangkit dari tempatnya rebahan lalu melangkah mendekat. "Ya, yang betah di sana. Jangan kontrak dua hari, balik lagi. Berat, ibu kalau suruh tanggung makanan kalian, apalagi kamu sekarang jadi pengangguran lagi," celetuk sang ibu. Johan yang mendapatkan jawaban yang terkesan seperti sebuah hinaan itu pun hanya mampu menghembuskan napas berat. "Iya, Bu." Sel

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 57. Sumpah Bu Susan

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 57Brak!Bu Susan menutup laci dengan kesal lalu disusul dengan suara pintu lemari yang ia banting. Gemuruh di dalam dada wanita itu terasa begitu membuncah. Kemudian, Bu Susan melangkah menuju ke arah depan. Mengambil ponsel yang ia tinggal di meja ruang tamu. Begitu sampai, cepat-cepat Bu Susan mengambil ponsel di atas meja. Dengan posisi masih berdiri, ia mengutak-atik benda pipih itu hingga ia menemukan nomor Johan, dan kemudian Bu Susan menekan menu panggil. Berdering, namun tak kunjung diangkat. Bu Susan menggerutu, sebab panggilan pertama tak diangkat. Ia tak putus asa, Bu Susan mengulangi panggilan kedua. "Halo, Bu, ada apa?" Suara Johan dari seberang sana seketika terdengar saat panggilan terhubung. "Heh, Johan! Sejak kapan kau jadi maling, ha?!""Apa sih, Bu? Apa maksud ibu?" tanya Johan dari seberang sana. Dari nada suaranya terdengar biasa saja. "Jangan belaga nggak ngerti kamu, Johan! Jangan kau pikir ibu nggak tau kalau perhias

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21

Bab terbaru

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 66. Sidang Putusan!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 65Tegukan demi tegukan minuman memabukkan itu terus masuk ke dalam perut Johan. Hingga akhirnya lelaki itu merasa benar-benar pusing. Dan di saat jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, pemilik warung meminta mereka untuk segera membubarkan diri. Dengan dibonceng oleh rekannya yang menjemputnya tadi, Johan kembali pulang. Brak!Brak!Johan menggebrak pintu beberapa kali, namun pintu tak kunjung terbuka. "Brak!"Satu gebrakan yang begitu keras membuat Mona yang tengah tertidur tersentak kaget. Bahkan membuat dada wanita yang kini tengah mengandung terasa berdebar-debar. Pandangan Mona beralih ke arah jarum jam yang menggantung di dinding. Dimana tengah menunjukkan pukul dua dini hari. Mona mendengkus kesal. Kemudian, ia bergegas beringsut dari ranjang lalu melangkah ke arah depan. Di sepanjang perjalanan, Mona terus menggerutu. Hingga akhirnya langkah wanita itu terhenti tepat di depan pintu. Segera ia mengambil kunci yang sebenernya sudah ia

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 65. Lingkungan yang Salah

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU PART 65Tak bisa dipungkiri, ada yang terasa berdenyut di dalam batin Mika saat Johan tak hanya mengabaikan dirinya, melainkan juga tak menganggap lagi keberadaan Nando. "Bisa-bisanya Mas Johan melupakan Nando begitu saja. Padahal Nando adalah darah dagingnya," batin Mika. Pandangan wanita itu terus lurus ke arah depan. Sesekali ia melirik ke arah Nando yang tengah tertidur di pangkuan Bude Sumi. Hingga puluhan menit kemudian, mobil yang dilajukan oleh Mika memasuki halaman rumahnya. DretDretTiba-tiba ponsel Mika yang tersimpan di dashboard mobil bergetar bersamaan dengan kendaraan yang telah berhenti. "Bude turun dulu ya, Mbak." "Iya, Bude." Setelah menjawab ucapan Bude Sumi, Mika segera mengambil ponsel. Dan terlihat sebuah nomor asing terpampang sebagai pemanggilnya. Tak berpikir lama, Mika segera mengangkat panggilan itu. "Halo, selamat sore," sapa Mika begitu panggilan diangkat olehnya. "Selamat sore juga, benar dengan nomor Mbak Mika?"

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 64. Hinaan Dari Mona

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 52"Aduhduh aduduh, yang dulunya kerjaan cuma ongkang-ongkang kaki, wajah glowing, terawat, sekarang jadi kucel, dekil dan penuh minyak!" "Kamu–" desis Mika begitu melihat Mona dan Johan melangkah mendekat ke arahnya. "Kenapa? Kaget ya?" Mona menampilkan senyum sinisnya. Dengan melipat kedua tangannya di depan dada, Mona mendekat ke arah Mika yang berdiri di depan pintu. "Lihatlah lah, Mas, istrimu yang dulu kamu puja-puja. Lihatlah sekarang, tubuhnya yang kurus kering, wajahnya kusam, jerawat dimana-mana, ditambah dengan mata panda pula. Ck! Menjijikkan," ucap Mona dengan begitu lancarnya. Senyum sinis tak hilang dari bibir berlipstik itu. "Dari sini kan kita bisa lihat siapa yang menderita, siapa yang bahagia setelah perpisahan. Makanya, jangan sombong sekali jadi perempuan. Sok-sokan pengen cere, tapi kehidupannya jadi blangsak!" Ucapan Johan menambah luka di hati Mika. Wanita itu tak kunjung merespon, ia hanya berdiri terpaku menatap waja

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 63. Siapa dia?

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 50Hari terus berganti dengan hari, tanpa terasa Mika telah melewati sidang pertama. Yaitu mediasi. Dengan ditemani oleh sang sahabat, Mika mendatangi kantor pengadilan agama. Tak bisa dipungkiri, dadanya terus terasa berdebar-debar saat ia ia menginjakkan kaki di tempat ini. Hanya hitungan menit Mika berada di dalam ruangan persidangan, hingga sepasang sahabat itu pun keluar dari ruangan persidangan. "Semoga saja sidang berikutnya Johan nggak datang," ucap Elisa saat keduanya melangkah menyusuri koridor dan menuju ke arah dimana mobil terparkir. "Semoga saja, Sa. Aku pun berharap demikian. Biar cepat selesai dan tidak berlarut-larut." "Tapi aku penasaran deh sama nasib mereka. Kira-kira mereka bahagia apa malah sebaliknya ya, Mik?" tanya Elisa. "Ya kita doakan saja yang terbaik untuk mereka." Mika berucap dengan nada tulus. Meski ia disakiti, dikhianati dan dikecewakan sedemikian rupa, tak membuat hati wanita itu merasa dendam. Ia menganggap

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 62. Kerja Keras Mika!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 62DretDretPonsel yang sejak pagi Johan pegang, bergetar. Ada panggilan masuk, dan nama sang adik terpampang sebagai pemanggilnya. "Siapa, Mas?" "Putri," ucap Johan yang sepertinya masih bimbang untuk mengangkat panggilan tersebut ataukah tidak. "Oh, yaudah angkat saja." "Kalau bahas soal perhiasan ibu gimana?" tanya Johan sembari menoleh ke arah sang istri. "Tinggal bilang aja nggak tau, Mas. Beres."Sejenak Johan terdiam, namun pada akhirnya ia mengangkat panggilan itu juga. Dan setelah panggilan terhubung, Bagas menempelkan benda pipih ke telinga kanannya. "Halo, Put, ada apa?" "Mas, ada surat panggilan sidang perceraian, 1 Minggu lagi," ucap Putri dari seberang sana, dengan sebuah amplop coklat yang baru saja ia terima. "Yaudah, biar di situ saja. Nggak penting juga." "Siapa, Put?" Sayup-sayup suara Bu Susan terdengar di telinga Johan. "Mas Johan, Bu.""Mana, biar ibu bicara sama dia." Nada suara Bu Susan begitu ketus. "Hal–"Cepat

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 61. Tetangga Kolot!

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 61"Saya ikut investasi, Mbak. Modal setidaknya harus 50 juta biar dapat hasilnya kerasa. Kalau di bawah itu, dapatnya kecil. Nggak perlu kerja keras, duit dah datang sendiri. Kebetulan saya ikut investasi teman saya, Mbak. Kalau Mbak Marni sekiranya ada uang 50 juta, ayolah gabung gapapa." Mendengar ucapan itu, sontak saja membuat Marni bergidik. Dan kini giliran kedua alis Johan yang saling bertaut begitu melihat respon tetangga samping rumahnya. "Aduh, Mas, zaman sekarang hati-hati deh kalau ikut investasi investasi macam gitu. Bukan gimana-gimana, zaman sekarang banyak sekali penipuan. Apalagi itu duit gede loh. Sayang banget kan kalau digondol orang." Marni mencoba menasihati. Namun, membuat Johan merasa jengah. "Itu kalau investasi bodong, Mbak. Kalau yang saya ikuti ini lain lagi. Sudah terpercaya. Dia temen baik saya, mana mungkin mau nipu. Ha ha ha, Mbak Marni ini ada-ada saja." Johan terkekeh, seolah-olah apa yang dia dengar dari mulut

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 60. Kepolosan Johan

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 60Jarum jam di dinding menunjukkan pukul delapan pagi. Hangatnya sinar matahari menyentuh kulit wajah Mona yang tubuhnya masih berbaring di atas ranjang dan di bawah selimut. Wanita itu menggeliat pelan, lalu kedua netranya mengerjap beberapa kali. Mona pun bergerak pelan. Mengubah posisinya dari semula tertidur miring, lalu menjadi berbaring setelah memindahkan tangan sang suami yang melingkar di pinggangnya. "Mas, bangun. Sudah jam 8," ucap Mona pelan saat ia melihat ke arah jarum jam yang menggantung di dinding. Mona pun segera menyibak selimut, lalu mendudukkan tubuhnya. Ditepuk pelanlah pipi kanan Johan beberapa kali hingga akhirnya lelaki itu mulai membuka matanya. "Ada apa, Sayang?" tanya Johan dengan suara serak khas seorang yang baru saja bangun tidur. "Sudah jam 8 itu. Kita mau makan apa? Laper," ucap Mona sembari mengusap perutnya yang mulai terlihat membuncit. "Beli saja lah di luar." "Nggak ada motor, Mas. Mau jalan kaki?" uca

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 59. Investasi Mona dan panggilan sidang

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTU PART 47"Jadi usaha yang lu lakuin bukan yang mengharuskan langsung ikut terjun, begitu?" tanya Johan setelah Bagas menceritakan perihal usaha yang selama ini geluti untuk mencapai kesuksesannya. "Enggak, Bro. Ibaratnya kita tinggal Investasi saja. Misal nih, lu investasi 50 juta, setiap bulan lu bisa dapat 10% dari modal yang lu kasih."Johan terdiam, menghitung dalam angannya berapa nominal yang akan ia terima jika ia menginvestasikan 50 juta uangnya pada Bagas. "5 juta per bulan?" "Iya. Lumayan kan. Tinggal duduk ngopi di rumah. Biarkan uang yang bekerja untuk kita, bukan malah kita yang bekerja untuk uang." Lagi, Johan kembali terdiam. Mencerna kalimat yang diucapkan oleh Bagas padanya."Lu kerja pagi sampai sore, gaji 10 juta. Dikibulin sama perusahaan itu!" Bagas tertawa mencemooh. "Gini saja deh, Bro. Coba saja Investakan 50 juta dulu, kalau lu merasa cocok, nanti tambah lagi nilainya. Katakanlah investasi 100 juta, bayangkan saja setiap bul

  • Suara Suamiku di Kamar Pembantu    Bab 58. Harapan Mona

    SUARA SUAMIKU DI KAMAR PEMBANTUPART 46Satu minggu berlalu, dan satu minggu sudah Mona dan Johan menempati tempat tinggal barunya. Dan kini, sepasang suami istri itu tengah bersiap-siap untuk datang ke tempat Johan bekerja dulu, untuk mengambil uang gaji terakhir dan pesangon berikut juga dengan bonusnya. "Ayo berangkat, Mas." "Iya, Sayang."Sepasang suami istri itu pun melangkah menuju ke arah depan. Dimana sebuah taksi online telah menunggu keduanya. "Sesuai aplikasi, Pak?" tanya Sang sopir begitu dua penumpangnya telah duduk di bagian belakang. "Iya," jawab Johan dengan singkat. Kemudian, mobil pun mulai bergerak lalu melesat membelah jalan raya."Nanti aku mau beli satu set perhiasan ya, Mas." Dengan wajah berbinar, Mona menoleh ke arah sang suami. "Iya, beli saja apa yang kamu mau." Semakin nampaklah kebahagiaan yang terpancar pada wajah Mona. Hingga puluhan menit kemudian, kendaraan roda empat itu mulai memelan lalu berhenti tepat di depan gerbang dimana dulu Johan beker

DMCA.com Protection Status