Mendengar perintah dari Raya, Bik Sri lalu berangkat ke pasar, dia tidak tahu jika keberangkatannya ke pasar tersebut hanyalah sebuah alasan bagi Raya untuk menjalankan rencananya. wanita tersebut sebenarnya sangat enggan untuk pergi ke pasar hanya saja setelah dia diintrogasi kemarin oleh Raya dan Nania, Bik Sri merasa bahwa anak majikannya tersebut tengah curiga kepada dirinya, ingin mengambil hati kembali orang yang berada di rumah tersebut. "Asem tenang, sepertinya Nona Raya sudah mencurigai sesuatu, aku harus bersikap baik agar mereka tidak curiga lagi," gumam Bik Sri sembari memesan ojek online untuk mengantar dirinya ke pasar. Setelah ojek online tersebut datang, istri langsung berangkat ke pasar, dia tidak ingin berlama-lama di rumah tersebut dan menimbulkan kekesalan pada Raya. "Tak apalah Hari ini aku akan menuruti keinginannya, tapi jika ada waktu aku akan membalasnya," batin Bik Sri kesal karena waktu istirahatnya terganggu, dia tidak bisa bebas mengirimkan pesan atau
Suasana club malam itu sangatlah ramai. Suara dentuman musik terdengar menggema di seluruh ruangan bahkan begitu memekak telinga lautan manusia yang sedang asik berdansa. Tetapi bagi Nora dan teman-temannya hal seperti itu sangatlah lumrah, karena memang mereka sendiri sudah cukup terbiasa dengan tempat seperti ini. Club ibarat rumah yang begitu menyenangkan bagi Nora dan kawan-kawan. Memegang gelas berisi coctail dengan irisan buah lemon tipis yang melengkung sedemikian indahnya di sisi gelas itu, Nora menghabiskan waktunya untuk bercanda dan tertawa bersama teman-teman yang malam ini datang bersama dirinya. Tak lupa netra wanita itu sesekali menyapukan pandangan ke area sekitar untuk sekadar menebar pesona kepada para tamu yang hadir di sana. Beberapa pria menyambut tingkah jahil Nora dengan melemparkan senyum menggodanya serta sesekali memberikan kedipan mata yang hanya dibalas berupa senyum remeh dari wanita itu. Sebuah senyuman yang justru membuat para pria itu seketika merasa
Bab 253 Remasan pada pinggang Nora menjalar kebagian lebih besar dibawahnya. Remasan yang lebih kuat kini menempel di pinggul Nora. Rasa geli dan hasrat yang merambat naik dirasakan wanita yang bukan lagi wanita baru dalam urusan bercinta. Walau dirinya merespon semua getaran lewat sentuhan yang diberikan pria di depannya, namun dengan piawai, Nora bisa menahan diri agar tetap bersikap profesional. Menerima semua sentuhan tanpa membalas secara tergesa-gesa. Sikapnya telah membuat si pria semakin tergoda. "Sambut aku, Sweety. Aku akan memenuhi semua rasa hausmu dengan kepuasan malam ini." Suara mendesah mengisi telinga Nora yang hanya membalas ucapan rayu itu dengan mengerlingkan bola mata pada pria itu dan memulas senyuman menggoda pada Ardi. Sedikit mengedipkan kelopak matanya, dengan manja, Nora berbisik di telinga Ardi. "Kalau aku menyambut Om, aku yakin, Om akan pingsan dalam hitungan detik, Om Ardi." Sebuah kalimat yang menantang untuknya. Dada Ardi dibuat panas karenanya.
Bab 254"Itu masalah yang gampang, Sayang! Memangnya apa yang kamu mau? Katakanlah. Apa pun yang kamu minta pasti aku akan memberikannya padamu, sebagai gantinya kamu harus memberikan aku kepuasan dengan tubuhmu yang indah itu. Membiarkan aku menikmati setiap senti kemolekan tubuhmu. Aku akan membuatmu mengerang mendesah merasakan kenikmatan. Apa kau setuju?" ucap Ardi menyahut ucapan Nora.Ia tak peduli jika harus merogoh kocek yang lebih dalam untuk bisa menikmati Nora malam ini. Bahkan, pria itu sudah menyiapkan sesuatu yang akan membuat Nora puas nanti. Ardi pun tak perlu berpikir lama untuk melakukan kesepakatan dengan Nora yang tampak sangat seksi dan menggoda dengan dress ketatnya malam ini.Nora menyunggingkan senyum manjanya pada Ardi, pria paruh baya yang kali ini menjadi pelanggannya."Ck! Kalau bukan karena puing-puing rupiah, nggak akan kubiarkan pria itu me
Nora tersenyum-senang karena sudah membayangkan akan mendapatkan bayaran yang sangat banyak dari Ardi sesuai dengan janji lelaki itu. Ardi sendiri hanya tersenyum tipis melihat sikap yang ditunjukkan oleh Nora. "Om aku mau mandi dulu ya," ucap Nora berusaha menggoda Ardi "Tentu sayang, mandi yang bersih dan wangi ya, aku sudah tidak sabar untuk bersenang-senang denganmu," jawab Ardi sembari melonggarkan ikatan dasinya. Melihat tubuh Nora yang seksi membuat Ardi tersenyum senang. "Kelihatannya dia sangar kuat, seksi dan memggemaskam" batin Ardi kemudian segera menyiapkan propertinya. Dia sudah tidak sabar untuk memberikan kepuasan kepada burungnya. Sampai di sini sama sekali tidak ada kejanggalan yang dirasakan oleh Nora, dalam pikirannya dia akan bersenang-senang lalu pundi-pundi uangnya bertambah berkali-kali lipat dari sebelumnya. Siapa sih wanita yang tidak suka, sudah diberikan kesenangan masih di beri uang banyak. Nora mandi sambil bernyanyi, dia merasakan euphoria yang b
"Salah!" Ardi berteriak tidak terima tindakan di tolak oleh Nora. Cetarr! "Aauuww." Teriakan kesakitan Nora kembali menggema di seluruh kamar tersebut. Ardi menyerigai gembira mendengar teriakan Nora. "Hmm kamu sangat seksi sayang, oohhh suaramu membuatku ingin segera memberikanmu kesenangan. "Aauuww.., tidak-aku tidak mau, lepaskan, Ardi kamu bajingan.." racauan kali ini sudah tidak ada sopan santun lagi. Nora berteriak dan mengumpat kepada Ardi. Rasa sakit yang dirasai tubuhnya sudah menghilangkan akal sehat Nora. "Salah sayang, kamu salah, aku sayang kamu." Ardi menarik lingerie merah Nora dengan kasar hingga robek. "Uuhh badanmu sangat menggairahkan sayang," racau Ardi kemudian menggigit paha Nora. "Gila! kamu sangat gila, lepaskan aku, aku tidak mau." "Ehh sayang jangan seperti ini, aku suka dengan rengekanmu lho." Cetarr!! Cetarr!! Cetarr!! Aauuwww, sakit." "Bilang enak sayanh, bukan sakit," bisik Ardi ketika dia mencium belakang telinga Nora. Wanita itu menggelinj
Nora yang merasa kaget dengan sikap dan tindakan dari Om Ardi pun sontak berusaha untuk berlari menjauh, namun sayangnya baru saja dia hendak berjalan mundur dan berbalik, adanya ranjang di sana menghalangi langkahnya sehingga membuat tubuhnya berakhir jatuh dan limbung di atas kumpulan busa empuk itu. Nora pun berusaha keras untuk membalikkan tubuh dan merangkak turun dari ranjang itu, namun Om Ardi yang melihat pergerakannya dengan sigap menarik salah satu kaki Nora kemudian membawa wanita itu kembali terkungkung di bawahnya. "Mau pergi ke mana, Sayang?" tanya Om Ardi dengan suara seperti desahan menggoda namun justru terdengar begitu mengerikan di telinga Nora. Terlebih saat dia melihat Om Ardi kian mendekatkan tali yang ada di genggaman dan mengarahkan tali itu pada area tubuhnya yang lain. "Om, apa yang akan Om Ardi lakukan? Tolong, lepaskan aku. Ini salah. Kita tidak bisa melakukannya dengan cara seperti ini." Nora terus menggeliat untuk berusaha terlepas dari cengkeraman tubu
Hari belum beranjak siang ketika terdengar suara keributan anak-anak dari taman belakang rumah Nania."Ini mainanku," ucap Lani lalu merebut mainan yang tengah di bawa oleh Cahaya."Lho bukan, itu mainanku sendiri," jawab Cahaya."Enak aja, ini milikku, kamu ambil aja mainanmu sendiri," Lani ngotot."Bukan, ini milikku." Cahaya sama-sama tidak mau mengalah karena dia merasa mainan itu memamg miliknya.Akhirnya kedua bocah kecil itu saling tarik menarik hingga karena kesal Cahaya melepaskan tarikannya , hal itu membuat Lani terjatuh seketika.Karena kesal Lani memukul Cahaya hingga bocah kecil tersebut menangis.Mengetahui Cahaya menangis, Lani akhirnya juga ikutan menangis, hal itu membuat Bik Sri tergopoh-gopoh mendatangi mereka.Cahaya dan Lani sama-sama menangis keras hingga membuat Bik Sri emosi karena merasa pekerjaannya jadi terbengkalai."Kenapa Nak?" tanya Bik Sri berusaha menenangkan Lani, tapi boca kecil itu tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menangis cerita Isa dengan menu