Dengan senyum mengembang aku pun menerima rantangan tersebut. Semangatku untuk menyusul mas Umair kembali berkobar sebab dengan rantangan ini yang bisa kujadikan sebagai alasan aku menyusulnya. ***Sesampainya aku di rumah pak Budi dan baru melewati pagar rumahnya, aku pun dibuat tertegun karena pemandangan di mini taman depan rumah ini. Bukan karena keindahannya melainkan adanya mas Umair yang tengah mengobrol dengan Tiyas tanpa ada orang lain yang membersamainya. Bukankah hal yang demikian dilarang dalam agama karena mereka bukan mahram? Sekalipun jarak mereka berjauhan tetap saja apa yang mereka lakukan tidak akan bisa dibenarkan. Aku sampai tak habis pikir mengapa suamiku bisa bertindak seperti itu padahal selama ini aku selalu menganggap kalau ilmu agama mas Uamir lebih baik dariku. Dan yang membuatku semakin kecewa adalah mas Umair sama sekali tak menyadari kehadiranku. Atau jangan-jangan telinga suamiku itu sudah mulai tuli! Dengan penuh keterpaksaan aku pun mencoba menahan
#SKDYPart 94 Tiyas Adalah ... "Aku tau kalau dia Rima!" mas Umair membalap sepeda motorku lalu membiarkanku terngiang-ngiang dengan ucapannya barusan. Apa aku tak salah dengar? Aku pun mencoba menambah laju sepeda motorku sembari terus menatap punggung mas Umair yang sudah agak jauh di depan. Sebetulnya suamiku itu melajukan sepeda motornya tak begitu kencang namun entah mengapa aku malah merasa melambat hingga tak bisa menyusulnya. Padahal batinku sudah rewel ingin memastikan ucapannya tadi. Ah, mas Umair! Hingga sampai rumah pun aku tetap tak bisa menyusul sepeda motor mas Umair. Alias kalah. Amat terasa aneh karena aku sudah sekuat tenaga berusaha menyalip laju kendaraan suamiku itu. Atau jangan-jangan memang aku nya saja yang tak bisa melaju sekencang mas Umair. ***"Maksud ucapanmu tadi apa, Mas?" tanyaku pada malam harinya disaat aku dan mas Umair bersiap untuk tidur. Bukannya langsung menjawab pertanyaanku mas Umair malah menarik selimut dan menyandarkan tubuhnya pada san
#SKDYPart 95 Mencurigai Seseorang Sebab selama ini aku dan mas Umair tahu kalau Rima itu begitu terobsesi pada mas Umair. Terbukti dari berbagai caranya dimasa lalu yang selalu berusaha untuk mendekati mas Umair bahkan disaat ia masih berstatus suami orang. Ditambah saat mas Umair mendatangi rumah pak Budi tadi sore, suamiku itu mengatakan jika Rima lah yang mengusulkan pada pak Budi untuk menyewa sawah-sawah kami. Mendengar hal demikian pun aku yakin jika ini adalah salah satu caranya untuk kembali mendekati mas Umair. Astagfirullah, kenapa harus ada calon pelakor yang kembali muncul dalam kehidupan rumah tanggaku? ***Mas Umair juga menambahkan jika sebetulnya pertemuannya tadi sore dengan pak Budi karena istrinya lah yang berkeinginan. Dan dari situlah mas Umair yakin jika Tiyas adalah Rima.Sebab, sebelumnya saat pertama kali mas Umair melihat istri pak Budi tersebut, ia juga mencurigai jika Tiyas adalah Rima. Namun karena tak mempunyai bukti apapun, mas Umair memilih diam dan
#SKDYPart 96 Di Sekolah ShakaTerlepas dari masalah yang sedang kami hadapi, mas Umair justru memikirkan hal lain. Dimana ia mencurigai seseorang yang ia sangka telah berbuat curang kepada padi-padi kami. Karena baginya masalah seperti ini terjadi sebab tangan manusia. Hanya saja, kecurigaan mas Umair ini belum bisa ia sebutkan siapa orangnya karena ia tak ingin menuduh tanpa bukti. "Aku yakin kalau dia pelakunya!" ucap mas Umair dengan tatapan tajam yang entah ia tujukan pada siapa. ***"Siapa yang Mas maksud tadi?" tanyaku sesaat setelah aku dan mas Umair memasuki kamar kami. Mas Umair masih terdiam sembari tetap menatap arah depan. Kembali menghela napasnya kemudian dilanjutkan duduk di tepi ranjang. Reflek aku pun mengikuti langkahnya. "Mas mencurigai pak Budi?" terkaku. Mas Umair menoleh kearahku yang duduk di sebelahnya. "Bukan, Dik," katanya bersamaan dengan menggelangkan kepalanya. Dahiku berkerut. Mendengar tebakanku salah membuatku kembali menerka siapa gerangan yang
#SKDYPart 97 Di Taman SekolahLega mendengar kalau mas Umair tak melanggar aturan agama. Tetapi yang masih menjanggal untuk apa dia meminta bantuan pada orang lain ? Dan ada apa di taman sekolah? Dengan tangan kananku yang di gandeng mas Umair, kami pun melangkah menuju taman yang tepatnya berada di samping gedung sekolah. Terus berjalan hingga pada akhirnya aku melihat sosok wanita yang tengah duduk sendirian di salah satu bangku taman dengan posisi membelakangi kami. Lagi-lagi perasaan penasaranku kembali muncul dengan wanita tersebut. Apakah ia yang akan ditemui suamiku sesuai dengan perkataan pria tadi? Entah benar atau tidak sebab mas Umair sendiri justru mengunci rapat mulutnya alias tidak memberitahukanku siapa orang yang akan ia temui itu. Atau malahan jangan-jangan suamiku ini belum tahu siapa orang yang akan ia temui? Rasanya tak mungkin kalau ini. Langkahku dan mas Umair pun berhenti tepat di samping bangku wanita tersebut. Meski sudah berjarak amat dekat tetapi aku ma
#SKDYPart 98 Identitas yang sebenarnya Meski begitu aku masih penasaran dengan sosok wanita tadi? Apakah betul ia adalah Rima? "Tadi itu siapa, Mas?" tanyaku sesaat setelah aku dan mas Umair sudah berada di atas sepeda motor kami yang siap melaju. "Rima ya? Atau Tiyas? Atau siapa sih, Mas?" aku menoleh ke sisi wajah mas Umair yang hanya sedikit terlihat karena terhalang helm yang dikenakannya. "Nanti ya," balas mas Umair lalu menghidupkan mesin sepeda motornya. "Gak dikasih tau juga gak pa-pa!" ketusku seraya memundurkan posisi dudukku hingga di ujung jok sepeda motor sehingga membuat adanya jarak diantara kami. Meski demikian mas Umiar tetap melajukan sepeda motornya tanpa menggubris apa yang aku lakukan. Bahkan sekedar bertanya saja tidak. Melihat kenyataan aku diabaikan begini jelas membuatku semakin dongkol pada mas Umair. Rasa diabaikan oleh mas Umair itu pun berlangsung hingga kami sampai di rumah. Bahkan setelah memarkirkan sepeda motornya ia berlalu ke dalam rumah begi
#SKDYPart 99 Perkataan Pak BudiMas Umair juga menambahkan kalau penyewaan sawah-sawahnya oleh pak Budi tersebut tak lain tak bukan adalah ide dari Rima. Dan mas Umair menyakini jika hal ini adalah salah satu usahanya untuk kembali mendekati dirinya seperti apa yang pernah kami perkiraan beberapa hari yang lalu. Ah, benar-benar bikin kesal wanita gil* satu itu. Bisa-bisanya melakukan segala cara yang hanya untuk memenuhi ambisinya. ***Waktu panen pun tiba dan seperti yang sudah mas Umair juga abi prediksikan beberapa hari yang lalu akhirnya kejadian. Kami mengalami gagal panen karena banyaknya padi-padi yang rusak. Meski kecewa karena hasil panen tak memuaskan, namun begitu kami juga bersyukur karena masih ada dua sawah lainnya yang mana padi-padinya masih berbuah sesuai harapan. Meski terbilang tak mendapatkan laba dari panen kali ini, setidaknya modal kami bisa kembali walaupun tidak seratus persen. Dan ini lebih baik daripada gagal panen sepenuhnya seperti yang kemarin. "Saba
#SKDYPart 100 Pelaku Dibalik Gagal Panen Aku pun semakin deg-degan ketika melihat mas Umair yang kini menatap lurus ke depan dengan senyum yang aku tak bisa mengartikannya. Melihat sikap mas Umair yang tak langsung menjawab ini membuatku ingin sekali membuka suara, tetapi karena aku terlalu takut jika salah berucap aku lebih memilih untuk tetap diam dan menunggu apa yang akan dikatakan mas Umair. Ah, bikin geregetan saja suamiku itu. Mas Umair menghela napasnya. "Mungkin sudah rejekinya begini, Pak. Saya gak mau mikir aneh-aneh. Takut fitnah," kata mas Umair yang membuatku tertegun. "Tapi Mas—" mas Umair melirikku yang seketika membuat ucapanku terpotong. Aku hanya bisa menelan ludahku karena aku tahu maksud dari lirikan suamiku itu. ***Saat malam ketika aku dan Umair hendak tidur, seperti biasanya aku akan menanyakan hal-hal yang menggajal di hatiku. Termasuk tanggapan mas Umair terhadap perkataan pak Budi saat kami panen tadi pagi. Karena menurutku itu berbanding terbalik de