#SKDYPart 96 Di Sekolah ShakaTerlepas dari masalah yang sedang kami hadapi, mas Umair justru memikirkan hal lain. Dimana ia mencurigai seseorang yang ia sangka telah berbuat curang kepada padi-padi kami. Karena baginya masalah seperti ini terjadi sebab tangan manusia. Hanya saja, kecurigaan mas Umair ini belum bisa ia sebutkan siapa orangnya karena ia tak ingin menuduh tanpa bukti. "Aku yakin kalau dia pelakunya!" ucap mas Umair dengan tatapan tajam yang entah ia tujukan pada siapa. ***"Siapa yang Mas maksud tadi?" tanyaku sesaat setelah aku dan mas Umair memasuki kamar kami. Mas Umair masih terdiam sembari tetap menatap arah depan. Kembali menghela napasnya kemudian dilanjutkan duduk di tepi ranjang. Reflek aku pun mengikuti langkahnya. "Mas mencurigai pak Budi?" terkaku. Mas Umair menoleh kearahku yang duduk di sebelahnya. "Bukan, Dik," katanya bersamaan dengan menggelangkan kepalanya. Dahiku berkerut. Mendengar tebakanku salah membuatku kembali menerka siapa gerangan yang
#SKDYPart 97 Di Taman SekolahLega mendengar kalau mas Umair tak melanggar aturan agama. Tetapi yang masih menjanggal untuk apa dia meminta bantuan pada orang lain ? Dan ada apa di taman sekolah? Dengan tangan kananku yang di gandeng mas Umair, kami pun melangkah menuju taman yang tepatnya berada di samping gedung sekolah. Terus berjalan hingga pada akhirnya aku melihat sosok wanita yang tengah duduk sendirian di salah satu bangku taman dengan posisi membelakangi kami. Lagi-lagi perasaan penasaranku kembali muncul dengan wanita tersebut. Apakah ia yang akan ditemui suamiku sesuai dengan perkataan pria tadi? Entah benar atau tidak sebab mas Umair sendiri justru mengunci rapat mulutnya alias tidak memberitahukanku siapa orang yang akan ia temui itu. Atau malahan jangan-jangan suamiku ini belum tahu siapa orang yang akan ia temui? Rasanya tak mungkin kalau ini. Langkahku dan mas Umair pun berhenti tepat di samping bangku wanita tersebut. Meski sudah berjarak amat dekat tetapi aku ma
#SKDYPart 98 Identitas yang sebenarnya Meski begitu aku masih penasaran dengan sosok wanita tadi? Apakah betul ia adalah Rima? "Tadi itu siapa, Mas?" tanyaku sesaat setelah aku dan mas Umair sudah berada di atas sepeda motor kami yang siap melaju. "Rima ya? Atau Tiyas? Atau siapa sih, Mas?" aku menoleh ke sisi wajah mas Umair yang hanya sedikit terlihat karena terhalang helm yang dikenakannya. "Nanti ya," balas mas Umair lalu menghidupkan mesin sepeda motornya. "Gak dikasih tau juga gak pa-pa!" ketusku seraya memundurkan posisi dudukku hingga di ujung jok sepeda motor sehingga membuat adanya jarak diantara kami. Meski demikian mas Umiar tetap melajukan sepeda motornya tanpa menggubris apa yang aku lakukan. Bahkan sekedar bertanya saja tidak. Melihat kenyataan aku diabaikan begini jelas membuatku semakin dongkol pada mas Umair. Rasa diabaikan oleh mas Umair itu pun berlangsung hingga kami sampai di rumah. Bahkan setelah memarkirkan sepeda motornya ia berlalu ke dalam rumah begi
#SKDYPart 99 Perkataan Pak BudiMas Umair juga menambahkan kalau penyewaan sawah-sawahnya oleh pak Budi tersebut tak lain tak bukan adalah ide dari Rima. Dan mas Umair menyakini jika hal ini adalah salah satu usahanya untuk kembali mendekati dirinya seperti apa yang pernah kami perkiraan beberapa hari yang lalu. Ah, benar-benar bikin kesal wanita gil* satu itu. Bisa-bisanya melakukan segala cara yang hanya untuk memenuhi ambisinya. ***Waktu panen pun tiba dan seperti yang sudah mas Umair juga abi prediksikan beberapa hari yang lalu akhirnya kejadian. Kami mengalami gagal panen karena banyaknya padi-padi yang rusak. Meski kecewa karena hasil panen tak memuaskan, namun begitu kami juga bersyukur karena masih ada dua sawah lainnya yang mana padi-padinya masih berbuah sesuai harapan. Meski terbilang tak mendapatkan laba dari panen kali ini, setidaknya modal kami bisa kembali walaupun tidak seratus persen. Dan ini lebih baik daripada gagal panen sepenuhnya seperti yang kemarin. "Saba
#SKDYPart 100 Pelaku Dibalik Gagal Panen Aku pun semakin deg-degan ketika melihat mas Umair yang kini menatap lurus ke depan dengan senyum yang aku tak bisa mengartikannya. Melihat sikap mas Umair yang tak langsung menjawab ini membuatku ingin sekali membuka suara, tetapi karena aku terlalu takut jika salah berucap aku lebih memilih untuk tetap diam dan menunggu apa yang akan dikatakan mas Umair. Ah, bikin geregetan saja suamiku itu. Mas Umair menghela napasnya. "Mungkin sudah rejekinya begini, Pak. Saya gak mau mikir aneh-aneh. Takut fitnah," kata mas Umair yang membuatku tertegun. "Tapi Mas—" mas Umair melirikku yang seketika membuat ucapanku terpotong. Aku hanya bisa menelan ludahku karena aku tahu maksud dari lirikan suamiku itu. ***Saat malam ketika aku dan Umair hendak tidur, seperti biasanya aku akan menanyakan hal-hal yang menggajal di hatiku. Termasuk tanggapan mas Umair terhadap perkataan pak Budi saat kami panen tadi pagi. Karena menurutku itu berbanding terbalik de
#SKDYPart 101 Balas Dendam? Tepat setelah membenarkan posisi tidur suamiku, tiba-tiba ponsel milik mas Umair yang berada di atas nakas hidup. Sebuah pesan dari seseorang yang mana mas Umair tak menyimpan nomornya. Hal ini yang membuatku bertanya-tanya siapa gerangan yang mengirim pesan tersebut. Karena penasaran aku pun mencoba mengintip dari layar depan. Meskipun tak sepenuhnya tahu isi pesan tersebut setidaknya dengan membaca beberapa kata aku tahu kemana arah isi pesannya. Dan bisa ku simpulkan kalau isi pesan tersebut adalah operator. Duh, bikin deg-degan saja. ***"Mas aku mau tanya lagi," kataku secepat kilat sesaat setelah mas Umair memasuki kamar usai melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid. "Tanya apa?" Mas Umair menunjukkan wajah kebingungan. Setelah membereskan perlengkapan sholat dengan cepat-cepat aku pun menghampiri mas Umair yang hendak mengaji. Berniat untuk menanyakan lebih lanjut perihal Rima yang terpaksa ditunda tadi malam karena diriku yang ditinggal t
#SKDYPart 102 BantuanSampai-sampai aku berpikir kalau sebenarnya kali ini Rima tak hanya mengincar mas Umair, melainkan juga menghancurkan seluruh anggota keluarga ini dengan melakukan suatu hal yang membuat usaha ini jadi bangkrut. Apakah mungkin ini sebuah balas dendam? "Terus apa yang akan Mas lakukan selanjutnya?""Apa ya?" mas Umair memincingkan kedua matanya ke atas. Bukannya menjawab malah memperlihatkan sikap tak serius begitu. Memang menyebalkan suamiku itu! Plaakk! "Serius, Mas!" ku pukul lengan mas Umair hingga membuatnya terlihat kesakitan. Salah siapa berbuat demikian? "Aduh!" aku mengelus-elus pipi kananku karena cubitan gemas dari suamiku. "Nanti Mas kasih tau, ya," ujar mas Umair setelah melakukan tindak "kekerasan" padaku. Lalu melengos keluar kamar begitu saja. Jelas saja sikapnya itu semakin membuatku dongkol disaat waktu masih sepagi ini. Sudah hampir merusak bedak di pipiku, kini malah mengabaikanku begitu saja. ***Usai mengantar Shaka ke sekolah, aku da
#SKDYPart 103 Siapa Pelakunya? Sampai pada akhirnya mas Umair menyatakan bahwa ia ingin mengatakan hal yang teramat serius. Mendengar hal ini lantas membuatku kembali ke posisi siap untuk menyimak apa yang akan dikatakan mas Umair. Tentu saja jantungku ikut berdetak lebih kencang karena hal serius itu kemungkinan berkaitan dengan masalah yang sedang kami hadapi. "Minta maaf?" tanyaku heran saat mas Umair berucap maaf padaku. Mas Umair mengangguk membenarkan pertanyaanku. Ia juga menambahkan kalau ucapan maafnya itu berkaitan dengan tanggapannya soal ucapanku tentang temannya tadi yang sebenarnya hanya sebuah candaan. Ia tak benar-benar bermaksud berkata demikian. Aku tersenyum disertai anggukan kecil. Karena sedari awal sebetulnya aku sudah menduga kalau suamiku itu tak mungkin benar-benar serius berkata demikian. Aku tahu siapa mas Umair dan aku yakin apa yang ia katakan tadi hanya untuk mengerjaiku. Dan ternyata benar. Tetapi, aku memilih mengikuti "jalan cerita" yang dibuat s