#SKDYPart 102 BantuanSampai-sampai aku berpikir kalau sebenarnya kali ini Rima tak hanya mengincar mas Umair, melainkan juga menghancurkan seluruh anggota keluarga ini dengan melakukan suatu hal yang membuat usaha ini jadi bangkrut. Apakah mungkin ini sebuah balas dendam? "Terus apa yang akan Mas lakukan selanjutnya?""Apa ya?" mas Umair memincingkan kedua matanya ke atas. Bukannya menjawab malah memperlihatkan sikap tak serius begitu. Memang menyebalkan suamiku itu! Plaakk! "Serius, Mas!" ku pukul lengan mas Umair hingga membuatnya terlihat kesakitan. Salah siapa berbuat demikian? "Aduh!" aku mengelus-elus pipi kananku karena cubitan gemas dari suamiku. "Nanti Mas kasih tau, ya," ujar mas Umair setelah melakukan tindak "kekerasan" padaku. Lalu melengos keluar kamar begitu saja. Jelas saja sikapnya itu semakin membuatku dongkol disaat waktu masih sepagi ini. Sudah hampir merusak bedak di pipiku, kini malah mengabaikanku begitu saja. ***Usai mengantar Shaka ke sekolah, aku da
#SKDYPart 103 Siapa Pelakunya? Sampai pada akhirnya mas Umair menyatakan bahwa ia ingin mengatakan hal yang teramat serius. Mendengar hal ini lantas membuatku kembali ke posisi siap untuk menyimak apa yang akan dikatakan mas Umair. Tentu saja jantungku ikut berdetak lebih kencang karena hal serius itu kemungkinan berkaitan dengan masalah yang sedang kami hadapi. "Minta maaf?" tanyaku heran saat mas Umair berucap maaf padaku. Mas Umair mengangguk membenarkan pertanyaanku. Ia juga menambahkan kalau ucapan maafnya itu berkaitan dengan tanggapannya soal ucapanku tentang temannya tadi yang sebenarnya hanya sebuah candaan. Ia tak benar-benar bermaksud berkata demikian. Aku tersenyum disertai anggukan kecil. Karena sedari awal sebetulnya aku sudah menduga kalau suamiku itu tak mungkin benar-benar serius berkata demikian. Aku tahu siapa mas Umair dan aku yakin apa yang ia katakan tadi hanya untuk mengerjaiku. Dan ternyata benar. Tetapi, aku memilih mengikuti "jalan cerita" yang dibuat s
#SKDYPart 104 Keputusan Terlepas dari ucapan mas Umair, aku memang tak ingin bermudah-mudah dalam berburuk sangka pada siapapun. Walaupun ada kemungkinan memang Rima lah pelakunya, sebab tak mungkin kalau Sarah atau mbak Sinta. Karena ada surat perjanjian diantara kami. ***"Mas udah memutuskan kalau Mas—""Memutuskan apa, Mas?" potongku yang membuat mas Umair terdiam sedetik. "Dengar dulu," kata mas Umair. Saking semangatnya membuatku tak sengaja memotong perkataan mas Umair. Namun, hal itu karena jauh dalam hatiku, aku berharap kalau suamiku itu akan mengatakan sesuai janjinya sebelum kami pergi tadi pagi. Maklumlah, karena semenjak perjalanan dari kota hingga sampai di rumah mas Umair sama sekali tak mengatakan apapun tentang Rima. Bahkan menyinggungnya saja tidak. Malah ia mengatakan hal lain, walaupun hal tersebut juga terbilang serius. "Iya, iya," kataku. "Mas memutuskan untuk sementara tidak melaporkn apa yang dilakukan Rima."Terkejut aku mendengar pernyataan mas Umair
#SKDYPart 105 Rima dan SuaminyaWaktu yang ditunggu akhirnya tiba. Ya, masa perjanjian kerja sama antara mas Umair dan pak Budi akan berakhir dalam beberapa hari lagi, tepatnya setelah waktu panen ketiga di tahun ini selesai. Dan mas Umair sendiri sudah mengumpulkan cukup bukti untuk bisa menjerat Rima ke kantor polisi atas dugaan perusakan barang milik orang lain. Salah satu bukti tersebut adalah pengakuan dari seorang pekerja pak Budi yang bernama Yanto yang juga biasa ditugaskan untuk membeli pupuk di tempat kami.Dan dari pengakuan Yanto yang sudah direkam mas Uamir sebelumnya itu lah nantinya yang akan menjadi bukti kuat untuk melaporkan Rima. Sebab, dalam pengakuan itu, Yanto mengaku jika dirinya sudah disuruh langsung oleh juragannya yang tak lain tak bukan adalah Rima untuk menyemprotkan pestisida berlebih pada tanaman padi-padi kami. Tak hanya itu, Rima juga menyuruh pekerjanya tersebut untuk menaburkan sejenis senyawa kimia pada tanaman padi kami ketika sudah mendekati wak
#SKDYPart 106 Informasi Karena tak ingin hanya berdiam diri dan menunggu akhirnya aku memutuskan untuk ikut pergi bersama mas Umair. Karena sebetulnya dari lubuk hati paling dalam aku sangat membenc* tindakan Rima yang selalu saja mengusik kehidupan rumah tanggaku. Ingin sekali aku melihat dimana ia digiring polisi dan dimasukan ke dalam tahanan. ***Dari informasi Yanto dan beberapa temannya yang bekerja di rumah pak Budi, mereka kompak memberi kesaksian yang sama. Dimana sebelumnya pak Budi atau Rima sendiri tak pernah mengutarakan niatannya untuk pergi dari rumah tersebut. Bahkan kata asisten rumah tangga di rumah itu, pak Budi pernah mengatakan jika Tiyas (Rima), istrinya tersebut tak ingin pindah dan akan terus menetap di sana. Sebab di rumah itu lah ia mempunyai banyak kenangan bersama orang-orang tersayangnya. Namun, di hari itu entah mengapa pak Budi dan istrinya tiba-tiba memutuskan untuk pergi dan meminta Yanto juga pekerja lainnya untuk membersihkan rumah tersebut sepek
#SKDYPart 107 PaketSatu pekan pun berlalu. Dengan bantuan polisi yang juga melakukan penyelidikan terhadap Rima akhirnya aku dan mas Umair mendapatkan sebuah kabar tentang keberadaan Rima dan suaminya. Mendengar kabar tersebut aku dan mas Umair pun bisa bernapas lega. Tetapi saat mengetahui dimana posisi Rima sekarang, hal itu membuat kami lagi-lagi harus menggelengkan kepala. Ya, diketahui kini jejak Rima dan suaminya sudah berada di pulau paling timur di negara ini. Jelas hal ini membuatku semakin geram lantaran licik serta licinnya wanita ular itu. Bisa-bisanya melarikan diri sampai disana hanya dalam beberapa hari. Meski begitu pihak kepolisian yang bertugas menangani kasus kami ini pun sudah bergegas guna menangkap Rima dan suaminya tersebut. Walaupun belum diketahui pasti apakah pak Budi ada kaitannya dengan kejahatan istrinya, namun karena keterlibatannya dalam pelarian istrinya tersebut maka hal itu dianggap sebagai sebuah pelanggaran lantaran berusaha melindungi si pelak
#SKDYPart 108 Saudah Pingsan"Telepon polisi, ya, Mas?" tanyaku. Mas Umair menghentikan kesibukannya lalu menoleh kearahku yang berdiri di belakangnya. "Bukan," balasnya sambil menggelengkan kepalanya lalu melihat kembali ke layar ponselnya. Terheran aku mendengar jawaban mas Umair. Kalau bukan polisi siapa lagi yang akan ia hubungi? Akhirnya aku pun memilih untuk diam dan menunggu mas Umair selesai berteleponan. Sembari menunggu aku juga berusaha untuk mencuri-curi tentang hal apa yang sedang dibicarakan suamiku itu dengan entah siapa yang aku tak tahu orangnya. Dan pada akhirnya rasa penasaranku sekaligus keherananku semakin besar lantaran mas Umair yang mulai menceritakan kejadian-kejadian yang kami alami selama satu tahun ke belakang. Termasuk soal paket yang barusan ia terima tadi. Mendengar mas Umair bercerita demikian pada lawan bicaranya itu membuatku ingin sekali cepat-cepat mengetahui siapa orang dibalik sabungan telepon tersebut. Hanya saja rasa penasaranku terkalahkan
#SKDYPart 109 Melakukan Kerja SamaMenyadari hal ini mana mungkin aku bisa tenang dan tidak memikirkan tentang Rima sedikit pun. Apalagi Rima yang sekarang sangatlah berbeda dengan Rima lima tahun yang lalu.Dan tentu saja hal ini pasti akan membuatku melanggar permintaan mas Umair sebelumnya. ***"Udah lah Dik, gak usah mikirin Rima terus. Pikirin kahamilanmu, jaga jangan sampai stress," kata mas Umair disuatu malam. Tak dipungkiri memang beberapa hari ini aku begitu keras memikirkan Rima yang sampai detik ini belum tertangkap. Bahkan polisi pun belum mendapatkan kabar lagi setelah mengetahui keberadaan Rima yang terakhir. Begitu juga dengan Bayu —seorang kepercayaan mas Umair— yang ditugaskan untuk menyelidiki paket kemarin yang kami duga berasal dari pak Budi. Sebetulnya aku sendiri juga tak ingin terlalu memikirkan tentang Rima, hanya saja entah mengapa ia selalu berputar-putar di dalam pikiranku. Mungkin karena keberadaannya yang belum diketahui secara pastilah yang membuatku