#SKDYPart 106 Informasi Karena tak ingin hanya berdiam diri dan menunggu akhirnya aku memutuskan untuk ikut pergi bersama mas Umair. Karena sebetulnya dari lubuk hati paling dalam aku sangat membenc* tindakan Rima yang selalu saja mengusik kehidupan rumah tanggaku. Ingin sekali aku melihat dimana ia digiring polisi dan dimasukan ke dalam tahanan. ***Dari informasi Yanto dan beberapa temannya yang bekerja di rumah pak Budi, mereka kompak memberi kesaksian yang sama. Dimana sebelumnya pak Budi atau Rima sendiri tak pernah mengutarakan niatannya untuk pergi dari rumah tersebut. Bahkan kata asisten rumah tangga di rumah itu, pak Budi pernah mengatakan jika Tiyas (Rima), istrinya tersebut tak ingin pindah dan akan terus menetap di sana. Sebab di rumah itu lah ia mempunyai banyak kenangan bersama orang-orang tersayangnya. Namun, di hari itu entah mengapa pak Budi dan istrinya tiba-tiba memutuskan untuk pergi dan meminta Yanto juga pekerja lainnya untuk membersihkan rumah tersebut sepek
#SKDYPart 107 PaketSatu pekan pun berlalu. Dengan bantuan polisi yang juga melakukan penyelidikan terhadap Rima akhirnya aku dan mas Umair mendapatkan sebuah kabar tentang keberadaan Rima dan suaminya. Mendengar kabar tersebut aku dan mas Umair pun bisa bernapas lega. Tetapi saat mengetahui dimana posisi Rima sekarang, hal itu membuat kami lagi-lagi harus menggelengkan kepala. Ya, diketahui kini jejak Rima dan suaminya sudah berada di pulau paling timur di negara ini. Jelas hal ini membuatku semakin geram lantaran licik serta licinnya wanita ular itu. Bisa-bisanya melarikan diri sampai disana hanya dalam beberapa hari. Meski begitu pihak kepolisian yang bertugas menangani kasus kami ini pun sudah bergegas guna menangkap Rima dan suaminya tersebut. Walaupun belum diketahui pasti apakah pak Budi ada kaitannya dengan kejahatan istrinya, namun karena keterlibatannya dalam pelarian istrinya tersebut maka hal itu dianggap sebagai sebuah pelanggaran lantaran berusaha melindungi si pelak
#SKDYPart 108 Saudah Pingsan"Telepon polisi, ya, Mas?" tanyaku. Mas Umair menghentikan kesibukannya lalu menoleh kearahku yang berdiri di belakangnya. "Bukan," balasnya sambil menggelengkan kepalanya lalu melihat kembali ke layar ponselnya. Terheran aku mendengar jawaban mas Umair. Kalau bukan polisi siapa lagi yang akan ia hubungi? Akhirnya aku pun memilih untuk diam dan menunggu mas Umair selesai berteleponan. Sembari menunggu aku juga berusaha untuk mencuri-curi tentang hal apa yang sedang dibicarakan suamiku itu dengan entah siapa yang aku tak tahu orangnya. Dan pada akhirnya rasa penasaranku sekaligus keherananku semakin besar lantaran mas Umair yang mulai menceritakan kejadian-kejadian yang kami alami selama satu tahun ke belakang. Termasuk soal paket yang barusan ia terima tadi. Mendengar mas Umair bercerita demikian pada lawan bicaranya itu membuatku ingin sekali cepat-cepat mengetahui siapa orang dibalik sabungan telepon tersebut. Hanya saja rasa penasaranku terkalahkan
#SKDYPart 109 Melakukan Kerja SamaMenyadari hal ini mana mungkin aku bisa tenang dan tidak memikirkan tentang Rima sedikit pun. Apalagi Rima yang sekarang sangatlah berbeda dengan Rima lima tahun yang lalu.Dan tentu saja hal ini pasti akan membuatku melanggar permintaan mas Umair sebelumnya. ***"Udah lah Dik, gak usah mikirin Rima terus. Pikirin kahamilanmu, jaga jangan sampai stress," kata mas Umair disuatu malam. Tak dipungkiri memang beberapa hari ini aku begitu keras memikirkan Rima yang sampai detik ini belum tertangkap. Bahkan polisi pun belum mendapatkan kabar lagi setelah mengetahui keberadaan Rima yang terakhir. Begitu juga dengan Bayu —seorang kepercayaan mas Umair— yang ditugaskan untuk menyelidiki paket kemarin yang kami duga berasal dari pak Budi. Sebetulnya aku sendiri juga tak ingin terlalu memikirkan tentang Rima, hanya saja entah mengapa ia selalu berputar-putar di dalam pikiranku. Mungkin karena keberadaannya yang belum diketahui secara pastilah yang membuatku
#SKDYPart 110 Tamu di pagi butaSetelah mendapatkan nomor seseorang yang bisa membantuku tersebut, aku pun lantas menghubunginya dan tanpa banyak berbasa-basi kami pun membuat kesepakatan kerja sama tanpa harus bertemu langsung. Ku minta ia untuk menyelidiki dan menangkap Rima dengan imbalan uang ratusan juta. Meskipun demikian aku tetap menyetujuinya sebab ia menyakinkanku akan menyelesaikan tugas dariku itu tidak lebih dari tujuh hari. "Baik, saya tunggu tujuh hari lagi," kataku di penghujung telepon yang lalu diiyakan oleh seseorang yang memang tak ingin diketahui namanya tersebut.***Hari ini adalah tepat hari ke tujuh setelah aku melakukan kerja sama dengan orang misterius itu. Dan detiki ini juga aku masih belum sama sekali tak tahu perkembangan kasus penangkapan Rima baik dari mas Umair ataupun pihak kepolisian sendiri. Begitu juga dengan orang misterius itu yang belum mengabarkan apa-apa kepadaku. Perasaanku mulai agak kesal melihat kenyataan ini, hanya saja aku berusah un
#SKDYPart 110 DiacuhkanTak kuasa melihat Yuni dan lelaki yang entah siapa dia menjadi tamu mas Umair di pagi buta begini. Tubuhku pun mendadak lemas tak berdaya. Sudah tertipu dan sekarang hal yang ku takutkan malah kejadian. Entah hukuman apa yang akan dilakukan mas Umair nanti padaku. Ingin sekali berlari namun apa daya, perasaan takut lebih menguasai. Dalam hati pun rasanya kesal sekali karena Yuni yang datang tak memberi kabar. Apalagi aku merasa tak ada urusan dengannya yang mengharuskan kami bertatap muka. Ah, makin dongkol aku dibuatnya. ***"Maafkan aku, Mas," ucapku dengan masih menundukkan kepala. Aku benar-benar tak memiliki keberanian untuk menatap wajah Umair setelah mengakui semuanya. Ya, kedatangan Yuni bersama seorang lelaki dengan masker yang menutupi wajahnya tersebut ternyata atas undangan mas Umair secara langsung. Dimana tujuan mereka datang adalah guna membenarkan sekaligus menjadi saksi terkait kerja sama yang ku lakukan pada orang suruhan itu yang ternyata
#SKDYPart 110 Satu Set GamisBeberapa menit kemudian, mas Umair lantas memperlihatkan obrolan pesan singkatnya dengan Bayu. Dimana dalam pesan tersebut ada satu pesan yang dikirim Bayu yang membuatku tertegun sekaligus merasa senang ketika membacanya. Netraku bahkan langsung melirik kearah mas Umair disertai senyum yang tak bisa diungkapkan saking bahagianya. Duh, suamiku memang tiada duanya. "Bisa nurut 'kan sekarang?" mas Umair menatapku dengan agak dingin. Aku tersenyum kecil. "Iya Mas, maaf," kataku. Mas Umair menutup kembali ponselnya lalu berjalan meninggalkanku begitu saja.Meski masih bersikap agak dingin tetapi aku berusaha memakluminya lantaran memang mungkin aku masih mengecewakannya. Namun, biar begitu aku merasa sangat bangga dan bahagia mengingat isi pesan mas Umair dengan Bayu yang mana Bayu mengabarkan jika Rima telah tertangkap. Meski belum diserahkan pada kepolisian di daerah sini tetapi hal tersebut tak masalah bagiku. Karena yang terpenting wanita ular itu su
#SKDYPart 113 Ke Suatu TempatNamun, sedetik setelah menutup pintu kamar tidur langkahku langsung terhenti. Aku terdiam tepat di depan pintu dan menyadari sesuatu hal yang membuatku beristighfar sembari mengusap wajahku dengan kedua telapak tanganku. "Astaghfirullah," ucapku kesal pada diriku sendiri. Dengan langkah malas sembari menahan malu akhirnya aku berbalik badan kembali ke kamar. Sebab, ternyata tanpa ku sadari kalau sebetulnya waktu sudahlah gelap. Bahkan saat sudah membuka pintu kamar netraku langsung tertuju pada jam dinding yang berada di ruang kamar tidur. Memastikan apakah kegelapan yang ku lihat benar adanya. Dan ternyata memang begitu keadaannya. "Tau 'kan jam berapa?" tanya mas Umair yang melihatku kembali masuk ke dalam kamar. "Iya, Mas, maaf," kataku sembari menghampiri suamiku. Sekarang aku sadar mengapa mas Umair menyuruhku melepas gamis yang ia berikan tadi. Karena memang waktu yang sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam tentu diwaktu seperti ini ka