Share

Suamiku dan Selingkuhannya
Suamiku dan Selingkuhannya
Author: Belinda Ulani

Bab 1

Author: Belinda Ulani
Seolah-olah merasakan suasana hatiku yang sedang tidak baik, anakku tiba-tiba menangis.

Aku mencoba menenangkannya dan dua jam kemudian dia akhirnya kembali tenang.

Selama itu pula, Raka tidak menelepon untuk memberi penjelasan.

Indah masih mengunggah cerita lain.

Dia mengunggah tiga foto kalung emas secara langsung, membuat orang-orang mulai bergosip.

Kolom komentar langsung menunjukkan 99+, yang semuanya menunjukkan rasa iri mereka.

Aku memperhatikan dengan seksama bahwa ada komentar dari Raka di antara mereka

"Aku beliin buat kamu hari ini, dua puluh tahun lagi aku akan membelikan satu set untuk putri kita."

"Sayang, kamu memang yang terbaik, aku mencintaimu."

Interaksi antara dua akun itu langsung mencolok penglihatanku. Aku melihat bayi yang tertidur di ranjang bayi.

Sepertinya Raka sudah lupa bahwa dia memiliki seorang putra yang baru berusia enam hari.

Lagi pula, saat aku melahirkan, Raka mengatakan bahwa dia sibuk dengan pekerjaannya, jadi tidak bisa menemani persalinanku.

Belakangan, aku baru tahu bahwa dia sibuk dengan acara ulang tahun putri Indah yang ketiga.

"Batu empedunya sudah terlalu besar, jadi nggak bisa ditunda lagi. Lebih baik operasi besok."

Dokter mengambil laporan hasil tes dan menganalisisnya untukku.

Aku melihat batu empedu yang aku dapatkan selama kehamilan. Aku ragu-ragu selama beberapa detik sebelum mengirim pesan kepada Raka.

"Besok kamu pulang dulu, aku ada urusan mendadak."

Butuh waktu lama sebelum Raka membalas pesanku.

Dia membalas dengan tidak sabar.

"Aku sibuk, jangan menghubungiku karena masalah kecil."

"Kalau kamu menggangguku lagi, kita cerai."

Aku dengan tenang melihat kotak obrolan kami.

Aku tidak ingat sudah berapa kali Raka meminta cerai.

Sejak Indah muncul, setiap kali Raka dan Indah melakukan tindakan ambigu dan aku sedikit emosi, Raka mengancamku dengan perceraian.

"Wanita mana yang nggak menderita setelah menikah? Kalau nggak tahan, cerai saja."

Setiap kali, aku adalah pihak yang selalu mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Kali ini, aku memutuskan untuk mengabulkan apa yang dia inginkan.

"Aku mau operasi, jadi minta kamu buat pulang. Kalau begini saja kamu nggak sabaran, aku juga berpikir kalau kita lebih baik cerai saja."

Setelah beberapa detik, ponselku berdering.

Saat panggilan tersambung, suara Raka terdengar lebih lembut.

"Kenapa nggak bilang kalau kamu sakit? Jam berapa operasinya besok? Aku bakal pulang dan nemenin kamu."

Aku mengerutkan dahi, menatap bayiku yang sedang tidur dan menjawab.

"Jam dua siang."

"Ya."

Keesokan harinya, Raka tidak masuk kerja.

Aku sangat pucat dan lemah karena kesakitan, jadi aku hanya bisa menggertakkan gigi dan memanggil temanku untuk menandatangani surat sebelum operasi.

Malam harinya, operasi selesai.

Dokter menyuruhku untuk beristirahat selama beberapa hari.

Raka tidak mengangkat teleponku.

Indah masih memamerkan kemesraannya dengan suamiku di media sosial.

"Kakiku cuma terkilir, tapi dia ketakutan sampai wajahnya pucat dan membawaku ke IGD."

"Sebenarnya hari ini dia sudah memesan penerbangan pulang, tapi dia membatalkannya saat melihat kakiku terkilir."

"Tolong! Kakiku cuma terkilir, tapi dia nggak bolehin aku jalan. Dia menggendongku kemana pun aku pergi."

Aku membuka foto itu.

Gambar yang muncul adalah Raka sedang menggendong Indah.

Aku teringat saat melakukan tes kehamilan di bulan keempat kehamilan.

Tiba-tiba ada rasa sakit di tulang pinggulku, berjalan pun rasanya sangat menyiksa.

Dokter mengatakan bahwa itu adalah sinovitis pada sendi pinggul. Aku harus mengurangi berjalan dan mengompresnya dengan air hangat setiap hari.

Aku menelepon Raka dan mencoba mengajaknya ke rumah sakit untuk memapahku pulang.

Dia malah menjawab tidak sabar.

Related chapters

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 2

    "Aku sibuk. Aku bakal memanfaatkan waktu buat kerja, bukan buang-buang waktu buat kamu! Kamu banyak sekali masalah ketika lagi hamil. Kalau nggak bisa jalan, ke rumah sakit saja!"Aku mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada Raka lagi."Aku cuma punya satu permintaan. Anak ikut denganku dan bagianku nggak boleh kurang satu sen pun."Raka segera membalas pesanku."Ada hal penting yang harus aku lakukan hari ini.""Jangan marah, besok aku pulang."Tiga hari kemudian, aku tidak bertemu Raka sampai dokter memberitahukan bahwa aku sudah boleh pulang.Duduk di dalam mobil, aku melihat gedung yang aku lewati, kenangan masa lalu pun kembali muncul.Aku dan Raka bertemu dan jatuh cinta saat kuliah.Pada tahun pertama pernikahan kami, Raka memulai bisnis pertamanya dan terlilit utang setelah sahabatnya menipunya.Pada saat itu, aku bekerja tiga pekerjaan dalam sehari untuk membantunya melunasi utang-utangnya. Malamnya saat pulang, aku masih harus mencuci pakaian dan memasak untuknya.Sampai us

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 3

    Aku memesan penerbangan untuk lima hari dari sekarang, lalu mengirim pesan kepada pengacaraku, memastikan bahwa aku harus mendapatkan hak asuh anak.Setelah melakukan itu, aku bangkit dan menuju kamar, siap untuk tidur nyenyak.Raka melihat kepergianku dan berkata dengan marah."Aku lagi bicara, kamu mau ke mana?""Mau istirahat."Aku mengedipkan mata ke arahnya dengan tenang.Saat aku berjalan ke kamar tidur, terdengar suara sesuatu yang dibanting dari ruang tamu.Perceraian berjalan seperti yang diharapkan.Tiga hari kemudian, aku hendak mengemasi koper, tiba-tiba mendapat telepon dari Raka."Lousa Bar di Kota Umare. Cepat ke sini sekarang juga."Angin di Kota Umare cukup besar. Aku habis melahirkan, jadi nggak baik kalau pergi ke sana.Aku ingin menolak, tetapi Raka menelepon lagi.Ketika aku tiba di bar dengan penampilan terbungkus rapat oleh jaket, aku melihat Indah dan Raka duduk bersebelahan dengan intim.Orang-orang di sekeliling mereka menatapku dari atas ke bawah dan mencibir

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 4

    Entah sudah berapa lama, tetapi ketika aku bangun, bau disinfektan yang menyengat tercium dari hidungku.Raka menatapku dengan gugup."Kamus sudah merasa lebih baik? Apa ada yang nggak nyaman?"Aku menatapnya dengan dingin, tidak merasakan apa-apa selain mual."Sudah kamu tanda tangani? Kita cerai saja."Raka terdiam dan menghela napas panjang."Sayang, kamu bisa berhenti buat masalah nggak? Coba pikirkan, pertengkaran kita yang mana yang bukan karena ulahmu? Keluarga yang bahagia ini akan hancur berantakan karena kamu."Aku tersenyum dingin dan menatap Raka yang ada di depanku, entah kenapa merasa dia makin asing."Kalau kamu nggak main-main sama wanita lain, kamu pikir aku bakal buat masalah? Setia, hal yang paling mendasar dalam hubungan saja nggak bisa kamu lakukan, sekarang kamu nyalahin aku?"Perkataanku begitu menohok, membuat Raka pias."Kamu bisa tanya, orang kaya mana yang cuma punya istri satu? Kamu ingin suamimu menemanimu setiap saat, ada berapa orang yang bisa melakukanny

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 5

    Mata hitam Raka berkilat tidak tega, lalu dia menambahkan."Kamu tunggu di luar dulu. Aku antar kamu pulang nanti."Setelah itu, Indah baru dengan enggan melangkah keluar dari pintu."Tanda tangani." Aku berkata dengan suara dingin.Raka tiba-tiba duduk di tepi ranjang dan menggenggam tanganku."Sayang, maafkan aku. Anggap saja semua ini nggak pernah terjadi. Bukannya kita sudah punya anak? Kita jalani hidup kita dengan baik dan besarkan anak kita bersama, ya?"Aku melirik Indah yang sedang mengintip dari balik pintu, lalu menjawab."Lalu dia gimana? Kamu bisa memutuskan hubungan dengannya?"Mata gelap Raka penuh dengan kecemasan dan keraguan. Dia menjawab dengan susah payah."Aku sudah putuskan. Kamu akan tinggal di selatan dan dia akan tinggal di utara. Kalian nggak akan saling mengganggu, ya?"Plak!Aku langsung bangun dan menampar Raka dengan keras!Tamparan ini karena dia sudah selingkuh dan harus tepat mengenai wajahnya."Satu di selatan dan satu di utara? Raka, kita cerai saja!"

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 6

    Di gelang itu tertera angka tiga puluh gram.Masih jauh dari berat emas yang diberikan kepada Indah.Belum lagi, Raka juga membelikan Indah sebuah rumah bulan ini.Permintaan maaf seperti ini sebenarnya sangat tidak tulus."Raka, saat kamu membujuk Indah, kamu mengeluarkan uang dua miliar. Sekarang, kamu membujukku hanya dengan emas seharga enam puluh juta."Aku berkata sambil menggelengkan kepala."Kalau nggak salah ingat, kamu kasih gelang ini untukku karena Indah nggak mau. Benar nggak?"Beberapa hari yang lalu, aku melihat gelang emas yang diunggah Indah di statusnya.Ada orang yang meninggalkan komentar di bawahnya."Apa hadiah pertama sudah semahal ini?"Indah melampirkan foto gelang emas tersebut."Dia orang biasa, hanya mampu memberikan gelang emas seharga enam puluh juta saat awal.""Aku merajuk selama beberapa hari dan dia memberiku emas yang lebih besar dan lebih mahal. Oh iya, dia juga habis memberiku rumah."Banyak orang yang meninggalkan komentar iri."Kakak, buat buku da

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 7

    "Mentang-mentang hamil, kamu memperlakukan diri sendiri seperti ratu? Lihatlah, pria sukses mana yang mau diatur sama istrinya? Lagi pula, hanya laki-laki kuat yang bisa jadi anakku!"Aku pikir Raka akan bersikap lebih baik pada Indah, tetapi aku tidak menyangka Indah akan diperlakukan sama sepertiku.Sepertinya ketulusan yang disebut-sebut Raka itu palsu. Dia akan menyiksa wanita yang dicintainya menjadi bulir-bulir nasi.Aku menggelengkan kepala dengan sedih."Dia ternyata nggak berubah, hanya peduli dengan dirinya sendiri. Orang lain nggak akan berpengaruh apa pun kepadanya."Saat itu, jika aborsi tidak berisiko bagi tubuhku, aku mungkin sudah melakukan aborsi sejak lama.Pandangan Dinda sesekali tertuju ke meja belakang.Dia mengumpat sepanjang waktu. Harus aku akui bahwa dia memang seorang ahli, karena setiap kata-katanya mengena ke dalam hatiku.Ketika kami selesai makan dan memanggil pelayan untuk membayar tagihan, Raka tiba-tiba memperhatikanku.Matanya yang gelap berkilat kare

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 8

    Raka terlihat ragu."Aku akan minta dia menggugurkannya, ya?"Aku menjawab sambil tersenyum."Dari awal sampai akhir, kamu benar-benar sampah."Aku berbalik dan masuk ke dalam mobil Dinda, tidak melirik sekalipun Raka yang ada di belakangku.Tidak lama setelah itu, pengacara Deren menelepon untuk menenangkanku."Persentase kasus perceraian yang diputuskan pada sesi kedua adalah tujuh puluh persen. Aku yakin kamu nggak perlu merasa sedih."Aku tersenyum tipis."Kalau sidang pertama langsung diputuskan cerai, justru itu terlalu baik buat Raka.""Apa maksudmu?"Aku tidak mengatakan apa-apa.Tentu saja aku akan menyiapkan serangan balik.Malam itu, aku mengirimkan sebuah PDF yang sudah aku siapkan jauh-jauh hari.PDF itu berisi kejadian-kejadian sejak pertama kali Raka pacaran dengan Indah sampai sekarang.Isinya 20 halaman penuh. Bisa dikatakan ini adalah inti kejadian yang sebenarnya.Aku mengunggahnya di media sosial. PDF itu dibagikan dengan cepat oleh para netizen dan terjadilah perde

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 9

    Aku tidak menelepon polisi, berpura-pura tidak melihat apa-apa dan pergi mencari Nenek.Aku tidak tahu siapa yang menelepon polisi.Keesokan harinya, aku mendengar bahwa Indah mengalami keguguran karena terjatuh dan terpaksa rahimnya diangkat.Dia tidak bisa hamil lagi seumur hidupnya.Setengah bulan kemudian, Dinda mengirim tautan siaran langsung.Indah memaki-maki Raka di sana.Dia seperti kesurupan.Seperti orang gila."Bajingan itu selingkuh dan membohongiku. Dia membuat rahimku diangkat! Aku akan mengutuknya sampai mati!""Setelah aku keguguran, dia nggak meneleponku sekalipun atau peduli denganku! Semoga dia hancur! Bangkrut!""Bangkrut! Hancur!"Dua kalimat yang paling banyak menghiasi layar di kolom komentar."Gila! Kamu harus menemui psikiater.""Kalian, cepat panggil kepala rumah sakit jiwa."Aku duduk di kursi goyang sambil makan semangka, menonton siaran langsung dengan penuh minat.Tiga bulan kemudian, sidang sesi kedua.Sama seperti yang dikatakan Deren.Pada sidang kedua

Latest chapter

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 9

    Aku tidak menelepon polisi, berpura-pura tidak melihat apa-apa dan pergi mencari Nenek.Aku tidak tahu siapa yang menelepon polisi.Keesokan harinya, aku mendengar bahwa Indah mengalami keguguran karena terjatuh dan terpaksa rahimnya diangkat.Dia tidak bisa hamil lagi seumur hidupnya.Setengah bulan kemudian, Dinda mengirim tautan siaran langsung.Indah memaki-maki Raka di sana.Dia seperti kesurupan.Seperti orang gila."Bajingan itu selingkuh dan membohongiku. Dia membuat rahimku diangkat! Aku akan mengutuknya sampai mati!""Setelah aku keguguran, dia nggak meneleponku sekalipun atau peduli denganku! Semoga dia hancur! Bangkrut!""Bangkrut! Hancur!"Dua kalimat yang paling banyak menghiasi layar di kolom komentar."Gila! Kamu harus menemui psikiater.""Kalian, cepat panggil kepala rumah sakit jiwa."Aku duduk di kursi goyang sambil makan semangka, menonton siaran langsung dengan penuh minat.Tiga bulan kemudian, sidang sesi kedua.Sama seperti yang dikatakan Deren.Pada sidang kedua

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 8

    Raka terlihat ragu."Aku akan minta dia menggugurkannya, ya?"Aku menjawab sambil tersenyum."Dari awal sampai akhir, kamu benar-benar sampah."Aku berbalik dan masuk ke dalam mobil Dinda, tidak melirik sekalipun Raka yang ada di belakangku.Tidak lama setelah itu, pengacara Deren menelepon untuk menenangkanku."Persentase kasus perceraian yang diputuskan pada sesi kedua adalah tujuh puluh persen. Aku yakin kamu nggak perlu merasa sedih."Aku tersenyum tipis."Kalau sidang pertama langsung diputuskan cerai, justru itu terlalu baik buat Raka.""Apa maksudmu?"Aku tidak mengatakan apa-apa.Tentu saja aku akan menyiapkan serangan balik.Malam itu, aku mengirimkan sebuah PDF yang sudah aku siapkan jauh-jauh hari.PDF itu berisi kejadian-kejadian sejak pertama kali Raka pacaran dengan Indah sampai sekarang.Isinya 20 halaman penuh. Bisa dikatakan ini adalah inti kejadian yang sebenarnya.Aku mengunggahnya di media sosial. PDF itu dibagikan dengan cepat oleh para netizen dan terjadilah perde

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 7

    "Mentang-mentang hamil, kamu memperlakukan diri sendiri seperti ratu? Lihatlah, pria sukses mana yang mau diatur sama istrinya? Lagi pula, hanya laki-laki kuat yang bisa jadi anakku!"Aku pikir Raka akan bersikap lebih baik pada Indah, tetapi aku tidak menyangka Indah akan diperlakukan sama sepertiku.Sepertinya ketulusan yang disebut-sebut Raka itu palsu. Dia akan menyiksa wanita yang dicintainya menjadi bulir-bulir nasi.Aku menggelengkan kepala dengan sedih."Dia ternyata nggak berubah, hanya peduli dengan dirinya sendiri. Orang lain nggak akan berpengaruh apa pun kepadanya."Saat itu, jika aborsi tidak berisiko bagi tubuhku, aku mungkin sudah melakukan aborsi sejak lama.Pandangan Dinda sesekali tertuju ke meja belakang.Dia mengumpat sepanjang waktu. Harus aku akui bahwa dia memang seorang ahli, karena setiap kata-katanya mengena ke dalam hatiku.Ketika kami selesai makan dan memanggil pelayan untuk membayar tagihan, Raka tiba-tiba memperhatikanku.Matanya yang gelap berkilat kare

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 6

    Di gelang itu tertera angka tiga puluh gram.Masih jauh dari berat emas yang diberikan kepada Indah.Belum lagi, Raka juga membelikan Indah sebuah rumah bulan ini.Permintaan maaf seperti ini sebenarnya sangat tidak tulus."Raka, saat kamu membujuk Indah, kamu mengeluarkan uang dua miliar. Sekarang, kamu membujukku hanya dengan emas seharga enam puluh juta."Aku berkata sambil menggelengkan kepala."Kalau nggak salah ingat, kamu kasih gelang ini untukku karena Indah nggak mau. Benar nggak?"Beberapa hari yang lalu, aku melihat gelang emas yang diunggah Indah di statusnya.Ada orang yang meninggalkan komentar di bawahnya."Apa hadiah pertama sudah semahal ini?"Indah melampirkan foto gelang emas tersebut."Dia orang biasa, hanya mampu memberikan gelang emas seharga enam puluh juta saat awal.""Aku merajuk selama beberapa hari dan dia memberiku emas yang lebih besar dan lebih mahal. Oh iya, dia juga habis memberiku rumah."Banyak orang yang meninggalkan komentar iri."Kakak, buat buku da

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 5

    Mata hitam Raka berkilat tidak tega, lalu dia menambahkan."Kamu tunggu di luar dulu. Aku antar kamu pulang nanti."Setelah itu, Indah baru dengan enggan melangkah keluar dari pintu."Tanda tangani." Aku berkata dengan suara dingin.Raka tiba-tiba duduk di tepi ranjang dan menggenggam tanganku."Sayang, maafkan aku. Anggap saja semua ini nggak pernah terjadi. Bukannya kita sudah punya anak? Kita jalani hidup kita dengan baik dan besarkan anak kita bersama, ya?"Aku melirik Indah yang sedang mengintip dari balik pintu, lalu menjawab."Lalu dia gimana? Kamu bisa memutuskan hubungan dengannya?"Mata gelap Raka penuh dengan kecemasan dan keraguan. Dia menjawab dengan susah payah."Aku sudah putuskan. Kamu akan tinggal di selatan dan dia akan tinggal di utara. Kalian nggak akan saling mengganggu, ya?"Plak!Aku langsung bangun dan menampar Raka dengan keras!Tamparan ini karena dia sudah selingkuh dan harus tepat mengenai wajahnya."Satu di selatan dan satu di utara? Raka, kita cerai saja!"

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 4

    Entah sudah berapa lama, tetapi ketika aku bangun, bau disinfektan yang menyengat tercium dari hidungku.Raka menatapku dengan gugup."Kamus sudah merasa lebih baik? Apa ada yang nggak nyaman?"Aku menatapnya dengan dingin, tidak merasakan apa-apa selain mual."Sudah kamu tanda tangani? Kita cerai saja."Raka terdiam dan menghela napas panjang."Sayang, kamu bisa berhenti buat masalah nggak? Coba pikirkan, pertengkaran kita yang mana yang bukan karena ulahmu? Keluarga yang bahagia ini akan hancur berantakan karena kamu."Aku tersenyum dingin dan menatap Raka yang ada di depanku, entah kenapa merasa dia makin asing."Kalau kamu nggak main-main sama wanita lain, kamu pikir aku bakal buat masalah? Setia, hal yang paling mendasar dalam hubungan saja nggak bisa kamu lakukan, sekarang kamu nyalahin aku?"Perkataanku begitu menohok, membuat Raka pias."Kamu bisa tanya, orang kaya mana yang cuma punya istri satu? Kamu ingin suamimu menemanimu setiap saat, ada berapa orang yang bisa melakukanny

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 3

    Aku memesan penerbangan untuk lima hari dari sekarang, lalu mengirim pesan kepada pengacaraku, memastikan bahwa aku harus mendapatkan hak asuh anak.Setelah melakukan itu, aku bangkit dan menuju kamar, siap untuk tidur nyenyak.Raka melihat kepergianku dan berkata dengan marah."Aku lagi bicara, kamu mau ke mana?""Mau istirahat."Aku mengedipkan mata ke arahnya dengan tenang.Saat aku berjalan ke kamar tidur, terdengar suara sesuatu yang dibanting dari ruang tamu.Perceraian berjalan seperti yang diharapkan.Tiga hari kemudian, aku hendak mengemasi koper, tiba-tiba mendapat telepon dari Raka."Lousa Bar di Kota Umare. Cepat ke sini sekarang juga."Angin di Kota Umare cukup besar. Aku habis melahirkan, jadi nggak baik kalau pergi ke sana.Aku ingin menolak, tetapi Raka menelepon lagi.Ketika aku tiba di bar dengan penampilan terbungkus rapat oleh jaket, aku melihat Indah dan Raka duduk bersebelahan dengan intim.Orang-orang di sekeliling mereka menatapku dari atas ke bawah dan mencibir

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 2

    "Aku sibuk. Aku bakal memanfaatkan waktu buat kerja, bukan buang-buang waktu buat kamu! Kamu banyak sekali masalah ketika lagi hamil. Kalau nggak bisa jalan, ke rumah sakit saja!"Aku mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada Raka lagi."Aku cuma punya satu permintaan. Anak ikut denganku dan bagianku nggak boleh kurang satu sen pun."Raka segera membalas pesanku."Ada hal penting yang harus aku lakukan hari ini.""Jangan marah, besok aku pulang."Tiga hari kemudian, aku tidak bertemu Raka sampai dokter memberitahukan bahwa aku sudah boleh pulang.Duduk di dalam mobil, aku melihat gedung yang aku lewati, kenangan masa lalu pun kembali muncul.Aku dan Raka bertemu dan jatuh cinta saat kuliah.Pada tahun pertama pernikahan kami, Raka memulai bisnis pertamanya dan terlilit utang setelah sahabatnya menipunya.Pada saat itu, aku bekerja tiga pekerjaan dalam sehari untuk membantunya melunasi utang-utangnya. Malamnya saat pulang, aku masih harus mencuci pakaian dan memasak untuknya.Sampai us

  • Suamiku dan Selingkuhannya   Bab 1

    Seolah-olah merasakan suasana hatiku yang sedang tidak baik, anakku tiba-tiba menangis.Aku mencoba menenangkannya dan dua jam kemudian dia akhirnya kembali tenang.Selama itu pula, Raka tidak menelepon untuk memberi penjelasan.Indah masih mengunggah cerita lain.Dia mengunggah tiga foto kalung emas secara langsung, membuat orang-orang mulai bergosip.Kolom komentar langsung menunjukkan 99+, yang semuanya menunjukkan rasa iri mereka.Aku memperhatikan dengan seksama bahwa ada komentar dari Raka di antara mereka"Aku beliin buat kamu hari ini, dua puluh tahun lagi aku akan membelikan satu set untuk putri kita.""Sayang, kamu memang yang terbaik, aku mencintaimu."Interaksi antara dua akun itu langsung mencolok penglihatanku. Aku melihat bayi yang tertidur di ranjang bayi.Sepertinya Raka sudah lupa bahwa dia memiliki seorang putra yang baru berusia enam hari.Lagi pula, saat aku melahirkan, Raka mengatakan bahwa dia sibuk dengan pekerjaannya, jadi tidak bisa menemani persalinanku.Bela

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status