Keesokan harinya, Nick sudah meninggalkan rumah sejak pukul sembilan pagi, meninggalkan keheningan yang menyelimuti seluruh rumah. Merasa bosan dan kesepian, Alexa memutuskan untuk keluar mencari pemandangan yang menyenangkan di sekitar tempat tinggalnya."Dunia seluas ini tapi aku tidak punya teman sama sekali." gumamnya sambil tersenyum getir.Ia terus melangkah hingga tiba di salah satu tempat wisata yang sepi pengunjung pada jam kerja. Alexa duduk di sebuah bangku, menatap pemandangan di depannya."Bukan hanya kesepian, tapi aku juga tidak punya pekerjaan. Tak mungkin aku meminta pekerjaan pada Nick, pria itu sudah pasti tidak akan mengizinkan." Alexa menghela nafas dalam-dalam.Di satu sisi, Alexa tidak yakin mempertemukan Nick dengan ayahnya, Steve. Ayahnya adalah pecandu alkohol yang cukup berat sejak keluarga Robinson bangkrut beberapa tahun lalu. Apa alasan Nick ingin menemui Steve? Jangan-jangan Nick akan mengungkapkan perjanjian yang dibuat dengan Alexa?"Jika sampai Nick m
"Kamu masih saja hebat bermain bowling. Kenapa tidak ada turnamen bowling yang kamu ikuti? Aku yakin kalau kamu ikut pasti kamu bisa menang." ucap Juan sambil menawarkan satu kaleng minuman.Alexa terkekeh geli, mendadak saja moodnya hari ini menjadi bagus. "Aku rasa begitu mereka mengetahui nama belakangku, mereka pasti akan mengeluarkanku dari daftar lomba.""Apa yang kamu katakan, semua perlombaan itu harus adil. Tapi sayangnya aku belum pernah mendengar ada lomba bowling di kota ini." Juan duduk lalu membuka kaleng minumannya, tapi saat melihat milik Alexa belum dibuka, ia pun menyerahkan miliknya."Kamu minum yang sudah aku buka." katanya.Alexa tersenyum tipis, inilah yang membuatnya menyukai Juan dulu. Pria ini memiliki sifat yang ramah dan selalu memberikan act of service yang disukai oleh para wanita. "Apa kegiatanmu setiap hari? Kamu kerja dimana agar aku bisa bertemu denganmu lebih sering. Mungkin aku perlu menjemputmu pulang dari pekerjaanmu sesekali." ucap Juan.Alexa men
Beberapa hari ini semenjak Nick tidak ada di rumah, Alexa lebih sering bertemu dengan Juan. Ia juga mulai bekerja di toko kue milik Juan untuk mengisi waktu senggang yang ia miliki. Kehidupan sehari-hari Alexa terasa lebih menyenangkan dengan pekerjaan barunya."Bagaimana hari ketiga mu bekerja di toko kue?" tanya Juan, pria itu menatap Alexa dari seberang meja kasir."Aku menyukai pekerjaan ini," jawabnya. Perhatiannya tertuju pada noda cat di baju Juan. "Kamu baru selesai melukis? Baju mu terkena noda cat."Juan melihat ke bawah, mencoba membersihkan noda di bajunya. "Tidak bisa hilang, nanti aku akan membersihkannya. Oh ya, Alexa. Nanti malam ada reuni yang dilakukan teman-teman saat SMA dulu, bagaimana kalau kamu ikut?""Aku tak pernah mengikuti acara reuni.""Kalau begitu kamu harus ikut, aku juga tidak pernah hadir saat acara reuni dilakukan karena posisiku saat itu ada di Inggris. Bagaimana kalau kita datang bersama nanti malam?"Alexa terdiam, kalau ia datang akan ada kemungki
Tiba di luar ruangan, Juan melepaskan tangan Alexa. "Juan, apa yang Laura katakan itu—" "Alexa," sela Juan, menundukkan wajah sejenak sebelum menatapnya kembali. "Jadi ... kamu sudah menikah?" tanyanya untuk memastikan. Alexa terdiam beberapa detik, lalu mengangguk. "Aku bisa jelask—" "Apa yang mau dijelaskan? Kenapa kamu tidak mengatakan dari awal kalau kamu sudah menikah?" Juan memotongnya lagi, suaranya mengandung kekecewaan. Pria itu menghembuskan nafas kasar. "Aku akan memesankan taksi untuk mengantarmu, sebaiknya kamu pulang karena kondisi di ruang acara sedang tidak memihakmu. Maaf karena aku semua jadi seperti ini, harusnya aku tidak memaksamu untuk hadir di acara reuni." lanjutnya. Alexa membuka mulut untuk berbicara, tapi Juan sudah lebih dulu menghentikan sebuah taksi dan membuka pintu untuknya. Dengan berat hati, Alexa masuk ke dalam mobil, membiarkan Juan menutup pintu. Begitu mobil menjauh, Alexa melihat Juan kembali masuk ke pesta. Hatinya terasa tidak nyaman, Ale
Sekujur tubuh Alexa rasanya nyeri saat bangun dipagi hari, ia duduk lalu menoleh melihat Nick berdiri di balkon hanya menggunakan celana panjangnya tanpa atasan."Astaga, pinggangku rasanya mau patah." gerutu Alexa membuat Nick yang berdiri membelakanginya akhirnya berbalik.Pria itu menghisap rokoknya, asap keluar dari bibir Nick sebelum menekan sisa rokok ke meja dan menghampiri Alexa sambil menyeringai."Hari ini kamu tidak perlu ke toko kue milik pria itu, aku tidak mengizinkan dirimu bertemu pria itu lagi." katanya sambil mendekati Alexa.Nick menyentuh dagu perempuan itu, menatapnya dengan tatapan penuh ancaman. Nick tidak suka melihat Alexa dekat dengan pria manapun diluar jam kerja, sekalipun di jam kerja ia tak akan membiarkannya.Karena itu Nick tidak mau Alexa bekerja karena akan membuat perempuan ini berinteraksi dengan pria-pria di luar sana nanti. Nick menghela nafas, tanpa mengatakan apapun ia meninggalkan Alexa."Nick, aku bosan tinggal di rumah ini tanpa melakukan apa
Hingga sore hari, Alexa tetap bertahan di rumah, tidak ke mana-mana. Ponselnya pun senyap, tanpa pesan atau panggilan masuk. Alexa berharap Juan akan menghubunginya lebih dulu, memberi kesempatan baginya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kemarin.Namun, hingga saat ini, tidak ada kabar dari Juan. Apakah pria itu marah? Hari ini Alexa juga tidak pergi ke toko kue karena Nick melarangnya."Kini semua orang menghakimi diriku sebagai perebut calon suami orang lain." gumamnya.Pengkhianatan yang dilakukan Laura dan sandiwara yang dibuatnya telah membuat semua orang di pesta itu menghujat Alexa. Ia tidak tahu bagaimana cara menghilangkan tatapan kebencian mereka. Dari awal, Alexa tidak merebut Nick dari Laura. Justru Laura yang melarikan diri dari Nick."Aku perlu bertemu Juan," Alexa memutuskan, bangkit dari duduknya dan menuju ke toko kue tempatnya bekerja.Toko terlihat sangat ramai sore itu. Alexa merasa ragu untuk masuk dan bertemu langsung dengan Juan. Namun, di sisi lain,
Setelah semalam dibuat kesal oleh Alexa, pagi ini Nick melampiaskannya dengan olahraga selama satu setengah jam. Pria itu keluar dari ruang olahraga dengan tubuh sudah berkeringat, langkahnya menuju meja makan dimana pelayan sudah menyiapkan jus sayur untuknya."Apa wanita itu sudah bangun?" tanya Nick."Belum, Tuan. Nyonya belum terlihat, sepertinya masih tidur."Nick meneguk habis jus sayur miliknya lalu menoleh saat melihat Alexa berjalan menghampiri dengan penampilan sangat berantakan. Rambut tidak diikat, baju yang kusut dan wajah yang tengah mengernyit menahan sakit kepala."Kepalaku pusing sekali, apa ada obat yang bisa menghilangkan sakit kepalaku?" tanya Alexa, tatapannya sekilas bertemu dengan Nick, tapi Alexa abaikan untuk mengambil air minum.Nick berkacak pinggang melihat Alexa dari belakang. "Kamu itu Nyonya Robert di rumah ini, Alexa. Bisakah kamu perbaiki penampilanmu itu?""Di rumah ini selain aku, dirimu dan beberapa pelayan. Memang ada yang peduli dengan penampilank
Setelah menemani Nick bekerja selama beberapa jam hingga waktu makan siang, sorenya Nick mengajak Alexa ke suatu tempat tanpa menyebutkan tujuannya."Aku memang mengatakan padamu kalau aku bosan berdiam diri di rumah tanpa kegiatan, tapi bukan berarti kamu hanya menjadikanku patung di ruang kerjamu untuk memperhatikan kau bekerja." gerutu Alexa.Nick yang sedang mengemudi menoleh sebentar lalu fokus kembali mengendarai mobilnya. "Kamu cerewet sekali, aku menyuruhmu diam di rumah dan kamu mengatakan bosan. Lalu saat aku membawamu ke perusahaan, kamu juga mengeluh hal serupa.""Aku ingin bekerja, Nick. Bukan memperhatikanmu bekerja. Dua hal itu jelas sangat berbeda, apa kamu tidak mengerti?"Nick menyentuh sisi pelipisnya mendengar ocehan Alexa. "Kalau begitu akan aku tambah uang yang ada di black card milikku yang kamu pegang."Kalimat Nick membuat Alexa melebarkan matanya. "Astaga, aku tidak butuh uangmu. Kalau memang aku membutuhkannya, pasti sudah aku habiskan semua uang yang ada di
Hari yang dinanti akhirnya tiba, pertengahan musim semi yang sempurna, seperti yang Juan dan Alexa impikan. Pesta pernikahan mereka tak digelar di gedung mewah di pusat kota Houston, melainkan di tepi danau yang tenang dengan latar alam yang memukau. Suasana yang romantis dan intim ini benar-benar mencerminkan keinginan mereka untuk merayakan cinta dalam kesederhanaan yang elegan.Lebih dari seratus tamu hadir, terdiri dari keluarga dan sahabat yang mengenal pasangan itu dengan baik. Saat Alexa tiba di lokasi, ditemani oleh ayahnya, Steve, ia merasakan getaran bahagia dan haru yang tak bisa disembunyikan.Sebelum turun dari mobil, Steve meraih tangan putrinya. "Pada akhirnya, aku bisa mengantarmu sebagai wali di hari pernikahanmu," ucapnya dengan tulus, penuh kebanggaan.Alexa membalas senyum ayahnya, dan dengan lan
Hari demi hari berlalu dengan cepat, dan Alexa semakin menjauh dari Nick. Bukan karena kebencian, tetapi karena ia ingin menghargai perasaan Juan, pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Alexa tahu, menjaga jarak dengan Nick adalah yang terbaik demi kebahagiaan mereka semua.Persiapan pernikahan berjalan dengan lancar, setiap detail diperhatikan oleh Juan, dari pemilihan cincin hingga pemesanan gaun pernikahan. Hidup Alexa kini dipenuhi dengan canda dan tawa, terutama saat ia berada di dekat Juan. Ada perasaan hangat yang mengalir di antara mereka, sebuah kebahagiaan yang tak tergantikan."Menurutmu, aku perlu memilih gaun yang cantik?" tanya Alexa sambil tersenyum ketika Juan tengah mengukur tubuhnya untuk pembuatan baju."Tentu saja. Hari pernikahan ini harus menjadi yang paling spesial untukmu. Pilihlah ga
Alexa menutup pintu kamar Brian dengan perlahan, memastikan putranya tidur dengan nyaman. Saat berbalik, ia terkejut mendapati Nick sudah berdiri di sana, tanpa suara."Kamu tidak terburu-buru pulang, kan? Pelayan sudah menyiapkan makan siang. Setidaknya makanlah dulu," ujar Nick dengan nada lembut, meski ada kekhawatiran terselip di sana.Alexa menghela napas, menimbang sejenak. "Sepertinya aku akan langsung pulang," tolaknya, walau terdengar ragu.Nick tak menyerah begitu saja. "Kamu baru tiga jam di sini. Apa itu cukup untuk bermain dengan Brian?"Kata-kata Nick membuat Alexa berhenti sejenak. Tanpa banyak bicara, ia turun ke meja makan, di mana makanan favoritnya sudah tertata rapi. Ia duduk, menoleh sebentar ke arah Nick, lalu mulai makan dalam diam.
Mimpi? Tidak, ini bukan mimpi. Saat Alexa membuka mata dan melepaskan pelukan dari Juan, ia sadar seratus persen kalau ini bukan mimpi. Alexa mendongak menatap Juan yang tersenyum lembut menatapnya, sentuhan tangan Juan membuat Alexa sejenak memejamkan mata."Kenapa tidak kau katakan dari awal kalau wanita yang kerap kali kamu ceritakan padaku adalah diriku sendiri?" tanya Alexa."Karena aku tidak mau hubungan kita menjadi renggang setelah kamu tau perasaan yang aku pendam padamu selama ini. Tapi, aku sudah memastikan bahwa kamu juga menyukai diriku sebelum memutuskan untuk melamarmu."Alexa tersenyum manis, tak tahan dengan wajah cantik di wajah Alexa. Juan membingkai wajah perempuan itu, tanpa segan memberika ciuman mesra untuk Alexa. Dengan senang hati Alexa menerima sentuhan tersebut, mengalungkan
Setelah menembus cukup jauh ke dalam hutan, Juan dan Alexa menemukan rimbunan buah beri liar yang segar. Tanpa ragu, Alexa langsung memetik dan menyantapnya, menikmati rasa manis dan asam yang meledak di mulutnya. Matahari menyelinap di antara pepohonan, menciptakan kilauan cahaya yang mempercantik setiap sudut hutan yang mereka jelajahi.Juan, yang berjalan tak jauh di belakang Alexa, membuka percakapan dengan suara tenang namun penuh rasa ingin tahu, "Kau sering berkomunikasi dengan Nick?"Alexa menoleh, sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, namun segera menjawab, "Jarang. Kami hanya berkomunikasi kalau itu tentang Brian. Selebihnya, tak ada. Sepertinya memang sebaiknya begitu, mengingat satu-satunya yang masih menghubungkan kami hanyalah Brian."Juan berhenti sejenak, memperhatikan ekspresi Alexa
Penolakan tetap Juan dapatkan, Alexa lebih memilih menahan gairahnya ketimbang menjalani hubungan intim tanpa status. Kini keduanya tidur bersebelahan, tidak ada yang saling bicara selain suara hujan yang terdengar masih belum berhenti."Kamu pasti mencintai wanita dari masa lalumu itu, tapi kenapa kamu mendekatiku dengan cara seperti ini, Juan? Apa kamu ingin menjadikan aku pelarian untuk memuaskan nafsumu?" tanya Alexa dengan nada datar.Juan langsung menoleh, ingin rasanya ia mengatakan sekarang kalau perempuan yang Alexa maksud adalah dirinya sendiri. Namun masih belum, Juan ingin menciptakan suasana yang romantis saat ia mengutarakan perasaannya."Jadi, kamu berpikir kalau aku menjadikanmu pelarian karena berpikir aku masih mencintai wanita itu?"Alexa mengganggu. "
Juan mengumpulkan ranting kayu untuk membuat api unggun nanti malam, sementara Alexa asyik menikmati pemandangan yang menakjubkan. Musim semi memang waktu yang sempurna untuk wisata alam, dan meskipun awalnya tidak menyangka akan bepergian dengan Juan, Alexa merasakan ketenangan yang aneh di dalam dirinya.Masa depan selalu penuh kejutan bagi Alexa. Di satu sisi, ia bisa menikmati kedamaian saat ini, tapi disisi lain, ia tahu betul bahwa hidup bisa berubah kapan saja. Namun, setidaknya selama sebulan terakhir, Alexa telah menemukan cara untuk memaafkan dirinya sendiri dan menghadapi hari-hari yang tak terduga.Sambil bersantai di dekat camper van, aroma harum dari dalam menarik perhatian Alexa. Tertarik, ia melangkah masuk dan menemukan Juan sedang sibuk memasak. Ia berdiri di pintu, tersenyum kecil sambil memperhatikan Juan yang tampak begitu bersemangat.
Dua hari berlalu dan kondisi Brian sudah jauh lebih baik, sesuai yang Alexa janjikan sebelumnya kalau Brian sudah sembuh maka ia akan mengembalikanya pada Nick. Tentu berat bagi Alexa setiap kali menyerahkan putranya pada Nick, namun ia tak punya pilihan lain.Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, Alexa tiba di sebuah rumah yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya bersama, Nick. Namun rumah tersebut kini hanya meninggalkan kenangan indah sekaligus pahit secara bersamaan.Sambil menghembuskan nafas panjang, Alexa menatap Brian yang juga menatapnya dengan mata beningnya. Setelah memantapkan hati, Alexa berjalan dan mengetuk pintu rumah Nick. Perlu menunggu beberapa detik sampai pintu akhirnya terbuka, Nick berdiri memperlebar pintu rumahnya."Masuklah," katanya mempersilahkan dengan suara datar.
Kondisi Olivia masih belum sadar, Juan pun akhirnya pulang saat toko sudah tutup. Suasana terlihat sepi, mungkinkah Alexa ada di kamar? Tapi saat Juan naik ke lantai dua dan masuk ke kamar Alexa, kamar tersebut kosong.Alhasil Juan kembali turun, duduk di salah satu kursi pelanggan di toko kue sambil menunggu Alexa. Mungkin saja Alexa sedang merefreshkan diri setelah sibuk seharian bekerja.Juan membuka ponsel melihat berita, termasuk kemajuan berita tentang Sofia yang sempat menjadi buronan. Dan ternyata Sofia sudah melewati sidang, hukuman lima belas tahun penjara karena mengedarkan obat ilegal. Sepupu Nick juga mendapatkan hukuman serupa, perkembangan perusahaan Nick juga mulai stabil.Melihat itu Juan tersenyum tipis sampai suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. "Kamu sudah pulang rupanya," ucap Alexa."Aku tadi ke rumah sakit untuk melihat kondisi Olivia, Mia bilang kamu sempat menghubungiku, tapi maaf aku tidak menghubungimu lagi karena ponselku kehabisan daya." kata Juan